Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS

FIDES ET RATIO MERUPAKAN ASPEK PENTING DALAM

MENGELOLA PANGILAN DI SEMINARI MENENGAH

STELLA MARIS

Disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan testamentum

di Seminari Menengah Stella Maris Bogor

tahun ajaran 2022/2023

Oleh:

Damianus Namora Aritonang

VII C

SEMINARI MENENGAH STELLA MARIS

Perum. Telaga Kahuripan, Taman Ganesha Blok A 4/5, Kemang, Bogor, 16310

2023

1
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis berjudul “ Fides et Ratio merupakan Aspek Penting Dalam Mengelola

Panggilan d i Seminari menengah Stella Maris” ini telah disetujui dan disahkan

di Bogor pada tanggal bulan tahun

Menyetujui,

Pembimbing,

R.P. Henry Lausia,

Menyetujui dan mengesahkan,

Rektor Seminari Menengah Stella Maris Bogor,

R.D. Agustinus Wimbodo Purnomo

2
Halaman Motto

“Credo ut Intellegam, Intellego ut Credam”

“Saya percaya untuk mengerti, saya mengerti untuk percaya”

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan kasih

karunia-Nya karya tulis dapat diselesaikan oleh penulis sesuai harapan. Karya

tulis ini dapat disusun karena dukungan berbagai pihak sebagai perantara Tuhan.

Karya tulis berjudul “Fides et Ratio merupakan aspek penting dalam

Mengelola Seminari Menengah Stella Maris” ini ditulis untuk memenuhi salah

satu syarat mendapatkan Testamentum pada Seminari Menengah Stella Maris

Bogor. Pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus, ikhlas, dan setia

memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam proses penulisan

karya tulis ini, terutama kepada:

1. R.D. Agustinus Wimbodo Purnomo selaku Rektor Seminari Menengah

Stella Maris Bogor.

2. R.P. Henry Lausia selaku pembimbing yang telah sabar dan Bijaksana

mengarahkan dan menuntun penulis sehingga menjadi karya tulis yang

baik dan benar.

3. Bapak Dionisius Riandika S. Pd, selaku guru Bahasa Indonesia yang telah

mengajarkan sistematika penulisan dalam karya tulis ini.

4. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan doa, motivasi dan

kekuatan. sehingga penulis bisa kembali menulis karya tulis dengan baik

dan benar

4
5. Teman-teman ESENSIAL yang memberikan dukungan kepada penulis

serta adik kelas yang penulis banggakan: Angkatan SWAT, angkatan

SPARTA, angkatan RUAH yang telah membantu menjawab kuesioner

yang telah penulis berikan.

6. Dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena telah

membantu penulis dalam memberi inspirasi dan penghiburan pada

menulis karya tulis ini.

Apapun hasil yang diciptakan oleh karya tangan manusia tidak ada yang
sempurna sebab kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta, sehingga penulis sadar
bahwa masih perlu adanya perbaikan yang membangun. Maka dari itu, dengan
segala kerendahan hati, sangat dibutuhkan kritik dan saran yang dapat
menggerakkan dan membangun ke arah yang lebih baik.
Semoga karya tulis ini dapat membantu dan berguna bagi para pembaca.
Mohon maaf apabila dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan.
Sekian terima kasih.

Bogor, Juni 2022

Penulis

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii

HALAMAN MOTTO..............................................................................................iii

KATA PENGANTAR..............................................................................................1v

DAFTAR ISI.............................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Pembatasan Masalah............................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah................................................................................................5
1.4 Tempat dan Waktu Penulisan...............................................................................5
1.5 Metode Penelitian.................................................................................................6
1.6 Tehnik Pengumpulan Data...................................................................................6
1.7 Tujuan Penelitian.................................................................................................6
1.8 Manfaat Penelitian...............................................................................................7

6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, kebanyakan manusia kurang


memaknai setiap peristiwa hidup yang terjadi. Manusia hanya menggunakan akal
budi dalam menanggapi peristiwa tersebut. Sehingga, manusia terjebak dan tidak
mengerti bahwa setiap peristiwa memiliki makna agar seseorang bisa menjalani
hidup ini dengan baik. Maka, di sinilah hati nurani diperlukan agar setiap
peristiwa yang dilewati manusia dapat dimaknai dan memiliki nilai sehingga
peristiwa hidup yang terjadi tidak hanya terlewat begitu saja.
Sebaliknya, seperti masalah di atas banyak manusia hanya menggunakan
hati nurani saja dalam menanggapi suatu peristiwa, sehingga manusia mudah
mengambil keputusan kemudian jatuh pada hal yang tidak pasti atau mengawang-
ngawang. Bahkan, seringkali menganggap sesuatu peristiwa yang terjadi di luar
pola pikir akal budi yang menyebabkan manusia percaya pada takhayul dan
hanya mengandalkan kepasrahan tanpa ada usaha-usaha nyata dari akal budi
untuk mengerti maksud peristiwa yang ingin disampaikan oleh Tuhan kepada
kita sebagai manusia
Hal tersebut juga berlaku, khususnya di dalam kehidupan di Seminari
Menengah Stella Maris ini. Seminaris perlu memperhatikan dengan serius aspek
akal budi dan hati nurani. Sebab kedua aspek tersebut membantu para seminaris
untuk mengetahui dan memurnikan panggilan yang seminaris jalani . Sebab dalam
mengelola panggilan, seminaris dituntut agar bertanggung jawab dan serius atsa
panggilan yang diberikan Tuhan.oleh karena panggilan bukan hanya semata
rahmat yang dapat berkembang sendiri,tetapi perlu usaha manusia agar panggilan
itu dapat menjadi buah yang berguna bagi sesama dan Gereja. Disini-lah
aspek akal budi dan hati nurani berperan sebagai sarana untuk membantu para
seminaris agar dapat peristiwa yang telah dialami. Karena setiap keputusan
menentukan dan mempengaruhi langkah selanjutnya ke hidupan seminaris.

1
Akan tetapi, Iman dan Akal budi akan sangat membantu kehidupan para
seminaris, dalam menentukan dan menjalani panggilan apabila diasah atau
dipertajam dengan menghayati formatio yang telah diberikan seminari untuk
seminaris. Sehingga, hati nurani dan akal budi menjadi kesatuan bagi kehidupan
seminaris, agar membantu mengetahui jalan panggilan dan kemudian
mempermudah seminaris untuk memutuskan jalan panggilan Tuhan yang
selanjutnya akan dijalani.
Aspek iman dan akal budi ini sendiri berkaitan dengan jadwal hidup
komunitas di Seminari Menengah Stella Maris. Khususnya jadwal pendidikan dan
jadwal hidup doa - ;jadwal pendidikan, apabila dijalankan dan ditekuni dengan
usaha yang maksimal, mempengaruhi akal budi para seminaris untuk bisa berpikir
kritis. Di dalam pendidikan sekolah di Seminari Menengah Stella Maris.
Seminaris tidak hanya diberikan bekal ilmu pendidikan formal SMA, tetapi di
dalamnya, disisipkan pelajaran tentang Pendalaman Gereja Katolik, Yang pada
biasanya, diberikan setiap hari selasa dan rabu jam empat sore. Pelajaran tentang
Gereja katolik ini, sangat membantu seminaris, bukan hanya menambah wawasan,
akan tetapi membantu seminaris untuk lebih mengenal Gereja katolik secara
mendalam. Pelajaran hari selasa yang diberikan seminari ialah : Dokumen Gereja
untuk kelas 2 dan 3,Etiket untuk kelas 1 dan 7a dan Pedagogi pelajaran kuliah
seperti biasa untuk kelas 7c. kemudian pelajaran hari rabu yang diberikan
seminari ialah : Bahasa Latin Untuk Kelas 1,2, dan 3 sedangkan kelas 7A dan 7C
pada hari rabu diberikan pelajaran mengikuti jadwal mata kuliah yang sudah di
berikan seminari karena sifatnya bukan pelajaran tambahan tetapi bagian dari
waktu mata kuliah – mata kuliah yang diberikan hari rabu sore ialah : Bahasa
Indonesia untuk kelas 7A dan Pedagogi untuk kelas 7c. Tapi sayang pelajaran
yang sangat berguna untuk kehidupan seminaris dalam menjalani panggilan tidak
di manfaatkan dengan baik atau tidak diikuti dengan serius oleh sebab itu
menyebabkan ketidaktahuan ilmu pengetahuan dan mempengaruhi kognitif bagi
para seminaris
Sama seperti halnya akal budi, seminaris seharusnya membangun dan
memperhatikan imannya, karena dengan iman seminaris mengetahui rancangan

2
Allah yang tidak dapat diketahui dan dimengerti oleh akal budi; seminaris,
seharusnya lebih maju satu atau dua langkah dalam iman karena seminaris adalah
calon imam yang seharsunya lebih mengetahui,mengenal,mencintai dan
meneladani hidup Yesus Kristus yang sekaligus Allah, memanggil seminaris
untuk menjadi calon penggembalanya agar menggantikan para rasul dalam
melanjutkan pewartaan terhadap Yesus Kristus.
Aspek Iman dalam Formatio diseminari menengah Stella Maris berperan
membangun kematangan rohani yang dapat mempengaruhi relasi antar seminaris,
karena dengan kita dekat dan mengenal Allah, maka secara tidak langsung kita
juga didekatkan kepada citraNya yaitu setiap pribadi yang hidup di bumi –
semakin memanadang setiap pribadi sebagai subjek, karena menggangap bahwa
memandang setiap pribadi sama dengan memandang Allah yang hadir. Karena
dengan dapat memandang setiap pribadi sebagai wajah allah yang hadir maka
dapat membuat relasi di dalam komunitas ini semakin harmonis dan terbentukalah
yang disebut Sense of Community; dengan menghidupkan sense of community
dalam kehidupan panggilanya diseminari, Seminaris dapat menghadirkan sense of
belonging - rasa saling memiliki ini berperan agar para seminaris saling menjaga
keutuhan anggota komunitasnya satu sama yang lain sehingga menimbulkan
situasi “keluarga baru” Karena para seminaris meninggalkan keluarga aslinya dan
berkumpul menjadi keluarga baru karena kehendak Allah. aspek iman bukan
hanya mepengaruhi secara communio akan tetapi juga mempengaruhi
intrapersonal para seminaris, pengaruhnya ialah seminaris bisa secara bijak
mengimbangkan emosinya dan tidak cepat Impulsif akan suatu peristiwa yang
terjadi.
Dalam meningkatkan aspek hari nurani tersebut ada sarana yang diberikan
oleh seminari untuk seminaris, yaitu jam hidup doa yang didalamnya berisi :
perayaan ekaristi setiap pagi setelah ibadat pagi, ibadat pagi (laudes), ibadat sore
(vesper) dilanjutkan meditasi dan membaca bacaan rohani (Lectio Divina) secara
pribadi, dan ditutup dengan Ibadat penutu (Completorium). Akan tetapi, dalam
pelaksanaannya seminaris kurang menghayati hidup doa yang diberikan oleh

3
seminari, sehingga secra tidak langsung berdampak mempengaruhi kehidupannya
dalam menjalani formatio di seminari.

1.2 Pembatasan Masalah


Dalam karya tulis ini, masalah utama yang akan dibahas adalah kurangnya
pemahaman seminaris betapa pentingnya penghayatan dalam menjalani jam hidup
komunitas di seminari ini, khususnya adalah jam hidup doa dan jam belajar di
Seminari Menengah Stella Maris. Dalam menjalani masa formatio hendaklah
seminaris bersungguh-sungguh dalam penghayatan yang total untuk mencapai
hasil yang maksimal untuk pembentukan dirinya sendiri. Sebab dalam proses
formatio, seminari sudah memberikan sarana bagi seminaris untuk tujuan
membentuk karakter seminaris agar menjadi manusia yang memiliki kematangan
manusiawi dengan cara memberikan jam hidup doa selama 130 menit yang
diantranya dibagi : Ibadat pagi atau laudes (25 menit), Ekaristi (45 menit), I badat
sore atau Vesper (30 menit), dan ibadat malam atau Completorium (30 menit).
Jam hidup doa tersebut diatur sedemikian rupa oleh seminari agar seminaris bisa
melaksanakan pendidikan dengan waktu yang sudah di berikan oleh pihak
marsudirini.
Setelah seminaris diberikan jam hidup doa, maka seminari juga menyadari
bahwa jam pendidikan juga aspek penting untuk pembentukan akal budi atau
kemampuan kognitif seminaris agar bisa berpikir cerdas dan kritis. Maka dari itu
seminari memberikan jam belajar kepada seminaris. jam belajar ini juga dibagi
menjadi dua bagian jam belajar formal dan non formal. Artinya jam belajar formal
para seminaris diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan seperti biasa di
sekolah Marsudirini dengan durasi waktu (420 menit). Dan seminari juga
memberikan kesempatan, agar seminaris memiliki jam belajar pribadi atau jam
belajar non formal di kelas. Sehingga seminaris bisa memahami pelajaran, yang
telah diberikan oleh pihak marsudirini ataupun seminaris ingin belajar hal yang
lain melalui buku bacaan yang seminaris punyai. Waktu belajar pribadi yang
seminari berikan kepada seminaris adalah (90 menit). Namun permasalahanya
adalah terkadang seminaris tidak menggunakan waktu belajar formal dan non

4
formal dengan bijak, sehingga waktu belajar yang seharusnya berguna, justru
harus terbuang dengan sia-sia. Banyak seminaris, yang seharusnya menggunakan
jam belajar formal dan non formal itu untuk belajar, justru malahan digunakan
untuk mengobrol,tidur dikelas, bercanda dikelas dan lain-lain. Inilah,
permasalahan seminaris yang harus diperhatikan untuk memperbaiki kedepanya.
Sehingga seminari ini bisa sesuai dengan mottonya “Hendaklah ia Bertumbuh dan
Berkembang”

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan masalah yang diangkat, muncul rumusan-rumusan masalah
yang akan menjadi topik pembahasan di dalam karya tulis ini.
Rumusan-rumusan masalah tersebut adalah :
1.3.1 bagaimana sikap para seminaris dalam melaksanakan jam hidup doa ?
1.3.2 bagaimana sikap para seminaris dalam melaksanakan jam belajar ?
1.3.3 bagaimana pandangan seminaris terhadap jam hidup doa yang ada di
Seminari Menengah Stella Maris ?
1.3.4 bagaimana pandangan seminaris terhadap jam belajar yang ada di Seminari
Menengah Stella Maris.

1.4 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan … sampai dengan … bulan … Tahun
… di Seminari Menegah Stella Maris

1.5 Metode penelitian


Penulis menggunakan metode deskriptif untuk menguraikan masalah dai
dalam karya tulis ini. metode deskriptif adalah metode penelitian yang
menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti.
Metode penelitian ini fokus utamanya adalah menjelaskan objek penelitianya,
sehingga menjawab apa peristiwa atau apa fenomena yang terjadi. Penulis akan

5
menguraikan masalah mengenai sikap seminaris saat melaksanakan hidup doa dan
kegitan belajar diwaktu malam sesuai dengan pengamatan penulis serta jawaban-
jawaban atas angket yang diberikan . dari penguraian masalah tersebut , penulis
akan memberikan solusi yang dapat membantu untuk memechkan masalah
tersebut.

1.6 Tehnik pengumpulan data


Penulis menggunakan dua tehnik untuk mengumpulkan data sebagai dasar
bagi penguraian masalah yang akan dibahas. metode tersebut adalah angket dan
observasi partisipan. Penulis membagikamn angket kepada para seminaris sesuai
dengan masalah yang sudah dirumuskan untuk mendapatkan data yang faktual.
Selain itu, penulis juga akan melakukan observasi secara langsung selama jadwal
hidup doa dan kegiatan belajar di waktu malam sedang berlangsung.

1.7 Tujuan penelitian


Karya tulis ini disusun supaya :
1.7.1 para seminaris dapat memahami betapa pentingnya akal budi dalam
menjalani kehdiupan di seminari
1.7.2 para seminaris dapat memahami betapa pentingnya hati nurani dalam
menjalani kehidupan di seminari
1.7.3 para seminaris dapat memanfaatkan atau menggunakan dengan baik dan
bijak aspek akal budi dan iman yang telah diberikan oleh Tuhan
1.7.4 para seminaris semakin menghayati proses formatio melalui waktu-waktu
yang telah diberikan seminaris
1.8 Manfaat Penelitian
Semoga dengan karya tulis ini, dapat berguna pertama-tama untuk para
seminaris agar semakin semangat dalam menjalani kehidupan komunitas di
seminari, juga agar komunitas ini menjadi komunitas yang hidup artinya
seminaris berperan proaktif dalam menjalani keseluruhan jam komunitas. selain
itu agar para seminaris memiliki cara untuk melewati kebingungan-kebingungan

6
dalam memutuskan untuk meneruskan jalan panggilan khusus atau memilih jalan
panggilan umum yang dirasa lebih sesuai selama ini.
Karya tulis ini dapat berguna pula untuk para formatores Seminari
Menengah Stella Maris sebagai dasar untuk memberikan pembinaan kepada para
seminaris dalam menjalankan pendidikan dan mengembangkan spiritualitas.
Pembinaan tersebut agar seminaris dapat terbantu dalam melaksanakan
pendidikan dan hidup doa secara terarah, efektif, dan mendapatkan buah dari
jadwal hidup doa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai