Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ANALISIS KUALITATIF: ANALISIS KATION

NAMA : FAIDA JASMIN

NIM : 222311024

PROGRAM STUDI d3 FARMASI


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI
TAHUN 2022

1
ANALISIS KUALITATIF: ANALISIS KATION

A. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat melakukan
analisis kualitatif untuk identifikasi kation Pb2+, Ag+, Hg2+, Cu2+, Cd2+,
Al3+, Co2+, Ca2+ dan Ba2+.

B. Dasar Teori
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif untuk tujuan analisis kualitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat–
sifatnya. reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida hydrogen sulfida ammonium sulfida dan ammonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia dengan membentuk endapan atau tidak. (Chang, 2005)
Kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila ditambahkan
dengan asam klorida (HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺ yang akan mengendap sebagai
campuran AgCl. Pengendapan ion-ion golongan I harus pada temperatur kamar atau
lebih rendah karena terlalu mudah larut dalam air panas. Juga harus dijaga agar asam
klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan
melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat larut (Keenan, 1984).
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion
golongan ini adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II),
Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV).
Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan 2A dan keenam yang terakhir
sub golongan 2B. Sementara sulfida dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut
dalam amonium polisulfida. Sulfida dari kation dalam golongan 2B justru dapat larut.
Kation golongan III membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana
netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II), Nikel (II), Besi
(II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). Kation golongan IV tidak bereaksi
dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan
dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral

2
atau sedikit asam. Kationkation golongan ini adalah Kalsium, Strontium, dan Barium.
(Vogel, 1985)
Kation golongan IV terdiri dari Barium, Stronsium, dan Kalsium. Kation
golongan ini tidak bereaksi dengan Asam klorida, Hidrogen sulfida, ataupun
Amonium sulfida; tetapi Amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih.
(Chang, 2005)
Kation golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak bereaksi dengan
reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota golongan ini adalah ion-ion
Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen (Vogel, 1985)
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan dengan warna
yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan ataupun
sentrifugasi. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat
yang bersangkutan.
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis, umumnya dilakukan
dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi (pemastian).
1. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari
larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara
sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih
berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok
kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa
kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang
lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik
untuk satu kation
2. Identifikasi (pemastian) kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan
melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu umumnya
dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan
golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus
dilarutkan dahulu.

3
C. Alat dan Bahan

D. Prosedur Praktikum
a) Identifikasi Kation Golongan I
a. Uji untuk kation Pb2+
1. Tabung 1, Tambahkan HCl 1M (panas/dingin), maka akan muncul endapan
putih.
2. Tabung 2, Tambahkan larutan KI 0,1M, setelah terbentuk endapan panasi,
maka akan terbentuk endapan kuning setelah dingin.
b. Uji untuk kation Ag+
1. Tabung 1, tambahkan dengan HNO3 encer, hingga terbentuk endapan putih,
catat perubahan yang terjadi.
2. Tabung 2, tambahkan dengan beberapa tetes KI 0,1 M, hingga terbentuk
endapan kuning muda, catat perubahan yang terjadi.

4
b) Identifikasi Kation Golongan II
a. Identifikasi Kupri (Cu2+)
1. Tabung 1, tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan biru. Bila dipanasi
menjadi endapan hitam.
2. Tabung 2, tambahkan karutan KI, muncul endapan putih dengan warna larutan
coklat.
3. Tabung 3, tambahkan beberapa tetes CH3COOH 0,1 M kedalam sampel,
kemudian tambahkan beberapa tetes larutan K4[Fe(CN)6] 0,1 M, jika terdapat
endapan coklat kemerahan (Cu ada).
4. Tabung 4, tambahkan beberapa tetes larutan KSCN 0,1 M, hingga terbentuk
endapan hitam tembaga (II) tiosianat (Cu ada)
b. Uji untuk kation Hg2+
1. Tabung 1, tambahkan larutan KI 0,1 M tetes pertetes hingga terbentuk endapan
merah, catat perubahan. Kemudian teteskan kembali hingga KI berlebih, amati
yang terjadi
c) Identifikasi Kation Golongan III
a. Identifikasi Kobal (Co2+)
1. Tabung 1, tambahkan larutan NaOH, muncul endapan biru bila dipanaskan
muncul endapan merah
2. Tabung 3, tambahkan KSCN padat dan amilalkohol, maka akan terbentuk
warna biru.
b. Identifikasi Besi (Fe3+)
1. Tabung 1, sampel ditambahkan setetes larutan K4Fe(CN)6 maka akan
terbentuk warna biru tua.
2. Tabung 2, sampel ditambah KSCN 2M, jika terbentuk larutan merah sampel
positif mengandung Fe3+
d. Identifikasi Besi (Fe2+)
1. Tabung 1, sampel ditambahkan setetes larutan K4Fe(CN)6 maka akan
terbentuk warna biru muda.
2. sampel ditambah KSCN 2M, jika terbentuk larutan coklat kekuningan maka
sampel positif mengandung Fe2+.

5
d) Identifikasi Kation Golongan IV
a. Identifikasi Kalsium (Ca2+)
1. Tabung 1, sampel ditambahkan ammonium karbonat 0,1 M beberapa tetes, jika
terbentuk endapan amorf putih.
2. Tabung 2, tambahkan larutan H2SO4 encer, muncul endapan putih.
3. Tabung 3, pertegas dengan uji nyala Ca2+ dengan kawat nikrom, warna nyala
merah-kekuningan yang khas pada Bunsen, sampel positif mengandung Ca2+.
b. Identifikasi Barium (Ba2+)
1. Tabung 1, tambahkan larutan (NH4)2CO3, muncul endapan putih, kemudian
tambahkan HCl / CH3COOH encer akan larut kembali.
2. Tabung 2, tambahkan beberapa tetes K2CrO4 0,5M, jika terbentuk endapan
kuning, sampel positif mengandung Ba2+.
e) Identifikasi Kation Golongan V
a. Identifikasi Magnesium (Mg2+)
1. Sampel ditambahkan NH4Cl 2M, NH4OH berlebih dan Na2HPO4 0,1M. Jika
terbentuk endapan putih, sampel positif mengandung Mg2+.
b. Identifikasi Kalium (K+)
1. Pertegas dengan uji nyala K+ dengan kawat nikrom, warna nyala lembayung
kemerahan yang khas pada Bunsen, sampel positif mengandung K+.
c. Identifikasi Ammonium (NH4 +)
1. Sampel ditambahkan dengan larutan NaOH 0,1M, kemudian panaskan tabung
dalam penangas air, cium uap yang dihasilkan dengan hati-hati. Simpan kertas
lakmus merah dan biru di mulut tabung. Reaksi positif tehadap NH4 + jika
tercium bau pesing dan lakmus merah berubah nenjadi biru

6
E. Data Hasil Pengamatan

a. Golongan I
Perlakuan Perubahan Kandungan
Sebelum Sesudah kation
PbNO3 + HCI Cairan Bening Tidak ada endapan Tidak ada kandungan
putih kation Pb2+
(-)

PbNO 3 + KI Cairan Bening Cairan berwarna Ada kandungan kation


kuning Pb2+
(+)

AgNO3 + HNO3 Cairan Bening Cairan dengan Ada kandungan kation


endapan berwarna Ag+
putih (+)

AgNO 3 + KI Cairan Bening Cairan dengan Ada kandungan kation


endapan berwarna Ag+
kuning muda (+)

7
b. Golongan II
Perubahan Kandungan
Perlakuan Sebelum Sesudah kation
CuSO 4 + KOH Cairan Bening Cairan dengan endapan Ada kandungan
berwarna biru kation Cu2+
(+)

CuSO 4 + KI Cairan Bening Cairan endapan putih Ada kandungan


berwarna kuning kation Cu2+
kecoklatan (+)

CuSO 4 + Cuka + Cairan Bening Cairan berwarna coklat Ada kandungan


K4 [Fe(CN)6 ] kemerahan kation Cu2+
(+)

8
CuSO 4 +KSCN Cairan Bening Cairan dengan endapan Ada kandungan
berwarna coklat kation Cu2+
kehitaman (+)

HgCI + KI Cairan Bening Cairan dengan endapan Ada kandungan


berwarna orange kation Hg2+
(+)

c. Golongan III
Perlakuan Perubahan Kandungan
Sebelum Sesudah kation
CoOH + NaOH Cairan Bening Endapan putih Tidak da kandungan
kation CO 2+
(-)

CoOH + KSCN + Cairan Bening Tidak terbentuk Tidak da kandungan


amilalkohol endapan kation CO 2+
(-)

9
FeCl3 + K 4 Fe(CN)6 Cairan Bening Cairan dengan warna Ada kandungan kation
biru Fe3+
(+)

FeCl3 +KSCN Cairan Bening Cairan dengan warna Ada kandungan kation
coklat kekuningan Fe3+
(+)

FeSO 4 + K4 Fe(CN)6 Cairan Bening Tidak ada reaksi Tidak Ada


kandungan kation
Fe2+
(+)

FeSO 4 + KSCN Cairan Bening Tidak ada reaksi Tidak Ada kandungan
kation Fe2+
(+)

10
d. Golongan IV
Perlakuan Perubahan Kandungan
Sebelum Sesudah Kation
CaCI 2 + amonium Bening Tidak bereaksi Tidak ada kandungan
karbonat kation Ca2+
(-)

CaCl2 + H2 SO 4 Cairan bening Tidak bereaksi

Ca2 + + Ca2 + Tidak ada warna pada Terjadi warna nyala ada kandungan kation
(uji nyala kawat kawat merah kekuningan Ca2+
nikrom) (+)

Ba(NO 3 )2 + Cairan bening Berubah menjadi


(NH 4 )2 CO 3 + endapan putih
CH3 COOH ada kandungan kation
Ba+
(+)

Ba(NO 3 )2 + H 2 SO4 Cairan bening Berubah menjadi


endapan putih

11
Ba (NO 3 ) + K 2 CrO 4 Cairan bening Cairan dengan
endapan berwarna
kuning

e. Golongan V
Perlakuan Perubahan Kandungan
Sebelum Sesudah Kation
MgCl + NH 4 Cl + Bening Terbentuk endapan ada kandungan kation
NH4 OH putih Mg+
(+)

K+ + K+ Sebelum diklakukan Warna nyala ada kandungan kation


(kawat nikrom) uji nyala tidak ada lembayung K+
perubahan warna pada kemerahan (+)
kawat

NH4 + NaOH Bening Lakmus merah ada kandungan kation

12
Simpan lakmus merah menjadi biru NH4 +
dan biru di mulut (+)
tabung

F. Pembahasan
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis, umumnya dilakukan
dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi (pemastian).
Pada bagian ini hanya akan dibahas pemisahan kation berdasarkan skema H2S
menurut bragmen yang diperkuat oleh Fresenius, Treadwell dan Noyes. Kelima golongan
kation dan ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut.
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini tidak membentuk dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, Cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation
golongan ini Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini tidak membentuk endapan dengan pereaksi
golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensiaregensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
Kation golongan ini meliputi : Mg2+, K+, NH4 +. Kelima golongan diatas dapat
dibedakan dengan pereaksi-pereaksi yang khas dari setiap logam

13
G. Reaksi kimia
• PbNO 3 + HCI → Pb (Cl)2 + 2HNO3
Perubahan : larutan dengn endapan berwarna putih
• PbNO 3 + KI → KNO3 + PbI 2
Perubahan : larutan dengan endapan warna kuning
• AgNO + KI → AgI + KNO 3
Perubahan : larutan dengan endapan warna kuning muda
• AgNO + HNO → AgI + HNO 3
Perubahan : larutan dengan endapan warna putih
• CuSO 4 + KOH → Cu(OH)2 + K2SO 4
Perubahan : larutan dengan endapan warna biru
• CuSO 4 + KI → Cu2 l2 + K2SO 4
Perubahan : larutan warna coklat
• CuSO 4 + Cuka + K 4 [Fe(CN)6 ]
Perubahan : Cairan berwarna coklat kemerahan
• CuSO 4 +KSCN → Cu(SCN)2 + K 2 SO4
Perubahan : larutan dengan endapan warna coklat kehitaman
• HgCI2 + KI → HgI 2 + KCI
Perubahan : larutan dengan endapan warna orange
• FeCI +K 4 Fe (CN)6 → Fe4 (Fe(CN)6 )3 + KCI
Perubahan : larutan dengan endapan warna biru
• FeCI + KSCN→ Fe(SC)3 + KCI
Perubahan : larutan dengan warna coklat kekuningan
• FeSO 4 + K4 Fe(CN)6 → K2 SO4 + Fe2 Fe(CN)
Perubahan : tidak ada endapan dan tidak bereaksi
• FeSO 4 + KSCN → K4 (Fe(SCN)6 )K2 SO 4
Perubahan : tidak ada endapan dan tidak bereaksi
• CaCI + (NH 4 )2 CO3 → CaCO 3 + 2 NH4 CI
Perubahan : tidak ada endapan dan tidak bereaksi

14
• CaCI + H2SO 4 → CaSO 4 + 2 HCI
Perubahan : tidak ada endapan dan tidak bereaksi
• Ca2 + + Ca2 +
Perubahan : warna menyala merah kekuningan
• Ba(NO 3 )2 + (NH 4 )2 CO 3 + CH 3 COOH
Perubahan : larutan dengan endapan warna endapan putih
• Ba(NO 3 )2 + H 2 SO4
Perubahan : larutan dengan endapan warna endapan putih
• Ba (NO 3 ) + K 2 CrO 4
Perubahan : larutan dengan endapan warna kuning
• MgCl + NH 4 Cl + NH 4 OH
Perubahan : larutan dengan endapan warna endapan putih
• K+ + K+
Perubahan : warna nyala lembayung kemerahan
• NH 4 + NaOH
Perubahan : Lakmus merah menjadi biru

H. Kesimpulan
Dari praktikum ini didapatkan hasil penelitian :
• PbNO 3 + HCI
Perubahan : larutan dengn endapan berwarna putih
• PbNO 3 + KI
Perubahan : larutan dengan endapan warna kuning
• AgNO + KI
Perubahan : larutan dengan endapan warna kuning muda
• AgNO + HNO
Perubahan : larutan dengan endapan warna putih
• CuSO 4 + KOH
Perubahan : larutan dengan endapan warna biru
• CuSO 4 + KI
Perubahan : larutan warna coklat

15
• CuSO 4 + Cuka + K 4 [Fe(CN)6 ]
Perubahan : Cairan berwarna coklat kemerahan
• CuSO 4 +KSCN
Perubahan : larutan dengan endapan warna coklat kehitaman
• HgCI2 + KI
Perubahan : larutan dengan endapan warna orange
• FeCI +K 4 Fe (CN)6
Perubahan : larutan dengan endapan warna biru
• FeCI + KSCN
Perubahan : larutan dengan warna coklat kekuningan
• FeSO 4 + K4 Fe(CN)6
Perubahan : tidak ada endapan dan tidak bereaksi
• FeSO 4 + KSCN
Perubahan : tidak ada endapan dan tidak bereaksi
• CaCI + (NH 4 )2 CO3
Perubahan : tidak ada endapan dan tidak bereaksi
• CaCI + H2SO 4
Perubahan : tidak ada endapan dan tidak bereaksi
• Ca2 + + Ca2 +
Perubahan : warna menyala merah kekuningan
• Ba(NO 3 )2 + (NH 4 )2 CO 3 + CH 3 COOH
Perubahan : larutan dengan endapan warna endapan putih
• Ba(NO 3 )2 + H 2 SO4
Perubahan : larutan dengan endapan warna endapan putih
• Ba (NO 3 ) + K 2 CrO 4
Perubahan : larutan dengan endapan warna kuning
• MgCl + NH 4 Cl + NH 4 OH
Perubahan : larutan dengan endapan warna endapan putih
• K+ + K+
Perubahan : warna nyala lembayung kemerahan

16
• NH 4 + NaOH
Perubahan : Lakmus merah menjadi biru
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa cairan ketika di
reaksikan tidak terjadi perubahan hal itu terjadi karena beberapa kesalahan diantaranya zat
preaksi yang diambil praktikan salah, minimnya pereaksi yang tersedia, sehingga mengahasilkan
perubahan larutan yang tidak semestinya .

I . Daftar Pustaka
1. Rahmawati,Irma,2022 Modul praktikum Kimia Dasar, Bandung
2. Baso,Fajrul.2011.”kation anion” Academia.edu. hal 4-6.
https://www.academia.edu/7838816/Kation_Anion
3. Tika,Rindy L.2020. “ Laporan praktikum kimia dasar anlisis Kation”
https://www.scribd.com/document/535027656/Laporan-Analisis-Kualitatif-Kation

17

Anda mungkin juga menyukai