Anda di halaman 1dari 1

ESSAI

KEISLAMAN, NDP DAN AMALIYAH AN NAHDLIYIN


Wilda Nailatin Fitriyana

Satria Wicaksana

Sebagai warga pergerakan sudah semestinya kita memiliki pengetahuan


tentang keislaman, nilai dasar pergerakan dan amal perbuatan lahir atau dikenal
dengan amaliyah an nahdliyin. Aswaja sebagai manhaj al fikr digunakan sebagai
dasar untuk berfikir, lalu implementasinya bias kita tuangkan dalam manhaj al
harakah atau metode bergerak berdasarkan rumusan-rumusan yang telah ditetapkan
dalam nilai dasar pergerakan.

Seperti yang kita ketahui kontroversi Aswaja muncul semenjak kemandekan


berfikir karena kita mengadopsi mentah-mentah paham aswaja secara qoulun
(kemasan praktis pemikiran aswaja). Sejarah masuknya islam diindonesia pada abad
7 dan abad 8 yang dibawa langsung oleh bangsa arab.

Kedudukan nilai dasar pergerakan yakni sebagai landasan berfikir dan


bergerak. Fungsinya sebagai kerangka refleksi yakni merenungkan setiap gerakan dan
tindakan organisasi, kerangka aksi sebagai landasan etos gerak organisasi dan setiap
anggotanya. Kerangka motivasi (ideologis) menjadi sebuah rujukan dari setiap
langkah yang dilakukan.

Dalam setiap pergerakannnya PMII selalu didasari dengan Al Qur`an, Al


Hadist, Al Ijma` dan Al Ijtihad. Maka sudah jelas bahwa setiap pergerakan PMII
selalu memiliki dasar, otomatis tidak akan menyalahi aturan agama atau bergerak
seenaknya sendiri.

Prinsip-prinsip Aswaja yang selalu dipegang oleh warga nahdliyin ada empat,
diantaranya :

1. Tawasut (Moderat) yaitu dalam setiap pergerakan PMII tidak pernah memihat
pada blok kanan maupun kiri, ia selalu berada ditengah-tengah.
2. Tawazun, berimbang dalam penggunaan dalil aqli dan naqli dalam setiap
permasalahan yang mereka alami.
3. Ta`adul, adil dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah. Adil tidak harus
sama.
4. Tasamuh, toleran, menghargai segala kenyataan perbedaan. Ini dimaksudkan
untuk menghargai mereka yang berbeda agama, bahwa “Agamamu Agamamu
Agamaku Agamaku”.

Anda mungkin juga menyukai