Anda di halaman 1dari 4

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Management Enterpreneurship

Semester 7 Kelas B Kelompok 1

MENGENAL MANAGEMENT DAN ENTERPRENEURSHIP

Muhamad Fakih (191320057), Rita Oktaviani (191320062) & Muhamad Sofan


Sofyan (191320063)

Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten

Jl. Jendral Sudirman No. 30 Kec. Serang Kota Serang-Banten 42118

A. Teori (Latar Belakang)


Istilah manejemen berasal dari kata manus yang berarti tangan, maksudnya
menangani, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan.
Manajemen juga berasal dari kata manage (meneggio, Italia) yang berarti
mengendalikan.1 Manajemen diperlukan sebagai upaya agar kegiatan bisnis dapat
berjalan secara efektif dan efesien. Adapun fungsi-fungai menajemen melingkupi
fungsi perencanaan, fungsi perorganisasian, fungsi pengimplementasian serta
fungsi pengendalian dan pengawasan.2
Di era ekonomi digital, kewirausahaan atau enterpreneurship merupakan suatu
istilah yang menunjukan sikap atau kemampuan seseorang dalam membuat atau
menciptakan hal-hal yang baru dan mempunyai nilai dan manfaat untuk diri sendiri
atau orang lain.3 Istilah enterpreneurship berasal dari bahasa Prancis
“Entreprendre” yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris adalah enterpreneur
yang artinya pengusaha atau wirausaha.4 Secara esensi, istilah enterpreneurship
adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak
seseorang yang selalu berorientasi kepada orang lain yang mampu memberi nilai
terhadap tugas dan tanggung jawab.5

1
Kurniawan Prambudi Utomi DKK, Dasar Manajemen dan Kewirausahaan, (Bandung:
Grup CV. Widina Media Utama, 2021), hal. 3.
2
Nashar, Dasar-Dasar Manajemen, (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pemekasan:
Pena Salsabila, 2013), hal. 11.
3
Kurnia Dewi, Hasanah Yaspita dan Airine Yulianda, Manajemen Kewirausahaan,
(Yogtakarta: Grup Penerbitan CV Budi Utama, 2020), hal. 1.
4
Kurniawan Prambudi Utomi DKK, Dasar Manajemen dan Kewirausahaan, hal. 10.
5
Syarif Hidayatullah, Achmad Firdiansjah dan Ryan Gerry Patalo, Enterpreneurial
Marketing, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hal. 8.

1|Mengenal Manajemen t dan Enterpreneurship


Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Management Enterpreneurship
Semester 7 Kelas B Kelompok 1

Konklusinya bahwa Manajemen Enterpreneurship merupakan pelaksanaan


suatu kegiatan sebagai profesi yang ditekuni oleh seorang wirausaha yang memiliki
kerangka kerja dengan mengarahkan kelompok atau orang-orang agar mencapai
tujuan yang telah dicanangkan.
B. Kebijakan (Dasar Hukum)
1. Alquran

6
ۚ ‫ح أ َ ْن ت َ ْبتَغُوا َفض اًْل مِ ْن َربِ ُك ْم‬
ٌ ‫علَ ْي ُك ْم ُجنَا‬ َ ‫لَي‬
َ ‫ْس‬

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan)
dari Tuhanmu.”7

8 َ‫ت ُ ْفلحون‬
ُ ِ ‫ِيرا لَ َعلَّ ُك ْم‬ َ َّ ‫َّللا َوا ْذ ُك ُروا‬
‫َّللا َكث ا‬ ِ َّ ‫ض ِل‬ ِ ‫ش ُروا فِي ْاْل َ ْر‬
ْ ‫ض َوا ْبتَغُوا مِ ْن َف‬ ِ َ‫ت الص ًََّلةُ َفا ْنت‬
ِ ‫َف ِإذَا قُ ِض َي‬

“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi;


carilah karunia Allah dan Ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu
beruntung.”9
2. Hadis

‫ ع َِن ا ْلمِ ْقد َِام ـ رضى هللا عنه ـ‬، َ‫ ع َْن َخا ِل ِد ب ِْن َم ْعدَان‬،‫ ع َْن ث َ ْو ٍر‬،‫سى‬ َ ‫ أ َ ْخبَ َرنَا عِي‬،‫سى‬
َ ‫َح َّدثَنَا إِب َْراهِي ُم ْب ُن ُمو‬
َ ‫ط َخي اْرا مِ ْن أَ ْن يَأْ ُك َل مِ ْن‬
‫ َوإِنَّ نَبِ َّي‬،ِ‫ع َم ِل يَ ِده‬ َ ‫َّللا صلى هللا عليه وسلم َقا َل " َماأ َ َك َل أ َ َح ٌد‬
ُّ ‫طعَا اما َق‬ ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ع َْن َر‬
َ ‫سًلَ ُم ـ كَانَ يَأ ْ ُك ُل مِ ْن‬
"10 ‫ع َم ِل يَ ِد ِه‬ َّ ‫علَ ْي ِه ال‬
َ ‫َاو َد ـ‬
ُ ‫َّللا د‬
ِ َّ

“Telah diceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa, dikabarkan kepada


kami ‘Isa dari Tsaur, dari Khalid bin Mahdan, dari al-Miqdam dari Rasulullah
saw, beliau bersabda; tidak seorang pun yang makan lebih baik dari makan
hasil kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud as makan dari hasil
kerja tangannya sendiri.”
3. Undang-Undang (UU)
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 9 tentang pelatihan kerja
bahwa keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta

6
QS. Al-Baqarah [2]: 198.
Abdul Aziz Ahmad & Muhammad Sya’ban Al-Hafizh, Robbani; Al-Qur’an Per Kata,
7

Tajwid Warna, (Jakarta Timur: PT Surya Prisma Sinergi, 2012), hal. 32.
8
QS. Al-Jumuah [62]: 10.
9
Abdul Aziz Ahmad & Muhammad Sya’ban Al-Hafizh, Robbani; Al-Qur’an Per Kata,
Tajwid Warna, hal. 555.
10
Shahih Bukhari No. 34 Hadits ke-2073,

2|Mengenal Manajemen t dan Enterpreneurship


Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Management Enterpreneurship
Semester 7 Kelas B Kelompok 1

mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja


pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.11
C. Fakta (Identifikasi Masalah)
Problematika usaha menjadi suatu hal yang biasa dan lumrah. Seseorang berani
terjun dalam dunia usaha, berarti ia siap menerima risiko dan konsekuensinya.
Tarmasuk siap menghadapi jatuh bangunya dalam kegagalan. Hal itulah yang akan
membuat mereka semakin kuat sebagai seorang wirausaha. Pada realitanya,
menjalankan sebuah usaha, tidak akan terlepas dari kegagalan, karena lambat laun
permasalahan demi permasalahan akan bermunculan. Seperti halnya permasalahan
modal, mindsat pesimis, berjiwa statis dan persaingan dalam pemasaran.
Memiliki ide cermerlang dalam sebuah usaha merupakan keunggulan lebih dari
seorang wirausaha, namun ide yang cemerlang tanpa dibarengi dengan modal yang
memadai, seakan menjadi kendala sulit berkembangnya suatu usaha. Terkadang
keterbatasan modal juga menjadi hambatan yang paling sentral untuk memperluas
usaha yang akan dijalankan.
Selain permasalahan modal terkadang seorang wirausaha terbelenggu dengan
mindset pesimis dan berjiwa statis. Mereka yang bermindsat pesimis dan berjiwa
statis, terlebih dalam hal berbisnis. Kepesimisan dan kesetatisan akan menjadi suatu
problematika dalam berbisnis yang pengaruhnya sulit untuk menerima alternatif
lain. Mereka yang pesimis dan statis ketika tidak mampu merelisasikan sesuatu
targert yang dicanangkan maka mereka akan merasa gagal dan beranggapan bahwa
hanya itu lah yang dapat mereka lakukan tidak ada yang lain.
Seseorang yang mulai merintis usaha, terkadang sering kali mengalami
kesalahan dalam pemasaran, hal tersebut mengakibatkan kerugian pada bisnis itu
sendiri. Suatu usaha akan dikatakan maju bila pemasarannya bisa bersaing di dunia
bisnis. Gagasan dan ide yang cemerlang tanpa pemasaran yang baik tidak akan
menjamin majunya suatu usaha, karena pemasaran merupakan barometer paling
penting dalam kesuksesan suatu bisnis.

11
Sarfilianty Anggiani, Kewirausahaan Pola Pikir Pengetahuan Keterampilan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018), hal. 191.

3|Mengenal Manajemen t dan Enterpreneurship


Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Management Enterpreneurship
Semester 7 Kelas B Kelompok 1

D. Solusi (Pemecahan Masalah)


Salah satu tanggung jawab terpenting para wirausahawan adalah berusaha
memcahkan masalah secara ilmiah dalam usaha atau bisnis. Pemecahan masalah
merupakan kegiatan merupakan kegiatan yang penting untuk menganalisis,
mengolah dan menarik kesimpulan apa yang menjadi kendala dalam suatau usaha
atau bisnis. Keterampilan yang diperoleh para wirausahawan akan menjadi bekal
dalam pemecahan masalah. Meskipun banyak persoalan tidak mempunyai
pemecahan yang benar, namun keputusan terakhir ada sepenihnya di tangan para
wirausahawan.12
Keterbatasan modal menjadi salah satu hambatan yang harus segera dicari
solusinya, karena akan menjadi hambatan yang paling sentral untuk memperluas
usaha yang akan dijalankan. Adapun solusi untuk mengatasinya dengan
mengajukan tawaran melalui pendistribusian proposal kerja sama kepada instansi
pemerintah maupun pemilik modal lain untuk ikut berinvestasi atau keterbatasan
modal juga bisa diatasi dengan mendapatkan modal dari konsumen seperti halnay
pre order dan solusi terakhir mengajukan pinjaman ke bank atau nonbank.
Tidak hanya permasalahan yang bersifat eksternal, terkadang permaslahan
internal seperrti halnya seorang wirausahawan yang terbelenggu dengan mindset
pesimis dan berjiwa statis, menjadi faktor penghambat majunya suatu usaha.
Adapun cara mengatasinya dengan melakukan evaluasi dan introspeksi, karena
memang orang yang berjiwa pesimis dan statis harus bisa menyadari bahwa dunia
memiliki bidang yang luas. Seorang wirausahawan tidak perlu takut akan
kegagalan, karena kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.
Kerugian pada bisnis terkadang diakibatkan seringnya mengalami kesalahan
dalam pemasaran, apalagi seseorang yang baru mulai mereintis usaha. Dalam
bisnis, setiap para wirausahawan harus memiliki strategi pemasaran dalam
menjalankan kegiatan marketing. Karena aktifitas marketing merupakan ujung
tombak yang menentukan kelangsungan jalannya bisnis. Adapun solusinya dengan
cara melakukan promosi semenarik mungkin, tingkatkan kualitas produk, utamakan
kepuasan pelanggan, dan terapkan strategi pemasaran yang bervariasi.

12
Retno Murti Setyorini, Buku Saku Prakarya, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2019), hal. 61.

4|Mengenal Manajemen t dan Enterpreneurship

Anda mungkin juga menyukai