Anda di halaman 1dari 60

PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MELAKSNAKAN PROSES

BELAJAR SISWA KELAS 5 SD YPK I DOK VIII JAYAPURA UTARA


DI RUMAH SELAMA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI
Disusun dan Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Agama Kristen
Sekolah Teologi Real Batam

Oleh:
Mainggelan Minggas Waroy
NIM: 07020117019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI REAL
BATAM
2022
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasisawa akhir Sekolah


Tinggi Teologi Real Batam:

Nama : Mainggelan Minggas Waroy


NIM : 07020117019
Jurusan : Pendidikan Agama Kristen

Dengan ini menyatakan bahwa, skripsi yang saya ajukan ini adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan duplikasi sebagian
atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali bagian yang sumber informasi
dicantumkan. Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar
dan bertanggung jawab.
Apabila di kemudian hari terbukti saya melakukan duplikasi terhadap
skripsi atau karya ilmiah lain yang sudah ada, maka saya bersedia menerima
sanksi apapun yang diberikan oleh institusi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Batam, 31 Mei 2022

Mainggelan Minggas Waroy

i
PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing Pertama dan


Kedua, dengan ini menyatakan bahwa:

Nama : Mainggelan Minggas Waroy


NIM : 07020117019
Judul Skripsi : “Peran Guru dan Orang Tua dalam Melaksanakan Proses
Belajar Siswa Kelas 5 SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara Di
Rumah Selama Pandemi Covid-19”

Skripsi tersebut telah melewati proses bimbingan, dibaca, ditelaah,


diperbaiki dan disetujui untuk mempertahankan di depan dewan dosen penguji
skripsi, sampai akhirnya dinyatakan lulus.

Disetujui pada tanggal


31 Mei 2022

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Ardianto Lahagu, M.Pd Desetina Harefa, M.Pd

Diketahui Oleh
Ka Prodi PAK STT Real Batam

Haposan Simanjuntak, M.Pd

ii
PENGESAHAN DOSEN PENGUJI

PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MELAKSANAKAN PROSES


BELAJAR SISWA KELAS 5 SD YPK I DOK VIII JAYAPURA UTARA DI
RUMAH SELAMA PANDEMI COVID-19

Disusun oleh
Mainggelan Minggas Waroy
NIM : 07020117019

Telah dipertahankan di depan tim dewan penguji skripsi Sekolah Tinggi Teologi
Real Batam pada tanggal 31mei 2022 dan dinyatakan lulus oleh tim dosen
penguji

Dengan Nilai

Susunan Dewan Dosen Penguji Skripsi

Nama Dosen Penguji Tanda

Tangan

1.
Ketua Tim

2.
Anggota

3.
Anggota

Diketahui Oleh
Akademik STT Real Batam

Dr. Otniel Otieli Harefa, M.Pd. K, M.Th

iii
PENGESAHAN DAN PENERIMAAN SKRIPSI

Setelah memeriksa dan memperhatikan dengan seksama seluruh proses


penyusunan, pembimbingan dan pengujian skripsi oleh Dewan Dosen Penguji,
maka dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul: “Peran Guru dan
Orang Tua Dalam Melaksanakan Proses Belajar Siswa Kelas 5 SD YPK I Dok
VIII Jayapura Utara Di Rumah Selama Pandemi Covid-19”, yang ditulis oleh
Mainggelan Minggas Waroy, dapat diterima dan disahkan sebagai bagian dari
persyaratan akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Teologi dari Sekolah Tinggi
Teologi Real Batam.

Batam,31 Mei 2022


Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

KETUA

Dr. Fransiskus Irwan Widjaja, MAIE., M.Th

iv
Motto :
Filipi 4:13, Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.

Skripsi ini kupersembahkan


kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus
yang telah memimpin dan
menyertaiku dalam setiap
langkah kehidupanku
2. Kepada kedua orang
tuaku, kakak, adik-adik
dan keluarga yang selalu
mendukung dalam segala
hal
3. Kepada Bapak Gembala
sebagai pembimbing
dalam iman dan seluruh
staf majelis serta jemaat
GBGP Victory Agung
Jayapura yang selalu
mendukungku dalam doa
4. Kepada Almamaterku
STT Real Batam

v
KATA PEGANTAR

Rasa syukur saya panjatakan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan waktu dan kesempatan kepada saya, sehingga akhirnya saya
boleh mencapai penyelesaian Pendidikan Strata Satu di STT Real Batam. Saya
juga mengucap syukur buat penyertaan serta kemampuan yang telah Tuhan
berikan mulai dari awal perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini
dengan judul “Peran Guru dan Orang Tua Dalam Melaksanakan Proses Belajar
Siswa Kelas 5 SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara Di Rumah Selama Pandemi
Covid-19”.
Dalam kesempatan ini juga, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ketua STT Real Batam, Pdt. Fransiskus Irwan Widjaja, MAIE., M.Th
2. Para pembantu ketua (Puket I, II, III) dan seluruh civitas akademis STT
Real – Batam yang telah banyak membantu dan memberi dorongan
kepada saya selama kuliah dan penulisan skripsi ini.
3. Ardianto Lahagu, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dalam penulisan
skripsi ini, yang dengan teliti dan sabar mengoreksi, memberi ide arahan
dan saran-saran kepada saya selama kuliah dan penulisan skripsi ini.
4. Desetina Harefa, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah
membimbing, memotifasi, menasehati, mengarahkan saya, selama
proses pembimbingan skripsi.
5. Kepada seluruh Bapak/Ibu dosen khususnya di Prodi PAK yang telah
mengajar saya selama berlangsung proses belajar mengajar di STT Real
Batam, yang tanpa lelah memperlengkapi saya dalam kerohanian dan
skill sebagai seorang guru Agama Kristen.
6. Pdt, Indra Karubaba, S.H sebagai Gembala Sidang GBGP VAJ yang
telah membimbing, mengarahkan dan menasehati saya dalam
kehidupan rohani saya.
Seluruh jemaat GBGP VAJ atas dukungan doa
7. Kepada seluruh keluarga, kakak, adik, dan semua yang telah memberi
semangat dalam menyelesaikan skripsi
8. Kepada donator yang telah membiayayai dan mensponsori saya dalam
masa perkuliahan.

vi
9. Kepada seluruh pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan
skripsi
10. Kepada seluruh seluruh rekan-rekan mahasiswa STT Real Batam
angkatan 2017 yang telah bersama-sama dengan gigih berjuang untuk
menyelesaikan skripsi dan perkuliahan.

Akhirnya, sebagai penutup, saya sangat merasa bersyukur telah


menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Batam, 31 Mei 2022


Penulis,

Mainggelan Minggas Waroy

vii
ABSTRAKSI

Waroy, Mainggelan Minggas

Judul : “Peran Guru dan Orang Tua Dalam Melaksanakan Proses Belajar
Siswa Kelas 5 SD YPK I DOK VIII Jayapura Utara Di Rumah Selama
Pandemi Covid-19”

Penulisan ini dilatarbelakangi adanya peran guru kelas 5 dan orang tua
dalam proses belajar di rumah selama pandemi covid-19 di SD YPK I Dok VIII,
Kecamatan Jayapura Utara, Kabupaten Jayapura. Sebagai seorang pendidik
guru harus mampu berperan ganda. Peran ganda dapat diwujudkan dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh guru. Dalam hal ini juga
orang tua harus mampu berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Karena peserta didk akan selalu dihadapkan dengan kebutuhan masalah dan
dalam prosesnya akan kembali kepada gurunya bahkan juga orang tua.
Selama proses belajar di rumah berlangsung adanya guru bahkan orang
tua yang tidak berperan dengan baik dalam membimbing proses belajar
sehingga mengakibatkan peserta didik lambat mengumpulkan tugas-tugas, dan
tidak perduli dengan tugas-tugas yang dikirimkan guru kepada peserta didik
melalui orang tua peserta didik. Rumusan masalah, bagaimana agar proses
belajar bias diterapakan dengan baik dirumah dan sejauh mana peran guru dan
orang tua berhasil dalam membimbing peserta didik saat proses belajar
dilakukan dirumah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat
deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan sumber-sumber yang sesuai
dengan materi pembahasan seperti, observasi dan wawancara.

viii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN........................................................................................i
PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING..............................................................ii
PENGESAHAN DOSEN PENGUJI.....................................................................iii
PENGESAHAN DAN PENERIMAAN SKRIPSI..................................................iv
KATA PEGANTAR..............................................................................................vi
ABSTRAKSI......................................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix

BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Fokus Penelitian.....................................................................................4
C. Rumusan Masalah.................................................................................4
D. Tujuan Penelitian................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian................................................................................. 5

BAB II : LANDASAN TEORI................................................................................6


A. Belajar....................................................................................................6
a.1. Pengertian Belajar...........................................................................6
a.2. Makna dan Ciri Belajar....................................................................7
a.3. Tujuan Belajar..................................................................................8
B. Guru....................................................................................................... 8
b.1. Pengertian Guru..............................................................................8
b.2. Guru Proesional...............................................................................9
b.3. Guru Efektif....................................................................................11
b.4. Peran Guru....................................................................................13
b.4.1. Guru Sebagai Pendidik........................................................15
b.4.2. Guru Sebagai Pembimbing..................................................15
b.4.3. Guru Sebagai Pengajar........................................................16
b.4.4. Guru Sebagai Pemimpin......................................................17
b.4.5. Guru Sebagai Pelatih...........................................................17
b.4.6. Guru Sebagai Orang Tua Dan Teladan...............................17
C. Peran Orang Tua................................................................................. 18

ix
c.1. Pengertian Orang Tua...................................................................18
c.2. Pengertian Peran...........................................................................19
c.3. Pengertian Peran Orang Tua.........................................................20
c.4. Macam-Macam Peran Orang Tua.................................................22
c.4.1. Peran Orang Tua Dalam Keluarga.......................................22
c.4.2. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan....................................25

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN..............................................................27


A. Metode Penelitian................................................................................27
B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................28
C. Populasi dan Sampel...........................................................................28
c.1. Populasi.........................................................................................28
c.2. Sampel Penelitian..........................................................................29
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................29
E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data.................................................31

BAB IV : DESKRIPSI DATA DAN HASIL PENELITIAN....................................32


A. Deskripsi Data Penelitian.....................................................................32
a.1. Profil Sekolah SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara.........................32
a.2. Keadaan Geografi SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara..................32
a.2.1. Visi SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara................................32
a.2.2. Misi SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara...............................33
a.3. Tujuan Sekolah SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara......................33
a.4. Struktural SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara................................34
a.5. Keadaan Guru SD YPK I Dok VIII Jayaputa Utara........................34
a.6. Keadaan Peserta didik SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara...........35
a.7. Keadaan Sarana Pendidikan.........................................................35
a.7.1 Kedaan Ruangan..................................................................35
b.7.2 Peralatan/ Perlengkapan.......................................................36
B. Deskripsi Hasil Penelitian.....................................................................37
b.1. Hasil Wawancara...........................................................................37
b.1.1. Prosedur Wawancara...........................................................37
b.2. Hasil Observasi Belajar Peserta dvidik Kelas 5 SD YPK I Dok VIII
Jayapura Utara.....................................................................................39

x
C. Aplikasi Hasil Penelitian.......................................................................42
c.1. Bagi Guru.......................................................................................42
c.2. Bagi Orang Tua..............................................................................43
c.3. Bagi Peserta didik..........................................................................43

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN................................................................44


A. Kesimpulan.......................................................................................... 44
B. Saran....................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA

xi
BAB I : PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang umumnya bertahan lama

karena keterlibatan atau latihan. Belajar juga dapat diartikan sebagai semua

latihan mental yang dilakukan oleh setiap individu dengan tujuan agar cara

berperilakunya termasuk ketika belajar. Perubahan tingkah laku atau reaksi,

karena adanya pengalaman baru, memiliki wawasan/informasi setelah belajar,

dan aktivitas latihan.

Belajar merupakan sesuatu yang berproses dan merupakan unsur yang

mendasar dalam masing-masing tingkatan pendidikan.1

Namun seperti yang diketahui bersama saat ini bahwa di masa sekarang

proses belajar sedang tidak berlangsung di sekolah dalam beberapa waktu ini

melainkan proses belajar dilakukan di rumah peserta didik masing-masing

karena paska mewabahnya covid 19 sehingga pada tahun 2020 kementrian

pendidikan dan kebuyaan menerbitkan surat edaran nomor 15 tahun 2020

tentang pedoman penyelenggaraan belajar di rumah. Oleh sebab itu agar

tercapainya suatu penerapan proses belajar bagi peserta didik, tentu harus

adanya usaha, bagaimana caranya supaya suatu proses belajar bisa

diterapkan dengan baik bagi peserta didik walaupun proses belajara di lakukan

bukan di sekolah. Hal ini menjadi masalah yang perlu diperhatikan langsung

oleh guru dan orang tua.

1
Dr.Djamaluddin Ahdar, Dr.Wardana,Belajar dan Pembelajaran (CV. KAAFFAH
LEARNING CENTER; Sulawesi Selatan 2019) Hal.6
2

Dimasa proses belajar yang sedang dilakukan di rumah guru perlu

melakukan upaya atau peran tertentu agar proses belajar yang dilakukan

peserta didik dirumah dapat bermakna bagi peserta didik. Disini bukan hanya

guru saja yang perlu berperan tetapi orang tua juga mempunyai peran yang

sangat penting dalam berlangsungnya proses belajar saat di rumah.

Oleh sebab itu hendaknya guru dan orang tua sama-sama tidak santai

dalam menjalankan perannya ketika proses belajar bagi peserta didik dilakukan

dirumah. Tetapi masing-masing bertanggung jawab dalam menjalankan

perannya dengan baik agar tercapainya suatu proses belajar yang baik juga

bagi peserta didik.

Karena salah satu dari keberhasilan proses belajar dapat terlaksana

dengan baik dan berhasil saat proses belajar dilakukan dirumah dimasa

pandemi ini adalah peran dari guru dan orang tua. Bagaimana guru dan orang

tua berperan dengan aktif membimbing peserta didik dalam belajar.

Guru adalah seorang yang mempunyai profesi sebagai seorang pendidik

yang professional dan guru mempunyai kepribadian yang khas artinya guru

mempunyai peranan penting dalam keberhasilan peserta didik yang guru didik.

Semua orang tahu bahwa memiliki andil yang sangat besar terhadap peserta

didik agar tercapainya nilai yang maksimal. Karena guru adalah pembibing

peserta didik untuk dapat mengenal, memahami ketika menghadapi semua

yang berkaitan dengan pendidikan, peran guru sangat membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya dalam dunia

pendidikan secara optimal.

Sedangkan orang tua adalah pendidik yang utama dan pertama.

Pertama karena orang tualah yang memberikan pengajaran, pendidikan bagi


3

anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima

pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama pendidikan terdapat dalam

kleuarga. Orang tua ayah atau ibu memegang peranan yang sangat penting

atas pendidikan anak-anaknya.2

Berdasarkan hasil pengamatan, penulis melihat bahwa selama

mewabahnya covid 19 sehingga mengakibatkan proses belajar di SD YPK I

Dok VIII Jayapura Utara tidak terlaksana di sekolah melainkan di rumah belum

mencapai kualiatas belajar yang baik atau memuaskan, salah satu kendala

yang sangat terlihat adalah karena kurangnya keaktifan dari peran guru dan

peran orang tua peserta didik. Dimana guru yang seharusnya melakukan

perannya dengan baik atau maksimal sehingga tercapai nilai-nilai yang baik

bagi peserta didik walaupun pembelajaran dilakukan di rumah namun yang

penulis amati tidak sesuai dengan yang di harapkan oleh sekolah. Terlepas dari

guru kembali ke orang tua peserta didik saat pembelajaran di lakukan di rumah

tentu dimana seharusnya orang tua juga melakukan perannya yang sangat

penting agar tercapai nilai yang baik bagi pendidikan peserta didik namun yang

terlihat kurangnya peran dari orang tua untuk mendukung, mengawasi,

memberi suport bagi peserta didik dalam melakukan tugas-tugas dari sekolah

yang mengakibatkan pengumpulan tugas-tugas yang sangat terlambat

sehingga peserta didik tidak mendapatkan nilai yang maksimal.

Meskipun proses belajar tidak berlangsung disekolah bukan berarti guru

dan orang tua santai dalam menghadapi peserta didik, tetapi seharusnya

dengan diadakannya proses belajar dirumah guru dan orang tua melakukan

2
A Muhamad, Maimunawati Siti, Peran Guru, Orang Tua Metode dan Media
Pembelajaran: Strategi KBM di masa Pandemi, ( Banten: 3M Media Karya Serang, 2020), Hal.
28
4

perannya agar peserta didik juga tidak ikut santai dalam melakukan prose

belajar

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis mengangkat judul

skripsi yaitu: ”PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MELAKSANAKAN

PROSES BELAJAR SISWA KELAS 5 SD YPK I DOK VIII JAYAPURA UTARA

DI RUMAH SELAMA PANDEMI COVID-19,”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memfokuskan

penelitian terhadap kurangnya peran guru dan orang tua dalam membantu

peserta didik SD YPK I Dok VIII menerapkan proses belajar di rumah.

C. Rumusan Masalah

Agar pembahasan dalam Skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka

penulis merumuskan beberapa permasalahan yang ada dalam judul lewat

pertanyaan-pertanyaan.

Pertama, bagaimana agar proses belalajar bisa diterapkan dengan baik

di rumah?

Kedua, sejauh mana peran guru dan orang tua berhasil dalam

membimbing peserta didik saat proses belajar dilakukan dirumah?

D. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian dalam skripsi yang berjudul: Peran Guru

Dan Orang Tua Dalam Melaksanakan Proses Belajar siswa Kelas 5 SD YPK I

Dok VIII Jayapura Utara Di Rumah Selama Pandemi Covid-19 adalah sebagai

berikut:
5

Pertama: Meningkatkan Peran Guru dan Orang Tua dalam membimbing

peserta didik ketika menerapkan proses belajar di rumah.

Kedua, meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dimasa pandemi.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain: Pertama, Guru Dan

Orang Tua. Melalui penelitian ini di harapkan bagaimana peran guru dan orang

tua lebih aktif dalam membimbing peserta didik dalam menerapkan proses

belajar di rumah dimasa pandemi. Kedua, bagi Penulis, melalui penulisan ini

penulis semakin memahami tanggung jawab peran guru sebagai pendidik

dalam pencapaian proses belajar bagi peserta didik.


BAB II : LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

A. Belajar

a.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan tindakan sehari-hari yang dilakukan di dalam

lingkungan sekolah. Belajar yang dilihat atau tidak, sederhana atau kompleks,

belajar sendiri dengan bantuan seorang pendidik, memperoleh dari buku atau

dari media elektronik. Belajar tersebut dapat dilihat dari dua bagian dari siswa

dari guru. Dari segi siswa belajar dialami sebagai suatu proses, sedangkan

guru tanpa melakukan pembelajaran tentang suatu hal.

Menurut Jean Piaget (dalam Nana Syaodih, 2009) menyebutkan

bahwa: “Belajar merupakan suatu proses yang sifatnya internal, tidak dapat

diamati secara langsung. Suatu perubahan dalam kemampuan individu respons

terhadap situasi-situasi tertentu. Perubahan pada perilaku Nampak merupakan

refleksi dari perubahan yang sifatnya internal. Konsep belajar meliputi hal-hal

yang tidak Nampak seperti keinginan, harapan, kepercayaan, sikap dll”.3

Menurut Azhar (2014) menyebutkan bahwa: “Belajar adalah suatu

proses yang kompleks terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.

Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Belajarpun terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu

tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri

orang itu yang mungkin disebabkan terjadinya perubahan tingkat pengetahuan,

keterampilan, atau sikapnya”.4


3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan ( Bandung; Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm.156
4
Azhar Arsyad, Media pembelajaran (Jakarta; PT. Raja Grafindo persada, 2014), hlm 1
7

Bedasarkan pengetian diatas, maka dapat dikatakan bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja dalam

keadaan sadar untuk memperoleh suatu gagasan, pengertian, atau

pengetahuan perilaku yangcukup baik dalam berpikir, merasa, mampu dalam

bertindak yang ada pada diri seseorang.

a.2. Makna dan Ciri Belajar

Secara singkat dari berbagi pandangan oleh Syamsudin Makmun (2003)

dapat dirangkumkan bahwa yang dimaksud dengan perubahan dalam konteks

belajar itu dapat bersifat fungsional ataustruktural, material, dan behavioral,

serta keseluruan pribadi (Gestalt atau sekurang-kurangnya multidimensional) 5.

Pendapat ini sejalan dengan pendapat Hilgard dan bower (1981) yang

mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku

yang relative permanen dan yang merupakan hasil proses pembelajaran bukan

disebabkan oleh adanya proses kedewasaan6.

Dalam pengkondisian klasikal proses asasi yang tercakup di dalamnya

adalah pengulangan berpasangan yaitu dipasangkan dari suatu perangsang

yang dikondisioning (yang harus dipelajari), dan satu perangsang yang tidak

dikordisionir atau dipersyaratan (berkenan dengan penguatan). Untuk

memahami konsep belajar lebih mendalam dapat di pelajari dari para aya.

Dari pembahasan tersebut ditegaskan bahwa ciri khas belajar adalah

perubahan, yaitu belajar menghasilkan perubahan perilaku dalam diri peserta

didik. Belajar menghasilkan perubahan perilaku yang secara relative tetap

dalam berpikir, merasa, dan melakukan pada diri peserta didik. Perubahan
5
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi (Bandung; PT. Rosda Karya Remaja, 2003),
hlm.159
6
Hilgard G.H, Bower H.R, Teori Pembelajaran, (New York; Princtice Hall, 1981) , hlm 3
8

tersebut terjadi sebagai hasil latihan, pengalaman, dan pengembangan yang

hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung.

a.3. Tujuan Belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan secara

berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku peserta didik secara

konstruktif. Hal ini sejlan dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa,

dan Negara.7

B. Guru

b.1. Pengertian Guru

Guru adalah seorang yang mempunyai profesi sebagai seorang pendidik

yang profesional, mengadakan pengajaran, memberi bimbingan,

menambahkan pelatihan fisik atau non fisik, memberikan penilaian, dan

melakukan evaluasi serta berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada peserta

didik yang dididiknya.

Guru juga adalah poros utama pendidikan, guru menjadi salah satu

penentu kemajuan suatu Negara di masa depan. Secara umum, di jelaskan

bahwa tugas guru adalah mengajar peserta didik agar memiliki pengetahuan

dan keterampilan dalam masing-masing bidang pelajaran yang ditekunnya.


7
Depdiknas, Tentang sistem pendidikan nasional, (Undang-undang RI No.20
Tahun2003), hlm.3
9

Selain itu juga guru mempunyai tanggung jawab dalam mendidik peserta didik

agar mempunyai nilai, moral dan norma yang baik, entah ketika itu sedang

berada dalam lingkungan sekolah atau di lingkungan masyarakat.

Guru juga sebagai pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan

identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh Karena itu, guru

harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu.

Guru bukan semata hanya menjadi pendidik dan pengajar saja,

melainkan juga sebagai orang tua dan teladan bagi peserta didik. Karena itu,

keteladan guru yang baik adalah contoh yang baik juga yang berhubungan

dengan sikap, perilaku, tutur kata, mental, maupun yang berkait dengan akhlak

yang moral yang patut dijadikan contoh bagi siswa.

b.2. Guru Proesional

Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang

diajarkan dan ahli dalam mengajarkannya. Oleh sebab itu guru profesional

merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang

pendidikan. Tertulis dengan jelas dalam Undang-Undang Republik Indonesia

No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa kompentensi yang dimiliki

oleh guru meliputi: kompentensi pedagogik, kompentensi kepribadian,

kompentensi sosial, dan kompentensi profesional yang diperoleh melalui

pendidikan profesi.

Guru profesional adalah guru yang mampu mendidik peserta didiknya

meniadi generasi yang mampu bersaing dan memiliki moral yang baik, seorang

pendidik hendaknya memiliki perilaku yang baik maupun menjadi teladan yang

patut di ikut oleh peserta didik. Guru profesional juga adalah guru yang mampu
10

mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugasnya. Karena ia tahu

kewajibannya dalam melaksanakan tugasnya sesuai apa yang sudah di

tegaskan dalam Undang-Undang, yaitu: merencanakan pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran.8

Profesional seorang guru begitu penting bagi perkembangan peserta

didik. Kenapa dikatakan profesional guru begitu penting karena dengan

tindakan profesional seorang guru dalam mengajar peserta didik, akan

tertanam nilai-nilai yang baik dan membentuk karakter moral yang baik dan

lahirlah generasi yang hebat. Profesional guru juga dapat kita lihat dari :

1. Memiliki harapan yang tinggi untuk para peserta didik

Seseorang guru harus menaruh harapan yang tinggi pada setiap peserta

didiknya. Untuk mendorong mereka untuk selalu bekerj dan

mengarahkan potensi mereka.

2. Memiliki keterampilan dalam menajemen kelas yang baik

Keterampilan yang dimiliki oleh guru harus beragam, salah satunya

adalah menajemen dalam kelas yang baik dan juga memastikan peserta

didik dapat berperilaku di kelas.

3. Memiliki pengetahuan dalam kurikulum

Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang cukup dan memadai

dalam kurikulum sekolah dan standar-standar yang ada didalamnya.

Dengan kerja keras, guru harus memastikan bahwa pengajaran yang

dilakukan telah memenuhi standar kurikulum tersebut.

8
Suryanto, Jihad Asep, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Erlangga, 2013), Hal. 27
11

Muchtar Buchori mengungkapkan bahwa guru profesional adalah guru

yang menguasai dengan baik ilmu yang akan diajarkan, menguasai cara dan

keahlian menyampaikan ilmunya, sehingga proses belajar mengajar dapat

berjalan secara efektif dan harus menjunjung tinggi nila-nilai luhur seperti

kemanusiaan, kejujuran, kebenaran, keadilan dan sebagainya.9

Dengan adanya pandangan dari Muchthar Buchori, maka pandangan

dari penulis bahwa guru profesional adalah seseorang yang menghargai

profesinya, sehingga ia harus bertanggung jawab dengan apa yang

dijalankannya dengan penuh rasa pengapdian yang kuat atas profesinya.

b.3. Guru Efektif

Di dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing. Menurut

pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut ditiru, dalam arti

segala ucapannya dapat dipercaya. Beberapa penelitian menunjukan bahwa

kualitas pendidikan akan meningkat jika guru juga dapat memenuhi karakteristik

dari guru yang efektif. Guru yang efektif adalah guru yang dapat memotivasi

peserta didik untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh

dari kesadaran diri peserta didik, bukan karena takut pada gurunya. Ada

beberapa contoh ciri yang menunjukan guru yang efektif adalah sebagai

berikut:

1. Guru yang efektif adalah guru yang memahami kapasitas peserta didik

dalam memberikan informasi sesuai dengan kapasitas peserta didik.

2. Guru yang efektif adalah guru yang menggunakan berbagai metode

mengajar yaitu guru akan mengantisipasi apa yang terjadi dikelas. Dan

9
Buchori M, Pendidikan Dalam Pembangunan, (Jakarta, Muhammadiyah, 1994), Hal.
34
12

juga mengenal perilaku peserta didik yang kadang tidak sesuai dengan

aktivitas yang sedang berlangsung dikelas.

3. Guru yang efektif adalah guru yang tahu bagaiman cara mencapai tujuan

kelas, tenang dalam menghadapi masalah, menghindari perilaku marah

yang berlebihan, memanfaatkan ruang kelas secara optimal dalam

mengajar tidak hanya berdiri di depan kelas saja.10

Menurut pandangan Michael Marland, seorang guru dapat dikatakan

efektif apabila ia memiliki sikap penuh perhatian, pantang menyerah,

penjelasannya mudah dipahami dan mampu mengelola kelas dengan baik.

Sedangkan ahli pendidikan, Clara R. Puji berpendapat bahwa guru yang efektif

adalah guru yang dapat meningkatkan seluruh kemampuan siswa kearah yang

positif memlalui pengajarannya.11

Dari kedua pendapat di atas, maka penulis berpendapat bahwa guru

yang efektif adalah guru yang memanfaatkan waktu dengan baik dalam

mengajar agar tercapai setiap hasil yang sudah direncanakan dalam proses

belajar mengajar dan mengarahkan peserta didik kearah positf yang lebih baik

lagi.

b.4. Peran Guru

Peran adalah pola tingkah laku yang merupakan ciri-ciri khas semua

petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung jawab

atas hasil kegiatan belajar anak didik melalui interaksi belajar mengajar. Guru

merupakan seseorang yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar

dan oleh karena itu guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar selain dari
10
Amik Fajin, Nuraini Een, Sugianti Agis, Guru Dan Siswa Cerdas, (Yogyakarta: Lautika
Prio, 2016), Hal. 111
11
Izzan Ahmad, Guru Berkarakter, (Bandung, Humaniora, 2017), Hal 32
13

menguasai materi yang diajarkan. Dengan kata lain, guru harus mampu

menciptakan situasi dan kondisi belajar yang baik.

Peran guru artinya terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling

berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan

kemajuan perilaku dan perkembangan peserta didik yang menjadi tujuannya.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak didik jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.12

Guru memegang berbagai jenis peran yang harus dilaksanakan sebagai

seorang guru. Sudirman dalam bukunya yang berjudul “Interaksi Dan Motivasi

Belajar Mengajar” menerangkan bahwa ada beberapa pendapat tentang peran

guru, antara lain:

1. Prey Katz, menggambarkan peran guru adalah sebagai komunikator,

sebagai sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, sebagai

pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam mengembangkan

sikap, perilaku serta nila-nilai, orang yang menguasai bahan yang

diajarkan.

2. James W. Brown, menggambarkan bahwa peran guru antara lain,

menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan

mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi

kegiatan peserta didik.

3. Havighurst menjelaskan bahwa peran guru disekolah sebagai pegawai

(employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subardinate)

12
Kumandar, Guru Profesional, (Jakarta, Rineka Cipta, 2014), Hal. 51
14

terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya degan teman

sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik,

sebagai pengatur disiplin evalueter dan pengantiorang tua

4. Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengungkapkan

bahwa peran guru disekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide

tetapi juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai-nilai

sikap.13

Penulis dapat menyimpulkan bahwa peran guru adalah perilaku yang

dimiliki oleh seorang guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peseta

didik. Dalam meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan peserta didik dalam

dunia pendidikan yang harus dicapai oleh setiap peserta didik, maka sangat

diperlukan peranan dari seorang guru. Guru memiliki tugas yang beragam yang

berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas guru dalam bidang

kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi para

peserta dididik yang dididiknya.

b.4.1. Guru Sebagai Pendidik

Pendidik merupakan tenaga profesional yang berfungsi untuk

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat.

Guru sebagai pendidik, tidak hanya bertugas sebagai pendamping

peserta didik belajar dan melatih mereka untuk meguasai instrument atau

teknologi tertentu, melainkan juga harus melakukan pembinaan bagi para

13
Sudirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rajapresindo
Persada, 2014), Hal. 143-144
15

peserta didik di sekolah, keluarga dan masyarakat untuk menjadi anak-anak

yang mencintai bangsa dan negaranya, maupun menyesuaikan diri dengan

kehidupan sosial. Oleh sebab itu, sebagai seorang pendidik, harus membuat

perencanaan pembelajaran dan melakukan evaluasi serta penilaian.14

b.4.2. Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing, memberikan tekanan kepada tugas, memberi

dukungan ekstra kepada siswa dalam pemecahan kasus yang dihadapi. Tugas

ini merupakan aspek pendidik. Peran guru sebagai pembimbing adalah

melakukan kegiatan membimbing yaitu membantu peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar, pribadi dan sosial, mengembangkan potensi

peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kreatif dibidang ilmu, seni, budaya dan

olahraga. Peran guru sebagai pembimbing tidak hanya dikelas saja tetapi juga

diluar kelas.15

Dalam perihal ini, arti perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga

perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam

dan kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi

yang tinggi untuk melakukan empat hal: (a) Guru harus merencanakan tujuan

dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai, (b) Guru harus melihat

keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang paling penting adalah

peserta didik melaksanakn kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmani

tetapi mereka harus terlibat secara psikologis, (c) Guru harus memaknai

kegiatan belajar, (d) Guru harus memberi penilaian.

14
Rosyana Dede, Madrasah dan Profesionalisme Guru, (Depok, Kencana, 2017), Hal.
97
15
Mulyana A. Z, Rahasia Menjadi Guru Hebat, (Surabaya, Crasindo, 2017), Hal. 197
16

b.4.3. Guru Sebagai Pengajar

Guru sebagai pengajar artinya guru berperan untuk menyalurkan ilmu

pengetahuan dan nilai kepada peserta didik. Selain itu, guru juga membantu

peserta didik agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang ia peroleh

melalui sumber belajar atau lingkungan. Guru sebagai pengajar, lebih

menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melakukan pembelajaran.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses

pembelajaran yaitu membuat ilustrasi, mendefenisikan, menganalisi,

mensintesis, bertanya, merespon, mendengarkan, menciptakan kepercayaan,

memberikan pandangan yang berfariasi, menyediakan media untuk mengkaji

materi standar, menyesuaikan metode pembelajaran dan memberikan nada

perasaan.16 Dalam tugas ini, guru dituntut untuk memiliki seperangkat

pengetahuan yang dapat diajarkannya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru

dapat melakukan tidakan sebagai fasilitator dan motifator yang bersikap akrab

dengan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik sebagai

mitra dalam menggali dan memproduksi informasi untuk mencapai target studi

mengajar yang sudah direncanakan.

b.4.4. Guru Sebagai Pemimpin

Guru sebagai pemimpin berarti guru bertugas dalam memimpin kegiatan

belajar mengajar. Sebagai pemimpin yang baik, guru memiliki kecakapan dalam

memimpin dan mengantarkan peserta didik pada kesuksesan dalam

pencapaian cita-cita mereka. Kecapan pemimpin yang dimaksud adalah dapat

16
Paul Suparno, Filsafat Kontrukvisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius,
1997), Hal 71-72
17

mempengaruhi, mengarahkan, membimbing serta memotivasi peserta didik

agar dapat berjuang meraih prestasi tertinggi.

b.4.5. Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran membutuhkan latihan

keterampilan, baik intelektual maupun motorik yang menuntut guru untuk

melakukan tindakan sebagai pelatih. Karena tanpa latihan, seorang guru tidak

dapat menyatakan penguasaan kompetensi dasar dan tidak dapat mahir dalam

beragam keterampilan yang dikembangkan sesuai bersama dengan materi

standar. Sebagai pelatih, guru memberikan kesempatan yang sebesar-

besarnya bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya

sendiri sebagai latihan untuk mencapai pembelajaran yang optimal.

b.4.6. Guru Sebagai Orang Tua Dan Teladan

Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia, karena semua perilakunya

akan dicontoh dan diikuti oleh peserta didik. Guru adalah sumber keteladanan

yaitu pribadi yang sarat dengan teladan bagi peserta didiknya sampai akhir

hayat. Peserta didik mendambakan seorang guru yang benar-benar dapat

diteladani dan tidak memiliki cacat moral. Keteladanan tidak hanya penting bagi

peserta didik tetapi juga sangat penting bagi seorang guru. Jadi, menjadi

seorang guru yang baik saja belum cukup, tetapi harus menjadi guru terbaik,

dari setiap perkataan dan perbuatannya. Hal ini karena guru telah menjadi

orang tua kedua bagi peserta didik.17

Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga, yang dalam

arti luas merupakan keluarga ke dua bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru

17
Sardiman, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 2008), Hal. 181
18

berperan sebagai orang tua ke dua bagi peserta didik. Untuk itu, guru harus

berusaha sekuat tenaga agar dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta

didik dan masyarakat.

C. Peran Orang Tua

c.1. Pengertian Orang Tua

Dalam undang-undang nomor 30 tahun 2004 tentang perlingungan anak

nntuk selajutnya disebut UU Perlindungan anak yang dimaksud orang tua

adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah

dan/atau ibu angkat.18 Diketahui bahwa sejarah manusia berasal dari keturunan

adam dan hawa, terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan sebuah hasil dari

perkawinan sah yang terbentuk dari sebuah keluarga. Orang tua memiliki

kewajiban bertanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing

anak-anak mereka dalam berkehidupan bermasyaraka.

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,

karena dari merekalah anak-anak mendapatkan pengajaran lebih dahulu atau

mula-mula menerima pendidikan. Oleh karena itu, pertama kali pendidikan

didapatkan dalanm keluarga.

Pada umumnya dalam setiap keluarga, ibulah yang memegang peran

utama bagi anak-anak. Semejak dilahirkan, ibunya yang selalu berada

disampingnya, ibu yang memberi makan dan minum, mendukung dan selalu

bergaul dengan anak-anaknya. Karena itulah, anak-anak mencintai ibu mereka

dari beberapa anggota lain dari keluarga.

Pendidikan seorang ibu kepada anaknya adalah pendidikan dasar yang

tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendalah seorang
18
Undang-undang nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan UK;
19

yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya. Adapun orang yang

mengatakan bahwa kaum ibu adalah pendidik bangsa. Terbukti betapa

beratnya tugas seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur dalam rumah

tangga. Baik maupun buruknya pendidikan ibu kepada anaknya sangat

berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya dikemudian

hari.

Jadi dapat dipahami bahwa, orang tua merupakan ayah dan ibu yang

bertanggung jawab atas pendidikan anak serta aspek kehidupan anak sejak

masih kecil hingga mereka dewasa.

c.2. Pengertian Peran

Peranan berasal dari kata “peran”. Peran memiliki makna yaitu serangkat

tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di syaratkan. (Kamus

Besar Bahasa Indonesia “peran adalah bagian dari tugas utama yang harus

dilaksanakan”.19 Arti peran yaitu bagian atau tugas yang memegang kekuasaan

utama yang harus dilaksanakan. Peran juga memiliki fungsi maupun kedudukan

atau status. Peran dapat dikatakan sebagaiperilaku atau lembaga yang

mempunyai arti penting sebagai struktur sosial, yang dalam hal ini lebih

mengacu pada penyesuaian daripada suatu proses yang terjadi. Peran dapat

diartikan juga sebagai sesuatu yang menjadi bagian atau yang memgang

pimpinan, terutama dalam terjadinyasesuatu hal. Ada juga yang merumuskan

bahwaperan berarti bagian yang dimainkan, tugas kewajiban suatu pekerjaan.

Selanjutnya bahwa peran berartiyang harus dilakukan didalam suatu kegiatan.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

peran adalah suatu fungsi atau bagian dari tugas utama yang dipegang oleh
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Hal 845
20

orang tua untuk dilaksanakan dalam mendidik anak-anaknya. Peran disini lebih

menitik beratkan pada bimbingan yang membuktikan bahwa keikutsertaan atau

terlibatnya orang tua terhadap anaknya dalam proses belajar sangat membantu

dalam meningkatkan konsentrasi anak tersebut. Usaha orang tua dalam

membimbing anak-anaknya menuju pembentukan watak yang mulia dan terpuji

yang disesuaikan denga ajaran agama dengan memberikan contoh teladan

yang baik dan benar, karena anak-anank memiliki sifat yang suka atau ingin

meniru dan mencoba hal-hal yang tinggi.

c.3. Pengertian Peran Orang Tua

Orang tua adalah ayah dan ibu terhadap anak-anaknya. Orang tua

memiliki peran terpenting dalam membimbing dan mendampingi anak-anaknya

baik di pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua juga dapat

mempengaruhi perkembangan anak dalam aspek efektif, kognitif dan

psikmotor.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia “peran yaitu perangkat tingkah

yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalammasyarakat 20.

Sedangkan Hamalik menyatakan bahwa “peran adalah pola tingkah laku

tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau

jabatan tertentu”21.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran orang

tua yaitu cara yang digunakan oleh orang tua atau keluarga dalam menjalankan

tugas dalam mengasuh, mendidik, melindungi dan mempersiapkan anak dalam

kehidupan bermasyarakat. Peran orang tua sangat penting dalam

20
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2007), Hal 854
21
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) Hal 33
21

perkembanga anak baik dari aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Selain itu,

peran orang tua juga sangat penting dalam keluarga.

Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota

keluarga, dapat disimpulkan bahwa peran ibu dalam pendidikan anak-anaknya

adalah sebagai berikut:

a. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang,

b. Pengasuh dan pemelihara,

c. Tempat mencurahkan isi hati,

d. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga,

e. Pembimbing hubungan pribadi,

f. Pendidik dalam segi-segi emosional.22

Disamping ibu, seorang ayah juga memegang peran yang penting. Anak

memandang seorang ayah sebagai seorang yang tinggi gengsinya. Kegiatan

seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-harisungguh besar pengaruhnya

kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah beranjak dewasa.

Meskipun demikian, di beberapa keluarga masih dapat kita lihat

kesalahan-kesalahan pendidikan yang diakibatkan oleh tindakan seorang ayah.

Karena sibuknya bekerja mencari nafkah, si ayah tidak ada waktuuntuk bergaul

mendekati anak-anaknya.

Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, dapat dikemukakan

disini bahwa peran ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan

adalah sebagai berikut:

a. Sumber kekuasaan didalam keluarga,

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar,


22
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 2006),
Hai 42
22

c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga,

d. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan,

e. Pelindung terhadap ancaman dari luar,

f. Pendidik dalam segi rasional.23

c.4. Macam-Macam Peran Orang Tua

c.4.1. Peran Orang Tua Dalam Keluarga

Peran orang tua dalam keluarga sangat penting terhadap perkembangan

anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang sering dijumpai anak.

Lingkungan keluarga akan mempengaruhi perilaku anak. Oleh karena itu, orang

tua harus membimbing dan memberikan contoh yang baik pada anak.

Keluarga merupakan ikatan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan

undang-undang perkawinan, keluarga merupakan tempat yang bersifat untuk

melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial bahwa keluarga

merupakan tempat terbaik untuk melakukan pendidikan dan dalam keluarga

terjadi interaksi pendidikan pertama dan utama. Keluarga terdiri dari ayah, ibu

dan anak. Dalam setiap anggota keluarga mereka memiliki peranannya masing-

masing.

Peran keluarga menurut Jhonson adalah sebagai berikut: (1) Ayah

berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,

seerta sebagai kepala keluarga, (2) Ibu berperan sebagai pengurus rumah

tangga, pelindung, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, (3) Anak-anak

melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya24.

23
M. Ngali Purwanto, bid, Hal. 83
24
L Jhonson. Buku Ajar Keperawakan Keluarga. (Yongyakarta: Nuha medika, 2010) Hal
9
23

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwaperan orang

tua dalam keluarga yaitu sebagai pendidik, pelindung, pengasuh dan pemberi

contoh. Selain peran yang harus dilakukan oleh orang tua untuk anak-anaknya,

orang tua juga harus memahami tentang fungsi keluarga.

Menurut Jhonson “fungsi keluarga terdiri dari fungsi sosialisasi anak,

fungsi afeksi, fungsi edukasi, fungsi religius, fungsi protektif, fungsi rekreatif,

fungsi ekonomis dan fungsi status sosial”. Sedangkan menurut Hadi “fungsi

keluarga terdiri dari fungsi biologis, fungsi edukatif, fungsi religius, fungsi

protektif, fungsi sosialisasi

Berikut penjelasan dari fungsi keluarga yaitu:

1. Fungsi sosialisai anak

Keluarga merupakan tempat untuk membentuk kepribadian anak dan

mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

2. Fungsi afeksi

Keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial penuh kasih

sayang dan rasa aman.

3. Fungsi edukatif

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama

bagi perkembangan kepribadian anak.

4. Fungsi religius

Berkaitan engan kewajiban orang tua untuk mengenalkan, membimbing

dan melibatkan anak mengenai nilai-nilai dan kaidah-kaidah dan perilaku

beragama.

5. Fungsi protektif
24

Keluarga berfungsi merawat, memelihara dan melindungi anak baik dari

fisik maupun sosialnya.

6. Fungsi rekreatif

Keluarga merupakan tempat yang dapat memberikan ketenangan,

kegembiraan dan melepas lelah25.

Berdasarkan penjelasan tentang peran dan fungsi keluarga diatas, dapat

disimpulkan bahwa orang tua memiliki posisi yang sangat menentukan

keberhasilan anak. Orang tua harus mampu menjalankan peran peran dan

fungsi keluarga sebaik mungkin. Orang tua juga harus memberikan contoh

yang baik kepada anaknya. Selain peran orang tua dala keluarga, oramg tua

juga berperan penting dalam pendidikan anak-anaknya.

c.4.2. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan

Peran orang tua dalam pendidikan merupakan sesuatu yang sangat

penting untuk menentukan keberhasilan pendidikan anak-anaknya. Pendidikan

pertama dan utama adalah orang tua. Nur menyatakan bahwa “peran orang tua

dalam pendidikan adalah sebagai pendidik, pendorong, fasilitator dan

pembimbing”.

Berikut ini penjelasan dari peran orang tua:

1. Pendidik

Pendidik pertama dan utama adalah orang tua dengan mengupayakan

perkembangan seluruh potensi anak, baik potensi afektif, kognitif dan

potensi psikomotor.

2. Pendorong (motivator)

25
L Jhonson.eat. Hal 8
25

Daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu. Orang tua

berperan

menumbuhkan motivasi anak.

3. Fasilitator

Orang tua menyediakan berbagai fasilitas belajar seperti tempat belajar,

meja, kursi, penerangan, buku, alat tulis dan lain-lain.

4. Pembimbing

sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan fasilitas, akan

tetapi orang tua juga harus memberikan bimbingan secara berkelanjutan26.

Selain keempat peran orang tua yang dijelaskan diatas, hal yang harus

diperhatikan oleh orang tua yaitu perkembangan moral anak. Menurut Gunarsa,

sikap yang perlu diperhatikan orang tua yaitu “konsisten dalam mendidik dan

mengajar anak, sikap orang tua dalam keluarga, penghayatan orang tua akan

agama yang dianutnya, dan sikap konsekuensi orang tua dalam mendisiplinkan

anak”. Orang tua harus memberikan contoh yang baik bagi anaknya. Adanya

ketidak sesuaian antara yang orang tua ajarkan terhadap anak dengan apa

yang dilihat anak dari keseharian orang tuanya, maka hal itu akan membuat

anak berpikir untuk tidak melakukan apa yang diajarkan orang tua.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa antar

peran orang tua dalam pendidikan dan sikap yang perlu diperhatikan dalam

perkembangan moral anak salimg berkesinambungan. Sikap orang tua harus

sesuai dengan apa yang diajarkan kepada anak. Salah satu peran orang tua

yang dijelaskan diatas, yaitu sebagai pendorong dan pemberi motivasi. Motivasi

yang dimaksud bisa berupa dorongan untuk belajar. Pada saat belajar,
26
Nur Aisyatinnaba. 2015. Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Siswa. Jurusan
Bimbingan Dan Konseling Falkutas Ilmu Pendidikan Unuversitas Negeri Semarang.Hal 22-23
26

terkadang anak akan mengalami kesulitan dan semangatnya menurun. Orang

tua harus memberikan dorongan agar anak lebih semangat dalam belajar dan

mampu mengatasi kesulitannya.


BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian

ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganlisis data berupa kata-kata (lisan

maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak

berusaha menghitung atau mengkuan atau mengkuantifikasikan data kualitatif

yang telah diperoleh dengan demikian tidak menganalisis angka-angka. “Data

yang di analisis penelitian kualitatif adalah kata-kata dan perbuatan manusia”.27

Menurut moleong bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk sebuah kata-kata dan

perbuatan manusia.28

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif yaitu” suatu prosedur penelitian yang di hasilkan data

deskritif berupa tulisan dan perilaku yang dapat di amati oleh subjek itu sendiri.

Kemudian pendekatan kualitatif di ambil juga karena dalam penelitian ini

sasaran atau objek penelitian dibatasi agar dalam penelitian ini tidak

dimungkinkan adanya pelebaran objek penelitian.

Pada dasarnya metode kualitatif memiliki beberapa ciri yang sangat

jelas, yaitu antara lain desain penelitian bersifat lentur dan terbuka, dan data

27
Afrisan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Gralindo Persada, 2016), hal.
12-13
28
Lexi J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2007), hal.6
28

penelitian di ambil dari latar alami kemudian dikumpulkan berupa data deskriptif

dan reflektif. Sampling dilakukan secara internal yang didasarkan pada subyek

yang memiliki informasi yang paling representatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung oleh penulis untuk

mengumpulkan data-data, penulis melakukannya di tempat praktek yaitu SD

YPK 1 Dok VIII, Jayapura Utara, Papua. Penulis memilih sekolah tersebut

menjadi tempat penelitian karena sesuai dengan kriteria pemilihan tempat

penelitian. Khusus untuk penelitian ini di adakan pada tanggal 20 Bulan

Agustus Tahun 2020 sampai dengan tanggal 12 Bulan Desember Tahun 2020.

C. Populasi dan Sampel

c.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 11 tahun kelas 5 di SD

YPK 1 Dok VIII Jayapura Utara yang berjumlah 24 orang, yang terdiri dari 9

anak perempuan dan 15 anak laki-laki. Sekelompok orang atau benda yang

menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat

tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. 29


populasi yang di maksud

dalam penelitian ini adalah 24 anak yang ada di SD YPK 1 Dok VIII Jayapura

Utara.

Waktu untuk penelitisn ini di adakan mulai tanggal 20 bulan Agustus tahun

2020 hingga 12 bulan Desember tahun 2020. Waktu penelitian menyangkut

pengelolahan data dan penyusunan pengelolahan data sesuai dengan metode

penelitian yang sudah diterapkan sebelumnya.

29
Mohamad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Graha Indonesia, 1998), hal. 325
29

Menurut Sugiono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. 30

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling

jenuh (Penuh) ini teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi di

gunakan sebagai sampel. Jika jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari 30

orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh (penuh) adalah sensus, dimana semua

anggota populasi yang dijadikan sampel. Sampel penelitian ini yaitu anak usia

11 tahun yang ada di SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara, yang berjumlah 24

anak.

c.2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. 31


dalam penelitian ini penulis meneliti

semua populasi yang ada, meneliti 24 jumlah populasi. Karena itu peneliti

menggunakan sampling.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data melalui wawancara dan

observasi, hal ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang akurat agar

tindakan penelitian kualitatif ini dapat dipertanggung jawabkan. Kemudian

merupakan bagian yang terpenting dalam penelitian dan pengumpulan data

30
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan Kombinasi, (bandung;
Alphabetha, 2011), hal 119
31
Ibid. Hal. 120
30

kualitatif yang di ambil melalui observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melalui sebuah

pengamatan. Karena dengan menggunakan observasi peneliti bisa mengamati

objek penelitian yang sedang diteliti dengan lebih baik, cermat, atau lebih detail.

Contohnya peneliti dapat mengamati kegiatan-kegiatan dai objek yang sedang

diteliti. Melalui observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 32

2. Wawancara

Wawancara juga digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus di teliti penelitidan juga apabila peneliti untuk

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

repondennya.33

Untuk mengumpulkan data atua informasi dari sumber diperlukannya

teknik wawancara, dalam penelitian kualitatif khususnya dalam bentuk yang

disebut wawancara mendalam. Wawancara mendalam bertujuan untuk saling

menyelami pandang atau pikiran tentang suatu yang menjadi objek penelitian.

Prosese wawancara dalam penelitian kualitatif pada umunya dilaukan

dengan cara tidak terstruktur karena peneliti belum belum mengetahui apa yang

32
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi, (bandung,
Alphabeta, 2011), Hal 226

33
31

hendak ia teliti. Karena tujuan wawancara adalah untuk mencari informasi

sebanyak-banyaknya dan di lakukan secara informal.

Selanjutnya ada beberapa tahap-tahap wawancara terbagi menjadi

beberapa bagian yaitu: pertama, peneliti menetukan siapa saja yang akan

diwawancarai. Kedua, peneliti perlu menyesuaikan diri mengetahui, memahami

dan mendalami kepribadian yang akan diwawancarai. Ketiga, saat akan

melaukan wawancara peneliti perlu melihat situasi, kondisi dan konteks.

Keempat, peneliti harus bisa mengusahakan wawancara yang dilakukan dapat

menggali informasi sebanyak-banyaknya yang sesuai dengan fokus penelitian.

E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini berikutnya akan

dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif. Data yag dilhat dari respon

peserta didik, respon orang tua peserta didik diperoleh dari data pengamatan

atau observasi terhadap aktivitas guru dan peserta didik.

Analisis data adalaha proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang dipeoleh dari hasil wawancara, catatan, lapangan dan bahan-bahan

lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat informasikan

kepada orang.
32
BAB IV : DESKRIPSI DATA DAN HASIL PENELITIAN

DESKRIPSI DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

a.1. Profil Sekolah SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara

SD YPK I DOK VIII JAYAPURA adalah sekolah yang didirikan pada

tanggal 8 maret 1962, yang terletak di Jl. Sulawesi No. 21 Dok VIII, Jayapura

Utara, Provisi Papua.

a.2. Keadaan Geografi SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara

Keadaan Goegrafi Sekolah SD YPK I Dok VIII Jayapura, terletak di jalan

Sulawesi, Nomor 21 Dok VIII, Keluraan Imbi, Kecamatan Jayapura Utara

dengan batas :

Pertama : Sebelah Timur berbatasan dengan rumah YPPK

Kedua : Sebelah Utara berbatasan dengan jalan raya (Sulawesi)

Ketiga : Sebelah barat berbatasan dengan gedung GKI Sion DOK VIII

Keempat : Sebelah selatan berbatasan dengan SD YPK II DOK VIII.

Adapun visi dan misi sekolah di SD YPK I Dok VIII Jayapura yaitu

sebagai berikut:

a.2.1. Visi SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara

Visi SD YPK I Dok VIII Jayapura adalah: Terwujudnya siswa yang

cerdas, berprestasi, berilmu, berbudi perketi, dan berbudaya lingkungan

sehingga berkompentensi di bidang IPTEK yang berlandasan Injil Kristus.


34

a.2.2. Misi SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara

Pertama : Menumbuhkan Imam Percaya yang sungguh terhadap Agama

Kristen sehingga terbentuknya kepribadian yang mantap, arif, dan bijaksana

dalam perilaku serta cinta terhadap lingkungan.

Kedua : Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dinamis,

kreaktif, inovatif, dialogis dan produktif serta berbudaya lingkungan.

Ketiga : Melakasanakan bimbingan belajar secara efektif sehingga

kompetensi tercapai secara tuntas.

Keempat : Pemantapan program secara efektif dalam setiap kegiatan

yang berorientasi pada semangat keunggulan dan semangat budaya

lingkungan sehingga mendorong siswa untuk mengenal potensi diri sehingga

mengembangkan dirinya secara optimal di bidang pendidikan.

Kelima : Menumbuhkan semangat cinta lingkungan melalui

pembelajaran yang berbudaya lingkungan.

a.3. Tujuan Sekolah SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut. Merunjuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut dan

mengacu pada Visi dan Misi Sekolah, maka SD YPK I Sion Dok VIII Bawah

Jayapura merumuskan tujuan sekolah sebagai berikut :

Pertama : Menjadikan seluruh warga sekolah beriman dan taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi luhur;

Kedua : Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, dinamis,

kreaktif dan inovatif;


35

Ketiga : Meningkatkan profesionalisme guru melalui disiplin waktu dan

kerja untuk membentuk siswa yang cerdas, trampil, dan sosialis;

Keempat : Mewujudkan peningkatan aktivitas dan kreaktivitas ssiswa

sebagai asset (harta) sekolah.

Adapun motto yang di pegang oleh SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara,

yang di ambil dalam ayat Alkitab yaitu: Takut akan Tuhan adalah permulaan

pengetahuan tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikannya.

a.4. Struktural SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara

KEPALA SEKOLAH

KEPALA TU

SEKRETARIS BENDAHARA KESISWAAN

DEWAN GURU SD YPK I


DOK VIII

SISWA SD YPK I
DOK VIII

a.5. Keadaan Guru SD YPK I Dok VIII Jayaputa Utara

Mengenai keadaan guru saat ini yang mengajar di SD YPK I Dok VIII

Jayapura, tempat penulis praktek. Pada tahun 2020 berjumlah 9 orang guru.

Dari 9 orang guru ini, 1 diantaranya guru honorer dan 2 orang guru tidak tetap.
36

a.6. Keadaan Peserta didik SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara

Berdasarkan hasil penelitian, data yang diperoleh penulis selama praktek

mengenai jumlah peserta didik yang ada di SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara.

Pada tahun 2020 jumlah keseluruan peserta didik ada . Namun lebih jelasnya

dapat dilihat pada table berikut:

Jumlah 2019/2020 Jumlah 2020/2021


Kelas Ket
Rombel L P Jumlah Rombel L P Jumlah
I 1 15 13 28 2 23 25 48
II 2 20 10 30 1 20 10 30
III 2 34 12 46 2 34 12 46
IV 1 25 13 38 1 25 13 38
V 1 22 15 37 2 22 20 42
VI 1 23 15 23 1 23 15 38
Jumlah 139 78 202 Jumlah 147 95 242

Tabel: Jumlah peserta didik SD YPK I Dok VIII


No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 147
2 Perempuan 95
Jumlah 242

a.7. Keadaan Sarana Pendidikan

a.7.1 Kedaan Ruangan

No Gedung/Ruangan Jumlah Luas Kondisi Ket

1 Ruang Belajar 9 605 Baik


2 Ruang Guru 1 605 Baik
3 Kantor Kepala Sekolah 1 50 Baik
4 Ruang TU/ Komputer 1 605 Baik
37

Ruang UKS
5 - - -
Ruang Perpustakaan
6 1 605 Baik
Ruang Laboratorium
7 - - -
IPA
8 1 33 Baik
WC/ Kamar Mandi
9 - - -
Gudang
10 - - -
Koperasi

b.7.2 Peralatan/ Perlengkapan

Jenis Kondosi
No Jumlah Ket
Perlengkapam B RR RB
1 Meja Guru 21 ..... ..... .....
2 Kursi Guru 21 ..... ..... .....
3 Meja Siswa 200 ..... ..... .....
4 Kursi Siswa 200 ..... ..... .....
5 Lemari Guru 6 ..... ..... .....
6 Papan Tulis 9 ..... ..... .....
7 Lemari Kantor 3 ..... ..... .....
8 Rak Buku 13 ..... ..... .....
9 Komputer 4 ..... ..... .....
10 Televisi - ..... ..... .....
11 Wireles 1 ..... ..... .....
12 Sound System - ..... ..... .....
13 Infokus 1 ..... ..... .....
38

B. Deskripsi Hasil Penelitian

b.1. Hasil Wawancara

b.1.1. Prosedur Wawancara

1. Persiapan wawancara

2. Menyusun pertayaan wawancara

3. Menentukan narasumber

4. Menjaga kerahasiaan wawancara

Pertanyaan-pertanyaan wawancara :

Dalam mengoptimalakan proses belajar yang terjadi saat ini, dimana

pasca pandemi covid-19, tentu guru harus bisa melakukan perannya dengan

baik agar tercapai hasil belajar yang baik pada peserta didik. Di mana guru

tidak hanya mengirimkan tugas dan menunggu di sekolah tetapi guru bergerak

benghubungi orang tua peseta didik dan mengunjungi ke rumah-rumah peserta

didik utuk melihat perkembangan.

Selaku wali kelas 5 Ibu R. K mengungkapakan

“Saat ini yang kita ketahui bersama bahwa proses belajar mengajar tidak

dilakukan di sekolah tetapi di rumah. Nah hal ini yang membuat guru dan orang

tua harus berperan aktif dalam membimbing dan berkomunikasi. Guru harus

mampu menjangkau setiap anak peserta didik dalam membimbing mereka saat

porses belajar dilakaukan di rumah semasa pandemi covid-19. Sehingga

dengan itu guru dapat melihat kekurangan dan perkembangan peserta didik,

maka apa yang ditargetkan dalam hasil belajar dari pengumpulan dan

pengerjakn tugas-tugas dapat tercapai dengan maksimal”34.

34
Wawancara dengan Ibu R.K, guru wali kelas 5 di SD YPK I Dok VIII Jayapura Utara
(10 November 2020, pukul 10:45 WIT, di Ruang Guru)
39

Dalam mendukunng tercapainya keberhasilah peserta didik, tentu orang

tua harus menjalankan perannya dengan baik sehingga apa yang diinginkan

dalam hasil belajar peserta didik selama proses belajar dirumah semasa

pandemi covid-19 dapat tercapai dengan baik.

Selaku orang tua peserta didik Ibu K. W mengumkapkan

“Seperti yang kita ketahui bersama saat ini bahwa proses belajar tidak

dilaksanakan di sekolah namun dilakukan dirumah karena pasca pandemi

covid-19. Agar proses belajar di rumah dapat berjalan dengan baik tentu harus

ada peran peran penting di dalamnya yaitu orang tua, yang dimana orang tua

mampu mendidik, mendorong (motivasi), fasilitator, membimbing saat proses

belajar di rumah berlangsung. Dengan adanya peran orang tua yang tepat

maka hasil belajar peserta didik terlihat meningkat”35.

Dengan adanya pendapat di atas maka jelas bahwa peran guru dan

orang tua sangatlah penting dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Dengan adanya peran guru dan orang tua peserta didik aktif dalam

mengumpulkan dan mengerjakan tugas-tugas yang dikirimkan ke rumah.

Peserta didik tidaklah aktif dalam mengumpulkan dan mengerjakan

tugas-tugas. Oleh sebab itu harus adanya upaya dari guru dan orang tua dalam

mengatasi proses belajar dirumah semasa pandemic covid-19. Hal ini sesuai

dengan hasil pengamatan penelitian serta diperkuat dengan hasil wawancara

yang dilakkukan pada guru bahkan orang tua. Dengan adanya peran guru dan

orang yang tepat dalam menjalankan prose belajar dirumah semasa pandemi

covid-19 maka peserta didik akan semangat dan aktif dalam mengerjakan dan

pengumpulan tugas-tugas sehinga mendapatkan hasil yang maksimal.


35
Wawancara dengan Ibu. K.W, orang tua peserta didik di SD YPK I Dok VIII Jayapura
Utara (26 November 2020, pukul 17:35 WIT, di Rumah orang tua peserta didik)
40

b.2. Hasil Observasi Belajar Peserta dvidik Kelas 5 SD YPK I Dok VIII
Jayapura Utara.

Kiteria Penilaian
Baik Sekali 5(100-90)
Baik 4(80-70)
Cukup 3(60-50)
Kurang 2(40-30)
Kurang Sekali 1(20-0)

Hasil Nilai UTS (Ujian Tengah Semester) 2020

N Mata Pelajaran
Nama Siswa
o PA PPKN BI MTK IPA IPS SBDP PJOK

Abraham Waroy
1 3 2 3 2 2 3 3 2
Krey
Alberto M.
2 3 2 3 3 3 2 2 2
Numbre
3 Angela koromari 2 3 3 2 3 3 2 3
Binsoren H.
4 3 2 3 2 3 3 2 2
Usior
Chrismas K.
5 2 2 2 3 2 2 3 3
Wondiwoy
David A. Eli
6 2 3 2 3 3 2 2 3
Berotabui
Dominggus D.
7 3 3 3 2 3 3 3 2
Raweyai
Gianny C.
8 3 3 2 3 2 2 2 3
Wanggai
9 Gledis Krey 2 2 2 2 3 2 3 2
Herman
10 2 3 2 3 2 3 3 3
Duaramuri
41

Kono Y.Y.
11 2 2 2 3 3 2 2 2
Raweyai
Konstan K.
12 2 3 2 3 2 2 3 2
Sorondanyah
13 Mario I. D. Saweri 3 2 2 2 2 3 3 2

14 Mettu Raubaba 2 3 3 2 3 2 2 3
Muhammad
15 2 3 2 3 2 2 2 2
Fahriansyah
16 Natalia Numberi 2 3 2 2 2 3 3 2

17 Patrian V.Y. Mara 3 2 2 3 2 3 2 3


Rafaelo
18 2 2 2 3 2 2 2 2
Renwarin
Serador F.
19 3 2 3 2 2 3 3 2
Wanggai
Triyani W.K.
20 2 3 2 2 2 2 3 3
Runggamusi
Virgianti R.S.
21 2 3 2 3 3 2 3 2
Werimon
22 Virlin P. Moai 3 3 3 2 2 3 3 2
Wilem A.
23 3 2 3 2 3 3 2 2
Karubaba
Yustinus N.
24 2 3 2 3 2 2 3 2
Wanggai

Hasil Nilai UAS (Ujian Akhir Semester) 2020/2021

N Mata Pelajaran
Nama Siswa
o PA PPKN BI MTK IPA IPS SBDP PJOK

Abraham Waroy
1 4 4 4 3 3 4 4 4
Krey
Alberto M.
2 4 3 4 4 4 3 3 3
Numbre
42

3 Angela koromari 3 4 4 3 4 4 3 4
Binsoren H.
4 4 3 4 3 4 4 3 3
Usior
Chrismas K.
5 4 3 3 4 3 3 4 4
Wondiwoy
David A. Eli
6 3 4 3 4 4 3 3 4
Berotabui
Dominggus D.
7 4 4 4 3 4 4 4 4
Raweyai
Gianny C.
8 4 4 3 4 3 4 3 4
Wanggai
9 Gledis Krey 3 3 4 3 4 3 4 3
Herman
10 3 4 3 4 3 4 4 4
Duaramuri
Kono Y.Y.
11 3 3 4 4 4 3 3 3
Raweyai
Konstan K.
12 4 4 3 4 3 3 4 3
Sorondanyah
13 Mario I. D. Saweri 4 3 3 3 3 4 4 3

14 Mettu Raubaba 3 4 3 4 3 3 3 4
Muhammad
15 3 4 3 4 4 3 3 4
Fahriansyah
16 Natalia Numberi 3 2 3 3 3 4 4 3

17 Patrian V.Y. Mara 3 3 3 4 3 3 3 4


Rafaelo
18 4 3 3 4 3 3 3 3
Renwarin
Serador F.
19 4 3 4 3 3 4 4 3
Wanggai
Triyani W.K.
20 3 4 3 3 3 3 4 4
Runggamusi
21 Virgianti R.S. 3 4 3 4 4 2 4 3
43

Werimon
22 Virlin P. Moai 4 4 4 3 3 4 4 3
Wilem A.
23 4 3 4 3 4 4 3 3
Karubaba
Yustinus N.
24 3 4 3 4 3 3 4 3
Wanggai

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil perkembangan belajar dari

UTS (Ujian Tenggah Semester) masih berada pada hasil belajar yang berskor 2

dan 3 yaitu kurang dan cukup. Hal ini dikarenakan proses belajar masih dalam

penyesuaian dalam mengikuti proses belajar.

Sedangkan pada US (Ujian Semester) hasil perkembangan peserta didik

mengalami peningkatan yang signifikan dimana peserta didik mulai mengerti,

mulai memahami dan melakukan kegiatan belajar dengan berulang-ulang. Dari

hasil belajar US (Ujian Semester) peserta didik mengalami peningkatan yang

berskor 3 dan 4 yaitu cikup dan baik.

C. Aplikasi Hasil Penelitian

c.1. Bagi Guru

Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dan harus memiliki

berbagai macam kemampuan diantaranya memiliki peran ganda dalam belajar

mengajar. Proses belajar di rumah selama pandemi covid-19.

c.2. Bagi Orang Tua

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik, dengan membimbing dan memperlengkapi peserta

didik juga untuk meningkatkan prestasi hasil belajar yang ingin di capai.
44

c.3. Bagi Peserta didik

Peserta didik dituntut harus selalu aktif dalam setiap mengumpulkan

tugas-tugas yang dikirimkan guru-guru melalui orang tua wali selama proses

belajar dilakukan dirumah semasa pandemi covid-19 agar tercipta suasana

yang kondusif. Dari hasil observasi peserta didik akan aktif dalam mengerjakan

dan mengumpulkan tugas-tugas yang dikirimkan.


BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan selama penelitian,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar di rumah selama

pandemi covid-19 peran guru dan orang tua sangatlah penting dalam

meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini dapat terlihat ketika saat proses

belajar di lakukan di rumah peserta didik yang semakin aktif dalam

mengumpulkan tugas-tugas dan guru serta juga orang tua melakaukan

perannya dengan sangat baik sehingga mempunyai hasil yang memuaskan.

Dengan perannya guru dan orang tua dalam melaksanakan proses

belajar di rumah selama pandemic covid-19 keaktifan peserta didik dari UTS

dan UAS mengalami peningkatan yang sangat singnitifikan. Dari basil observasi

yang sudah diperoleh keberhasilan peserta didik semakin berkembang dengan

berjalannya waktu selama proses belajar. Jadi dalam proses belajar di rumah

guru dan orang tua dituntut untuk berperan aktif dalam membimbing peserta

didik agar perkembangannya semakin meningkat.

B. Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan peningkatan hasil belajar

siswa disekolah SD YPK I DOK VIII Jayapura Utara. Berdasarkan hasil

penelitian dan temuan-temuan ini peneliti, mengemukakan beberapa saran

sebagai berikut:
46

1. Bagi Guru

Untuk semua guru diharapkan mampu memerankan perannya dengan

baik, yaitu mampu membimbing, memotivasi peserta didik hasil belajar

sesuai dengan yang diharapkan.

2. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua, hendaknya lebih memeliki peranan dalam membimbing

peserta didik sehingga apa yang diharapkan dalam hasil belajar dapat

dicapai dengan maksimal.

3. Bagi Peserta Didik

Untuk pesrta didik SD YPK I DOK VIII Jayapura Utara diharapkan

mampu aktif saat proses belajar dilakukan di rumah secara manual

(Dalam mengkerjakan dan mengumpulkan tugas-tugas yang telah

dikirimkan berupa fotocopy dan buku tama ke rumah peserta didik

melalui orang tua wali peserta didik).

Penelitian mengenai peran guru dan orang tua dalam proses belajar

terbukti bahwa dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 5 di SD

YPK I Dok VIII Jayapura Utara. Hal ini dapat menjadi sumbangan pemikiran

dan acuan bagi peneliti selajnutnya di masa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

A Muhamad, Maimunawati Siti, Peran Guru, Orang Tua Metode dan Media
Pembelajaran: Strategi KBM di masa Pandemi, (Banten: 3M Media
Karya Serang, 2020)

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi (Bandung; PT. Rosda Karya Remaja,


2003)

Afrisan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Gralindo Persada, 2016)

Amik Fajin, Nuraini Een, Sugianti Agis, Guru Dan Siswa Cerdas, (Yogyakarta:
Lautika Prio, 2016)

Azhar Arsyad, Media pembelajaran (Jakarta; PT. Raja Grafindo persada, 2014)

Buchori M, Pendidikan Dalam Pembangunan, (Jakarta, Muhammadiyah, 1994)

Depdiknas, Tentang sistem pendidikan nasional, (Undang-undang RI No.20


Tahun2003)

Djamaluddin Ahdar, Wardana, Belajar dan Pembelajaran (CV. KAAFFAH


LEARNING CENTER; Sulawesi Selatan 2019)

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Hilgard G.H, Bower H.R, Teori Pembelajaran, (New York; Princtice Hall, 1981)

Izzan Ahmad, Guru Berkarakter, (Bandung, Humaniora, 2017)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)

Kumandar, Guru Profesional, (Jakarta, Rineka Cipta, 2014)

L Jhonson. Buku Ajar Keperawakan Keluarga. (Yongyakarta: Nuha medika,


2010)

Lexi J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset, 2007)

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakaya,


2006)

Mohamad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Graha Indonesia, 1998)

Mulyana A. Z, Rahasia Menjadi Guru Hebat, (Surabaya, Crasindo, 2017)

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan (Bandung; Remaja


Rosdakarya, 2009)
Nur Aisyatinnaba. 2015. Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Siswa.
Jurusan Bimbingan Dan Konseling Falkutas Ilmu Pendidikan Unuversitas
Negeri Semarang

Paul Suparno, Filsafat Kontrukvisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius,


1997)

Rosyana Dede, Madrasah dan Profesionalisme Guru, (Depok, Kencana, 2017)

Sardiman, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 2008)

Sudirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rajapresindo


Persada, 2014)

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan Kombinasi, (bandung;


Alphabetha, 2011)

Suryanto, Jihad Asep, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Erlangga, 2013)

Undang-undang nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan UK

Wawancara dengan Ibu R.K, guru wali kelas 5 di SD YPK I Dok VIII Jayapura
Utara (10 November 2020, pukul 10:45 WIT, di Ruang Guru)

Wawancara dengan Ibu. K.W, orang tua peserta didik di SD YPK I Dok VIII
Jayapura Utara (26 November 2020, pukul 17:35 WIT, di Rumah orang
tua peserta didik)

Anda mungkin juga menyukai