Anda di halaman 1dari 7

ESTETIKA VISUAL

MENGULAS STRUKTUR ESTETIKA KARYA


PIERRE RENAUX “LIQUIDATION TOTALE”
PADA KOLEKSI MODE MUSEUM

Oleh :

THERESIA OKTAVIANA SHINTA

201710009

PROGRAM STUDI DESAIN MODE

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

DENPASAR

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Struktur Estetika

Memahami keindahan adalah memahami bentuk (form) keindahan itu sendiri. Dengan
kata lain, memahami estetika sebenarnya menelaah forma seni yang kemudia disebut
struktur rupa; yang terdiri atas unsur desain, prinsip desain, dan asas desain menurut
Dharsono (terjemahan Lingga Agung, 2017:5).

1.1.1. Unsur-unsur Rupa


a. Unsur Garis
Garis merupakan dua titik yang dihubungkan. Garis menjadi salah satu
unsur yang membangun keindahan. Intensitas garis yang terdapat di dalam
sebuah karya seni adalah ekspresi dari seorang seniman. Garis yang
tertoreh di dalam sebuah lukisan, misalnya dapat memberikan kesan
psikologis terhadap yang melihatnya. Garis yang bersifat formal
cenderung memiliki keteraturan geometris resmi, tegas, jelas, dan rapi
sementara yang bersifat nonformal bersifat lebih luwes, lentur, dan
terkadang tidak keruan. Keduanya bisa melebur bisa juga terpisah dan
memberikan kesan tersendiri bagi yang melihatnya.
b. Unsur Bangun
Unsur bangun atau dalam bahasa inggris shape adalah suatu bidang kecil
ysng terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi
oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arisan atau
karena adanya tekstur. Unsur bangun biasanya digunakan untuk
menyimbolkan perasaan seniman.
Menurut Dharsono, ada 4 perubahan unsur bangun yang terjadi karena
latar sosial-budaya, yakni: stilisasi, distorsi, tranformasi, dan disformasi.
1) Stilisasi adalah pengayakan kontur pada sebuah objek, contohnya
motif batik, tatah sungging kulit, lukisan tradisional Bali, dan lainnya.
2) Distori adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada
pencapaian karakter
3) Transformasi adalah perubahan bentuk unsur bangun akibat unsur
bangun yang dipindahkan kepada unsur bangun lainnya.
4) Disformasi adalah perubahan unsur bangun yang dilakukan untuk
mempresentasikan sifat keseluruhan dari suatu objek. Disformasi
biasanya menghasilkan unsur bangun yang terbentuk simbolis, seperti
bentuk-bentuk simbolis di dalam seni rupa modern, misalnya beberapa
lukisan Salvador Dali.
c. Unsur rasa Permukaan Bahan (Tekstur)
Unsur rasa permukaan bahan atau tekstur adalah unsur yang sengaja dibuat
untuk menunjukan rasa permukaan bahan secara nyata yang bertujuan
memberikan rasa tertentu pada sebuah karya. Misalnya, tekstur lukisan-
lukisan Leonardo da Vinci yang memiliki kekhasnya sendiri. Biasanya
tekstur tersebut dapat memberikan pengalaman tersendiri apabila dilihat
atau dipegang langsung.
d. Unsur Warna
Warna memiliki posisi yang sangat penting di dalam semesta kesenian,
begitu juga di dalam kehidupan umat manusia sejak zaman entah kapan.
Menurut Dharsono, peran penting warna di dalam semesta kesenian dapat
dibagi menjadi 3.
1) Warna sebagai warna: warna yang hanya sekedar warna. Warna-warna
yang tidak perlu dipahami atau dihayati karena kehadirannya hanya
sebagai tanda lebih dari itu hanya sebagai pemanis permukaan.
2) Warna sebagai reperesentasi alam: warna yang menggambarkan sifat
objek secara nyata, seperti warna merah untuk menggambarkan api,
hijau untuk daun, pepohonan, tumbuhan, dan biru untuk laut atau
langit. Warna sebagai representasi alam tidak bermaksud lain untuk
menyimbolkan sesuatu yang lain karena warna sebagai representasi
alam hanya memberikan ilustrasi dari apa yang dilihat dilingkungan
sekitar.
3) Warna sebagai tanda/lambang/simbol: warna-warna yang
menyimbolkan sesuatu. Menurut Dharsono, keahlian warna di sini
untuk memberikan tanda tertentu yang sudah merupakan kebiasaan
umum atau pola umum. Contohnya warna merah untuk menyimbolkan
keberanian, darah, gairah, semangat, dan lainnya; warna putih
menyimbolkan kesucian alim, setia, kebersihan; dan warna hitam
untuk menyimbolkan dukacita, dendam, kemurungan, dan lainnya.
e. Unsur Ruang dan Waktu
Ruang dan waktu dalam unsur rupa merupakan wujud trimatra yang
mempunyai: panjang, lebar, dan tinggi (punya volume). Untuk
meningkatkan matra ke matra yang lebih tinggi dibutuhkan waktu . artinya
ruang dan waktu memiliki posisi yang penting di dalam sebuah objek seni
karena bentuk seni yang terdiri atas ruang dapat dipahami dalam waktu
yang bertahap. Dharsono mengatakan bahwa ruang dapat dibagi menjadi
ruang nyata dan semu. Ruang nyata adalah ruang yang kita lihat dan
rasakan dengan pancaindra secara langsung sedangkan ruang semu adalah
ruang yang terlihat sebagai gambaran nyata atau tiruan seperti lukisan,
film, dan lainnya.
BAB 2

DATA DAN ANALISIS

2.1. Pengertian Mode Museum

MoMu (Mode Museum) adalah museum mode Provinsi Antwerp, Belgia.


Didirikan pada 21 September 2002, museum ini mengumpulkan, melestarikan,
mempelajari dan memamerkan busana Belgia. Museum ini secara khusus berfokus pada
perancang busana kontemporer Belgia karena munculnya sekelompok perancang
busana dilatih di Antwerpen pada tahun delapan puluhan dan sembilan puluhan (Martin
Margiela. Dries Van Noten, Ann Demeulemeester, Walter Van Beirendonck, Dirk Van
Saene, AD Vandevorst, dll.) Direktur pertama museum adalah Linda Loppa yang juga
pendiri dan direktur sekolah mode di Royal Academy of Fine Art (Artwerpen). Direktur
saat ini adalah Kaat Debo.

MoMu menyelenggarakan pameran tema yang terus berubah tentang seorang


desainer atau tema yang berkaitan dengan mode di ruang pameran secara khusus
disesuaikan dengan konsep pada setiap pameran. Setiap pameran dibuat berdasarkan
narasi dimana tidak hanya artikel pakaian ditampilkan, tetapi konteks lengkap akan
disajikan. Misalnya, sumber inspirasi untuk seorang desainer, koneksi dengan disipllin
seni lainnya, kolaborasi multimedia, dll. Momu bekerja dengan desainer dan tim
mereka untuk mengembangkan konsep pameran dan desain pameran. Pameran MoMu
juga telah melakukan perjalanan ke London, Tokyo, Munich, Istanbul, Enschede dan
Melbourne.

2.1.1. Karya “Liquidation Totale”


Karya ini merupakan busana yang dirancang oleh Pierre Renaux yang
memenangkan MoMu Award pada tahun 2013.
Gambar 2.1 Busana “Liquidation Totale”
(Sumber : artsandculture.google.com,2020)

2.2. Analisis dengan Struktur Estetika

2.2.1. Unsur-unsur Rupa


a. Garis
Garis pada busana Liqudation Totale terlihat cukup jelas, tegas namun
terlihat tidak karuan, ini merupakan perpaduan garis formal dan non
formal yang melebur menjadi sebuah karya yang memberikan kesan
keindahan.
b. Bangun/Bentuk
Busana Liquidation Totale memiliki penggambaran bentuk yang terlihat
jelas pada bagian depan busana berbentuk seperti retakan kaca yang
menekankan pada karakter yang diinginkan, ini mengarah pada distori.
Bagian busana pada bahu memiliki bentuk yang tidak terlihat memiliki
makna namun pasti ada arti yang ingin disampaikan oleh desainer.
c. Tekstur
Tekstur yang terlihat dari busana Liquidation Totale pada bagian depan
terlihat sama persis dengan retakan kaca, ada bagian yang terlihat masih
halus namun pada retakannya terlihat seperti tektur yang kasar atau tajam
yang memberikan kesan bahwa terlihat tampak layaknya asli retakan kaca.
Potongan busana pada bahu terlihat memiliki tekstur seperti kain kulit
dengan potongan berbentuk abstrak pada bagian bawah.
d. Warna
Warna yang terlihat pada busana Liquidation Totale adalah warna putih
dan transparan. Warna putih yang ingin disampaikan oleh desainer
mungkin hanya sekedar warna atau terdapat tanda/lambang/simbol, untuk
warna transparan sebagai representasi dari warna kaca. Perpaduan warna
yang dipilih mengandung unsur estetik dan memberikan kesan tersendiri
bagi yang melihatnya.
e. Ruang dan Waktu
Ruang yang termasuk dalam busana Liquidation Totale adalah ruang
nyata, karena busana dapat dilihat dan dirasakan langsung dengan
pancaindra.

Anda mungkin juga menyukai