Anda di halaman 1dari 41

BAHAN AJAR MATEMATIKA

KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

Disusun Oleh:
Nama : Try Jayanti, S.Pd.I
NIM : 2253B31089
No. UKG : 201503647976
LPTK : UPGRIS
(Universitas PGRI Semarang)

PPG DALJAB KATEGORI I GELOMBANG KE-2


TAHUN 2022

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia serta nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan bahan ajar
ini. Tak lupa pula peneliti sampaikan Shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah SAW,
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang beriman yang selalu berjuang dijalan Allah SWT.
Penyelesaian Penulisan bahan ajar ini tentunya berkat bantuan bimbingan serta dukungan
yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan ucapan
terima kasih dan rasa hormat yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu.
Adapun pihak-pihak yang ikut dalam menyelesaikan skripsi yaitu :
1. Bapak Dr. Rasiman, M.Pd selaku dosen mata kuliah pengembangan bahan ajar, yang telah
membimbing hingga bahan ajar ini dapat terselesaikan.
2. Ibu Gunarti Krisnaningsih, S.Pd., MM selaku guru pamong, yang telah membimbing hingga
bahan ajar ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
3. Ibu Dina Prasetyawati, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah pengembangan bahan ajar, yang
telah membimbing hingga bahan ajar ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Amanati Rochmah, S.Pd., M.Pd selaku guru pamong, yang telah membimbing hingga
bahan ajar ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
5. Teristimewa untuk Orang tua tercinta, Ibunda Kemi dan Ayahanda Selamat yang tiada
pernah henti memberiku semangat, do’a, dorongan, nasihat dan cinta kasih serta
pengorbanan yang tak tergantikan
6. Teristimewa untuk suami tercinta Ahmad Dermawan pasaribu dan buah hati tercinta
Muhammad Hasby Ramadhan Pasaribu yang tiada pernah henti memberiku semangat,
do’a, dorongan, nasihat dan cinta kasih serta pengorbanan yang tak tergantikan
7. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun bahan ajar ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti dengan
balasan yang lebih baik lagi, Aamiin ya Rabbal Alaamiin. Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk kesempurnaan bahan ajar ini. Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan bahan ajar ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan
bahan ajar ini. Semoga bahan ajar ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiiin

Kandis, 25 November 2022

Try Jayanti, S.Pd.I


i

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
I. Tinjauan Umum 1
A. Kompetensi Dasar 1
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1
C. Materi Prasyarat 1
D. Petunjuk Bagi Peserta Didik untuk Mempelajari Bahan Ajar 10
II. Pendahuluan 11
A. Deskripsi Singkat atau Gambaran Umum Tentang Cakupan Materi 11
B. Manfaat 11
C. Tujuan Pembelajaran 15
III. Penyajian Materi 16
A. Uraian atau penjelasan materi yang dibahas secara rinci dengan 16
diikuti contoh – contoh atau ilustrasi
B. Latihan yang berisi aktivitas atau kegiatan yang harus dilakukan 30
peserta didik setelah membaca dan mempelajari materi
C. Rangkuman 31
IV. Penutup 32
A. Tes Formatif dan Kunci Jawaban 32
B. Tindak Lanjut (Remidi dan Pengayaan) 35
DAFTAR PUSTAKA 37

ii

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
I. Tinjauan Umum

A. Kompetensi Dasar
1. Kompetensi Dasar Pengetahuan
3.6. Menjelaskan dan menentukan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar
2. Kompetensi Dasar Keterampilan
4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar Pengetahuan
(Berbasis HOTS ditunjukkan dengan KKO)
3.6.1. Membandingkan dua bangun yang sebangun atau kongruen melalui model bangun datar
(C4)
3.6.2. Menilai kesesuaian syarat yang dimiliki dua bangun datar yang sebangun atau kongruen
melalui model bangun datar (C5)
3.6.3. Merencanakan membuat bentuk kesebangunan dan kekongruenan menggunakan alat dan
bahan yang ada di lingkungan sekitar (C6)
3.6.4. Mengembangkan bentuk kesebangunan dan kekongruenan (C6)
3.6.5. Memodifikasi struktur bentuk kesebangunan tertentu menggunakan alat dan bahan
tertentu menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekitar (C6)
2. Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar Keterampilan
(Berbasis HOTS ditunjukkan dengan KKO)
4.6.1. Mendesain mind map bentuk kesebangunan dan kekongruenan menggunakan alat dan
bahan yang ada di lingkungan sekitar (P5)
4.6.2. Memodifikasi rancangan bentuk kesebangunan dan kekongruenan menggunakan alat dan
bahan yang ada di lingkungan sekitar sesuai dengan syarat – syarat kesebangunan dan
kekongruenan (P4)
4.6.3. Menentukan rancangan bentuk kesebangunan dan kekongruenan menggunakan alat dan
bahan yang ada di lingkungan sekitar sesuai dengan syarat – syarat kesebangunan dan
kekongruenan (P5)
4.6.4. Membuat bentuk kesebangunan dan kekongruenan menggunakan alat dan bahan yang ada
di lingkungan sekitar sesuai dengan syarat – syarat kesebangunan dan kekongruenan (P5)

C. Materi Prasyarat
Sebelum belajar tentang kesebangunan dan kekongruenan, sebaiknya kita
mengingat kembali materi prasyarat untuk meteri bangun datar, teorema pythagoras dan
jumlah sudut pada segitiga, adapun materinya yaitu:
1

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
a. Bangun Datar
Pengertian Bangun Datar
Bangun datar merupakan salah satu topik yang mempelajari objek atau bentuk
berbentuk dua dimensi. Bangun dua dimensi merupakan bangun yang memiliki keliling dan
luas, tetapi tidak memiliki isi (volume). Bangun datar banyak diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Simak penjelasan di bawah ini. Bangun Datar dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Bangun datar telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh
penerapannya yaitu bentuk ubin yang menyerupai bangun persegi dan sisi meja menyerupai
bentuk persegi panjang. Selain itu, ketika kalian bermain layang-layang, objek layang-layang
menyerupai bangun layang-layang, dan masih banyak penerapan bangun datar yang lainnya.
Konsep terkait keliling dan luas bangun datar juga banyak diterapkan untuk menyelesaikan
permasalahan sehari-hari. Berikutnya akan dijelaskan mnegenai macam-macam bangun datar.
Macam-Macam Bangun Datar
Perhatikan gambar berikut.

Pada gambar di atas terdapat macam-macam bangun datar seperti bangun persegi,
persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang, dan
lingkaran. Pembahasan selanjutnya yaitu terkait sifat-sifat bangun datar.

Sifat-Sifat Bangun Datar


Berikut merupakan sifat-sifat bangun datar.
1. Persegi

Sifat-sifat persegi yaitu sebagai berikut.


 Memiliki empat sisi yang sama panjang (dua pasang sisi yang sejajar).
 Mempunyai empat sudut siku-siku.
 Memiliki dua diagonal yang saling berpotongan tegak lurus.

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
2. Persegi Panjang

Sifat-sifat persegi panjang yaitu sebagai berikut.


 Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang.
 Keempat sudutnya siku-siku.
 Memiliki dua diagonal yang sama panjang.

3. Segitiga

Berdasarkan panjang sisinya, bangun datar segitiga dibedakan menjadi tiga, yaitu segitiga sama sisi, segitiga
sama kaki, dan segitiga sembarang.
a. Segitiga Sama Sisi
Sifat-sifat segitiga sama sisi yaitu sebagai berikut.
 Ketiga sisinya sama panjang.
 Ketiga sudutnya sama besar (60°).
b. Segitiga Sama Kaki
Sifat-sifat segitiga sama kaki yaitu sebagai berikut.
 Dua dari tiga sisinya sama panjang.
 Memiliki sepasang sudut yang sama besar.
c. Segitiga Sembarang
Sifat-sifat segitiga sembarang yaitu sebagai berikut.
 Ketiga sisinya tidak sama panjang
 Ketiga sudutnya tidak sama besar
Berdasarkan besar sudutnya, bangun datar segitiga dibedakan menjadi tiga, yaitu segitiga sama siku-siku,
segitiga lancip, dan segitiga tumpul.
a. Segitiga Siku-Siku
Sifat-sifat segitiga siku-siku yaitu sebagai berikut.
 Memiliki sudut terbesarnya adalah sudut siku-siku (90 derajat).
b. Segitiga Lancip
Sifat-sifat segitiga lancip yaitu sebagai berikut.
 Ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
c. Segitiga Tumpul
Sifat-sifat segitiga tumpul yaitu sebagai berikut.
 Salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul.

4. Jajar Genjang

Sifat-sifat jajar genjang yaitu sebagai berikut.


 Memiliki dua pasang sisi yang sejajar dan berhadapan sama panjang.
 Memiliki dua pasang sudut yang berhadapan sama besar.
 Memiliki dua diagonal yang membagi jajar genjang menjad dua sama besar.

5. Trapesium

Sifat-sifat trapesium yaitu sebagai berikut.


 Memiliki sepasang sisi sejajar
 Memiliki dua pasang sudut sama besar (trapesium sama kaki) atau memiliki dua sudut siku-siku
(trapesium siku-siku).
 Jumlah besar sudut yang berdekatan di antara dua garis sejajar adalah 180 derajat.

6. Layang-Layang

Sifat-sifat layang-layang yaitu sebagai berikut.


 Memiliki sepasang sudut yang sama besar.
 Memiliki dua pasang sisi yang sama panjang.

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
7. Belah Ketupat

Sifat-sifat belah ketupat yaitu sebagai berikut.


 Memiliki empat sisi yang sama panjang.
 Memiliki dua pasang sudut yang berhadapan sama besar.
 Diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.

8. Lingkaran

 Memiliki satu titik pusat.


 Jarak sembarang titik pada lingkaran terhadap pusat adalah sama.

Selanjutnya akan dibahas mengenai banyaknya simetri putar pada bangun datar.
Simetri Putar Bangun Datar
Simetri putar dapat diartikan sebagai banyaknya posisi yang menyerupai bentuk awal jika diputar dalam satu
putaran penuh. Berikut merupakan banyaknya simetri putar pada bangun datar.

Bangun Datar Banyak Simetri Putar

Persegi 4

Persegi panjang 2

Segitiga:
Segitiga sama sisi
311
Segitiga sama kaki
Segitiga sembarang

Jajar genjang 2

5
Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs
Kelas IX Semester II
Trapesium:
Trapesium sama kaki
111
Trapesium siku-siku
Trapesium sembarang

Layang-layang 1

Belah Ketupat 2

Lingkaran tak terhingga

Selanjutnya akan dibahas mengenai rumus bangun datar.


Rumus Luas Bangun Datar
Pada pembahasan bagian ini akan dibahas rumus luas bangun datar. Berikut penjelasannya.
Luas bangun datar merupakan area/daerah yang dibatasi oleh garis atau sisi-sisi bangun datar. Berikut
merupakan rumus luas bangun datar.
Bangun Datar Rumus Luas

Persegi

L=sxs

Keterangan
s : ukuran sisi persegi

Persegi panjang
L=pxl

Keterangan
p : ukuran panjang persegi panjang
l : ukuran lebar persegi panjang

Segitiga
L=½xaxt

Keterangan
a : ukuran alas segitiga
t : ukuran tinggi segitiga

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
66
Jajar genjang L=axt

Keterangan
a : ukuran alas jajar genjang
t : ukuran tinggi jajar genjang

Trapesium L = ½ x (a + b) x t

Keterangan
a, b : ukuran sisi-sisi sejajar trapezium
t : tinggi trapesium

Layang-layang

L = ½ x d1 x d2

Keterangan
d1, d2 : ukuran diagonal layang-layang

Belah Ketupat

L = ½ x d1 x d2

Keterangan
d1, d2 : ukuran diagonal belah ketupat

Lingkaran

L=πxrxr

Keterangan
r : ukuran jari-jari lingkaran
π : konstanta (22/7 atau 3,14)

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
b. Teorema Pythagoras
Rumus Teorema Pythagoras menyebutkan jika pada sebuah segitiga siku-siku
abc, maka kuadrat sisi hipotenusa atau sisi miringnya sama dengan jumlah kuadrat
dari sisi yang lain. Jika sisi (a) dan (b) merupakan alas dan tinggi dari segitiga siku-
siku, maka (c) merupakan sisi miring atau hipotenusanya. Dengan demikian, bisa
disimpulkan jika kuadrat sisi miring atau c sama dengan jumlah kuadrat sisi alas dan
tingginya, a dan b. Jika dituliskan dalam rumus, maka diperoleh rumus Pythagoras
sebagai berikut:
c2 (kuadrat) = a2 (kuadrat) + b2 (kuadrat)
Pada rumus Pythagoras ini mengungkapkan adanya hubungan antara ketiga
sisi pada segitiga siku-siku yang saling terikat. Rumus Teorema Pythagoras ini juga
mengungkapkan jika jarak terpendek dari kedua sisi (a) dan (b) bisa diketahui dengan
menghitung sisi miring atau hipotenusanya yang disebut sisi (c). Rumus Teorema
Pythagoras ini juga merupakan salah satu rumus yang sangat penting bagi ilmu
matematika, khususnya pada bab geometri.

c. Jumlah Sudut pada Segitiga

1. Segitiga adalah bangun ruang yang memiliki tiga titik sudut dan tiga sisi. Sisi pada segitiga
merupakan ruas garis dari tiga ruas garis yang berbeda. Sedangkan sudut pada segitiga
merupakan perpotongan antara dua ruas garis yang saling berpotongan pada satu titik.
Antara panjang dan besar sudut pada segitiga memiliki hubungan sebanding, semakin besar
sudut pada segitiga maka panjang sisi yang menghasap sudut tersebut akan semakin
panjang.
2. Jenis segitiga meliputi banyak bentuk yang berbeda namun tetap dengan bagian yang terdiri
atas tiga sisi dan tiga titik sudut. Jenis – jenis segitiga tersebut meliputi segitiga sama sisi,
segitiga sama kaki, segitiga sembarang, segitiga siku – siku, segitiga tumpul, dan segitiga
lancip. Perhatikan gambar dari berbagai jenis bentuk segitiga untuk lebih mengetahui
bagaimana bentuk masing – masing jenis segitiga.

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
Meskipun jenis segitga yang beraneka ragam, terdapat kesamaan dari semua jenis-jenis segitiga yang
telah disebutkan di atas. Apa kesamaan yang dimiliki jenis – jenis segitiga tersebut? Kesamaan tersebut
berupa jumlah ketiga sudut pada segitiga yang selalu sama. menjadi satu. Gabungan ketiga sudut segitiga
tersebut akan membentuk sebuah garis lurus. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah sudut –
sudut pada segitiga sama adalah 180 o.

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
D. Petunjuk Bagi Peserta Didik untuk Mempelajari Bahan Ajar
1. Bacalah bahan ajar ini dengan seksama mulai dari kata pengantar sampai pahami benar
seluruh informasi yang dimuat dalam bahan ajar.
2. Laksanakan semua tugas-tugas yang terdapat di dalam bahan ajar ini agar kompetensi
anda berkembang dengan baik.
3. Apaila ada soal latihan, kerjakanlah soal-soal tersebut seagai latihan untuk persiapan
evaluasi
4. Perhatikan langkah-langkah dalam setiap contoh sehingga mempermudah dalam
memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan
5. Kerjakan soal-soal yang ada pada evaluasi. Laksanakan semua tugas-tugas yang
terdapat di dalam bahan ajar ini agar kompetensi anda berkembang dengan baik

10

Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Untuk SMP/MTs


Kelas IX Semester II
II. Pendahuluan

A. Deskripsi Singkat atau Gambaran Umum Tentang Cakupan Materi

Pada bahan ajar ini saya akan mendeskripsikan materi tentang kesebangunan
dan kekongruenan adapun sub-materinya adalah:
1. Kekongruenan
 Syarat Dua Bangun Datar Kongruen
 Syarat Dua Segitiga Kongruen
2. Kesebangunan
 Syarat Kesebangunan Bangun Datar
 Kesebangunan Dua Segitiga
 Kesebangunan Khusus dalam Segitiga Siku-Siku

B. Manfaat
Penerapan kesebangunan dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah untuk penentuan
jarak atau tinggi secara tidak langsung. Benda dapat dikatakan sebangun jika sudut-sudut yang
bersesuaian besarnya sama dan sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama.
Konsep dan sifat-sifat kesebangunan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah atau
soal cerita yang berkaitan dengan kesebangunan. Untuk menyelesaikan soal cerita dapat dibantu
dengan membuat sketsa atau gambar. Berikut ada penerapan kesebangunan pada bangun datar dan
segitiga dalam kehidupan sehari-hari.
1. Penerapan kesebangunan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari
1) Foto di bingkai dengan ukuran 60 cm x 45 cm. Jarak dari tepi kiri dan kanan bingkai 2 cm.
Tentukan :
a. Tentukan ukuran foto !
b. Berapa jarak tepi atas bingkai dengan tepi atas foto ?

Penyelesaian :
Diketahui :
Ukuran bingkai = 60 cm x 45 cm
Panjang bingkai = 60 cm
Lebar bingkai = 45 cm
Jarak tepi kanan dan kiri = 2 cm
11

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II


Ditanya :
a. Ukuran foto ?
b. Jarak tepi atas bingkai dengan tepi atas foto ?
Jawab :
a. Panjang foto = Panjang bingkai – (tepi kanan + tepi kiri)
Panjang foto = 60 cm – (2 cm + 2 cm)
= 60 cm – 4 cm
= 56 cm
panjang foto lebar foto
____________ = _________
panjang bingkai lebar bingkai

56 cm lebar foto
_____ = ___________
60 cm lebar bingkai

56 cm x 45 cm
lebar foto = ____________
60 cm

2520 cm
lebar foto = ________
60 cm

lebar foto = 42 cm

Jadi, ukuran foto tersebut adalah 56 cm x 42 cm


b. Jarak tepi atas bingkai = (lebar bingkai – lebar foto) : 2
= (45 cm – 42 cm) : 2
= 3 cm : 2
= 1,5 cm
Jadi, jarak tepi atas bingkai dengan tepi atas foto adalah 1,5 cm
2) Tinggi pintu dan lebar rumah pada suatu maket (model rumah) berturut-turut adalah 8 cm dan 40 cm. Jika
tinggi pintu sebenarnya adalah 2 m, hitunglah lebar rumah sebenarnya !
Penyelesaian :
Diketahui :
Tinggi pintu pada model = 8 cm
Lebar rumah pada model = 40 cm
Tinggi pintu sebenarnya = 2 m
= 200 cm
Lebar rumah sebenarnya = x cm
Ditanya :
Berapa lebar rumah sebenarnya ?

12
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II
Jawab :
tinggi pintu pada model lebar rumah pada model
___________________ = ___________________
tinggi pintu sebenarnya lebar rumah sebenarnya

8 40
___ = __
200 x
8 x = 200 x 40
8 x = 8000
x = 1000
Jadi, lebar rumah sebenarnya adalah 1000 cm = 10 m

3) Pada siang hari yang cerah, satu regu pramuka mendapat tugas menghitung tinggi sebuah tiang tanpa
harus memanjat. Mula-mula diambil sebatang tongkat yang panjangnya 160 cm, kemudian tongkat
tersebut di dirikan tegak lurus di atas tanah rata. Anggota pramuka yang lain menghitung panjang
bayangan tiang dan panjang bayangan tongkat. Ternyata, panjang bayangan tiang 375 cm dan panjang
bayangan tongkat 80 cm. Tentukan tinggi tiang !

Penyelesaian :
Tinggi tiang h, dan bayangannya 375 cm, sedangkan tinggi tongkat 160 cm dan bayangannya 80 cm.
karena keedua segitiga di atas adalah sebangun, sisi bersesuaian sebanding, maka diperoleh :

h 375 cm
______ = _______
160 cm 80 cm

160 cm x 375 cm
h = _______________
80 cm
60.000 cm
h = _________
80 cm
h = 750 cm
Jadi, tinggi tiang adalah 750 cm.
13

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II


4) Seorang pemuda yang tingginya 170 cm berdiri di samping pohon yang mempunyai bayangan 5 m. Jika
panjang bayangan pemuda itu 2 m, berapa tinggi pohon sebenarnya?

Penyelesaian :
Diketahui :
Tinggi pemuda = 170 cm = 1,7 m
Bayangan pohon =5m
Bayangan pemuda =2m
Ditanya :
Tinggi pohon ?
Jawab :
t 5m
____ = ___
1,7 m 2m

1,7 m x 5 m
t = __________
2m
t = 4,25 m

Jadi, tinggi pohon sebenarnya 4,25 m.


Kita dapat mengetahui Bagaimana caranya mengukur tinggi suatu menara atau gedung bertingkat?
kita tidak perlu naik untuk mengukurnya karena bisa menggunakan konsep kesebangunan dan kekongruenan.
Caranya mengambil tongkat yang sebangun dengan gedung itu bisa menghitung tinggi dari gedung itu.
Dengan membandingkan suatu menara dengan tongkat yang kita punya.
manfaat kesebangunan segitiga dalam bidang konservasi. Kesebangunan juga merupakan hal yang
sngat penting dalam kehidupan sehari – hari, salah satunya yaitu kesebangunan segitiga. Kesebangunan
segitiga sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia yaitu secara sadar atau tidak sadar,manusia sejak
dulu sudah menggunakan maupun menerapkan teori kesebangunan segitiga. Contohnya yaitu dalam
membuat atap rumah yang berbentuk segitiga. Dengan memanfaatkan ini, maka manusia bisa membuat atap
rumah dengan rapi tanpa harus mengalami kegagalan maupun pengulangan dalam membuat atap sehingga
tentunya akan menghemat jumlah pemakaian kayu yang biasanya digunakan dalam atap rumah. Sehingga
sadar atupun tidak, kita telah melakukan konservasi karena menggunakan kayu secara sehemat mungkin
tanpa berlebihan

14
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membandingkan syarat kesebangunan dan kekongruenan melalui tugas membaca secara
mandiri, siswa dapat menyampaikan pendapatnya tentang konsep penting kedua syarat secara
tepat dan akurat
2. Melalui kegiatan menyimak penjelasan guru dengan media tayangan power point, siswa dapat
menilai kesesuaian panjang sisi yang dibandingkan dari bangun datar dimana syarat
kesebangunan adalah perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai dan syarat
kekongruenan adalah sisi – sisi yang bersesuaian sama panjang secara tepat dan akurat
3. Melalui kegiatan menyimak penjelasan guru dengan media tayangan power point, siswa dapat
menilai kesesuaian sudut yang dibandingkan dari bangun datar dimana syarat kesebangunan
adalah sudut yang bersesuaian besarnya sama dan syarat kekongruenan adalah sudut - sudut
yang bersesuaian sama besar secara tepat dan akurat
4. Setelah mengetahui syarat kesebangunan dan kekongruenan bangun datar, siswa dapat
memprediksi konsep kesebangunan dan kekongruenan serta bentuk bangun datar kesebangunan
dan kekongruenan secara tepat dan akurat
5. Setelah berdiskusi dengan teman kelompok dan guru, siswa dapat membuat rancangan bentuk
kesebangunan dan kekongruenan menggunakan kardus bekas, kertas karton, dan kertas origami
mengacu contoh secara tepat dan akurat
6. Setelah berdiskusi dengan teman kelompok dan guru, siswa dapat menentukan rancangan yang
benar dan yang perlu perbaikan mulai dari kesesuaian panjang sisi dan sudut secara tepat dan
akurat
7. Setelah berdiskusi dengan teman kelompok dan guru, siswa dapat merencanakan membuat
bentuk bangun datar yang sebangun dan kongruen menggunakan kardus bekas, kertas karton,
dan kertas origami dengan tepat dan akurat
8. Setelah melakukan presentasi hasil rancangan bentuk bangun datar yang sebangun dan
kongruen dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekitar, siswa dapat
membuat peta pikiran (mind map) tentang bentuk bangun datar yang sebangun dan kongruen
dengan tepat dan menarik
9. Melalui kegiatan menyimak penjelasan guru berdasarkan contoh pada tayangan power point
tentang syarat kesebangunan dan kekongruenan bangun datar, siswa dapat memodifikasi bentuk
bangun datar secara tepat dan akurat

15

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II


III. Penyajian Materi

A. Uraian atau penjelasan materi Kesebangunan dan Kekongruenan


Kesebangunan dan Kekongruenan adalah salah satu bagian dari ilmu geometri yang
agak mirip. kesebangunan adalah dua buah bangun yang memiliki bentuk yang sama akan
tetapi ukuran berbeda dilambangkan dengan simbol ≈. Sedangkan Kekongruenan adalah dua
buah bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama dilambangkan dengan simbol ≅.

Kesebangunan
Bangun datar dikatakan sebangun jika memiliki bentuk yang sama walaupun ukurannya berbeda.
Kesebangunan sebenarnya bisa kita katakan hasi dari transformasi dilatasi

Syarat Kesebangunan Bangun Datar

Dua bangun datar yang mempunyai bentuk yang sama disebut sebangun. Tidak perlu ukurannya
sama, tetapi sisi-sisi yang bersesuaian sebanding (proportional) dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar. Perubahan bangun satu menjadi bangun lain yang sebangun melibatkan perbesaran
atau pengecilan.

Dengan kata lain dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat:

(i) perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai

(ii) sudut yang bersesuaian besarnya sama

m∠A = m∠E

m∠B = m∠F

m∠C = m∠G

m∠D = m∠H

Jika bangun ABCD dan EFGH memenuhi kedua syarat tersebut, maka bangun ABCD dan EFGH
sebangun, dinotasikan dengan ABCD ∼ EFGH.

Jika bangun ABCD dan EFGH tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka bangun ABCD dan
EFGH tidak sebangun, dinotasikan dengan ABCD ≁ EFGH.
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

16
Contoh Soal
Perhatikan gambar di bawah ini.

Bangun ABCD dan EFGH sebangun.

Tentukan nilai x, y dan z!

Alternatif Penyelesaian:

Bangun ABCD dan EFGH sebangun berarti sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan
perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai, yaitu:

m∠E = m∠A, m∠F = m∠B, m∠G = m∠C, m∠H = m∠D,

Bangun ABCD dan EFGH sebangun dengan sudut-sudut yang bersesuaian m∠E = m∠A, m∠F =
m∠B, m∠G = m∠C, dan m∠H = m∠D,

Sehingga,

m∠G = m∠C ⇔ xo = 22,6o

m∠D = 180o – m∠C ⇔ yo = 180o – xo = 180o – 22,6o = 157,4o (Mengapa?)

m∠H = m∠D ⇔ zo = yo = 157,4o

Jadi, nilai adalah xo = 22,6o , yo = 157,4o , dan zo = 157,4o

Kesebangunan Dua Segitiga

Dua segitiga dikatakan sebangun jika hanya jika memenuhi syarat berikut ini.

(i) Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai.

(ii) Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

17
Jika ∆ABC dan ∆A'B'C' memenuhi syarat tersebut, maka ∆ABC dan ∆A'B'C' sebangun,
dinotasikan dengan ∆ABC ∼ ∆A'B'C'.

Jika ∆ABC dan ∆A'B'C' tidak memenuhi syarat, tersebut maka ∆ABC dan ∆A'B'C' tidak sebangun,
dinotasikan dengan ∆ABC ≁ ∆A'B'C'.

Syarat Dua Segitiga Sebangun

Untuk lebih sederhana, berdasarkan Kegiatan 2, dua segitiga dikatakan sebangun (misal: ∆ABC ∼
∆A'B'C'), jika memenuhi salah satu kondisi berikut ini.

1. Perbandingannya ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama, yaitu:

2. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar.

Contoh: m∠A = m∠A' dan m∠B = m∠B'

3. Perbandingan dua pasang sisi yang bersesuaian sama dan sudut yang diapitnya sama besar.
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

18
Kesebangunan Khusus dalam Segitiga Siku-Siku

Perhatikan gambar. Dengan memperhatikan bahwa ΔABC ∼ ΔDBA, ΔABC ∼ ΔDAC dan ΔDBA
∼ ΔDAC, diperoleh:

Contoh Soal
1. Perhatikan gambar di bawah ini

Buktikan bahwa ∆ABC ∼ ∆ADE.

Alternatif Penyelesaian:

Pada ∆ABC dan ∆ADE dapat diketahui bahwa:

m∠ABC = m∠ADE (karena BC//DE, dan ∠ABC sehadap

∠ADE) m∠BAC = m∠DAC

m∠BAC = m∠DAC (karena ∠BAC dan ∠DAC berhimpit)

Karena dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar, jadi ∆ABC ∼ ∆ADE. (terbukti)

2. Diketahui seorang siswa dengan tinggi badan 150 cm menghadap tiang bendera pada pagi hari
yang cerah. Panjang bayangan siswa adalah 2,5 m dan panjang bayangan tiang bendera adalah 6
m. Tentukan tinggi tiang bendera tersebut.
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

19
Alternatif Penyelesaian:

Diketahui:

Tinggi badan siswa = 150 cm

Panjang bayangan siswa = 2,5 m = 250 cm

Panjang bayangan tiang bendera = 6 m = 600 cm

Misal tinggi tiang bendera = t

Permasalahan di atas dapat dibuat model atau sketsa sebagai berikut:

Jadi, tinggi tiang bendera tersebut adalah 360 cm atau 3,6 m

Kekongruenan

Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan kongruen. Jika kita
hubungkan dengan materi sebelumnya yaitu transformasi, maka kita bisa katakan bahwa semua
bangun datar yang ditransformasi dengan cara refleksi, translasi dan rotasi memiliki sifat
kekongruenan.

Syarat Dua Bangun Datar Kongruen

Dua bangun segi banyak (poligon) dikatakan kongruen jika memenuhi dua syarat, yaitu:

(i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, dan

(ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

20
Sudut-sudut yang bersesuaian:

∠A dan ∠J → m∠A = m∠J

∠B dan ∠K → m∠B = m∠K

∠C dan ∠L → m∠C = m∠L

∠D dan ∠M → m∠D = m∠M

Sisi-sisi yang bersesuaian:

AB dan JK → AB = JK

BC dan KL → BC = KL

CD dan LM → CD = LM

DA dan MJ → DA = MJ

Jika bangun ABCD dan JKLM memenuhi kedua syarat tersebut, maka bangun ABCD dan JKLM
kongruen, dinotasikan dengan ABCD ≅ JKLM. Jika bangun ABCD dan JKLM tidak memenuhi
kedua syarat tersebut maka bangun ABCD dan JKLM tidak kongruen, dinotasikan dengan ABCD
≅ JKLM.

Contoh Soal :

1. Segi empat ABCD dan WXYZ pada gambar di bawah kongruen. Manakah sisi-sisi dan sudut-
sudut yang bersesuaian?

Alternatif Penyelesaian:

2. Manakah persegi di bawah yang kongruen? Jelaskan!

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

21
Alternatif Penyelesaian:

Dua bangun dikatakan kongruen jika memenuhi dua syarat, yaitu:

(i) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar Setiap persegi mempunyai empat sudut siku-siku,
sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada persegi (a), (b) dan (c) besarnya pasti sama.

(ii) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang

Persegi (a) dan persegi (b)

Panjang setiap sisi persegi (a) adalah 8 cm. Panjang setiap sisi persegi (b) adalah 9 cm. Jadi, sisi-
sisi yang bersesuaian persegi (a) dan (b) tidak sama panjang.

Persegi (b) dan persegi (c)

Panjang setiap sisi persegi (b) adalah 9 cm. Panjang setiap sisi persegi (c) adalah 8 cm. Jadi, sisi-
sisi yang bersesuaian persegi (b) dan (c) tidak sama panjang.

Persegi (a) dan persegi (c)

Panjang setiap sisi persegi (a) adalah 8 cm. Panjang setiap sisi persegi (c) adalah 8 cm.

Jadi, sisi-sisi yang bersesuaian persegi (a) dan (c) sama panjang. Berdasarkan (i) dan (ii) di atas,
maka persegi yang kongruen adalah persegi (a) dan (c).

3. Perhatikan gambar trapesium ABCD dan PQRS yang kongruen di bawah ini.

a. Jika panjang sisi AB = 40 cm, BC = 21 cm, RS = 16 cm, dan PS = 15 cm, tentukan panjang sisi
AD, DC, PQ, dan QR.

b. Jika besar ∠A = 60o , ∠B = 40o . Berapakah besar ∠R dan ∠S? (selanjutnya, besar ∠A ditulis
dengan m∠A, seperti yang sudah kamu kenal di kelas 7 dan 8)

Alternatif Penyelesaian:

Diketahui: bangun ABCD ≅ PQRS, berarti

 sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang


 sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

a. Untuk menentukan panjang sisi AD, DC, PQ, dan QR, tentukan terlebih dulu sisisisi yang
bersesuaian yaitu:
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

22
(mengapa bukan AB = SR? Jelaskan)

Dengan demikian, jika AB = 40 cm, BC = 21 cm, RS = 16 cm, dan PS = 15 cm maka:

AD = PS = 15 cm

DC = SR = 16 cm

QR = BC = 21 cm

PQ = AB = 40 cm

b. Untuk menentukan m∠R dan m∠S, tentukan terlebih dulu sudut-sudut yang bersesuaian yaitu:

Dengan demikian, jika m∠A = 60o , m∠B = 40o maka:

m∠P = m∠A = 60o dan

m∠Q = m∠B = 40o

m∠R + m∠Q = 180o

m∠R = 180o – m∠Q

m∠R = 180o – 40o

m∠R = 140o

m∠S = 180o – m∠P

m∠S = 180o – 60o

m∠S = 120o Jadi

m∠R = 140o dan m∠S = 120o .

Syarat Dua Segitiga Kongruen


Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan kongruen. Dua segitiga
dikatakan kongruen jika hanya jika memenuhi syarat berikut ini:

(i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang


Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II
(ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

23
Sisi-sisi yang bersesuaian:

AB dan DE → AB = DE

BC dan EF → BC = EF

CA dan FD → CA = FD

Sudut-sudut yang bersesuaian:

∠A dan ∠D → m∠A = m∠D

∠B dan ∠E → m∠B = m∠E

∠C dan ∠F → m∠C = m∠F

atau dengan kata lain

Jika ∆ABC dan ∆DEF memenuhi syarat tersebut, maka ∆ABC dan ∆DEF kongruen, dinotasikan
dengan ∆ABC ≅ ∆DEF.

Jika ∆ABC dan ∆DEF tidak memenuhi syarat tersebut maka maka ∆ABC dan ∆DEF tidak
kongruen, dinotasikan dengan ∆ABC ≇ ∆DEF.

Untuk menguji apakah dua segitiga kongruen atau tidak , tidak perlu menguji semua pasangan sisi
dan sudut yang bersesuaian. Dua segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu kondisi
berikut ini:

1. Ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sisi – sisi
– sisi.
2. Dua pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar. Biasa
disebut dengan kriteria sisi – sudut – sisi.
3. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan kedua sudut
tersebut sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sisi – sudut.
4. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sepasang sisi yang bersesuaian sama
panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sudut – sisi.
5. Khusus untuk
Kesebangunan dansegitiga siku-siku,
Kekongruenan sisi miring
Untuk SMP/MTsdan Kelas
satu sisi siku yang II
IX Semester bersesuaian sama panjang.

24
Contoh Soal

1. Perhatikan gambar di bawah.

Buktikan bahwa ∆ABC ≅ ∆EDC.

Berdasarkan gambar di atas diperoleh bahwa:

AC = EC (diketahui ada tanda sama panjang)

m∠ACB = m∠ECD (karena saling bertolak belakang)

BC = DC (diketahui ada tanda sama panjang)

Jadi, ∆ABC ≅ ∆EDC (berdasarkan kriteria sisi – sudut – sisi).

2. Perhatikan gambar di bawah.

Buktikan bahwa ∆PQS ≅ ∆RQS.

Alternatif Penyelesaian: Berdasarkan gambar di atas diperoleh bahwa:

PQ = RQ (diketahui ada tanda sama panjang)

PS = RS (diketahui ada tanda sama panjang)

QS pada ∆PQS sama dengan QS pada ∆RQS (QS berimpit)

Jadi, ∆PQS ≅ ∆RQS (berdasarkan kriteria sisi – sisi – sisi).

Contoh soal:

1. Perhatikan gambar

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

25
jika DE : AB = 2 : 3
maka panjang BD ...

pembahasan :

CD = V10^2 - 8^2

= V100 - 64

= V36

=6

DE
___ = 2/3 = 8/12
AB

6
_ = 8/12
x

8x = 72

x=9

2.

Trapesium A dan B sebangun, luas trapesium B?

pembahasan :

6
__ = 12/18
x

2x = 18

x=9

10
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II
__ = 12/18
y

26

2y = 30
y = 15

V15^2 - 9^2

= V225 - 81

= V144

= 12

L trapesium B =

a+b
_____ .t
2

= 9 + 18
________ x 12
2

= 27 x 6

= 162 cm2

3.

Jika AB = BC = CD, panjang BF ...

pembahasan :

18 BF
__ = ___
36 30

30 = 2 BF
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II
15 = BF

27

4.
Jika LM = 30 cm

LK = 24 cm

panjang KN...

pembahasan :

15
__ = 30/24 - x
10

72 - 3x = 60

ss-3x = 60 - 72

-3x = -12

x=4

jadi panjang KN = 4

5. Sebuah gedung mempunyai panjang bayangan 56 m diatas tanah mendatar. Pada saat yang
sama seorang siswa dengan tinggi 1,5 m mempunyai bayangan 3,5 m berapakah tinggi gunung
sebenarnya ?

pembahasan :

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II


28

x
___ = 56/3,5
1,5
3x5 x = 56 (1,5)

x = 56 (1,5)
________
3,5

x = 8.3 = 24 m

6. Perhatikan gambar

lebar sungai ...?

Untuk menjawab soal ini kita gunakan konsep kesebangunan

x
____
x + 4 = 6/8

4x = 3x + 12

4x - 3x = 12

x = 12

jadi lebar sungai = 12 m

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

29
B. Latihan yang berisi aktivitas atau kegiatan yang harus dilakukan peserta didik setelah
membaca dan mempelajari materi

1. Perhatikan gambar berikut!

a. Sudut-sudut yang bersesuaian pada gambar (1) dan (2) adalah:


< BAD dengan < .....
< ABC dengan < .....
< BCD dengan < .....
< ADC dengan < .....
b. Tunjukkan bahwa sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, dengan terlebih dahulu
menentukan besar masing-masing sudut pada gambar di atas
Jawab:
a. Besar < BAD = ....
b. Besar < BCD = ....
c. Besar < QPS = ....
d. Besar < QRS = ....
e. Besar < ABC = 180 derajat - .... derajat = ....
f, Besar < ADC = 180 derajat - .... derajat = ....
g. Besar < PQR = ....
h. Besar < PSR = ....
Jadi: < BAD = < ....
< ABC = < ....
< BCD = < ....
< ADC = < ....
c. Sisi yang bersesuaian pada gambar (1) dan (2) adalah....
Sisi AB dengan sisi ....
Sisi BC dengan sisi ....
Sisi CD dengan sisi ....
Sisi AD dengan sisi ....

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

30
d. Tentukan nilai perbandingan dari masing-masing sisi yang bersesuaian pada gambar
di atas....
Jawab:
i) PS/..... =12/..... = ...../..... iii) PQ/..... =...../..... = ...../.....
ii) QR/..... =8/..... = ...../..... iv) ...../..... =...../..... = ...../.....
e. Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil perbandingan tersebut?
Jawab:
................................................................................................. ...................................
................................................................................................. ...................................
f. Kesimpulan apa yang kamu peroleh untuk menyatakan kedua bangun di atas?
Jawab:
Kedua bangun disebut sebangun karena memenuhi dua syarat
kesebangunan, yaitu:
i) Sudut-sudut yang bersesuaian ...................
ii) Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki ..................

C. Rangkuman

Suatu benda dikatakan sebangun jika sudut-sudut yang bersesuaian besarnya sama dan
sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama. Penerapannya banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengukur tinggi gedung. Kita dapat
mengukurnya dengan cara membandingkan dengan tongkat. Selain itu mengukur jarak suatu
benda. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga banyak menemukan bentuk-bentuk bangun
datar dalam sebuah bangunan rumah. Misalnya jendela dan pintu berbentuk persegi panjang,
lubang ventilasi berbentuk segitiga, dan ubin lantai berbentuk persegi.
 Dua bangun dikatakan sebangun jika:
b. panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun tersebut memiliki perbandingan
senilai, dan
c. sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun tersebut sama besar.
 Bangun-bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama dikatakan bangun-bangun
yang kongruen.
 Syarat dua segitiga sebangun adalah:
a. sisi-sisi yang bersesuaian sebanding atau
b. sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
 Syarat dua segitiga kongruen:
a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (s.s.s); atau
b. Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar (s.sd.s);
atau
c. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang berada di antaranya sama
panjang (sd.s.sd); atau
d. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang berada di hadapannya sama
panjang (sd.sd.s).

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

31
IV. Penutup

A. Tes Formatif dan Kunci Jawaban

No Soal Jawaban Ideal Yang Diharapkan Skor


Perhatikan gambar berikut ini! Diketahui:
Lukisan Tebal Pigura = 5 cm 1
diberi pigura Lebar Pigura = 40 cm 1
tebalnya 5 Panjang Pigura = 60 cm 1
cm Ditanya:
sedangkan 1. Selidiki apakah pigura bagian 1
lebar dan luar dan lukisan sebangun? 1
panjang a. Panjang pigura............. 1
pigura bagian luar masing-masing 40 cm cm 1
dan 60 cm b. Lebar pigura................. 1
1. Selidiki apakah Pigura bagian luar cm 1
dan Lukisan sebangun!
c. Panjang lukisan............ 1
Panjang pigura = ...... cm, lebar
cm
pigura = ....... cm, Panjang lukisan =
d. Lebar lukisan................ 1
............ cm,
cm 1
Lebar lukisan
2. Apakah sisi-sisi yang 4
1 =............ cm
bersesuaian sebanding? 4
Perbandingan panjang pigura dan
3. Jadi, apakah lukisan dan 4
lukisan = ...... : .......
pigura sebangun?
Perbandingan lebar pigura dan
Jawab: 4
lukisan = ....... : ........
1. a. Panjang pigura = 60 cm
2. Apakah sisi-sisi yang bersesuaian
b. Lebar pigura = 40 cm 4
sebanding?
c. Panjang lukisan = 60 cm
3. Jadi, apakah lukisan dan Pigura
– (5 cm + 5 cm) = 50 cm 3
sebangun?
d. Lebar lukisan = 40 cm
– (5 cm + 5 cm) = 30 cm 5
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑔𝑢𝑟𝑎
2. =
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑘𝑖𝑠𝑎𝑛
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑖𝑔𝑢𝑟𝑎
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑙𝑢𝑘𝑖𝑠𝑎𝑛
60 𝑐𝑚 II40 𝑐𝑚
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester
=
50 𝑐𝑚 30 𝑐𝑚
6 4
=
5 3
Dari hasil yang didapat,
sisi-sisi yang bersesuaian
dari lukisan dan pigura
nilainya tidak sebanding
3. Dari hasil perbandingan
sisi-sisi yang bersesuaian
seperti yang di tunjukkan
pada penyelesaian nomor 2,
maka dapat disimpulkan
bahwa lukisan dan pigura
tidak sebangun
Skor No. 1 40

Hasby memiliki selembar kertas Diketahui:

berbentuk persegi panjang berukuran Panjang kertas (PK) = 27 cm 1

panjang 27 cm dan lebarnya 21 cm. Lebar kertas (LK) = 21 cm 1

Manakah bangun-bangun di bawah a. Panjang halaman sekolah (PH) 1

yang sebangun dengan kertas Hasby? = 9 m = 900 cm 1


Lebar halaman sekolah (LH) 1
a. Halaman sekolah yang berukuran 9 = 7 m = 700 cm 1
mx7m b. Panjang lapangan sepak bola 1
b. Lapangan sepak bola yang (PB) = 60 m = 6000 cm 1
berukuran 60 m x 90 m Lebar lapangan sepak bola 0,5
c. Lantai ruang kelas yang berukuran (LB) = 90 m = 9000 cm 0,5
12 m x 8 m c. Panjang lantai ruang kelas
d. Ubin yang berukuran 36 cm x 28 (PR) = 12 m = 1200 cm 1
cm
2 Lebar lantai ruang kelas (LR)
= 8 m = 800 cm
d. Panjang ubin (PU) = 36 cm 1
Lebar ubin (LU) = 28 cm
Ditanya: 1
Manakah bangun-bangun yang
sebangun? 1
Jawab: 2
a.
𝑃𝐾 𝐿𝐾 1
=
𝑃𝐻 II𝐿𝐻
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester
27 𝑐𝑚 21 𝑐𝑚
= 1
900 𝑐𝑚 700 𝑐𝑚
3 3
= 1
100 100
Kesimpulan: Sebangun 2
b.
𝑃𝐾 𝐿𝐾 1
=
𝑃𝐵 𝐿𝐵 1
27 𝑐𝑚 21 𝑐𝑚
=
6000 𝑐𝑚 9000 𝑐𝑚
9 7
= 1
2000 3000
Kesimpulan: Tidak Sebangun
c. 2
𝑃𝐾 𝐿𝐾
=
𝑃𝑅 𝐿𝑅 1
27 𝑐𝑚 21 𝑐𝑚
= 1
1200 𝑐𝑚 800 𝑐𝑚
9 21
= 1
400 800
Kesimpulan: Tidak Sebangun
d. 2
𝑃𝐾 𝐿𝐾
=
𝑃𝑈 𝐿𝑈
27 𝑐𝑚 21 𝑐𝑚
=
36 𝑐𝑚 28 𝑐𝑚
3 21
=
4 28
Kesimpulan: Tidak Sebangun
Skor No. 2 30
Pada gambar di bawah sebuah Diketahui:
halaman, di dalamnya dibuat kolam
Panjang halaman (PH) = 14 m 2
Lebar halaman (LH) = 10 m 2
Jarak halaman dengan kolam (J)= 2 2
m
Ditanya: 2
sehingga sekeliling kolam masih tersisa A. Berapakah Panjang kolam (PK) 2
tanah selebar 2 meter. dan lebar kolam (LK)?
3
B. Apakah kolam dan halaman 2
sebangun? 2
Jawab: 2
A. Panjang kolam (PK) = PH – (2 2
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs KelasxIXJ)Semester II 2
Jika panjang dan lebar halaman
tersebut 14 m dan 10 m = 14 m – 2
(2 x 2 m)
A. Berapakah panjang dan lebar kolam?
= 10 m 2
B. Apakah kolam dan halaman tersebut Lebar kolam (LK) = LH – (2 2
sebangun? x J)
= 10 m – 2
(2 x 2m)
=6m 2
B.
𝑃𝐻 𝐿𝐻
=
𝑃𝐾 𝐿𝐾
14 𝑚 10 𝑚
=
10 𝑚 6𝑚
7 5
=
5 3
Kesimpulan: Kolam dan halaman
Tidak Sebangun

Skor No. 3 30

B. Tindak Lanjut (Remidi dan Pengayaan)


Remidial = Pengobatan, remidial adalah kegiatan pembelajaran siswa yang
dianggap belum tuntas untuk meningkatkan kemampuannya. Remidial bukan semata-
mata untuk memperbaiki nilai siswa.
Pembelajaran remidial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai
metode yang diakhiri dengan penilaian.
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang Syarat Kesebangunan!
2) Jelaskan tentang Syarat Kekongruenan!

CONTOH PROGRAM REMIDI


Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang aplikasi kesebangunan dan kekongruenan dalam
kehidupan sehari-hari yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang aplikasi kesebangunan dan kekongruenan
Kesebangunandalam kehidupan sehari-hari
dan Kekongruenan yang relevan.
Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II
3) Mengamati langsung tentang aplikasi kesebangunan dan kekongruenan dalam
kehidupan sehari-hari yang relevan.
35
Pengayaan
1. Andi menggambar lapangan sepakbola dengan panjang 4 cm dan lebar 3 cm.
Jika panjang lapangan sepakbola yang sebenarnya 300 m, berapakah lebar
lapangan sepakbola yang sebenarnya ?
Penyelesaian :
Bandingkanlah panjang lapangan sepakbola sebenarnya (Gambar b) dengan
panjang lapangan sepakbola pada gambar (Gambar a). Lakukan pula pada lebar
lapangan sepakbola sebenarnya dengan lebar lapangan sepakbola pada gambar,
ubahlah satuannya sehingga sama. Panjang lapangan sepakbola yang sebenarnya
300 m = 30000 cm.
l = 30000 cm
3 cm 4 cm
l x 4 cm = 3 cm x 30000 cm
l = 90000 cm
4 cm
l = 22500 cm = 225 m
Jadi, lebar lapangan sepakbola yang sebenarnya adalah 225 m.
2. Penerapan Kesebangunan segitiga
Sebuah kawat baja dipancangkan untuk menahan sebuah tiang listrik yang berdiri tegak lurus.
Sebuah tongkat didirikan tegak lurus sehingga ujung atas tongkat menyentuh kawat. Diketahui
panjang tongkat 2 m, jarak tongkat ke ujung bawah kawat 3 m dan jarak tiang listrik ke tongkat
6 m. Berapa tinggi tiang listrik?
Jawab:
Misalnya, tinggi tiang listrik adalah t sehingga diperoleh perbandingan sebagai berikut.
Contoh lain Untuk menentukan lebar sungai yang arusnya deras, satu regu
pramuka telah menyelesaikan sketsa seperti gambar di bawah ini.
Tentukan lebar sungai !
Penyelesaian :
Misalnya lebar sungai h m
Perhatikan bahwa ∆ ABE ≈ ∆ CDE dan sisi bersesuaian sebanding, sudut-
sudutnya sama besar sehingga
EC = CD
EA AB
EC = EA CD
AB
h = (h +3 m) 4 m
6m
h = (h+3 m) 2 m
3m
h=2mh+2m
3m
h-2m=2m
3m
1/3 h=2m
Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II
h=6m

Jadi, lebar sungai 6 m.


36

DAFTAR PUSTAKA
https://tanya-tanya.com/contoh-soal-pembahasan-kesebangunan-tingkat-smp/
https://www.niatku.com/2021/02/kekongruenan-dan-kesebangunan-kelas-9.html
https://docplayer.info/68774914-Kata-pengantar-dengan-terselesainya-bahan-ajar-ini-
kami-mengucapkan-terimakasih-kepada.html
https://www.kherysuryawan.id/2021/08/rangkuman-materi-matematika-kelas-9-bab.html
https://adoc.pub/kesebangunan-dan-kekongruenan.html
https://ringtimesbali.pikiran-rakyat.com/edukasi/pr-283481783/contoh-soal-matematika-
kelas-9-semester-2-kesebangunan-sesuai-kurikulum-2013-dilengkapi-kunci-
jawaban?page=8
https://blog.unnes.ac.id/jatmiko121/2015/11/12/hello-world/
http://chamila95.blogspot.com/2016/03/penerapan-kesebangunan-dalam-kehidupan.html
https://jiri14021994.wordpress.com/2014/03/27/kesebangunan-dan-kekongruenan-2/
http://amaronissa.blogspot.com/2016/03/v-behaviorurldefaultvmlo_8.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_Pythagoras
https://www.google.com/search?client=avast-a-
2&q=teorema+pythagoras&oq=teorema+pythagoras&aqs=avast..69i57j0l7.6682j0j4&ie=UTF-8
https://www.niatku.com/2021/02/kekongruenan-dan-kesebangunan-kelas-9.html
https://rumuspintar.com/bangun-
datar/#:~:text=Bangun%20datar%20merupakan%20bangun%20objek,laying%2Dlayang%2C%2
0dan%20lingkaran.
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20220107115453-574-743786/rumus-pythagoras-
segitiga-siku-siku-dan-contoh-soalnya
https://idschool.net/smp/jumlah-sudut-sudut-pada-segitiga/

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II


37

Kesebangunan dan Kekongruenan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester II

Anda mungkin juga menyukai