Anda di halaman 1dari 12

SKRINING KANKER SERVIKS

DAN TINDAK LANJUT TEMUAN ABNORMAL

Himpunan Onkologi Ginekoloogi Indonesia


(HOGI) Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
(POGI) Januari 2023
Disclaimer

algoritma ini disusun berdasarkan metode-metode skrining berikut ini:

 Tes IVA/DoIVA/TeleDoIVA
 Pap smear (sitologi)
 Tes DNA-HPV RT

Target ideal usia skrining: 25-65 tahun ATAU


dimulai 3 tahun setelah kontak seksual.

*Teleconsultation of Documented IVA


Inspeksi Visual dengan Asam Asetat Terdokumentasi yang Dikonsultasikan Jarak Jauh Kepada Para Ahli
Disclaimer

Algoritma tindak lanjut ini meliputi temuan abnormal:\

 IVA-DoIVA-TeleDoIVA
 Sitologi/Pap smear ASCUS/LSIL
 Sitologi/Pap smear HSIL dan AGC
 Tes DNA HPV RT (Risiko Tinggi) atau partial genotyping
 CoTesting : Tes DNA HPV + Sitologi
Tes DNA HPV + IVA

Pada Hand out ini terlampir TIPs dan TRICKs periksa IVA-DoIVA

*Teleconsultation of Documented IVA


Inspeksi Visual dengan Asam Asetat Terdokumentasi yang Dikonsultasikan Jarak Jauh Kepada Para Ahli
Tes IVA/DoIVA/TeleDoIVA
(Tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat/Dokumentasi IVA/Telekonsultasi DoIVA)

* Sesuai syarat krioterapi


** Proses approval KPTK
*** Terapi yang ideal
Pap SmearAbnormal
(ASCUS, LSIL)

Pada ASCUS/LSIL, terdapat beberapa pilihan tindak lanjut:


(1) Tes DNA-HPV; atau
(2) DoIVA/TeleDoIVA/Kolposkopi;

Pada prinsipnya, setiap abnormalitas hasil pap smear harus dilihat serviksnya, tidak harus dengan kolposkopi.
# Jika fasilitas tersedia
Pada dasarnya, ASCUS dan LSIL dapat dilakukan manajemen konservatif. Jika hasil DoIVA/TeleDoIVA negatif, maka
* ASCUS (Atypical Squamous Cells of Undetermined Significance)
dapat dianjurkan untuk DoIVA/TeleDoIVA ulang 6-12 bulan kemudian. Perhatian khusus pada serviks post menopause
** LSIL (Low-Grade Squamous Intraepithelial Lesion)
dengan SSK tidak tampak seluruhnya. Pada kondisi ini dianjurkan untuk pemeriksaan pap smear. Jika terdapat fasilitas,
sangat dianjurkan untuk tes DNA-HPV.
RT: Risiko Tinggi
SSK: Sambungan Skuamo Kolumnar
Jika tidak tampak lesi dan hasil DNA-HPV RT negatif, maka dianjurkan skrining ulang 3-5 tahun lagi
ASC-H, HSIL

*Jika fasilitas tersedia


* ASCH : Atypical Squamous Cells Could Not Exclude High-grade
** HSIL : High-grade Squamous Intraepithelial Lesion
*** AGC (Atypical Glandular Cells)
**** Endocervical curettage (dengan narkose)
AGC

*Jika fasilitas tersedia


* ASCH : Atypical Squamous Cells Could Not Exclude High-grade
** HSIL : High-grade Squamous Intraepithelial Lesion
*** AGC (Atypical Glandular Cells)
**** Endocervical curettage (dengan narkose)
Tes DNA-HPV RT

Pada algoritme ini, ada dua pilihan tes HPV, tes HPV Risiko Tinggi,
dan tes HPV Partial Genotype tipe 16, 18 terhadap tipe lain

Jika hasil tes DNA-HPV RT negatif, dianjurkan skrining ulang 3-5 tahun lagi. Jika positif,
selanjutnya dilakukan pemeriksaan Kolposkopi/IVA-DoIVA-TeleDoIVA untuk melihat adanya
Jika fasilitas tersedia
lesi. Jika tidak tampak lesi putih (acetowhite), dilakukan ECC untuk memastikan tidak adanya **** Endocervical Curetage
kelainan di kanalis servikalis. Jika terdapat lesi acetowhite, selanjutnya mengikuti algoritma
IVA-DoIVA-TeleDoIVA positif.
Co-Testing
HPV-RT + Sitologi HPV-RT + IVA
Co-Testing
HPV-RT + Sitologi HPV-RT + IVA
• Co-Testing pada dasarnya adalah dua pemeriksaan skrining • Untuk menekan budget, alternatif “Co-Testing” lain dapat
yang dilakukan bersamaan, yaitu tes DNA-HPV RT dan pap dilakukan, yaitu tes DNA-HPV RT dan IVA-DoIVA/TeleDoIVA. Jika
smear/sitologi. Jika hasil keduanya negatif, maka dilakukan hasil keduanya negatif, maka dilakukan skrining ulang 3-5 tahun
skrining ulang 3-5 tahun lagi. kemudian. Pada tes IVA dengan SSK yang tidak terlihat
seluruhnya, dianjurkan pemeriksaan sitologi/pap smear untuk
• Jika didapatkan hasil positif salah satu atau keduanya, maka memastikan tidak adanya kelainan di kanalis servikalis.
dilakukan manajemen sesuai dengan abnormalitas yang
ditemukan (lihat algoritma sebelumnya). Jika didapatkan • Jika didapatkan hasil positif salah satu atau keduanya, maka
keduanya positif, maka dilakukan kolposkopi/IVA-DoIVA, dilakukan manajemen sesuai dengan abnormalitas yang
selanjutnya mengikuti algoritma IVA-DoIVA/TeleDoIVA ditemukan (lihat algoritma sebelumnya). Jika didapatkan tes
positif. DNA-HPV RT dan DoIVA/TeleDoIVA. keduanya positif, maka
dilakukan biopsi target/LEEP/LLETZ. Prosedur ini dapat dilakukan
• Pada klien yang sudah melakukan skrining rutin, dengan atau tanpa kolposkopi, tergantung fasilitas yang tersedia.
pemeriksaan co-testing dapat dihentikan setelah usia 65
tahun atau setelah co-testing dua kali berturut-turut negatif
dalam 10 tahun terakhir.
IVA-DoIVA-TeleDoIVA
Tips
1. Minta Izin kepada klien untuk mendokumentasikan dengan santun
2. Jika foto dokumentasi final, akan dikirim atau dicetak,


tampilan serviks 80% dari ruang
3. Tidak menulis nama lengkap (kode saja)
4. Ada persetujuan tertulis
X
Tricks
Di tiap-tiap merk HP ada program untuk memudahkan mendapat
dokumentasi yang baik, yaitu adanya CAHAYA terus menerus ke serviks
Misal : Samsung : assestive light, Camscaner
Oppo , VIVO, Xiaomi : cahaya pengisi (fill light)
Lain –lain (IPHONE, dll) : senter, Torch, Camscaner, Camera plus

Portal TeleDoIVA : 0812 9330 0101


DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?
tofan.widya@ui.ac.id
HOGI
Ketua : Dr. dr. Brahmana Askandar, Sp.OG, Subsp. Onk
Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG, Subsp. Onk (2012-2021)
Sekjen : Dr. dr. Tofan Widya Utami, Sp.OG, Subsp. Onk
Dr. dr. Gatot Purwoto, Sp.OG, Subsp. Onk, MPH (2012-2021)

Satgas Lesi Prakanker Serviks


Prof. Dr. dr. Laila Nuranna, Sp.OG, Subsp. Onk
Dr. dr. Tofan Widya Utami, Sp.OG, Subsp. Onk
Dr. dr. Deri Edianto, Mked(OG), Sp.OG, Subsp. Onk
dr. Ali Budi Harsono, Sp.OG, Subsp. Onk
Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG, Subsp. Onk
dr. Indra Yuliati, Sp.OG, Subsp. Onk
dr. Endy Cahyono, Sp.OG, Subsp. Onk
dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG, Subsp. Onk

Anda mungkin juga menyukai