Anda di halaman 1dari 76

STRATEGI PEMBELAJARAN PAK DALAM UPAYA

MENUMBUHKAN IMAN SISWA KELAS X SMK


TUNAS MUDA BERKARYA BATAM

SKRIPSI

Disusun dan diajukan

Sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan agama kristen

Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Oleh:

Liwanna Maria Hutagalung

Nim : 09020119036

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEKOLAH

TEOLOGI REAL BATAM 2022-2023


PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini Dosen Pembimbing Pertama dan
Kedua dengan ini menyatkan bahwa :
NAMA : Liwanna maria hutagalung

NIM : 09020119036

JURUSAN : Pendidikan Agama Kristen

JUDUL SKRIPSI : Efektivitas pembelajaran PAK dalam upaya

mrnumbuhkan iman siwa kelas X SMK TUNAS MUDA BERKARYA BATAM

Skripsi tersebut telah melewati proses bimbingan ,dibaca

ditelah,diperbaiki dan disetujui untuk diperhatahankan di depan dewa dosen

penguji skripsi ,sampai di akhirnya dinyatakan lulus.

Disetujui pada tanggal


03 February 2023

Pembimbing Pertama. Pembimbing kedua.

Daniel Agustin M.Pd Rini Sipalakkai M.Pd.

Diketahui oleh
Ka Prodi PAK STT Real Batam

Haposan Simanjuntak,M.Pd.K
Motto:

”only you can change your life.Nobody else can do it for you”

Orang lain gak akan bisa paham struggle dan masa sulitnya kita,yang mereka
ingin tau hanya bagian success stories.Berjuanglah uantuk diri sendiri
walaupun gak ada yang tepuk tangan.kelak diri kita di masa depan akan
sangat bangga dengan apa yang kita perjuangkan hari ini

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah


memberkati dan menyertai penulis dalam
penyusunan skripsi ini hingga selesai.
2. Kepada mama, adek serta keluarga yang
mendukung dan memberi semangat bagi
penulis
3. Seluruh sahabat bahkan orang yang
senantiasa memberi semangat bagi
penulis
4. Kepada teman-teman sepelayanan
5. Kepada seluruh keluarga besar BCM
Pangkalan -Ipoh
6. Kepada mahasiswa STT Real Batam
7. Kepada Almamaterku STT Real Batam
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan waktu dan kesempatan yang terbaik kepada penulis, dan

memberikan kemampuan sehingga akhirnya bisa mencapai penyelesaian

Pendidikan Strata Satu di STT Real Batam. Penulis juga mengucap syukur

buat penyertaan serta kemampuan yang Tuhan telah berikan mulai dari awal

perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini dengan judul “Strategi

pembelajaran PAK dalam upaya menumbuhkan iman siswa kelas X SMK

TUNAS MUDA BERKARYA BATAM”

Dalam kesempatan ini juga, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ketua STT Real Batam, Pdt. Dr. Fransiskus Irawan Widjaja, MAIE., M.Th.

2. Para pembantu ketua (Puket I, II, III) dan seluruh civitas akademika STT

Real Batam yang telah banyak membantu dan memberi dorongan kepada

penulis selama kuliah dan penulisan skripsi ini.

3.Daniel Agustin M. Pd. Sebagai dosen pembimbing I dalam penulisan

skripsi ini, yang sabar dalam mengajari penulis, memberi ide arahan dan

saran-saran kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

4. Rini sipalakkai M. Pd. Sebagai dosen pembimbing II yang telah

membimbing, memotivasi, menasehati penulis selama penulisan skripsi.

5. Kepada seluruh Bpk/Ibu dosen khususnya di Prodi PAK yang telah

mengajar penulis selama berlangsung proses belajar mengajar di STT Real

Batam, yang tanpa lelah memperlengkapi penulis dalam kerohanian dan skill

sebagai seorang Sarjana Pendidikan Agama Kristen.


6. Kepada teman-teman mahasiswa di STT Real Batam yang telah

memberikan semangat kepada penulis dari awal masuk bangku pendidikan

sampai kepada penyusunan skripsi .

7. Kepada kedua orangtua penulis yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi hidup kepada penulis.

8.Kepada seluruh teman-teman mahasiswa/i STT Real Batam baik rekan

rekan, sahabat Liwanna seperjuangan yang saling memberi semangat dan

inspirasi selama menjalani perkuliahan.

9. Kepada setiap para gembala, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya

satu persatu, yang mana telah dipersilahkan kepada peneliti untuk

melakukan pelayanan sepanjang menjalani studi di STT REAL Batam.

Batam,03 Feberuary 2023


ABSTRAK

Hutagalung Liwanna Maria : Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama


Kristen Dalam Upaya Menumbuhkan Iman Siswa kelas X di SMK Tunas
Muda Berkarya. Adapun tujuan penulis menulis karya ilmiah ini ialah:
Pertama, Memberikan penjelasan mengenai pentingnya menumbuhkan iman
siswa ditingkat SMK masa kini. Kedua, Memberikan panduan kepada guru
PAK dalam meningkatkan pertumbuhan iman siswa ditingkast SMK. Ketiga,
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tuntutan akademik dalam
mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Tinggi
Teologia Real Batam. Metode yang penulis gunakan untuk menyelesaikan
skripsi ini adalah dengan metode pengumpulan data melalui: Alkitab, buku-
buku, majalah, diktat, renungan, internet, dan artikel-artikel lainnya yang
sehubungan dengan penulisan karya ilmiah ini.

Dalam penelitian ini diberikan kesimpulan, Pertama pertumbuhan iman


siswa ialah suatu upaya yang terus menerus dilakukan oleh guru PAK untuk
mendemonstrasikan hidup yang berarti atau bermakna dengan menjaga dan
memelihara iman siswa serta faktor yang berkaitan supaya dapat mengambil
sikap dan keputusan dalam realitas hidup di tengah-tengah kesempatan dan
tantangan kehidupan. Kedua, siswa SMK adalah masa transisi dari dunia
kanak–kanak yang telah ditinggalkan, tetapi masa kedewasaan belum dijalani
dengan sungguh–sungguh. Itu sebabnya dalam membangun iman siswa
diperlukan guru yang melaksanakan pembelajaran PAK di sekolah.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................


ABSTRAK .................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................
PENDAHULUAN .......................................................................................................
A.Latar belakang masalah .........................................................................................

B.Fokus penelitian .....................................................................................................

C.Rumusan masalah .................................................................................................

D.Tujuan penulis .......................................................................................................

E.Mamfaat penulisan ................................................................................................

F. Rumusan masalah ................................................................................................

BAB II KERANGKA TEORI .......................................................................................

a PENGERTIAN IMAN ..............................................................................................

a.1.Defenisi iman kristen ...........................................................................................

a.2.Dasar terbentuknya iman siswa ..........................................................................

a.3.1 Dasar-dasar pertumbuhan iman ......................................................................

a.3.2 Ucapan syukur kepada Allah ............................................................................

a.3.3 Mengakui dosa kepada Allah ...........................................................................

a.3.4 Berdoa kepada Allah ........................................................................................

a.3.5 Berpegang kepada Firman Allah ......................................................................

a.3.5 Menyaksikan iman ............................................................................................

a.5.Hambatan yang dihadapi dalam pembentukan iman siswa ................................

a.5.1 Keterbatasan orang tua ....................................................................................


a.5.2 Kesibukan orang tua ........................................................................................

a.5.3 Kurangnya komunikasi .....................................................................................

a.5.4.Lingkungan pergaulan yang tidak mendukung .................................................

a.5.5 Pengaruh negatif dimedia masa .......................................................................

B. PENGERTIAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAK .........................................

b.1 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ...........................................................

b.1.2 Faktor internal ..................................................................................................

b.1.3 Faktor eksternal ................................................................................................

b.1.4 Ciri-ciri guru yang efektif ...................................................................................

B.2.PENGERTIAN GURU..........................................................................................

b.2.1Aspek-aspek dedikasi .......................................................................................

b.2.2.Persiapan mengajar .........................................................................................

b.2.3 Pengembangan profesialitas guru.....................................................................

b.2.4 Kedudukan guru ...............................................................................................

b.2.5.Komitmen dan kesetiaan ..................................................................................

b.2.6 Dorongan jiwa/semangat dalam mengajar .......................................................

BAB III.METODE PENELITIAN .................................................................................

A.tempat dan waktu penelitian ..................................................................................

B.Objek penelitian .....................................................................................................

C.subje penelitian ......................................................................................................

D metode pengambilan data .....................................................................................

E metode dokumentasi ..............................................................................................

F.instrumen penelitian ...............................................................................................


G.keabsahan data .....................................................................................................

C.5.pengumpulan data (DATA COLLECTION) .........................................................

C.5.1 Redukasi data(DATA REDUCATION) .............................................................

C.5.2 Display data .....................................................................................................

C.53 versivikasi dan penegasan kesimpulan(conclution drawing and


versification) ..............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Kristen merupakan pendidikan yang berisikan moral-

moral Kristiani. Maksudnya materi pengajaran pendidikan agama Kristen

merupakan materi yang berisi tentang nilai-nilai kebenaran iman

Kristen.Selain itu, Pendidikan Agama Kristen berusaha untuk menumbuhkan

dan membimbing sikap hidup yang sesuai nilai- nilai Kristiani supaya setiap

pribadi Kristen mengalami pertumbuhan imani sejati.

Tuhan menghendaki setiap orang percaya memiliki iman yang teguh.

Ditegaskan bahwa setidaknya kita mmemiliki iman sebesar biji sesawi saja.

Memang, biji sesawi itu sangat kecil, bahkan bisa dikatakan sebagai biji yang

paling kecil dari segala jenis benih, tapi jika ditanam dan bila sudah tumbuh,

sesawi itu akan lebih besar dari pada sayuran lain, malahan akan tumbuh

menjadi pohon yang besar melebihi pohon-pohon lain sehingga burung-

burung dapat berlindung atau bersarang di cabang-cabangnya. Demikian pula

halnya dengan iman. Iman kita tidak boleh statis tapi harus dinamis dan

bertumbuh. Karena itu, kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha

untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan

pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada

penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada

kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara -

saudara kasih akan semua orang. (2 Petrus 1:5-7).11

1
Alkitab(2002)Jakarta:Lembaga Alkitab Indonesia
Langkah menuju kepada pertumbuhan iman: 1. Karib dengan Tuhan.

Dalam Roma 10:17 jelas dinyatakan bahwa iman itu timbul dari pendengaran

akan firman Tuhan, karena itu kita harus banyak menyediakan waktu untuk

berdoa, membaca Alkitab dan mendengarkan firman itu setiap hari. Jadi kita

harus senantiasa melekat kepada Tuhan, "Sama seperti ranting tidak dapat

berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,

demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."

(Yohanes 15:4b). 2. Ketaatan. Turuti dan lakukan firman Tuhan sehingga

iman kita terus bertumbuh. Dikatkan, "Jika iman itu tidak disertai perbuatan,

maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Abraham

diberkati Tuhan dan mengalami penggenapan janji Tuhan karena iman dan

ketaatannya telah teruji. 3. Ujian. Adakalanya Tuhan ijinkan masalah dan

penderitaan terjadi dalam kehidupan orang percaya. Itu bukan tanpa tujuan!

Itu adalah bagian dari proses pendewasaan iman. Tuhan hendak melatih

iman kita supaya makin teguh.

Guru merupakan unsur penting dalam mengajar di bidang Pendidikan

Agama Kristen, terutama di sekolah SMK demi pertumbuhan iman siswa. Hal

ini dikarenakan usia pada masa ini merupakan masa yang sangat penting

dalam pembentukan pribadinya. Pendidikan Agama Kristen di sekolah SMK

penting disampaikan, sebab usia setingkat sekolah SMK lebih mudah

menerima pengajaran yang disampaikan. Selain itu seringkali orang tua siswa

belu memperkenalkan Kristus dengan baik kepada anak-anaknya, karena

mereka tidak terlalu memahami firman Tuhan. Disinilah peranan guru

Pendidikan Agama Kristen sangat diperlukan untuk berperan aktif dalam

mengarahkan siswa mengalami pertumbuhan iman. Sehingga peranan guru


Pendidikan Agama Kristen sangat membantu siswa untuk mengenal Yesus

Kristus secara pribadi. Selain dari itu, guru merupakan tenaga pendidik yang

memiliki tanggung jawab serta intensitas pertemuan yang tinggi dengan siswa

dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini berarti bahwa peranan Guru Pendidikan Agama Kristen di sekolah

SMK sangat penting untuk memberi pengaruh bagi siswa dalam bertingkah

laku terlebih lagi dalam pertumbuhan imannya. Berdasarkan pengamatan

penulis terhadap siswa di SMK Tunas Muda Berkarya Batam, secara khusus

siswa kelas X, mereka kurang mendapat pengajaran dan pendidikan tentang

iman Kristen dari orang tua. Dengan kata lain, orang tua kurang berperan

dalam membimbing dan mengarahkan anak-anak mereka ke pada Tuhan

Yesus Kristus. Penyebabnya antara lain karena kesibukan orang tua yang

bekerja di perusahaan dan juga kurangnya pemahaman orang tua sendiri

terhadap firman Tuhan. Sehingga peran guru Pendidikan Agama Kristen di

sekolah tersebut sangat dibutuhkan oleh siswa. Jadi, berdasarkan latar

belakang tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X di SMK tunas

muda berkarya batam belum mendapat pendidikan Agama Kristen secara

maksimal dari orang tua. Karena itu, untuk mengatasi permasalahan itu

peranan guru Pendidikan Agama Kristen sangat diperlukan dalam mengajar

pokok-pokok iman Kristen dan pemberian pengetahuan yang benar untuk

pertumbuhan iman siswa di sekolah tingkat SMK.

Oleh karena persoalan - persoalan diatas, maka penulis sangat terbeban

untuk mengangkat persoalan tersebut dalam sebuah penelitian yang penulis

beri judul :” Strategi Pembelajaran PAK dalam Upaya Menumbuhkan Iman

Siswa di Kelas X SMK Tunas Muda Berkarya Batam “.


B. Fokus Penelitian

Penulis menyadari bahwa pokok bahasan penelitian ini sangat luas, itu

sebabnya demi merampungkan penelitian ini secara terperinci maka penulis

membatasi penelitian ini fokus hanya kepada: Strategi Pembelajaran PAK

Dalam Upaya Menumbuhkan Iman di Kelas X SMK Tunas Muda Berkarya

Batam.

C.Rumusan Masalah

Dari paparan mengenai latar belakang masalah dapatlah penulis

merumuskan secara singkat gambaran sementara tentang pelaksanaan

Strategi PAK dalam Upaya Menumbuhkan Iman di Kelas X SMK Tunas Muda

Berkarya Batam.

1.Bagaimanakah Strategi Pembelajaran PAK di SMK Tunas Muda Berkarya

Batam ?

2.Bagaimanakah Pelaksanaan PAK dalam Menumbuhkan iman anak Kelas X

di SMK Tunas Muda Berkarya Batam ?

D.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah ;

1.Untuk mengetahui Srategi Pembelajaran PAK kelas X di SMK Tunas Muda

Berkarya Batam.
2.Untuk Mengetahui pelaksanaan PAK dalam menumbuhkan iman anak

kelas X di SMK Tunas Muda Berkarya Batam.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut :

1.Bagi saya pribadi penelitian ini membantu untuk mengetahui Strategi PAK

yang benar dan sesuai dengan memperhatikan aspek-aspek yang

mempengaruhi pertumbuhan iman siswa.

2.Bagi orang tua:

a.Membantu menyadarkan dan meyakinkan keluarga kristen akan pentingnya

pembinaan iman anak mereka masing-masing sehingga keluarga dapat

harmonis dan sesuai dengan kehendak Allah.

b.Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mendidik anak secara benar

sehingga anak benar-benar bertumbuh dalam imannya.


BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dijelaskan secara garis besar dan global teori-teori

yang mendasari penulisan skripsi ini.

A. Pengertian Iman

a.1. Defenisi Iman Kristen

Iman Kristen adalah kehidupan yang dijalani sebagai respon terhadap

Kerajaan Allah di dalam Kristus Yesus. Iman Kristen sebagai realitas yang

hidup memiliki tiga dimensi yang esensial yaitu, keyakinan, hubungan yang

penuh kepercayaan dan kehidupan agape yang hidup." "Iman adalah

anugerah yang diberikan Allah kepada setiap orang percaya, dan sekarang

tinggal bagaimana ketaatan orang percaya kepada anugerah Allah itu. Oleh

karena itu, maka siswa yang juga merupakan anggota tubuh Kristus oleh

karena baptisannya perlu di bina serta diarahkan sampai mereka menjadi

manusia yang dewasa dalam iman yang kelak mampu mengenal dirinya

sendiri dan Tuhannya secara benar."2

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dalam

perjalanan kehidupan ini sebagai orang percaya. Jadi iman sangatlah penting

karena selain menjadi dasar, iman juga mampu memberikan motivasi untuk

mencapai segala sesuatu, mendapatkan segala sesuatu, menerima

2
Homrighausen dan Enklaar Pendidikan Agama Krislen, (Jakarta : BPK Gunung
Muli, 1989) hal. 136-137
segala sesuatu dan menghadapi segala sesuatu. Sebagai orang

percaya kita berjalan dalam jalan Tuhan.

a.2. Dasar Terbentuknya Iman siswa

Pada dasarnya, proses pembentukan iman diawali dengan proses

perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal

ajaran Yesus Kristus adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada

Tuhan. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Yesus Kristus, maka orang

tersebut tidak mungkin beriman kepada Tuhan. Di samping proses

pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa

pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci berubah menjadi senang.

Seorang anak harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan

Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya, agar kelak setelah dewasa

menjadi senang dan terampil dalam melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan.

Pendidikan agama dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh

pendidikan lainnya, setiap keluarga harus mengajarkan dasar pendidikan

yang benar, sejak usia anak-anak harus diajarkan pentingnya pendidikan

Agama ketika seorang anak memiliki Etika tentang agama kebaikan yang

diajarkan sangat penting, kepercayaan yang dipelajari sangat penting,

dengan metode melatih membaca Firman Tuhan kepada setiap anak,

menjelaskan arti Firman Tuhan mempunyai waktu berpuasa dan berdoa

bersama-sama untuk mengajarkan pentingnya pendidikan agama, dengan

begitu anak akan terbiasa hidup seperti Kristus, pendidikan agama berperan

penting dasar utama, karena banyak pemimpin yang sekarang memimpin


tidak takut akan Tuhan walaupun memiliki kepandaian dalam ilmu pendidikan,

tetapi dasar
keagamaan tidak menjadi pokok utama sehingga berani menyebabkan

kesengsaraan orang lain, terlebih kepada Tuhan.

Orangtua berperan aktif dalam pembentukan iman siswa Keluarga

adalah tempat pertama di mana siswa bisa mendapatkan pelajaran pertama.

Orangtua membrikan dasar yang kokoh supaya iman anak-anak bisa

dibentuk dengan mengarahkan siswa untuk :

a. Mendengarkan firman Tuhan (Lukas 11:28; Roma 10:17; 1 Timotius

4:13) Ini adalah latihan yang paling gampang dilakukan. Dikatakan sebagai

disiplin karena harus dilakukan dengan sengaja dan teratur, tidak karena

kebetulan. Mendengarkan firman Tuhan tidak hanya dilakukan secara

bersama-sama di gereja Tuhan sambil mendengarkan khotbah, tetapi juga

ketika di rumah sendiri. Tujuannya adalah untuk membiasakan diri

"mendengar suara-Nya." Seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan, "bahwa

Iman timbul dari pendengaran, pendengaran oleh Firman Kristus" (Roma

10:17). Seperti Samuel ketika dipanggil Tuhan dengan penuh hormat Samuel

mengatakan "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar" ( 1 Samuel 3:

10). Ini adalah bentuk kesediaan Samuel untuk mendengarkan firman Tuhan,

demikianlah bagi seluruh orang percaya, untuk bersedia menyediakan waktu

untuk belajar dan mendengarkan suara Tuhan.

b. Membaca Firman Tuhan (2 Timotius 3:16, 17; Wahyu 1:3) Kehidupan

rohani seseorang sangat bergantung pada firman Tuhan. Oleh karena itu,

Manusia harus, berusaha segenap hati untuk belajar firman Tuhan. Kalau

kita ingin agar sifat-sifat dan karakter kedagingan kita diubah dan dikoreksi,

maka kita harus sering membaca firman Tuhan dalam konteks keseluruhan
firman Tuhan. Membaca Alkitab dari awal sampai akhir secara berurutan

merupakan cara yang paling efektif. Hendaknya dalam membaca firman

Tuhan dengan hati, bukan hanya sekadar pengertian. Dengan pengertian,

akan mengetahui dan memahami, dengan hati maka akan mengingini,

mengasihi, dan berpegang teguh. Dan biarlah pengertian itu tunduk kepada

hati. Ada banyak metode dan alat yang bisa dipakai untuk melakukan latihan

ini, asal kita bisa melawan kendala utama kita, yaitu malas, dan tidak mau

disiplin atau kurang motivasi.

a. Menghafal Firman Tuhan (Mazmur 119:11; Efesus 6:17) Ada

banyak manfaat dalam menghafal firman Tuhan, diantaranya: menyimpan

kekuatan rohani untuk waktu-waktu darurat, memperkuat iman, menjadi alat

yang Tuhan pakai untuk membimbing kita, menstimulasi kita untuk terus

merenungkan firman Tuhan. Menghafal firman Tuhan merupakan salah satu

cara untuk menanamkan firman Tuhan. Daud mengatakan dalam Mazmur

119:11, "berbahagialah orang yang hidup memegang ketetapan Tuhan dan

menyimpan firman Tuhan dalam hatinya." Dengan menghafal, berarti tidak

melalaikan perintah Tuhan. Dengan menyimpan Firman dalam hati maka

akan menjalankan firman Tuhan dengan sukacita. Firman Allah merupakan

perlengkapan senjata Allah yang diberikan bagi kita di dalam kita menjalani

kehidupan kita, sehingga dengan firman Tuhan kita dapat menjaga hati,

fikiran, dan tindakan kita supaya senantiasa memuliakan nama Tuhan.3

3
E- Learning, http://learning.sabda.org/baca
a. Menghafal Firman Tuhan (Mazmur 119:11; Efesus 6:17) Ada

banyak manfaat dalam menghafal firman Tuhan, diantaranya: menyimpan

kekuatan rohani untuk waktu-waktu darurat, memperkuat iman, menjadi alat

yang Tuhan pakai untuk membimbing kita, menstimulasi kita untuk terus

merenungkan firman Tuhan. Menghafal firman Tuhan merupakan salah satu

cara untuk menanamkan firman Tuhan. Daud mengatakan dalam Mazmur

119:11, "berbahagialah orang yang hidup memegang ketetapan Tuhan dan

menyimpan firman Tuhan dalam hatinya." Dengan menghafal, berarti tidak

melalaikan perintah Tuhan. Dengan menyimpan Firman dalam hati maka

akan menjalankan firman Tuhan dengan sukacita. Firman Allah merupakan

perlengkapan senjata Allah yang diberikan bagi kita di dalam kita menjalani

kehidupan kita, sehingga dengan firman Tuhan kita dapat menjaga hati,

fikiran, dan tindakan kita supaya senantiasa memuliakan nama Tuhan.4

a.3 Dasar-Dasar Pertumbuhan Iman

Yang dimaksud dengan ‘dasar-dasar iman’ disini adalah cara-cara yang dapat

menumbuhkan menguatkan iman.

Menurut Ichwei G. Indra, dalam Alkitab sedikitnya terdapat 4 cara yang dapat

menguatkan iman, yakni:.

a.3.1 Ucapan syukur kepada Allah

Salah satu cara untuk dapat menguatkan iman adalah dengan

menaikkan pujian dan menyampaikan ucapan syukur kepada Allah.

Memberikan pujian kepada Allah dengan segenap hati setiap hari.

4
E- Learning, http://learning.sabda.org/baca
a.3.2 Mengakui Dosa Kepada Allah

Ketika Daud memberitahukan dosa dan salahnya kepada Allah, ia

bukan hanya beroleh pengampunan dosa, tetapi imannya juga dikuatkan.

Mengakui dosa kepada Allah berarti memberikan hidup kita di sempurnakan.

a.3.3 Berdoa Kepada Allah

Berdoa adalah hal yang paling penting, apalagi saat menantikan Tuhan

dengan tenang dan teratur didalam doa. Tanpa berdoa, iman tidak akan ada.

Bersekutu benar Di hadapan Allah dan menjadikan Dia Di Atas

SegalaNYA.”165

a.3.4 Berpegang pada Firman Allah

Iman timbul dari pendengaran, jika menginginkan iman tumbuh dan

dikuatkan, renungkanlah dan berpeganglah selalu pada Firman Allah.Sebagai

umat percaya kepada Tuhan Yesus Kristus kita harus Berpegang pada

Kebenaran Firman Allah yang hidup.”6

a.3.5 Menyaksikan Iman

Menyaksikan Iman adalah Kesaksian tentang apa yang telah di lakukan

Allah dan bukti atau tanda percaya umat Kristiani kepada Yesus Kristus yang

menerima Mujizat Kesembuhan seperti yang buta dapat melihat, yang lumpuh

dapat berjalan, dan yang tuli dapat mendengar. Bagi umat yang memiliki iman

5
Ichwei G. Indra, Dinamika Iman, (Bandung: Yayasan Kalam Kudus, 1993), hal.10.
6
Robert J. Keeley, Menjadikan Anak-Anak Kita Bertumbuh Dalam Iman,
(Yogyakarta: Andi, 2009),, hal.9
sebesar biji sesawi dengan percaya dan yakin maka permohonan dan

permintaan kepada Tuhan Yesus pasti akan diberikan

a.4. Pentingnya Iman siswa

Iman sangat penting untuk siswa agar kelak bisa menjadi pribadi yang

memiliki karakter sesuai dengan karakter Yesus Kristus. Iman lebih dari yang

kita pikirkan dapat dijelaskan sebagai berikut:7 1.karena iman, kita dibenarkan

di hadapan Allah, dan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena

Yesus Kristus. 2. karena iman kepada Yesus Kristus kita beroleh jalan masuk

untuk menghampiri tahta kasih karunia Allah Bapa. 3. karena iman, kita

beroleh kasih karunia keselamatan. 4. karena iman di dalam Yesus Kristus,

kita beroleh berkat-berkat Abraham dan menerima Roh yang dijanjikanNya. 5.

karena iman, dosa kita diampuni dan kita beroleh keselamatan dan

kesembuhan ilahi. 6. karena iman, memberikan kekuatan bagi orang percaya

untuk menghadapi segala pergumulan hidup bahkan tantangan yang berat

sekalipun. 7. karena iman, doa kita dijawab oleh TUHAN. 8. iman kepada

Yesus Kristus dan berpegang teguh kepada firman-Nya, akan memimpin kita

kepada hidup yang berkenan kepada Allah Bapa untuk masuk ke dalam hidup

yang kekal.8

Sesungguhnya iman merupakan dasar dari segala sesuatu yang kita

perbuat. Peranan iman bagi setiap orang percaya akan semakin nyata,

seiring dengan pertumbuhan kerohaniannya dalam mencapai kedewasaan

penuh di dalam Kristus Yesus. Di samping itu iman diperlukan ketika

7
Ensiklopedia Alkitab masa kini jilid 1”iman”
8
Rivanstevanus, Pelajaran Alkitab, https://aboutkristen.wordpress.com, (diakses 29 Oktober,
2012)
seseorang sedang dilatih dan dibentuk TUHAN dalam perjalanannya di

padang gurun, sebagaimana bangsa Israel. Sesungguhnya setelah keluar

dari Mesir untuk masuk ke negeri perjanjian mereka harus berjalan di padang

gurun. Perjalanan ini adalah suatu kesempatan agar bangsa itu hidup

bergantung sepenuhnya kepada Allah (Ul 8:1-2)

a.5 Hambatan Yang Di Hadapi Dalam Pembentukan Iman Siswa

a.5.1Keterbatasan Orangtua

Dalam mendidik siswa tentu tidak telepas dari kemampuan orangtua

baik itu dari segi pengetahuan maupun dari segi ekonomi. Keduanya saling

berkaitan. Mendidik siswa membutuhkan pengetahuan yang baik dari

orangtua agar dalam mengarahkan siswa menuju proses pendewasaan diri

agar tidak salah arah. Oleh karena itu orangtua harus memperlengkapi diri

dengan baik terutama dari segi pengetahuan mengenai pola mendidik siswa.

Perkembangan seorang siswa dalam setiap keluarga akan berbeda

satu dan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh pola asuh yang berbeda

dalam setiap keluarga karena memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

Siswa yang berasal dari latar belakang keluarga yang sibuk, pendidikan.
Orang tua yang minim atau pengetahuan dan pemahaman orangtua yang

minim akan sangat mempengaruhi perkembangan siswa dikemudian hari.

Hal tersebut merupakan suatu keterbatasan yang ada pada orangtua selaku

ayah dan ibu. Orangtua yang berada dalam kondisi seperti ini kebanyakan

berasal dari masyarakat desa yang lemah secara pengetahuan akan pola

didik bagi anak. Oleh karena itu, perlu dipahami oleh setiap orangtua bahwa

dalam mewujudkan generasi penerus yang baik dibutuhkan pola didik yang

baik dan benar sedini mungkin. Orangtua harus menyadari keterbatasan yang

ada pada dirinya dan mau membuka diri untuk belajar menjadi orangtua yang

memiliki pengetahuan yang baik dalam mendidik siswa dan tentunya semua

dilakukan atas dasar cinta kasih demi perkembangan masa depan siswa

tersebut.

Jika orangtua tetap berada dalam kondisi keterbatasannya, tanpa

disadari atau tidak hal ini dapat menjadi penghambat dalam tumbuh

kembangnya seorang anak dengan baik karena kurang atau tidak adanya

pola didik yang benar dalam keluarga. Agar dapat tumbuh dengan baik

seorang siswa harus dibekali dengan pola didik yang baik pula. Pola didik

yang baik adalah curahan perhatian orangtua yang membawa siswa pada

pengenalan akan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan adalah dasar dari segala

sesuatu yang ada dalam kehidupan ini. Jika pengenalan akan Tuhan tercipta

dengan baik maka ada pengendalian diri yang baik pula dalam pribadi orang

tersebut.

a.5.2 Kesibukan Orangtua


Ketika orangtua sudah tidak lagi bisa membagi waktu dengan siswa

oleh karena kesibukannya maka hal ini merupakan bahaya dalam keluarga
karena pembentukan pribadi siswa yang seharusnya berdasarkan

pengamatan orangtua sudah tidak lagi berfungsi dengan semestinya.

Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kesibukan orang tua

oleh karena pekerjaan ( Karier ) juga semata-mata demi kepentingan

keluarga termasuk kepentingan siswa (dalam hal kebutuhan ekonomi) hal

tersebut menurut orangtua juga merupakan faktor yang penting. Namun perlu

disadari oleh setiap orangtua bahwa pemahaman yang demikian ada sisi

positif maupun negatifnya. Dari sudut pandang positif: kebutuhan keluarga

( termasuk siswa ) dapat terpenuhi. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang

negatif: apabila orangtua hanya memberikan perhatian penuh pada karier

atau pekerjaannya lebih utama dibanding memberikan perhatian bagi anak-

anaknya atau bahkan tidak ada waktu bagi siswa maka hal tersebut tentunya

menjadi sebuah keprihatinan dalam keluarga tersebut, dimana sianak akan

merasa kurang mendapatkan kasih sayang atau bahkan tidak sama sekali.

Hal ini tentunya menjadi sebuah dilema bagi siswa karena kurangnya

hubungan yang baik antara orang tua dan siswa

Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa seorang siswa tidak hanya

membutuhkan perhatian orangtua dari segi materi saja tetapi siswa juga lebih

membutuhkan kehangatan kebersamaan dengan kedua orangtuanya, dimana

anak juga membutuhkan perhatian yang lebih dari sekedar pemenuhan

kebutuhan ekonomi. Siswa membutuhkan perhatian berupa kasih sayang

melalui sapaan yang indah, lembut, hangat dan bersahaja, canda tawa dan

sebagainya. Oleh karena itu hal ini juga sangat penting bagi para orangtua

untuk memahami akan kebutuhan-kebutuhan siswa sehingga para orangtua


diharapkan dapat mencurahkan segala perhatiannya secara berimbang

dalam hal tanggung jawabnya terhadap siswa

a.5.3 Kurangnya Komunikasi

Diakui atau tidak kurangnya komunikasi antara orangtua dan siswa

dapat menjadi faktor penghambat bagi perkembangan/pembentukan iman

siswa karena bagaimana seorang anak dapat mengenal Allah dan

kehendakNya kalau orangtua tidak pernah menceriterakan tentang Allah dan

Karya-karyaNya yang besar kepada siswa. Hal ini bisa saja terjadi dalam

suatu keluarga apabila tidak ada waktu khusus dari orang tua untuk

berceritera kepada siswa Kurangnya komunikasi juga dapat mengakibatkan

hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan anaknya.

a.5.4 Lingkungan Pergaulan Yang Tidak Mendukung

Siswa tidak hanya dibentuk di dalam lingkungan rumah atau keluarga.

Perkembangannya yang sehat atau tidak sehat ikut dipengaruhi oleh

lingkungan sekitarnya. Tergantung lingkungan mana yang paling kuat di

dalam membentuk kepribadiannya. Selain lingkungan keluarga, lingkungan

diluar juga turut membentuk perkembangan seorang siswa. Yang termasuk

bagian dari lingkungan tersebut adalah:

a. Teman bermain disekitar rumah atau di tempat lain


b. Lingkungan sekolah
c. Luigkungan kegiatan keagamaan
Lingkungan-lingkungan tersebut diatas dapat membentuk siswa

melalui pengaruh yang diterimanya, entah itu pengaruh positif ataupun

pengaruh negatif. Untuk itu seorang siswa yang kurang mendapatkan


perhatian dan bimbingan dari orangtua, akan lebih senang berada diantara

teman-temaan bermainnya yang tidak selalu merupakan teman-teman yang

berkepribadian cukup terbina. Lingkungan sekolah dapat menjadi lingkungan

yang sangat membantu untuk membentuk seorang siswa menjadi siswa yang

rajin dan tertib.

Demikian juga lingkungan kegiatan keagamaan antara lain : sekolah

minggu,pengetahuan alkitab, dapat memberi andil yang besar bagi

kepentingan pembentukan iman siswa. Lingkungan yang menarik dan bebas

bagi keterlibatan seorang siswa adalah lingkungan bermainnya, karena itu

disiplin dalam keluarga yang kurang baik akan gagal mengendalikan

perkembangan seorang siswa terhadap pengaruh lingkungan bermainnya.

Hal ini memang membutuhkan perhatian khusus dan kejelian dari

orangtua dalam mengawasi siswa sebab ketika seorang siswa tumbuh dalam

lingkungan yang salah maka akan mempengaruhi perkembangan siswa

tersebut baik sikap, tingkah laku (dari segi psikisnya) yang akan

mempengaruhi perkembangan jiwanya maupun kehidupan spiritualnya (dari

segi iman). Dengan demikian orangtua memiliki peranan penting dalam

mengawasi siswa dalam lingkungan bermainnya.

a.5.5 Pengaruh Negatif Media Massa

Media massa yang ada pada saat ini, baik itu media cetak maupun

media elekronika yang tidak terpisahkan lagi dari kehidupan manusia yang

mempunyai fungsi sebagai penghubung atau saluran antar pelaku-pelaku


komunikasi yaitu memberi pesan dan menerima pesan di dalam

membahas bersama atau proses komunikasi terhadap sesuatu masalah atau

persoalan.9

9
Phil Astrid S Susanto, Komunikasi Massa (Bina Cipta, 1986), hal. 73
Dewasa ini baik media cetak maupun media elekronik telah mengalami

kemajuan atau perkembangan yang dapat dikatakan pesat, sehingga sampai

di pelosok-pelosok desapun kita dapat menemukan atau melihat adanya

berbagai media tersebut. Namun hal ini juga meninggalkan dampak negatif

bagi kita, karena media massa sekarang ini banyak menampilkan hal-hal

yang tidak mendidik dan hal-hal yang tidak dapat secara keseluruhan bisa

dikonsumsi oleh masyarakat umum baik itu dari siswa sampai pada orang

dewasa dan orang tua (adanya batasan-batasan umur dalam membaca,

melihat tanyangan-tanyangan yang disuguhkan oleh media massa saat ini).

Melalui paparan diatas, tentunya hal tersebut juga menjadi sebuah

keprihatinan dimana nilai-nilai agama dan moral terabaikan, mulai adanya

pergeseran nilai-nilai moral dalam masyarakat. Jika dikaitkan dalam hal

pembinaan dan perkembangan siswa, maka tentunya hal-hal tersebut juga

turut mempengaruhi perkembangan siswa dan pengaruh yang diberikan

dapat berdampak negatif pada diri siswa tersebut. Dengan adanya

pekembangan media massa saat ini perlu adanya pengawasan dari orang tua

terhadap siswa sehingga siswa tidak terjebak pada hal-hal negatif yang

disuguhkan oleh media-media massa tersebut.

Orang tua memiliki kewajiban untuk membesarkan, mendidik,

membimbing dan memenuhi kebutuhan siswa dengan dasar yang benar

sesuai dengan firman Allah bahwa orang tua harus membawa siswa ke dalam

tangan Tuhan melalui pengajaran-pengajaran yang diberikan orang tua.

Orang tua harus memberikan contoh atau teladan yang baik bagi anak-

anaknya baik itu melalui sikap dan tindakan orang tua dalam
kesehariannya, sehingga dapat menjadi panutan yang baik bagi

tumbuh kembang seorang siswa dalam sebuah keluarga yang sehat dan

harmonis baik dari segi jasmani maupun dari segi spiritual.

Memahami pengertian tanggung jawab orang tua sebagai

mandataris Allah maka dia harus berperan dan bertanggung jawab atas

pertumbuhan Iman siswa menuju kedewasaan. Kedewasaan iman bukan

merupakan sesuatu yang terjadi melalui suatu proses alamiah, karena

sebagai orang percaya yakin bahwa Roh Kuduslah yang telah bekerja dalam

hidup kita. Allah sendirilah yang telah menganugerahkan iman kepada

setiap orang percaya, dan sekarang tinggal bagaimana ketaatan orang

percaya kepada anugerah Allah itu. Mengenai hal ini, maka siswa yang juga

merupakan anggota tubuh Kristus oleh karena baptisannya perlu di bina serta

diarahkan sampai mereka menjadi manusia yang dewasa dalam iman yang

kelak mampu mengenal dirinya sendiri dan Tuhannya secara benar.

a.6. Faktor Pendukung Pembentukan Iman

a.6.1 Penyediaan Bacaan Kristen

Untuk membangkitkan minat baca siswa bukanlah sebuah pekerjaan

mudah. Bisa jadi membaca adalah sebuah pekerjaan berat bagi siswa maka

perlu orangtua membimbing dan mengarahkan siswa untuk membaca. Minat

baca pada diri siswa harus dibangkitkan sejak masih kecil sehingga membaca

bukan merupakan beban melainkan menjadi kesenangan bagi mereka.

Untuk membangkitkan minat baca siswa dapat di tempuh dengan

memberikan motif-motif yang kuat tentang manfaat dan kegunaan membaca


bagi mereka, cara-cara lain yaitu dengan merangsang melalui buku-buku

cerita atau bacaan-bacaan yang bergambar yang menjadi kesenangannya.


Dalam rangka membina iman siswa dapat ditempuh dengan cara

menyediakan bacaan Kristen dalam keluarga. Baik berupa cerita-cerita

Alkitab, ataupun buku-buku bacaan Kristen lainnya. Melalui bacaan-bacaan

Kristen tersebut diharapkan mampu merangsang pembentukan iman siswa.

Banyak buku-buku Kristen diterbitkan untuk menambah pengetahuan

seseorang tentang ajaran-ajaran agama Kristen. Dengan membaca,

pengetahuan siswa akan semakin diperluas dan keyakinan mereka semakin

diperdalam. Oleh karena itu orangtua perlu membimbing dan mengarahkan

mereka untuk membaca buku-buku sebagai bekal pengetahuan.

Dari buku-buku yang dibaca itu, dapat mengilhami siswa untuk melakukan

perbuatan-perbuatan atau gagasan-gagasan yang luar biasa bagi perluasan

kerajaan Allah di dunia ini.

a.6.2 Nyanyian

Nyanyian merupakan ungkapan jiwa. Nyanyian rohani mempunyai

expresi iman yang perlu dikembangkan pada setiap pribadi siswa. Oleh

karena itu orangtua dihadapkan dapat memperkenalkan lagu-lagu Kristen

kepada siswa sejak usia dini, dengan tujuan agar dari sedini mungkin seorang

anak dapat mengenal kasih Allah melalui pujian-pujian yang dinyanyikannya.

Orangtua dapat mengajarkan kepada siswa bahwa betapa pentingnya

sebuah nyanyian sehingga siswa dapat mengerti bahwa melalui lagu yang

mereka nyanyikan itu juga adalah hal yang menyenangkan hati Tuhan.

Melalui nyanyian-nyanyian rohani juga bertujuan melatih siswa memuji

Tuhan dan mengasihi Tuhan lewat sebuah lagu. Melalui nyanyian-nyanyian


itu,siswa semakin hari akan merasa menernukan kedekatannya dengan

Tuhan sehingga siswa juga akan merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya
B. Pengertian Strategi pembelajaran PAK

Menurut ravianto (dalam mazmur 2014:11) Strategi merupan sebuah tolak

ukur seberapa baik suatu pekerjaan yang di lakukan.Artinya suatu pekerjaan

yang efektif jika di selesaikan dengan perencanaan,baik waktu,biaya,maupun

mutunya.Pengertian strategi sesuai dengan permendagri nomor 59 Tahun

2007 dalah merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah di

tetapkan,yaitu dengan cara menbandingkan keluaran dengan

hasil.sedangkan secara efektivitas menunjukkan pada tahap tercapainya

hasil.Atau dalam bahasa sederhana hal tersebut dapat di jelaskan bahwa

strategi dari pemerintahan daerah adalah bila tujuan pemerintah daerah

tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang di rencanakan.

Mardiasmo (2004:134) sebagaimana di kutip Alisman(2014:50) menyakan

bahwa.efektivitas yaitu suatu keadaan tercapanya tujuan yg di harapkan atau

di kehendaki melaluli penyelesaian pekerjaan sesuai dengan yg di kehendaki

melalaui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kehendaki yang telah di

tentukan strategi berorientasi aspek tujuan suatu imformasi,jika tujuan

tersebut tercapai maka dapat di katatakan efektif.Utuk mencapai suatu

konsep pembelajaran yg efektif dan efesien perlu adanya hubunganm timbal

balik antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan secara bersama,selain itu

juga harus disesuaikan dengan lingkungan sekolah,sarana dan

prasarana,serta media pembelajaran yang di biutuhkan untuk membantu

tercapainya seluruh aspek perkembangan siswa.Berdasarkan penjelasan di

atas,dpat di simpulkan bahwa strategi pembelajran adalah tingkat

keberhasilan yg di capai dalam


suatu metode pembelajaran tertentu yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran yg telah di rencanakan .

b.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Perubahan dalam pendidikan tidak tidak akan terjadi kalau guru yang

terlibat dalam proses perubahan itu tidak dapat menemukan nilai efektivitas

yang meningkat kinerja profesionalnya.Inisiatif perubahan harus

memperhatikan perkembaangan keterampilan dan pegayaan.Ketidak siapan

pengetahuam dan defesit keterampilan yang di butuhkan bagi proses

perubahan yang berpotensi menggagalkan setiap usaha perubahan

pendidikan,”efektivitas kinerja individu merupakan sebuah persyaratan bagi

penghayatan propesi yang unngul.

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor.Agar dapat

mencapai keberhasilan belajar yang maksimal, tentu saja kita harus

memahami fakto-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar,yaitu

faktor internal dan faktor esternal.

b.1.2 Faktor internal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu

sendiri.Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis.faktor

biologis meliputi segala hal yang behubungan dengan keadaan fisik dan

jasmani,individu yang bersangkutan dengan kondisi fisik yang normal atau

tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai dengan lahir sudah tentu

merupakan hal yang sangat menentukan keberhasialan belajar

seseorang.Kemudian kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.


Faktor psikologis (rohani) mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

yang berkaitan dengan kondisi mental yang mantap dan stabil dalam bemtuk

positif dalam artian memiliki kerajinan,ketekunan,tidak muda putus asa atau

frustasi dalam menghadapi kesulitan,tidak mudah terpengaruh untuk lebih

mementingkan kesenangan dari pada belajar,mempunyai inisiatif sendiri

dalam belajar bertnya dan selalu percaya diri.

b.1.3 Faktor eksternal

Faktor ekternal merupakan faktor yang bersuber dari luar individu itu

sendiri.Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga,faktor lingkungan

sekolah,faktor lingkungan masyarakat,dan faktor waktu.

Faktor lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utam

dalam menentukan perkembangan utama dalam menentukan perkembangan

pendidik seorang kondisi yang menentukan keberhasilan seseorang di

antaranya ialah adanya hubungan yang harus dalam keluarga,tersedianya

tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai,ekonomi keluarga yang

cukup,suasana lingkungan rumah tangga yang cukup,adanya perhatian besar

dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan.

Dalam keberhasilan belajar berada dalam lingkungan sekolah yang

memiliki tata terbit dan disiplin yang baik dan harus di tegakkan secara

konsekuendan konsisten secara menyeluruh .Kondisi lingkunga sekolah

dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adalah menjadi guru yang

baik,adanya teman yang baik,adanya keharmonisan hubungan diantaranya

adalah keharmonisan hubungan diantara semua personi sekolah.

Jika memperhatikan lingkungan masyarakat atau tempat tertentu yang

dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembanga


pendidik nonformal yang melaksanakan kursus tentu seperti kursus bahasa

bahasa asing,keterampilan tentu,bimbingan kursus pembelajaran,kemudian

organisasi keagamaan.

Waktu juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.Realitanya

sering sering terjadi masalah bagi siswa bukan tidak adanya waktu,melainkan

bisa atau tidaknya mengatur waktu yang tersedia untuk belajar.Selain itu

masalah yang perlu di perhatikan adalah bagaimana mencari dan

menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar disisi lain siswa dapat

melakukan kegiatan-kegiatan lain.Demikian faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar dalam proses belajar.10

b.1.4 Ciri-ciri guru yang efektif

Dalam buku H.Darmadi di jelaskan bahwa guru yang efektif pada suatu

tingkat yang tertentu mungkin tidak efektif dalam tingkat yang lain,hal ini

disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam tingkat perkembangan

mental dan emosional siswa.Dengan kata lain siswa memiliki respon yang

berbeda-beda terhadap pola perilaku guru yang sama.Guru yang baik

digambarkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Guru yang baik adalah guru yang waspada secara profesional,ia

berusaha menjadikan masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling

baik bagi anak-anak mudMereka yakin akan nilai dan mamfaat

pekerjaannya dan terus berusaha memperbaiki serta meningkatkan mutu

pekerjaannya

Mereka tidak lekas muda tersinggung oleh larangan-larangan dan

hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukan oleh beberapa

orang untuk menggambarkan profesi kegunaan .Mereka secara psikologi


10
Doni Koesoema A,pendidik karakter,(Jakarta:PT.Gramedia widiasarana,2009).hal.19
lebih matang sehingga rangsangan-rangsangan terhadap dirinya dapat

ditaksir.

Mereka memiliki seni dan hubungan-hubungan manusiawi yang di

perolehnya dari pengamatannya tentang bekerjanya psikologi,biologi dan

antropologi kultural dalam kelas,

Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh.mereka sadar bahwa

pengaruhnya,sumber-sumber manusia dapat berubah nasibnya.

Karakteristik atau sifat-sifat guru yang baik dalam pandangan siswa

meliputi demkratis,bersifat terbuka,suka menolong ramah tamah,suka

humor,memiliki bermacam ragam minat,menguasai bahan

pelajaran,fleksibel,menaruh minat yang baik terhadap siswa.Dan guru

yang efektif harus memiliki kemampuan seperti:

a. Menguasai pengetahuan teoritis tentang belajar dan tingkah laku manusia.

b. Menunjukkan sikap yang menunjang proses belajar dan hubungan antar

manusia secara murni.

c. Menguasai pengetahuan dalam bidang mata pelajaran yang diajarkan.

d. Memiliki kemampuam kecakapan teknis tentang pembelajaran yang di

permudahkan siswa untuk belajar.

Guru yang efektif memiliki kualitas kemampuan dan sikap yang sangat

memberikan yang terbaik bagi peserta didik dan menyenangkan peserta didik

Dalam proses belajar dan mengajarnya.Berikut adalah karakteristik guru yang

efektif:

senantiasa memberikan bantuan dalam kerja sekolah.

Periang,gembira dan berperawatan menarik.Berpri kemanusiaan,pengasihi

Memahami siswa
Boleh menjadikan suasanapembelajaran menyenangkan

Tegas,dan cakap mengawal kelas.

Adil,tidak pilih kasih11

b.2.Pengertian guru

Pendidik atau guru adalah orang yang bertanggu ajawab mencerdaskan

kehidupan anak didik.Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan pada

diri setiap anak didik.Untuk itu hanya guru yang penuh didekasi dan loyalitas

usaha yang mampu membimbimg dan membina anak didik agar dimasa

mendatang agar menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.

Dengan demikian peran seorang guru tidsk hanya cukup memberikan

wawasan ilmu pengetahuan dan peranan akhlak kepada peserta didik,tetapi

harus didukung dengan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas

sebagai guru.Dedikasi dalam bahasa inggris adalah dedicate memiliki makna

mempersembahkan dalam kamus ilmiah populeh dedikasih adalah penabdian

yang bersifat pengorbanan tenaga,pikiran,dan waktu untuk keberhasilan yang

bertujuan muliah. Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa

pengertian dedikasi adlah sebuah

persembahan,pengorbanan,tenaga,pikiran,dan waktu kepada sesuatu yang

membutuhkan dan bermamfaat bagi orang lain.

Abdullah munir menjelaskan bahwa ada tiga indikator dedikasi dan

kecintaan guru terhadap profesi dan anak didiknya yang perlu diketahui

adalah:

Memiliki cadangan energi yang berlimpah,hal ini di karenakan memiliki

motivasi yang besar dari diri sendiri untuk mencintai profesinya dan terus

bertahan dalam profesinya,dengan seperti itu dia akan memperoleh kepuasan


11
H. Darmadi,membangun paradigma baru kinerja guru,(Jakarta:Guepedia,2010)hal.24
batin dan kebahagiannya.seperti -halnya guru mengajarerlandaskan rasa

cinta atau senang

Kesedihan untuk berkorban.kecintaan guru terhadap profesi dan anak

didiknya akan memunculkan kesedihan guru untuk berkorban demi kemajuan

anak didiknya.Guru akan selalu berkorban agar dapat menjadi guru yang

kreatif dan berkembang supaya bisa menjadi contoh untuk anak didiknya.

Selalu memberikan yang terbaik.Keinginan untuk memberikan yang terbaik

pada anak didiknya akan selalu ada.Ketika guru sudah betul-betul komitmen

dengan profesi yang digulutinya,dia akan rela dengan apa yang diterimanya12.

Dalam Alkitab,penulis memngambil pengertian dedikasi sebagai

pengabdian,penyerahan diri kepada Allah dari kitab yeremia 30:9 yang

berbunyi: “mereka akan mengabdi kepada Tuhan, Allah mereka,dan kepada

Daud,raja mereka,dan akan kubangkitkan bagi mereka”kemudian lebih jelas

tertulis dalam yosua 22;5 yang berkata: “Hanya lakukan dengan sangat setia

perintah dan hukum,yang di perintahkan kepadamu oleh musa,hamba tuhan

itu, yakni mengasihi Tuhan Allahmu,hidup menurut segala jalan yang di

tunjukkan-Nya,tetapi mengikuti perintah-Nya,berepaut pada-Nya,dan berbakti

kepada-Nya dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa diartikan bahwa

dedikasi merupakan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dengan

mematuhi segala perintah-Nya serta hidup jalan dan kehendak-Nya

b.2.1.Aspek-aspek dedikasi

Diperolehnya hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar di

pengaruhi dari berbagai faktor ,dapun faktor terpenting adalah ,guru harus
12
Abdulla munir,soritual teacing(yogyakata,pustaka insan maani,2010)hal.100
berhadapan langsung dengan peserta didik dalam mentransfer berbagai ilmu

pengetahuan.jadi bahwa gurulah pemegang peran penting adalah gurulah

pemegang peran penting dalam rangkai pengembangan proses belajar

mengajar,dan dengan pengembangan itu tujuan dapat dicapaai.

Sejalan dengan pengembangan proses belajar mengajar,sangat

dibutuhkan dedikasi guru yang tinggi dan penuh dalam menjalankan tugasnya

sebagai pencerminan dari pribadi guru yaitu memberikan seluru perhatian

kepada peserta didiknyaDidalam kegiatan mengelolah interaksi belajar

mengajar Seorang guru dan harus memiliki kemampuan sebagai modal

utama dalam mengelola kegiatan tersebut.

Dalam mengelola interaksi belajar,guru paling tidak harus memiliki dua

modal dasar,yakni kemampuan untuk mendesain program dalam

keterampilan komunikasi kepada peserta didik.dua modal dasar ini

terumuskan didalam sepuluh kopetensi guru merupakan propil kemampuan

dasar bagi seorang guru yang wajib dimiliki agar dapat mengelola

interaksinbelajar mengajar dengan baik,kopetensi guru sebagai berikut:

menguasai bahan. Pertama,menguasai bahan di bidang studi dalam

kurukulum sekolah. Menguasai bahan penunjang bidang studi Mengelolah

program belajar mengajar.Pertama merumuskan tujuan

intruksional/pelajaran.Kedua mengenal dan menggunakan prosses

intruksional yang tepat.ketiga melaksanakan program belajar

mengajar.Keempat mengenal kemampuan anak didik.Kelima merencanakan

dan melaksanakan program remedial. Mengelola kelas. Pertama langlah-

langkah siswa Yang sudah sesuai dengan tujuan perlu di kembangkan

dengan memberi dukungan yang positif Kedua guru mengambil tindakan


yang tepat jika siswa menyimpang dari tugas.Ketiga guru harus selalu

memperhatikan dan memperhitungkan reaksi-reaksi yang tidak di harapakan.

Menggunakan media/sumber Pertama.dalam mengenal memilih dan

menggunakan media Kedua,membuat alat bantu pelajaran sederhana.Ketiga

menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar

mengajar.keempat,menggunakan buku pegangan sebagai sumber.Kelima

menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.keenam

menggunakan unit microteching dalam program pengalaman lapangan

Menguasai landasan-landasan pendidikan.Mengelola interaksi belajar

mengajar Menilai prestasi siswa untuk kepentingan

pengajarPertama,mengumpulkan hasil data belajar siswa.kedua,menganalisis

data hasil belajar siswa .ketiga,menggunakan data hasil belajar

siswaMengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di

sekolahMengenal dan menyelenggarakan administrasi di sekolah.memahami

prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian13

Jika dilihat dari sepuluh kompetensi guru atau kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh seorang guru atau pendidik,hal ini beloh dikatakan merukan

syarat untuk menjadi guru yang berdedikasi. Karena dedikasi guru terwujud

melalui pelaksanaannya sebagai pendidik,pengajar,pembingbing,dan

motivator bagi anak didik.Dedikasi guru tersebut mengandung aspek-aspek

tersebut sebagai berikut

b.2.2.Persiapan mengajar
Seorang tenaga pendidik harus mengkonsep perencanaan

mengajar.Menurut IvorK(1986) perencanaan mengajar yang harus

dipersiapkan guru adalah menganalisis tugas, mengidentifikasi kebutuhan

13
Sardiman,ibid hal.164
latihan/ belajar, menulis tujuan belajar. Dengan cara ini seorang guru

sanggup meramalkan tugas-tugas belajar yang harus dilakukan sebelum guru

memilih menggunakan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Persiapan atau rencana guru yang dirancang merupakan means

atau alat dari kegiatan mengajar baru mempunyai arti setelah dilaksanakan

proses belajar mengajarnya. Guru dalam segala hal sangat menentukan

keberhasilan pembelajaran, karena guru yang baik adalah yang dapat

menciptakan motivasi belajar dan mempunyai hubungan yang harmonis

dengan para siswanya.Nasution (1995) menyatakan, guru yang disukai

adalah:

a) Guru suka membantu dalam pekerjaan sekolah, menerangkanpelajaran

dan tugas dengan jelas dan mendalam sertamenggunakan contoh-contoh

dalam belajar.

b) Guru yang baik adalah guru yang riang gembira, mempunyai perasaan

humor dan suka dengan menerima lelucon atas dirinya.

c) Guru harus bersikap akrab seperti sahabat, merasa seorang anggota

dalam kelompok kelas.

d) Guru harus menunjukkan perhatian pada murid dan memahami mereka.

e) Berusaha agar kegiatan belajar mengajar menarik dan membangkitkan

keinginan belajar.14

Dalam proses pembelajaran guru haru memiliki motivasi untuk mendorong

siswa agar memiliki daya tarik dalam belajar. Guru harus mampu mengolah

siswa dan memiliki daya aktivitas yang tinggi dalam menciptakan

keberhasilan dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat

mentransformasikan ilmu pengetahuan dan memotivasi siswa dalam


14
E-jurnal.Hal.48.
belajar,sehingga siswa mempunyai peluang untuk memotivasi belajar dan

selalu aktif dalam melibatkan diri saat mengikuti kegiatan belajar. Guru harus

mampu memberikan rangsangan dan dorongan agar siswa termotivasi

sebagaimana dikemukakan oleh Soetomo (1993:141) motivasi merupakan

segala tenaga yang dapat membangkitkan atau mendorong seseorang untuk

melakukan suatu perbuatan.Motivasi memiliki peran penting sebagai daya

penggerak tingkah laku dan pikiran serta emosi yang berpengaruh secara

dinamik. Untuk mengejar suatu tujuan sangat diperlukan adanya motivasi

terhadap siswa. Karena dengan motivasi yang tinggi akan mempengaruhi

minat dalam pembelajaran. Singert Kurt (1987:78) menyatakan minat adalah

suatu landasan yang paling memungkinkan demi keberhasilan suatu proses

pembelajaran, 15jika seseorang murid memiliki rasa ingin belajar ia akan cepat

mengerti dan mengingatnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Soetomo

(1993) yang memberikan penjelasan sebagai berikut:

Guru harus berusaha membangkitkan motivasi pada diri anak, untuk

membangkitkan motivasi anak dalam belajar guru dapat menjelaskan

pelajarannya dengan cara yang sistematis, bahasa yang sederhana yang

dapat dengan mudah dimengerti oleh anak-anak, jangan menggunakan

istilah-istilah asing yang tidak dimengerti oleh anak didik, karena hal yang

demikian tidak akan menarik minat anak terhadap materi yang disampaikan

oleh guru.16

a.Pengkondusifan Lingkungan Sekolah

15
Hamalik,O.1987.KurikulumdanPembelajaran.Jakarta:BumiAksara.

16
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional
Bagaimana pun juga sekolah akan nyaman, jika kondisi sekolahnya aman

dan kondusif. Proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah perlu didukung

suasana kependidikan yang kondusif. Tugas pokok sekolah adalah mengajar

(untuk memandirikan siswa). Kemandirian seorang siswa adalah hasil sebuah

proses. Dalam keadaan yang nyaman, aman, siswa merasa kerasan untuk

belajar. Merasa kerasan berarti merasa aman, bebas berkembang sesuai

dengan kemampuannya.

b.Penggunaan Metode Pembelajaran Secara Tepat

Semua orang tua murid (termasuk guru) tentunya mengharapkan

terwujudnya kondisi pembelajaran yang kondusif melalui siswa aktif. Siswa

aktif dalam proses pembelajaran, yaitu aktif berbuat dan aktif berpikir. Dengan

demikian, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan

mengubah.pemahamannya menjadi semakin baik. Salah satu upaya untuk

mewujudkan siswa aktif dalam proses pembejaran diperlukan proses

kebiasaan. Untuk itu perlu adanya kecapakan pada diri siswa. Sudahkan

siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

c. Kemampuan bertanya

Siswa harus seperti ‘wartawan’ memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ibarat

‘wartawan’ yang sedang memburu berita pada salah satu nara sumber.

Wartawan dalam berburu hanya mengandalkan sejata “5W+1H”, sudah

memperoleh hasil yang lengkap. Kalau siswa tidak memiliki kemampuan

bertanya dapat dipastikan kondisi pembelajaran akan pasif. Dengan bertanya,

maka dalam diri siswa terdapat keinginan untuk mengetahui melalui proses

pembelajaran.
d. Kemampuan pemencahan masalah

Pemencahan masalah adalah sama halnya dengan mencari jawaban.

Setiap masalah pastinya ada solusi. Permasalahan yang muncul di dalam

pembelajaran harus diselesaikan atau dicari jawabannya oleh siswa selama

proses belajar. Dalam implementasinya pemencahan masalah dalam belajar

dapat diselesaikan secara mandiri atau secara kelompok. Siswa tentunya

akan senang dan enjoy belajar jika guru dalam mengajar menggunakan

beberapa model pembelajaran. Model-model pembelajaran di kelas

sebenarnya banyak, diantaranya adalah model pembelajaran mecari

pasangan, model pembelajaran bertukar pasangan, model pembelajaran

berpikir-berpasangan-berempat, model pembelaja ran berkirim salam dan

soal, model pembelajaran kepala bernomor, model pembelajaran kepala

bernomor .terstruktur, model pembelajaran dua tinggal dua tamu, model

pembelajaran keliling berkelompok, model pembelajaran lingkaran kecil

lingkaran besar, model pembelajaran jigsaw, model pembelajaran problem

base introduction (PBI), dll. Pembelajaran siswa aktif dapat dikembangkan ke

arah reflektif. Pengalaman belajar siswa, baik di luar kelas ataupun di dalam

kelas dapat diolah untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Maka dari itu, guru

diharapkan dapat menggunakan beberapa model pembelajaran sehingga

siswa dalam belajartidak jenuh. Selain model pembelajaran tersebut, guru

dapat memodifikasi pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan tiga

langkah, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Apa yang harus

dipersiapkan guru sebelum mengajar? Tidak dapat dipungkiri bahwa guru

yang profesional selalu menyiapkan diri untuk mengajar muridnya dengan

baik. Yang harus dipersiapkan guru sebelum mengajar diantaranya adalah;


(a) mempersiapkan bahan yang mau diajarkan (sesuai dengan RPP),

(b)mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan jika diperlukan, (c)

mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa aktif

belajar, (d) mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan

siswa, (e) mempelajari pengetahuan awal siswa. Selanjutnya, selama proses

pembelajaran guru harus; (a) mengajak siswa aktif belajar, (b) siswa dibiarkan

untuk bertanya, (c) jika diperlukan menggunakan metode ilmiah dalam proses

penemuan ide, gagasan,pemikiran (sehingga siswa merasa menemukan

sendiri pengetahuan mereka), (d) mengikuti pikiran dan gagasan siswa

(dengan arahan yang tepat), (e) menggunakan variasi model pembelajaran,

(f) menerima jawaban alternatif dari siswa, (g) kesalahan konsep siswa

ditunjukkan dengan arif, (h) siswa diberi kesempatan untuk berpikir dan

merumuskan gagasan mereka, (i) siswa diberi kesempatan untuk mencari

pendekatan dengan caranya sendiri dalam belajar, (j) tidak mencerca siswa

yang berpendapat salah, (k) evaluasi kontinu dengan segala proses.

Kemudian sesudah proses pembelajaran atau disebut dengan tahap evaluasi

diantaranya adalah; (a) guru memberikan pekerjaan

rumah,mengumpulkannya, dan mengoreksinya, (b) memberi tugas lain untuk

pendalaman, (d) tes yang membuat siswa berpikir, bukan hafalan.

Maka dari itu sikap perlu dimiliki oleh guru menurut R. Rohandi dan G.

Sukandi (2001:46) adalah (a) siswa tidak dianggap seperti tabulasa rasa,

tetapi subjek yang sudah tahu sesuatu, (b) model kelas; siswa aktif dan guru

menyertai, (c) bila ditanya siswa dan tidak bisa menjawab, tidak perlu marah

dan mencerca, (d) menyediakan ruang tanya jawab dan diskusi, (e) guru dan
siswa saling belajar (f) hubungan gurus siswa yang diagonal, (g) pengetahuan

yang luas danmendalam, (h)17 mengerti konteks bahan yang akan diajarkan.

A.2.3 Pengembangan Profesionalitas Guru

Untuk menjaga mutu guru dan profesionalitasnya, guru harus selalu

menjadi orang yang selalu menjadi orang yang selalu ingin belajar untuk

meningkatkan diri. Guru yang aktif mengajar di sekolah selalu membutuhkan

serta mencari tempat dan sarana untuk mengembangkan dirinya. Tuntutan

dan tantangan untuk menjadikan guru dan calon guru yang profesional

(otonom) tidak mudah dan sungguh berat dalam perwujudannya. Apalagi

pada saat ini, baik guru atau calon guru merasa tidak gembira dan puas atas

statusnya sebagai guru. Kita harus realistis bahwa untuk menuntut guru yang

otonom dan profesional harus ada imbalan/insentif yang sepadan dan

menarik bagi mereka. Pemberian gaji yang memadai dan penghargaan lain

yang layak terhadap profesi guru dapat mempengaruhi dan menumbuhkan

minat untuk menjadi guru yang profesional. Namun demikian, jangan kuatir,

pemerintah telah berlapang dada memberikan kesempatan kepada guru

untuk mengikuti sertifikasi guru. Kunci menjadikan pendidikan nasional yang

bermutu dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

berdaya saing tinggi terletak pada seorang guru. Maka dari itu, perlu

ditingkatkan martabat dan kualitas guru, karena tanpa kualitas guru yang

berkualitas tidak mungkin bangsa ini mempunyai pendidikan yang berkualitas.

Maka dari itu, UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diharapkan

mampu meningkatkan martabat dan kualitas guru dan dosen di Indonesia.

Seorang guru yangprofesional dituntut memiliki kompetensi pedagogis dan

17
Muhibbinsyah. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya
spiritual juga kompetensi personal dan sosial yaitu menyangkut komitmen

personal yang memungkinkan seorang guru mengajar menjadi sebagai agent

of change sehingga kompetensi yang dimaksud menjadi sebuah life skilli life

skilli yang dikombinasikan dengan pengetahuan (kowledge) dan

keterampilan. Selain itu guru harus mempersiapkan serangkaian kegiatan

pengajaran/ intruksional untuk mencapai tujuan pengajaran seperti yang

dikemukakan oleh Gunawan (1996)18 yaitu membuat persiapan atau

perencanaan pengajaran,melaksanakan pengajaran, dan mengevaluasi hasil

belajar.

Proses pembelajaran runtutan perubahan peristiwa dalam perkembangan

sesuatu. Pembelajaran suatu komunikasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi hasil pembelajaran (Hamalik, 1987). juga diartikan

seperangkat kejadian yang mempengaruhi siswa dalam situasi

belajar(Mukhtar, 2003:14). Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem

pembelajaran, yaitu:

a) Rencana, yaitu penataan ketenagaan, material dan prosedur

yangmerupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana

khusus.

b) Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang

serasi dalam suatu keseluruhan tiap unsur bersifat esensial, dan masing-

18
Gunawan, A. 1996. Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta.
masing memberikan sumbangan atau kontribusi kepada sistem

pembelajaran.

c) Tujuan sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak

dicapai, tujuan utamnya agar siswa belajar 19. Belajar merupakan hal yang

sangat mendasar bagi manusia dan merupakan proses yang tidak henti-

hentinya. Belajar merupakan proses yang berkesinambungan yang

mengubah pembelajar dalam berbagai cara.

Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap


20
jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Sudjana belajar adalah suatu proses

yang ditandi dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan

sebagai proses hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan, dan aspek

lainnya.

Hamalik menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar harus dilakukan

dengan sengaja, dan direncanakan agar proses belajar tercapai dengan baik.

Maka dari Vol. 3 No. 1 Juli 2013: 81-91 ISSN 2089-3973 Persiapan Guru

bagi Proses Belajar Mengajar itu guru dituntut menciptakan pembelajaran

yang kondusif dan baik agar tujuan proses pencapaian belajar dapat berhasil.

Selai itu, guru juga dituntut untuk membuat rencana kerja sebelum mengajar.

A.3 Kedudukan Guru

19
Hamalik, O. 1987. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
20
Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Profesi seorang guru merupakan pekerjaan mulia dan memiliki

kedudukan tersendiri dalam struktur sosial masyarakat, artinya kedudukan

sendiri ialah masyarakat menghormati dan menghargai profesi guru karena

ilmu dan pribadinya.kedudukan guru tidak bisa di pungkiri karena tugas yang

di embannya juga tidak mudah dan sesuai dengan pengorbanannya yaitu

mendidik manusia menuju tahapan kedewasaan agar berguna bagi manusia

lain.21

A.3.1Komitmen dan kesetiaan

Guru sejati,sebagai satu profesi disebut juga profesional,harus bisa

mengawasi diri sendiri tampa pengaruh di luar dirinya .Guru sejati bekerja

bukan karena di suruh,di perintah,apalagi dimarahi atau ditakut-takuti.tapi

guru juga harus bekerja karena rasa tanggung jawab yang lahir dalam diri

sendiri komitmen dilahirkan atas keterampilan yang tinggi dan keyakinan yang

bulat didalam batin seorang guru.Menurut priya santosa 22mengemukan

bahwa komitmen merupakan kesetiaan,ketaatan dan loyalitas baik terhadap

lembaga maupun terhadap bangsa di lingkungan mana ia berada.ada

tinggkatan komitmen yakni komitmen kontinuans,komitmen efektif dan

komitmen normatif.

A.3.2 Dorongan jiwa/semangat dalam mengajar

Mengajar yang dilandasi oleh kecintaan yang mendalam akan melahirkan

dan menyulut spirit inspiratif secara kukuh.Cinta yang kuat dapat

menggerakkan jiwa untuk senantiasa penuh dengan semangat ,yakni,optimis,

dan penuh harapan besarnya cinta terhadap profesi ,terhadap tanggung

21
Ahya Yusuf,profesi keguruan,(jakarta:care media comunication,2018) Hal.49.
22
Priya sentosa,Palmistri untuk generasi emas 2045,(yogyakarta:cv ,Budi utama,2012.hal.16
jawab terhadap masa depan siswa dan terhadap tanggung jawab kepada

Tuhan, akan menjadikan mengajar sedemikian memberdayakan, penuh

kenikmatan dan penghayatan.

Bagi seorang guru jangan sampai tugas mengajar dilakukan karena faktor

keterpaksaan.Hal ini merupakan sesuatu yang fatal,karena sifat yang fatal

karena sikap terpaksa akan menjadikan mengajar hanya sebagai

pemenuhan kewajiban saja.tidak ada lagi spirit dan cinta yang melandasinya

tidak ada lagi yang dibangun .spirit inspiratif tidak akan muncul pada guru

yang memiliki karakter semacam ini.Mereka yang mengajar secara yang

terpaksa akan kehilangan gairah dan orientasi yang lebih luas.

Mengajar kemudian dilakukan hanya sekedarnya saja.mengajar dalam

keterpaksaan akan menimbulakan efek psikologis yang kurang baik terhadap

diri guru dan juga para siswanya. Lebih jauh,kondisi ini akan menyebabkan

pembelajaran tidak mampu mancapai hasil maksimal sebagaimana

diharapkan.Sebaliknya mengajar yang dilandasi dengan cinta yang

mendalam akan senantiasa menggairahkan dan penuh dengan semangat.

Berdasarkan dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa dapat dikatan

bahwa dorongan jiwa merupan kesadaran penuh dari nurani seorang

guru.karena guru sebagai figur dalaem mengenali daya kreatif siswa dan

aktifitas siswa.Dalam hal ini guru harus menyadari bahwa melalui pendidikan

akan tercipta manusia yang kreatif dalam pembangunan.Oleh karena itu

gurulah yang berperan untuk dapat membangkitkan daya nalar dan

kecerdasan serta meningkatkan moyivasi murid,misalnya dengan ,melakukan

komunikasi dengan orang tua siswa tersebut agar guru dapat mengenal
peserta didik per-individu,sehinga memungkinkan lebih muda untuk mengenal

metode pendekatan dalam membimbing mereka.

Ada dorongan yang kuat untuk mengantarkan orang lain kepada Yesus

Kristus.Dalam hal ini berarti guru merupakan hamba Allah,saksi Allah (efesus

4:11-12) sebagai hamba Allah guru harus benar-benar menyadari tugas dan

panggilanya sebagai seorang guru. Dalam hal ini guru mempunyai tugas dan

tanggung jawab untuk menolonh orang bodoh menjadi pandai,anak yang

nakal menjadi baik ,anak yang malas menjadi rajin.

Sebagaimana yesus dalam pengajaran-nya,Ia menghantar orang-orang

ke jalan yang benar sehingga dosanya diampuni. Didalam yohannes 10:10b

dikatakn “Aku datang suapaya mereka mereka mempunyai hidup dan

mempunyai dalam segala kelimpahan”23 Demikian juga hendaknya seorang

guru dalam melaksanakan tugasnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud

dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami

masalah-masalah tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara

utuh, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
23
Alkitab(2009)Jakarta lembaga alkitab indonesia
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah.24 Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan

pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data.25

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang pokok pembahasan dalam judul skripsi saya ini,

dilaksanakandiPulau Batam , tepatnya diperpustakaan STT Real – Batam,

dan juga Perpustakaan Pribadi dirumah penulis sendiri serta media internet.

Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya proposal penelitian atau

judul skripsi penulis serta surat ijin penulisan dan penelitian yaitu bulan

Oktober 2022 s.d. Mei 2023.

B. O bjek Penelitian

Objek penelitian tentang strategi Pembelajaran PAK Dalam Upaya

Meningkatkan Pertumbuhan Iman Siswa kelas X SMK Tunas Muda Berkarya,

24
Sugiono,Prof.Dr.Metode Penelitian Pendidikan,Alfabeta,Bandung, ha14l.

25
Ibid., hal. 89
penulis yang ingin diketahui apa yang terjadi didalamnya. Pada objek

penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam tentang buku-buku

yang menjadi sumber, dan juga sumber media lainya yang menjadi bahan

bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan merupakan sumber data yang dimintai

informasinya sesuai dengan masalah penulisan dan penelitian. Adapun yang

dimaksud sumber data dalam penelitian dan penulisan adalah subjek dari

mana data diperoleh.26 Untuk mendapat data yang tepat maka perlu

ditentukan bahan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan

data. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi,

pelaksanaan partisipasi, manfaat partisipasi dan faktor yang mempengaruhi

partisipasi dalam Strategi Pembelajaran PAK Dalam Upaya Meningkatkan

Pertumbuhan Iman Siswa kelas X SMK Tunas Muda Berkarya. Oleh karena

itu diperlukan subjek yang memenuhi ukuran yang dapat mengungkap hal

diatas.

D. Metode Pengumpulan Data

Burhan Bungin, menjelaskan metode pengumpulan data adalah

“Dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan

sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan

reliable”27Sugiono berpendapat bahwa “Metode Penelitian adalah berbagai


26
H.M. Burhan Bungin, Prof, Dr, M.Si. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi,
(Kencana,2013), hal.129

27
Ibid., hal.130
cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya” 28

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi.

Penulis memakai pengumpulan data dengan membaca buku-buku yang

berhubungan dengan setiap topik pembahasan skripsi ini.

E. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan,

transkrip, buku, majalah, agenda, dan sebagainya. Menyatakan bahwa studi

dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis

terutama berupa buku-buku, arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai

pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

G. Instrumen Penelitian

Prof, Dr. Sugiono menyatakan bahwa instrument penelitian adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih muda dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih muda disempurnakan. Berdasarkan

teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrument penelitian ini

menggunakan panduan dokumentasi.

H. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif.

Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting.

Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat

tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan

28
Ibid., hal. 1
dengan triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk

keperluan mengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam

memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber

buku-buku, dan sumber lainya yang berhubungan dengan pokok setiap

pembahasan. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif.

I. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat

uraian dari hasil studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis

secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Analisis data adalah

“proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,

kategori dan uraian dasar”. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang

betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian

kualitatif adalah menemukan teori dari data Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah yaitu

sebagai berikut:

Pengupulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan studi

dokumentasi berupa buku-buku dan arsip lainya.

Reduksi Data (Data Reduction)


Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-

catatan tertulis dilapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data

dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat

menulis, memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi

yang tidak relevan.

Display Data

Display Data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan keungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajiannya juga dapat dibentuk tulisan.

Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and


Verification).

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa

kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.

Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data

yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya

berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara

berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data

yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk

mendiskripsikan fakta yang ada dilapangan pemaknaan atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja. Berdasarkan

keterangan diatas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk
mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari

berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi,

dokumen resmi berupa buku-buku serta internet.

BAB IV

Deskripsi Data Dan Penelitian

A.1.Propil umum SMK tunas muda berkarya batam


SMK Tunas muda berkarya batam adalah salah satu sekolah menegah

kejuruan yang berlokasi di jln letjen soeprapto komplek perumahan BRB

SAGULUNG batam sungai langkai,kec sagulung kota batam kepulauan riau.

Tanggal SK ijin operasionalnya adalah 2014-09-02. Adapun ijin operasional

smk tunas muda berkarya batam adalah nomor 094/1L3/DPMPTSP/III/ 2021

Pada saat ini tahun ajaran 2020/2021 SMK tuans muda berkarya batam

ruangan yang masing-masing kelas memiliki daya tampung 20-25 siswa

yang terdiri dari lima jurusan yaitu Multimedia,tehnik computer dan jaringan

akutansi akomendasi perhotelan tata boga memiliki peserta didik sebanyak

236 orang,130 laki-la ki dan 91 wanita.

sekolah ini berada di lokasi yang strategis tetapi tidak begitu dekat dengan

jalan raya sehingga tidak menggangu konsentasi peserta didik dan

merupakan salah satu sekolah favorit di batu aji batam Smk tunas muda

berkaraya Batam memiliki sarana prasarana penunjang kegiatan belajar

mengajar yang cukup lengkap.

a.visi misi SMK Tunas muda berkarya bata

Visi.

Terwujudnya SMP & SMK Tunas muda berkaya

(ye Myung) yang berteladan iman Kristen.berkualitas dalam


pembelajaran,unggul di dalam teknologi.

Misi.

1.Mengembangkan pembelajaran dengan menjujung nilai-nilai luhur budaya


setempat
2.menciptakan suasana kondisif dalam proses pembelajaran.untuk
menghasilkan peserta didik yang cerdas,terampil sehat jasmani dan
rohani ,kreatif,inovatif,produktif,serta kompetitif

3.mengali dan mengembangkan potensi siswa dalam menguasai IPTEK yang


berwawasan global.

Keadaa guru

mengenai keadaan guru dan karyawan yang ada di smk tunas muda berkarya

batam tahun 2021 SMK Tunas muda berkarya batam dipimpin oleh seorang

kepala sekolah. Dan tenaga pengajar di SMK Tunas muda berkarya batam

berjumlah 25 orang yang terdiri dari 20 guru berpendidikan S1, 3 guru

berpendidikan D3 dan 2 guru masih proses kuliah

a.4. Keadaan Siswa

SMK Tunas muda berkarya Batam pada tahun ajaran

2022/2023 memiliki peserta didik sebanyak 236 orang, laki-laki 130

dan 91 perempuan yang di bagi kedalam jurusan multimedia,tehnik

komputer dan jaringan,akutansi,akomendasi perhotelan,tata boga.

Keadaan minat belajar pendidikan agama Kristen pada siswa kelas X

meningkat dengan pemanfaatan media pembelajaran

berbasis teknologi informasi dan komunikasi . meskipun masih ada

beberapa siswa yang minat belajarnya masih kurang

B. Deskripsi Hasil Penelitian


Sebagaimana yang di terangkan dalam tehnik analisa data dalam penelitian,
peneliti menggunakan analisa kualitatif jenis pendekatan fenomenologi

(deskripsi) dan data yang diperoleh peneliti baik melalui wawacara, observasi

dan dokumentasi dari pihak-pihak yang mengetahui data yang peneliti

butuhkan. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan

komunikasi merupakan media pembelajajaran yang dapat mendorong minat

belajar peserta didik

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Tunas mudaa berkarya batam

dengan menetapkan siswa kelas X dan guru pendidikan agama Kristen

sebagai subjek penelitian. Fokus dalam penelitian ini mengenai pemanfaatan

media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam

mendorong minat Belajar Pendidikan Agama Kristen Di Smk tunas muda

berkkarya batam. Adapun data yang akan dipaparkan oleh peneliti sesuai

dengan rumusan peneliti tersebut.

b.1.Hasil Wawancara Media Pembelajaran mengenai strategi

pembelajalaran pak

peneliti melakukan wawancara bersama mengenai strategi

pembelajaran PAK dalam upaya menumbuhkan iman di kls X smk tunas

muda berkaya batam,

pertama bagaimanakah strategi pembelajaran dalam proses belajar

mengarjar di SMK tunas muda berkarya batam?


Ingwer mengatakan bahwa strategi pembelajaran di dalam kelas
sangatlah menarik karena dapat meningkatkan semangat belajar di
kelas.29

Chelsi mengatakan bahwa strategi pembelajaran di dalam kelas


sangatlah baik karena dapat membuat siswa semakin segar dalam
melaksanakn proses belajar apalagi di jam pelajaran terahir 30
Dari hasil wawancara diketahui peneliti bersama siswa smk tunas muda

berkarya batam di ketahui bahwa strategi pembelajaran Pak dalm upaya

menumbuhkan iman kristini sangat bermanfaat bagi siswa dan lebih menarik

sehingga proses belajar dapat berjalan dengan lancar tampa habatan apapun

maka dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal

Selain wawancara bersama siswa kelas x peneliti juga melakukan

wawancara kepada bapak marjono selaku guru Pendidikan Agama Kristen Di

Smk tunas muda Batam, mengenai strategi pembelajaran pak dalam upaya

menumbuhkan iman di kelas X Smk tunas muda berkarya batam dalam

mendorong minat Belajar Pendidikan Agama Kristen Di smk tunas muda

berkarya Batam. Adapun yang menjadi instrument pertanyaan dalam

wawancara terhadap guru Pendidikan Agama Kristen adalah:

Pertama adalah bagaimana ketekunan siswa kelas X dalam belajar ? bapak


marjono menyatakan bahwa :

"sejauh ini siswa memiliki tekun dalam mengikuti pelajaran hal ini dapat
dilihat dari daftar hadir siswa serta sebagian besar siswa yang selalu
mengerjakan tugas dengan tepat waktu, meskipun itu hanya sebagian
besar saja karena masih ada siswa yang terlambat menyerahkan tugas
yang di berikan oleh guru. Dimana melalui media berbasis teknologi
informasi dan komunikasi ini juga guru dapat melihat apakah siswa

29
Wawan cara dengan siswa kelas X Smk tunas muda berkarya batan
30
Wawan cara dengan siswa kelas X Smk tunas muda berkraya batam
tersebut mengerjakan Tugas dengan tepat waktu atau tidak, biasanya
untuk melihat ini guru memanfaatkan media internet yaitu google
classroom, melalui google classroom guru dapat melihat secara detail
kapan tugas tersebut di kirimkan kepada guru"31

Kedua adalah bagaimana keuletan siswa kelas x dalam Menghadapi

Kesulitan Dalam Pembelajaran? Bapak marjono menyatakan bahwa :

"siswa ulet dalam menghadapi tantangan belajar sebagai contoh


apabila guru memberikan sebuah soal yang sulit dan tidak menemukan
jawab di dalam buku paket , siswa langsung menyerah begitu saja
akan tetapi berusaha mencari jawaban dari soal tersebut dengan
media berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini masalah
tersebut dapat teratasi yaitu dengan kerja sama dengan antar sesame
siswa, siswa juga dapat melakukan kerja sama melalui media dan tidak
mengharus kan mereka bertemu secara tatap muka biasanya video
call melalui whatsapp dan juga zoom.kemudian siswa dapat mencarai
referensi jawaban melalui melalui web browser sehingga
memudahkannya untuk menjawab kesulitan siswa tersebut"32

Dari hasil wawancara peneliti bersama bapak marjono selaku guru

pak di smk tunas muda berkarya batam dapat diketahui bahwa pemanfaatan

media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam

mendorong minat belajar pendidikan agama kristen efektif dan efisien karena

dengan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi

lebih menarik mudah dipahami, tidak membosankan serta menimbulkan

antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan observasi beberapa hal yang peneliti

dapatkan berdasarkan penelitian lapangan mengenai pemanfaatan media

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam mendorong

31
Wawan cara deangan bapak marjono guru PAK di SMK tunas muda berkarya batam
32
Wawan cara dengan bapak marjono guru PAK di Smk tunas muda berkarya batam
minat belajar pendidikan agama Kristen. Peneliti menjabarkan secara

deskriptif

b.2. Hasil Observasi iman siswa

1.rajin berdoa

melalui observasi terstruktur terhadap siswa kelas X saat melaksanakan

pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam penelitian ini

maka peneliti juga melakukan observasi terhadap minat belajar peserta didik

dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan

komunikasi. Kegiatan observasi ini dilakukan selama melaksanakan penelitia

di Smk tunas muda berkaya batam . Adapun hasil observasi pemanfaatan

media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi adalah

b.1. Hasil Observasi Minat belajar siswa

b.1.1. memiliki ketekunan dalam belajar

berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terlihat

bahwa siswa memiliki ketekunan dalam selama megikuti pembelajaran. Hal

ini terlihat dari kehadiran serta keseriusan selama mengikuti pembelajaran.

Baik pada saat pembelajaran online maupun pembelajaran tatap muka. Pada

pembelajaran online siswa tetap hadir dengan menggunakan pakaian yang

rapi dan selalu menghidupkan camera.

Ketekunan siswa dalam mengikuti pelajaran juga dapat dilihat

antusiasme dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, pada saat

proses belajar mengajar berlangsung siswa tetap fokus dan tidak mengantuk.

Ketika guru memberikan tugas kepada siswa, siswa mengerjakan tugas dan

menyelesaikan tugas tersebut dengan tepat waktu.


b.1.2. Ulet Dalam Menghadapi Kesulitan Dalam Pembelajaran

berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di dalam

proses pembelajaran siswa mampu menghadapi tantangan-tangatangan

serta kesulitan demi kesulitan di temukan selama pembelajaran peserta didik

memiliki ke uletan untuk dapat melewati tantangan serta kesulitan tersebut

siswa tidak menyerah begitu saja ketika mengdapapi kesulitan dalam proses

pembelajaran. Hal ini dapat terlihat ketika tidak mengetahui jawaban dari

suatu pertanyaan maka siswa tersebut melakukan diskusi atau kerja sama

antar sesama siswa dan juga akan mencari jawaban dari berbagai sumber

baik dari buku paket, melalui internet atau bahkan bertanya langsung kepada

guru

b.1.3.Berprestasi Dalam Belajar

menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti siswa memiliki

pretasi belajar.hal ini di dapat dilihat dari nilai yang di peroleh siswa ketika

guru memberikan evaluasi kepada peserta didik, dan proses untuk melihat

prestasi peserta didik juga dapat dilihat melalui penguasaan materi

pembelajaran dan keterampilan . ketika guru memberikan quiz secara

langsung maupun secara tertulis siswa dapat menjawab dengan baik dan

benar.

b.1.4. Kemandirian Belajar

menurut pengamatan yang dilakukan peneliti siswa memiliki

kemandirian hal ini dapat ditandai melalui cara belajar siswa yang dapat
dengan sendiri melakukan tugas dan kewajibannya. Siswa mampu untuk

mengendalikan diri, berinisiatif, kreatif dan selalu berusaha melakukan

sesuatu dengan dirinya sendiri berinisiatif, kreatif dan selalu berusaha

melakukan sesuatu dengan dirinya sendiri tanpa mengharapkan bantuan

orang lain. siswa akan tetap melaksanakan tanggung jawabnya sebagai

seorang pelajar. Siswa mampu belajar baik secara individu maupun

kelompok serta dengan adanya guru maupun tidak ada guru siswa tersebut

akan tetap belajar dengan mengunakan buku paket maupun melalui internet.

Ketika guru memberikan tugas melalui google classroom siswa dapat

mengerjakannya secara mandiri.

Pembahasan Dan Aplikasi Hasil Penelitian

c.1. Pembahasan

Bersasarkan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai "pemanfaatan

media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam

mendorong minat belajar pendidikan agama Kristen siswa kelas X SMK

Tunas muda berkarya batam" yang di peroleh dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi yang bekaitan dengan topik penelitian pada

pembahsan ini akan menjawab pertanyaan dari rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu bagaimana pemanfaatan media pembelajaran berbasis

teknologi informasi dan komunikasi dalam memdorong minat belajar

pendidikan agama Kristen siswa kelas X Smk Tunas muda berkarya Batam

dan bagaimana minat belajar pendidikan agama Kristen di Smk tunas muda

berkarya Batam. Dengan ini peneliti mengemukakan bahwa media

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dapat mendorong

minat belajar siswa


Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti proses

pembelajaran yang dilaksanakan di Smk tunas muda berkayarya batam telah

mengoptimalkan pemanfaatan media berbasis teknologi informasi dan

komunikasi sebagai media pembelajaran guna meningkatkan minat belajar

siswa

Berdasarkan hasil temuan yang dilakukan oleh peneliti minat

belajar siswa adalah sebagai berikut

1. Ketekunan belajar

Siswa yang memiliki ketekunan belajar akan serius mengikuti

pembelajaran .ketekunan belajar terlihat dari siswa yang tidak pernah

absen,semangat serta antusias selama proses pembelajaran

berlangsung

2. Keuletan siswa menghadapi kesulitan belajar

Siswa yang memiliki keuletan menghadapai kesulitan belajar di tandai

dengan adanya usaha siswa dalam memecahkan masalahnya sendiri ,

seperti berusaha mencari jawaban sebuah soal yang sulit dengan

menggunakan berbagai media

3. Berprestasi dalam belajar

Siswa berprestasi dapat dilihat dari hasil nilai setelah guru memberikan

evaluasi kepada siswa

4. Kemandirian belajar
Siswa yang memiliki kemandirian belajar di tandai dengan cara belajar

siswa dan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya

secara mandiri

c.2 Aplikasi

aplikasi dalam penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

pertama dapat menambah wawasan mengenai pemanfaatan media berbasis

teknologi informasi dan komunikasi dalam mendorong minat belajar. Kedua

penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi peneliti

selanjutnya untuk dapat mengetahui pengetahuan baru untuk memberikan

hal-hal baru guna perkembangan pendidikan yang lebih maju. Peneliti

berharap peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang kompetensi

guru dalam memanfaatkan teknologi menpengaruhi minat belajar siswa. .


BAB V

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari keseluruhan pembahasan dan analisis dalam

penelitian ini maka penulis dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan

rumusan masalah Strategi pembelajaran PAK dalam uppaya menumbuhkan

iman di kelas X smk tunas muda berkarya batam

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian di smk tunas muda berkarya batam,

dari kesimpulan di atas dan tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua

pihak dan demi suksesnya pembelajaran di smk tunas muda berkarya Batam

agar semakin dan memperoleh hasil yang maksimal, maka penulis

menyampaikan saran antara lain.

1. Bagi Lembaga

Pemanfaatan media pembelajaran berbassis teknologi informasi dan


komunikasi agar di terapkan lebih maksimal lagi karena dengan
memanfaatkan media berbasis teknologi informassi dan komuniukasi

sangat efektif dan efisien saat ini dan dapati mempengaruhi minat

belajar peserta didik.

2. Bagi Pendidik
Pendidik sudah baik dalam menjalankan peranannya sebgai guru,

namun harus

lebih kreatif lagi dalam membuat menyajikan materi pembelajaran dan

lebih lagi menguasai media berbasis teknologi informassi dan

komunikasi untuk

meningkatkan mendorong belajar siswa.

3. Bagi Siswa

Siswa diharapkan memiliki minat untuk belajar yang lebih baik lagi

dalam

hal bertanggung jawab atas keberhasilannya dalam belajar


DAFTAR PUSTAKA

Alkitab(2002)Jakarta:Lembaga Alkitab Indonesia

Homrighausen dan Enklaar Pendidikan Agama Krislen, (Jakarta :


BPK Gunung Muli, 1989) hal. 136-137

E- Learning, http://learning.sabda.org/baca

Ichwei G. Indra, Dinamika Iman, (Bandung: Yayasan Kalam Kudus,


1993), hal.10.

Robert J. Keeley, Menjadikan Anak-Anak Kita Bertumbuh Dalam


Iman,
(Yogyakarta: Andi, 2009),, hal.9

Rivanstevanus, Pelajaran Alkitab, https://aboutkristen.wordpress.com,


(diakses 29 Oktober, 2012)

Phil Astrid S Susanto, Komunikasi Massa (Bina Cipta, 1986), hal. 73

Doni Koesoema A,pendidik karakter,(Jakarta:PT.Gramedia


widiasarana,2009).hal.19

H. Darmadi,membangun paradigma baru kinerja ....................................................


................................................................................................................................... guru,(Jakarta

Abdulla munir,soritual teacing(yogyakata,pustaka insan maani,2010)hal.100

Sardiman,ibid hal.16

E-jurnal.Hal.48.
Hamalik,O.1987.KurikulumdanPembelajaran.Jakarta:BumiAksara.

Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha


Nasional

Muhibbinsyah. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya

Gunawan, A. 1996. Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Hamalik, O. 1987. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru. Ahya

Yusuf,profesi keguruan,(jakarta:care media comunication,2018) Hal.49.

Priya sentosa,Palmistri untuk generasi emas 2045,(yogyakarta:cv ,Budi


utama,2012.hal.16Sugiono,Prof.Dr.Metode Penelitian
Pendidikan,Alfabeta,Bandung, hal. 14

Ibid., hal. 89
Alkitab(2009)Jakarta lembaga alkitab indonesia

Sugiono,Prof.Dr.Metode Penelitian Pendidikan,Alfabeta,Bandung,


hal.14
Ibid., hal. 89H.M.

Burhan Bungin, Prof, Dr, M.Si. Metodologi Penelitian Sosial dan


Ekonomi, (Kencana,2013), hal.129 Ibid.,

hal.130
Ibid., hal. 1

Anda mungkin juga menyukai