Anda di halaman 1dari 21

SENI BUDAYA

Seni Rupa
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar

Peta Konsep

Apresiasi

Ragam Hias pada Topeng Cirebon (Jawa Barat)

Keragaman budaya di Indonesia melahirkan berbagai jenis karya seni, salah satunya
a
p
u
R
i
n
e
S
adalah ragam hias. Ragam hias di setiap wilayah Nusantara memiliki ciri khas yang berbeda.
Ragam hias tidak lepas dari sejarah, kepercayaan, dan budaya daerah asalnya.

Ragam hias atau motif adalah bentuk dasar hiasan yang umumnya diulang-ulang


sehingga menjadi pola dalam suatu karya kerajinan atau kesenian. Ragam hias dapat
dihasilkan dari proses menggambar, memahat, mencetak dsb. untuk meningkatkan mutu
dan nilai pada suatu benda atau karya seni

Ragam hias yang diulang-ulang, dipadukan, atau diatur sedemikian rupa sehingga
tampak rapi dapat disebut sebagai pola atau corak. Sementara itu, satu atau lebih paduan
ragam hias dapat disebut ornamen. Ornamen umumnya terdiri dari satu atau lebih ragam
hias yang diatur dalam pola-pola tertentu.
Istilah ragam hias, motif, dan ornamen sering digunakan secara tertukar-tukar dalam
bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris, motif adalah desain yang jika diulang-ulang dapat
membentuk pola (konsep ini dalam bahasa Indonesia disebut ragam hias), sementara kata
motif dalam KBBI lebih dekat dan bahkan bersinonim dengan pola. Bahasa Indonesia juga
cenderung menyamakan antara ragam hias (bahasa Inggris: motif) bersinonim dengan
ornamen.

Ornamen berasal dari bahasa yunani disebut ‘ornare’ yang berarti kerja menghias dan
ornamentum yang berarti hasil karya atau hiasan. Ragam hias kerap disepadankan dengan
ornamen. Ragam hias bisa menjadi ungkapan jiwa manusia terhadap keindahan yang terkait
dengan cita rasa keindahan. Ragam hias pada dasarnya merupakan penghias yang
dipadukan, sebagai media mempercantik atau mengagungkan suatu karya (Baidlowi &
Daniyanto, 2003). Bentuk ragam hias sangat beragam mulai dari lukisan, ukiran, pahatan,
hingga tenunan.

Ragam hias digunakan dalam seni rupa, arsitektur, atau kebutuhan dekoratif lainnya.
Penggunaan pola ragam hias bertujuan mengisi kekosongan bahan dengan maksud untuk
memperindah dan menambah nilai estetika suatu benda atau produk. Dalam kehidupan
sehari-hari ragam hias merupakan bagian estetika dapat dijumpai dalam produk yang
digunakan.

Pengertian ragam hias secara umum adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan
menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya seni atau kerajinan. Ragam hias
merupakan suatu karya seni rupa dengan tujuan memperindah suatu benda dengan cara
memberi gambar hiasan agar benda tersebut menjadi lebih indah dan bermakna.

Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan cara stiliasi (digayakan). Hal


tersebut meliputi penyederhanaan bentuk dan perubahan bentuk (deformasi). Bentuk dasar
ragam hias bisa diambil dari inspirasi flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometrik lainnya,
yang dapat diterapkan pada karya seni dua dimensi atau tiga dimensi.

Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman,
tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk
dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah, seperti halnya
ragam hias Cirebon (Jawa Barat).

Ragam hias yang ada Cirebon memiliki corak tersendiri yang menjadi identitas khas
kedaerahan. Ragam hias (motif) khas Cirebon diantaranya Motif Mega Mendung dan motif
Wadasan.

Motif Mega Mendung merupakan asimilasi atau pertukaran budaya serta tradisi religius
yang terjadi di Cirebon. Proses asimilasi atau akulturasi ini terjadi pada abad ke 16 seiring
dengan penyebaran agama islam di cirebon, melalui kegiatan perdagangan antara bangsa
Tiongkok, Arab, Persia dan India. Motif Mega Mendung kekhasnya menyerupai “awan”
memiliki warna tegas seperti warna merah dan biru (degradasi ke warna muda) berbentuk
lonjong, lancip dan segi tiga.
Motif Hias Mega Mendung

Motif hias Wadasan ialah istilah Cirebon untuk menyebut motif Karang atau
Gunungan, bentuknya menyerupai motif mega mendung namun dalam posisi vertikal, motif
Gunungan ini merupakan motif asli Indonesia sebagai penggambanran Gunung meru.
menggambarkan tempat eksistensi raja cirebon sebagai penguasa. Awalnya Motif hias
Wadasan merupakan motif untuk menyimbolkan kebangsawana, namun seiring waktu saat
ini motif Wadasan sudah menjadi milik publik.

Motif Hias Wadasan

Topeng atau kedok dalam bentuk nomina (kata benda) yang dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tiruan muka untuk menutup muka.
Topeng telah digunakan sejak jaman dahulu untuk tujuan seremonial dan ritual, serta
dalam seni pertunjukan dan untuk hiburan. Mereka biasanya dikenakan di wajah, meskipun
mereka juga dapat diposisikan dimana saja pada bagian tubuh pengguna. digunakan untuk
perlindungan, penyamaran, penampilan, atau hiburan. Kedok biasanya terbuat dari bahan
kayu yang dibentuk menyerupai wajah dengan warnanya yang menyesuaikan karakter.

Seorang penulis Jerman mengklaim kata “topeng” berasal dari bahasa Spanyol más
que la cara (secara harfiah, “lebih dari wajah” atau “wajah yang ditambahkan”), yang
berevolusi menjadi “máscara”.

Fungsi Topeng secara umum

Feldman (1967:2), mengungkapkan bahwa seni selalu memenuhi :1) kebutuhan


individu untuk ekspresi pribadi (fungsi personal), 2) kebutuhan sosial untuk display,
perayaan, dan komunikasi (fungsi sosial), dan 3) kebutuhan fisik sebagai struktur utilitarian
serta objek (fungsi fisik). Fungsi Topeng secara umum adalah:

1) Topeng sebagai souvenir: topeng untuk souvenir, biasanya dipilih bahan baku yang
murah, serta mudah dan cepat pengolahannya, seperti kayu randu atau sengon,
bahkan ada pula yang terbuat dari gips, tanah liat, daur ulang kertas atau fiber. Ukuran
topeng yang dibuat untuk souvenir ini pun terkadang lebih kecil daripada topeng yang
digunakan untuk menari (ukuran normal), karena biasanya digunakan sebagai
gantungan kunci, hiasan dinding, elemen dekorasi ruangan pada rumah, atau vandel
kenang-kenangan.

2) Topeng untuk menari (pertunjukan Tari Topeng): Pada topeng yang digunakan untuk
menari (pertunjukan Tari Topeng), topeng dibuat dengan ukuran normal, dengan
ukuran wajar wajah manusia dewasa, karena memang untuk digunakan dalam
pertunjukan Tari Topeng. Ukiran yang ada dibuat cukup detail.

3) Topeng dengan pesanan atau fungsi khusus: topeng dengan pesanan dan fungsi
khusus dibuat secara cermat dengan memperhatikan aspek isoterik dan eksoterik.
bahan baku kayu yang digunakan adalah bahan-bahan kayu pilihan.

4) Topeng sebagai media Pendidikan Karakter, Pada Topeng terdapat nilai-nilai universal
hubungannya manusia dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan kebangsaan.

Gaya Topeng secara umum

Topeng merupakan sebuah ikon, karena bentuknya memiliki kemiripan kualitatif


dengan wajah manusia. Dalam kajian tanda (semiotika), ikon adalah tanda yang
mengandung kemiripan “rupa” (resemblance) sebagaimana dapat dikenali oleh para
pemakainya (Budiman, 2011:20).

Hubungan ikonik topeng dengan wajah manusia karena diantara keduanya terdapat
keserupaan. Hal ini menjadikan topeng dapat dikatakan memiliki gaya ketepatan obyektif.
Keserupaan tersebut ada pada kesamaan struktur, namun pada setiap elemennya telah
mengalami distorsi-stilisasi. Stilisasi (penggayaan) nampak pada elemen-elemen yang
membentuk struktur topeng. Stilisasi terdapat pada elemen mata, alis, hidung, bibir, kumis,
jenggot, jambang, rambut depan, urna, hiasan dahi, jamang dan sobrah. Adapun distorsi
dilakukan pada elemen warna wajah, dan juga mata pada karakter/tokoh antagonis.
Elemen mata dilakukan stilisasi pada mata yang bentuknya sipit menyerupai gabah
padi, atau bergaya gabah padi (gabahan), dimana mata terbuka, namun tidak begitu lebar
untuk menyampaikan makna kesabaran dan kedermawanan, sedangkan distorsi nampak
pada mata yang melotot hingga bentuknya menyerupai biji kedelai dan wajah yang
berwarna merah untuk menyampaikan makna kekerasan hati dan sifat pemarah, disamping
mimesis (imitatio, imitasi) terhadap wajah manusia, dalam stilisasi dan distorsi setiap
elemennya, juga merupakan mimesis dari obyek-obyek yang ada di alam. Fenomena ini
memperlihatkan bahwa seniman menyeleksi fakta-fakta visual yang ada, kemudian
melakukan imitasi terhadapnya, namun tidak secara akurat/presisi, melainkan melakukan
pengolahan obyek melalui perubahan wujud/bentuk (stilisasi-distorsi).

Gaya urutan formal (the style of formal order) nampak kuat pada proses penciptaan
penciptaan topeng, menekankan keseimbangan dan stabilitas, dimana urutan formal ( formal
order) yakni keseimbangan (balance), harmony (harmoni), atau stabilitas (stability)
diterapkan secara metodis dan terukur. Hal ini nampak pada sebagian besar elemen dalam
struktur topeng konsisten pada bentuk, komposisi, ukuran elemen, serta jarak antar elemen
yang benar-benar terukur.

Keseimbangan formal (formal balance) nampak pada muka topeng layaknya wajah
manusia. Keseimbangan formal ini dicapai dengan membuat topeng menjadi simetris, atau
ulangan berbalik pada sebelah menyebelah, atau menyusun elemen-elemen sejenis yang
memiliki identitas visual yang sama (mata, alis, hidung dan lain sebagainya) pada jarak yang
sama terhadap suatu garis/titik pusat yang imajiner. Keseimbangan formal ini menjadikan
topeng menampakkan kesan statis dan tenang. Perpaduan antar elemen-elemen tersebut,
dengan keseimbangan formal, menghasilkan paduan yang harmonis. Harmoni atau
keselarasan merupakan perpaduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Acapkali diisyaratkan
penggunaan susunan yang harmonis banyak disukai pada masyarakat konservatif. Pada
arsitektur klasik selalu menggunakan susunan yang harmonis, begitu pula dengan seni
batik, musik, dan seni tari tradisional, selalu menggunakan susunan laras atau tata laras
(Kartika, 2004:113).

Elemen-elemen pada topeng secara umum terdiri dari 1) Mata, 2) Alis, 3) Hidung, 4)
Bibir, 5) Kumis, 6) Jenggot, 7) Jambang, 8) Rambut, 9) Urna, 10) Hiasan, 11) Jamang, 12
Sobrah Isen-isen, dan 13) Warna. Setiap elemen tersebut memiliki stilisasi dan distorsi
sebagai metafora yang menjelaskan sifat-sifat manusia.

Metafora adalah suatu perbandingan yang implisit. Metafora disebutkan oleh Pradopo
(1994:66) merupakan bentuk perbandingan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk
yang singkat. Gaya metafora ialah melihat sesuatu dengan perantaraan benda yang lain.

Elemen dan stilisasi pada topeng terdiri dari : 1) Mata dengan stilisasi kedhelen, 2) Alis
dengan stilisasi blarak sinegar, 3) Hidung dengan stilisasi pangotan, 4) Bibir dengan stilisasi
jambe sigar setangkep, 5) Kumis dengan stilisasi njlaprang, 6) Jenggot dengan stilisasi
brewok, 7) Jambang dengan stilisasi ngembang juwet, 8) Rambut dengan stilisasi kupu
tarung, 9) Hiasan dahi dengan stilisasi ceplok suryo, 10) Jamang dengan stilisasi mlathi
rinonce, 11) Isen-isen, dan 12) Warna, istilah metafora pada stilisasi ini merujuk pada
Topeng Malang ( Jawa Timur)

Topeng Cirebon adalah topeng yang terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah
dibentuk menurut keterangan dari Ki Kandeg (ahli pembuat topeng Cirebon) pada masa lalu
kayu yang biasa digunakan adalah kayu Jaran, kayu Waru, kayu Mangga dan kayu Lame.
Topeng ini biasanya dikenakan oleh penari topeng sebagai penutup wajah dalam
pertunjukan kesenian tradisional Tari Topeng Cirebon.
Topeng Cirebon dikenal dengan nama Topeng Panca Wanda (profil) atau Topeng Lima
Rupa. Masing-masing dari ekspresi dan bentuk topeng tersebut memiliki makna dan
filosofinya tersendiri.

a. Topeng Panji menggambarkan bayi yang baru lahir ke dunia dan figur dari kalangan
raja bangsawan, sekaligus cermin dari sublimasi (perubahan wujud) kewibawaan serta
ketenangan. Dalam falsafah Jawa, Panji menggambarkan filosofi kehidupan dan budi
yang luhur serta penyerahan diri pada Tuhan. Dalam sufi Islam, ia berada pada tingkat
tertinggi posisi manusia yakni Insankamil, yaitu perilaku yang tidak goyah serta
menyadari bahwa setiap hembusan napasnya adalah dari Tuhan.

b. Topeng Pamindo merupakan gambaran sikap rendah diri dan setia kawan. Topeng ini
merupakan gambaran manusia yang beranjak dewasa dan baru mengenal dunia.
Tingkahnya terburu-buru dan serba ingin tahu. Makna filosofinya adalah sebagai pribadi
yang mawas diri.
c. Topeng Rumyang menggambarkan seorang dewi yang menjelma menjadi manusia.
Rumyang berasal dari kata arum (harum) dan hyang (Tuhan). Artinya mengharumkan
nama Tuhan. Warna topeng merah muda menunjukkan manusia yang sabar, ikhlas dan
lemah lembut. Hiasan kembang pada topeng menunjukkan sikap surgawi dan duniawi
pada diri seseorang.
d. Topeng Tumenggung menggambarkan sosok seorang pemimpin yang mengayomi,
membimbing dan menaungi rakyat dengan penuh kasih sayang. Sehingga siapa pun
yang berada didekatnya merasa sejahtera, aman dan tenteram. Sosok Tumenggung
digambarkan dengan raut wajah yang tegas, mata tebelalak dan kumis yang semakin
menunjukkan kegagahannya. Sosok tumenggung ini menunjukkan sikap kedewasaan
seseorang.

e. Topeng Kelana menggambarkan seseorang yang suka bekelana dan mengembara


untuk menemukan jati dirinya. Topeng Kelana memiliki karakter yang penuh dengan
dinamika dan hawa nafsu. Warna topeng merah tua menunjukkan watak angkuh, mata
membelalak, mulut menyeringai, kumis melingkar, berjambang serta berjanggut. Kelana
digambarkan figur gagah dengan hidung panjang, mata melotot, mulut monyong
menganga, rambut godekan.

Struktur Rupa Topeng Panca Wanda Cirebon

a. Topeng Panji

Muka berwarna putih, bermata liyep, alis tipis yang


digayakan (stilasi), pandangan merunduk, mulut sedikit
terbuka (senyuman dikulum) wanda seseorang yang
alim. Pada bagian kening memiliki ornamen Mega
Mendung atau kuncup Bunga Melati.
b. Samba/Pamindo
Wanda satria (putra mahkota) Muka bewarna putih atau
ada yang berwarna telur asin, memiliki hiasan melilit di
kening yang disebut pilis berwarna emas atau degradasi
warna merah jambu, bentuk mata liyep dan alis tipis
yang digayakan mulut sedikit terbuka sehingga gigi dapat
terlihat, bentuk hidung kecil dan mancung, memiliki
rambut keriting, dan ornamen bunga kembang tibai pada
bagian atas muka (dahi)

c. Topeng Rumyang
Topeng ini sewanda dengan pamindo tetapi tidak
memiliki hiasan rambut di dahi melingkar hiasan pilis
melingkar sampai pipi bagian bawah warna muka merah
muda/coklat muda.

d. Topeng Tumenggung

Wanda denawa, warna muka merah coklat muda atau


merah aga tua, mata agak melototr, hidung mancung,
kumis lebat, dan memiliki jenggot, ornamen hiasan pada
kening bunga melati

e. Topeng Kelana
Warna muka merah pekat, bentuk mata terbuka lebar
(terbelarak) berkumis tebal dan berjambang. Di atas
dahinya melilit hiasan ikat kepala dan jamang, hidung
mancung dan mulut terbuka lebar.

Ragam Hias/pamaes Pada Topeng Panca Wanda Cirebon


Ragam hias pada topeng cirebon lebih difungsikan sebagai pamaes (ornamen) wajah, untuk
memperindah topeng sehingga dapat memiliki daya tarik tersendiri

1. Istaka, semacam jimat, Hiasan/ornamen/ragam hias Kembang


Kembang Tiba / kembang kliyang diletakan di muka bagian atas
topeng (dahi) Topeng Kelana dan topeng samba

2. Ragam hias bunga Melati, diletakan pada muka bagian atas topeng
(kening)

3. Pilis melingkar dari kening sampai pipi bagian bawah,


degradasi warna merah jambu atau warna emas
(Topeng Samba/pamindo) pilis adalah garis
silang/lengkung di dahi untuk menangkal penyakit
(berdasarkan kepercayaan)

4. Pilis melingkar dari kening sampai pipi bagian bawah,


degradasi warna biru atau dicat warna emas (Topeng
rumyang)

5. Pilis melingkar dari kening sampai pipi bagian bawah,


motif mega mendung (Topeng rumyang)
6. Stilisasi Alis Topeng Panji, Topeng Samba dan
Topeng Rumyang.

7. Stilisasi Alis Topeng Tumenggung dan Topeng


Kelana.
8. Stilisasi Mata liyep Topeng Panji, Topeng Samba
dan Topeng Rumyang.
9. Stilisasi Mata melotot Topeng Tumenggung dan,
Topeng klana.
10. Stilisasi Hidung Topeng Panji, Topeng Samba dan
Topeng Rumyang (tampak samping)

11. Stilisasi Hidung Topeng Tumenggung (tampak


samping)

12. Stilisasi Hidung Topeng Panji, Topeng Samba dan


Topeng Rumyang (tampak samping)

13. Stilisasi Bibir Topeng Panji, Topeng Samba dan


Topeng Rumyang.

14. Stilisasi Bibir Topeng Tumenggung

15. Stilisasi Bibir Topeng Kelana

16. Stilisasi Jambang Topeng Tumenggung dan Topeng


Kelana

Stilisasi Jambang Topeng Tumenggung dan Topeng


Klana

17. Stilasi Janggut Topeng Tumenggung dan Topeng


Klana

Struktur Rupa Topeng Tanah Liat Panca Wanda Cirebon.

Struktur Rupa Topeng Panji Ornamen


1. Warna dasar putih 1. Ornamemen Mega Mendung
2. Warna Muka putih warna emas / menyesuaikan
3. Warna Garis alis hitam 2. Stilisasi Alis,
4. Garis mata hitam bola mata putih 3. Stilisasi Mata,
dengan titik tengah warna hitam 4. Stilisasi Hidung
5. Garis hidung hitam 5. Stilisasi Bibir,
6. Warna bibir merah bergaris tepi 6. Stilisasi Gigi
hitam
7. Warna gigi putih bergaris tepi
warna hitam

Struktur Rupa Topeng Samba/Pamindo Ornamen

1. Warna dasar putih 1. Istaka/jimat,


2. Warna muka putih/telur asin Hiasan/ornamen/ragam hias
3. Warna alis hitam Kembang Tiba/kelayang. Warna
4. Garis mata hitam bola mata putih emas bertitik tengah warna
dengan titik tengah warna hitam merah
5. Garis hidung hitam 2. Stilisasi Rambut Ikal
6. Warna bibir merah bergaris tepi 3. Pilis diwarnai dengan degradasi
hitam warna merah atau diwarnai
7. Gigi berwarna putih bergaris tepi warna emas.
hitam 4. Stilisasi Alis.
8. Rambut keriting Warna hitam 5. Stilisasi Mata.
bertitik warna emas 6. Stilisasi Hidung.
7. Stilisasi Bibir.
8. Stilisasi Gigi.

Struktur Rupa Topeng Rumyang Ornamen

1. Warna dasar putih 1. Ornamen Mega Mendung


2. Warna Muka jingga dengan warna emas
(percampmpuran warna Merah 2. Pilis diwarnai dengan degradasi
dan Kuning. warna biru atau diwarnai warna
3. Warna alis hitam emas
4. Garis mata hitam 3. Stilisasi Alis,
5. Garis hidung hitam 4. Stilisasi Mata,
6. Warna bibir merah bergaris tepi 5. Stilisasi Hidung
hitam 6. Stilisasi Bibir,
7. Gigi warna putih bergaris tepi 7. Stilisasi Gigi.
hitam.

Struktur Rupa Topeng Tumenggung Ornamen


1. Warna dasar putih 1. Ornamemen Mega Mendung
2. Warna Muka merah muda warna emas
3. Warna alis hitam 2. Stilisasi Alis,
4. Garis mata hitam, bola mata putih
3. Stilisasi Mata,
dengan titik tengah warna merah
4. Stilisasi Hidung
5. Garis hidung hitam
5. Stilisasi Kumis
6. Warna bibir merah bergaris tepi hitam
7. Gigi berwarna putih bergaris tepi 6. Stilisasi Bibir,
hitam 7. Stilisasi Gigi
8. Warna kumis hitam bertitik warna 8. Stilisasi Jenggot
emas. 9. Stilisasi Jambang
9. Jenggot warna hitam
10. Jambang warna hitam

Struktur Rupa Topeng Kelana Ornamen

1. Warna dasar putih 1. Istaka/jimat,


2. Warna Muka putih Hiasan/ornamen/ragam hias
3. Warna alis hitam Kembang Tiba/kelayang. Warna
4. Garis mata hitam, bola mata emas bertitik tengah warna
putih dengan titik tengah warna merah.
merah 2. Hiasan ikat kepala dan jamang
5. Garis hidung hitam 3. Stilisasi Alis,
6. Ornamen warna emas 4. Stilisasi Mata
/menyesuaikan 5. Stilisasi Hidung
7. Warna bibir merah bergaris tepi 6. Stilisasi Kumis
hitam 7. Stilisasi Bibir,
8. Gigi berwarna emas bergaris tepi 8. Stilisasi Gigi
hitam 9. Stilisasi Jenggot
9. Warna kumis dan jenggot hitam 10.Stilisasi Jambang
bertitik warna emas
10. Warna rambut hitam bertitik
warna emas

Berkreasi Mengihas dan Mewarnai Topeng Tanah liat Panca Wanda Cirebon.

Bahan dan Alat Menghias dan Mewarnai topeng Tanah Liat Panca Wanda
Cirebon.

A. Bahan dan Alat

1. Topeng Tanah liat dan Sketsa Topeng Panca Wanda Cirebon.


Topeng Panji

Topeng Samba/Pamindo

Topeng Rumyang

Topeng Tumenggung
Topeng Kelana

2. Pewarna, pewarna yang dibutuhkan adalah cat minyak atau cat acrylic glosi,
direkomendasikan menggunakan Cat Propan (acrylic emulsion) atau Cat minyak (Cat
Kuda Terbang. Pewarna, tediri dari warna Merah, Putih, Kuning, Emas, Hitam dan
warna lain yang dibutuhkan

3. Drawing Pen/sepidiol warna hitam ukuran keci

4. Kuas Lukis
5. Palet

B. Langkah Kerja Menghias dan Mewarnai Topeng Tanah Liat Panca Wanda
Cirebon

1. Persiapan alat dan bahan


2. Pemberian warna dasar (cat putih) untuk semua wanda topeng.
3. Pengamatan terhadap warna, garis detail dan ragam hias (ornamen) yang ada pada
topeng yang sudah diwarnai.
4. Mewarnai muka topeng sesuai karakter topeng masing-masing
5. Mewarnai bidang-bidang tertentu, seperti ornamen, mata, bibir, gigi, rambut, dan
yang lainya.
6. Membuat garis hitam (garis tepi) pada setiap bagian topeng menggunakan drawing
pen atau sepidol kecil warna hitam.
7. Finising.
C. Hasil Akhir mengihas dan mewarnai Topeng Tanah liat Panca Wanda Cirebon,
berupa:
DAFTAR PUSTAKA

emodul.kemdikbud.go.id, Senin (25/10/2021).

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Katadata.co.id dengan judul "Mengenal Sejarah dan Properti Tari Topeng Cirebon"

sumber : cireboncinnamon

sumber : flickr

Situs Pemerintah Kota Cirebon


Kompas.com dengan judul "Tari Topeng Cirebon", Penulis : Ari Welianto

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Kamus versi online/daring (dalam jaringan)

 Wikipedia.org, historyofmasks.net
https://budaya-indonesia.org/Sobrah

disbudparpora.cirebonkab.go.
Situs Dinas Pariwisata dab Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

https://id.scribd.com/document/323832609/5-Macam-Topeng-Dan-Karakternya

https://www.kibrispdr.org/

https://www.google.com/search?q=sketsa+topeng+cirebon

https://www.youtube.com/watch?v=SnI9TxbA344

https://www.kibrispdr.org/dwn-5/awan-mega-mendung-png.html
Lampiran
Topeng Panji
Topeng Samba/Pamindo
Topeng Rumyang
Topeng Tumenggung
Topeng Kelana

Anda mungkin juga menyukai