KPPPA
2018
Hak cipta © kpppa, 2018
Untuk informasi lebih lanjut tentang Konvensi Hak Anak, harap hubungi:
Tim Penyusun Modul
iii
SAMBUTAN
Pemenuhan hak dan perlindungan anak di era otonomi daerah dilakukan melalui
pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), yang telah dirintis sejak tahun
2006 dan selanjutnya KLA telah direvitalisasi tahun 2010. KLA adalah
iv
kabupaten/kota dengan sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak
dan perlindungan khusus anak, dan dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan
berkelanjutan.
Pengukuran KLA menggunakan 31 indikator, yang mencerminkan pemenuhan dan
perlindungan anak dari aspek kelembagaan dan 5 (lima) klaster substantif Konvensi
Hak Anak (KHA). Setiap indikator KLA mensyaratkan Sumber Daya Manusia yang
terlatih Konvensi Hak Anak. Salah satunya adalah di bidang kesehatan dasar dan
kesejahteraan.
Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak menyusun “Modul
Pelatihan tentang Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan bagi Tenaga Kesehatan dan
Pengelola Layanan Kesehatan.”
Untuk mempercepat tersedianya Sumber Daya Manusia Terlatih Konvensi Hak Anak
di seluruh pemangku kepentingan terkait di tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota dapat menggunakan Modul Pelatihan ini sebagai rujukan dalam
melakukan Pelatihan Konvensi Hak Anak di masing-masing wilayah.
Penyusunan Modul Pelatihan ini melibatkan berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan
terima kasih.
PENGANTAR ........................................................................................................................................ 1
Alokasi Waktu Pelatihan ............................................................................................................. 2
Alat Bantu ...................................................................................................................................... 4
Langkah Kegiatan......................................................................................................................... 4
KERANGKA KERJA HAK ASASI MANUSIA .................................................................................. 8
KONVENSI HAK ANAK .................................................................................................................... 13
HAK KESEHATAN ANAK ................................................................................................................ 39
ANAK PENYANDANG DISABILITAS............................................................................................. 55
HIV-AIDS DAN HAK ANAK............................................................................................................. 62
KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA DALAM KONTEKS KONVENSI HAK
ANAK ................................................................................................................................................... 68
KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK ............................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 89
PENGANTAR
Prinsip
Pasal 27
Nondiskriminasi (P.2) Standar Hidup Isu Hak Anak:
Kepentingan Anak (P.3) Layak
Pandangan Anak (P.12) Standar Kesehatan
Tertinggi Anak
Disabilitas
Pasal 24 2
Anak dengan Hiv-Aids
Kesehatan
Remajaa
Pasal 6
Hak hidup & Pasal 18
Bantuan Negara
Tumbuh untuk Orang tua
Pelayanan Ramah
Anak di PKM, Klinik,
Pasal 26
Jaminan Sosial RS
Pasal Terkait
· Pasal 5: Perkembangan anak
· Pasal 7: Dirawat oleh orang tua Pasal 23
· Pasal 9: Tidak dipisahkan (orang Hak Anak
disabilitas
tua)
· Pasal 10: Reunifikasi keluarga
· Pasal 16: Privasi
· Pasal 17: Informasi Pasal 33
· Pasal 19: Kekerasan Narkoba
· Pasal 25: Pengobatan berkala
· Pasal 28: Pendidikan
· Pasal 29: Tujuan pendidikan
· Pasal 32-36: Eksploitasi
· Pasal 39: Pemulihan dan
reintegrasi
Membahas tentang:
Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia dan Hubungannya dengan Konvensi Hak
Anak dan Konvensi lainnya;
Konvensi Hak Anak dan Sejarahnya;
Hak kesehatan anak menurut kelompok umur; dan
Anak Penyandang Disabilitas
2 Pengaturan waktu pelatihan bersumber dari bahan yang dipersiapkan oleh Hadi Utomo, dkk.
Langkah Kegiatan Hari 1:
Diskusi Kelompok
Pengantar Sesi dan Presentasi dan Tanya
dibagi dalam 5
Curah Pendapat Jawab HAM dan KHA
kelompok
(20’) (45’)
(90’)
3
Hari Kedua
Total 45x7 = 315 menit:
30 menit Pengantar sesi dan curah pendapat
45 menit Presentasi dan Tanya Jawab
90 menit Diskusi Kelompok
120 menit Presentasi Kelompok (pleno): masing-masing kelompok diberi waktu
30 menit untuk presentasi dan tanya jawab / tanggapan peserta
30 menit refleksi dan rangkuman
Membahas tentang:
HIV-Aids dan Hak Anak;
Kesehatan dan Perkembangan Remaja dalam konteks KHA; dan
Kabupaten/Kota Layak Anak.
4
Langkah Kegiatan
Hari Kesatu :
1. Perkenalan, harapan dan kekhawatiran.
2. Pembagian kelompok (5 kelompok), setiap kelompok atas ketua, sekretaris,
moderator (moderator pleno), dan anggota.
3. Pengantar sesi dan curah pendapat
a. Fasilitator menanyakan pemahaman peserta tentang:
i. Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia dan hubungannya dengan
Konvensi Hak Anak dan Konvensi lainnya; Prinsip Hak Asasi
Manusia;
ii. Konvensi Hak Anak dan sejarahnya, mengenal berbagai Komentar
Umum; Pembagian klaster; isu-isu terkait dengan Klaster
Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan;
iii. Hak kesehatan anak menurut Kelompok Umur; dan
iv. Anak Penyandang Disabilitas.
b. Fasilitator atau Co-Fasilitator mencatat komentar peserta;
c. Fasilitator atau Co-Fasilitator melakukan klarifikasi pendapat peserta di
lakukan dalam presentasi.
4. Presentasi Fasilitator dan tanya jawab Slide Modul KHA dan Instrumen
Internasional dan Nasional.
5. Diskusi Kelompok tentang :
a. Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia dan hubungannya dengan Konvensi Hak
Anak dan Konvensi lainnya; Prinsip Hak Asasi Manusia;
b. Konvensi Hak Anak dan sejarahnya; mengenal berbagai Komentar Umum;
Pembagian klaster; isu-isu terkait dengan Klaster Kesehatan Dasar dan
Kesejahteraan;
c. Hak kesehatan anak menurut kelompok umur; dan
d. Anak Disabilitas.
Catatan:
a. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok.
b. Fasilitator mengelompokkan peserta berdasarkan penghitungan angka 1
hingga 5 yang dilakukan berulang hingga semua peserta selesai menghitung
c. Masing-masing peserta bergabung dengan peserta lain yang memiliki angka
yang sama
Catatan 1:
Lembar kerja (LK), berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta melalui
kelompok.
Lembar kerja juga berisi tentang bahan pembelajaran
Catatan 2:
Pembentukan kelompok untuk kepentingan diskusi di dalam kelompok yang tidak
berubah selama proses pelatihan.
Peserta yang telah tergabung pada masing-masing kelompok membahas
berdasarkan lembar kerja
Hari Kedua :
1. Pengantar sesi dan curah pendapat
a. Review hari kesatu3
b. Fasilitator menanyakan pemahaman peserta tentang:
i. HIV-Aids dan Hak Anak;
ii. Kesehatan dan Perkembangan Remaja dalam konteks Konvensi Hak
Anak; dan
iii. Kabupaten/Kota Layak Anak.
c. Fasilitator atau Co-Fasilitator mencatat komentar peserta;
3 Setiap peserta diberi kesempatan menyampaikan satu kalimat atas materi hari pertama
d. Fasilitator atau Co-Fasilitator melakukan klarifikasi pendapat peserta di
lakukan dalam presentasi.
2. Presentasi Fasilitator dan tanya jawab
3. Diskusi Kelompok tentang:
a. Fasilitator mempersilahkan tiap kelompok membahas lembar kerja yang
terdiri dari:
ii. Kelompok 1: Lembar Kerja (LK) 5 HIV-Aids dan Hak Anak. 6
iii. Kelompok 2: Lembar Kerja (LK) 6 Kesehatan dan Perkembangan
Remaja dalam konteks Konvensi Hak Anak.
iv. Kelompok 3: Lembar Kerja (LK) 7 Pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak, khususnya indikator, struktur, dan lainnya terkait
dengan Klaster Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan.
b. Fasilitator mempersilahkan tiap kelompok yeng telah terbentuk, untuk
melakukan diskusi
4. Presentasi Kelompok (Pleno)
Fasilitator mempersilahkan presentasi tiap kelompok secara bergantian dan tiap-
tiap peserta diperbolehkan bertanya atau berpendapat atas presentasi tersebut.
i. Presentasi kelompok 1 dan tanggapan peserta
ii. Presentasi kelompok 2 dan tanggapan peserta
iii. Presentasi kelompok 3 dan tanggapan peserta
4 Fasilitator mempersilakan salah satu peserta untuk melakukan refleksi dan rangkuman.
7
KERANGKA KERJA HAK ASASI MANUSIA
Tujuan: Memberikan pengetahuan tentang Kerangka Kerja
Hak Asasi Manusia dan latar belakang lahirnya
kesepakatan internasional mengenai Hak Asasi
Manusia.
Waktu: 90 menit
Latar Belakang5
Untuk Memahami Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia,
perlu diketahui urutan Deklarasi dan Konvensi yang disepakati
oleh Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan di seluruh dunia
sejak tahun 1948 sampai dengan 2016. Berikut ini Deklarasi dan
Konvensi dimaksud, antara lain:
1. Tahun 1948 - Deklarasi Hak Asasi Manusia.6
2. Tahun 1965 - Konvensi Penghapusan Semua Bentuk
Diskriminasi Rasial.7
3. Tahun 1966 - Kovenan Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya.8
4. Tahun 1966 - Kovenan Hak Sipil dan Politik.9
5. Tahun 1979 - Konvensi Penghapusan Segala Bentuk
Diskrimasi terhadap Perempuan.10
Persiapan: Modul ini mendorong peserta mencari tahu isi dari setiap
Deklarasi dan Konvensi, dan memahami makna dari setiap
substansi dan prinsip. Peserta juga didorong untuk mengetahui
apakah setiap Deklarasi dan Konvensi yang telah diadopsi
melalui kebijakan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Disabilitas.
Memulai Peserta dibagi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok
Pelatihan: dipastikan aktif dalam berdiskusi.
10
Sesi 1:
Peserta berdiskusi mengenai:
1. Kerangka Kerja Hak Asasi Manusia.
2. Apa maksud dari setiap Konvensi dan Deklarasi?
3. Apakah Indonesia telah meratifikasi Konvensi yang ada?
4. Apakah konvensi tersebut telah diimplementasikan di
Indonesia?
Sesi 2:
Peserta mendiskusikan:
1. Apa makna dari setiap Prinsip Hak Asasi Manusia?
2. Berikan contoh setiap prinsip!
Apa yang Boleh Tekankan materi diskusi kepada setiap peserta sangat
dan tidak Boleh penting untuk diingat dan dipahami.
dilakukan: Setiap peserta dituntut memahami produk Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan peraturan perundang-
undangan yang meratifikasinya.
Jangan terlalu lama waktu habis untuk berdiskusi.
Jangan memaksakan kehendak kepada peserta lain.
13
Waktu: 90 menit
Sejarah
1. Tahun 1924 Liga Bangsa-Bangsa mengadopsi Deklarasi
tentang Hak Anak yang ditulis oleh Eglantyne Jebb, pendiri
Save the Children.
2. Tahun 1948 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
mengakui sifat "Khusus Anak dan Ibu.”
3. Tahun 1959 Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi
Deklarasi tentang Hak Anak.
4. Tahun 1989 Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi
Konvensi Hak Anak.
Substansi
Substansi dari Konvensi Hak Anak adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan Langkah-Langkah Umum (Pasal 4, 41, 42, 44.6).
2. Definisi Anak (Pasal 1).
3. Prinsip Umum (Pasal 2, 3, 6, 12).
4. Hak Sipil dan Kebebasan (Pasal 7, 8, 13-17, 37).
5. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif (Pasal 5, 9-
11, 18-21, 25, 27, 39).
6. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan (Pasal 6, 18, 23-24, 26-
27, 33).
7. Pendidikan, Waktu Luang, dan Kegiatan Budaya (Pasal 28, 14
29, 31).
8. Perlindungan Khusus (Pasal 22, 23, 30, 32-40).
Penjelasan
Negara yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak
diharuskan untuk menjelaskan beberapa hal penting berikut ini:
1. Legislasi – Kebijakan peraturan perundang-undangan
nasional dan daerah diharmonisasikan dengan Konvensi
Hak Anak.
2. Desentralisasi – Pembagian peran antara pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam
pembangunan di bidang anak.
3. Koordinasi dan Rencana Aksi – Negara menunjuk
koordinator dan menyusun Rencana Aksi baik di tingkat
nasional maupun tingkat daerah (provinsi dan
kabupaten/kota) tentang Implementasi Konvensi Hak Anak.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak sebagai koordinator.
4. Pemantau Independen – Implementasi Konvensi Hak Anak
dipantau oleh Pemantau Independen, yaitu Komisi
Perlindungan Anak Indonesia.
5. Pengumpulan Data – Negara diharuskan memiliki
mekanisme pengumpulan data secara berkala dan selalu
diperbaharui. Data diharapkan berisi tentang profil anak
secara terpilah berdasarkan umur, jenis kelamin, dan
kewilayahan.
6. Desiminasi – Konvensi, Laporan Pelaksanaan Konvensi, dan
Rekomendasi Komite Hak Anak didesiminasikan kepada
semua pemangku kepentingan di bidang anak. Konvensi
dianjurkan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa ibu.
7. Penyiapan Laporan – laporan implementasi Konvensi Hak
Anak disiapkan oleh tim penyusun yang melibatkan semua
pemangku kepentingan baik nasional maupun daerah.
Laporan tersebut diuji publik sebelum dikirimkan ke Komite
Hak Anak. Penyiapan Laporan dilakukan oleh Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan
Kementerian Luar Negeri mengirimkan laporan tersebut ke
Komite Hak Anak.
Prinsip
Konvensi Hak Anak berdasarkan pada empat prinsip,
yaitu:
1. Non-diskriminasi - Pasal 2.
2. Kepentingan Terbaik Anak - Pasal 3.
3. Kelangsungan Hidup, Tumbuh, dan Berkembang - Pasal 6.
4. Mendengar Pandangan Anak - Pasal 12.
Protokol Opsional
Konvensi Hak Anak dilengkapi dengan tiga protokol
opsional, yaitu:
1. Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan 15
Anak dalam Konflik Bersenjata.14
2. Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Penjualan
Anak, Prostitusi Anak, dan Pornografi Anak.15
3. Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Prosedur
Komunikasi.16
Klaster
Komite Hak Anak mengelompokkan Konvensi Hak Anak 16
menjadi delapan klaster. Tujuannya adalah untuk memudahkan
membaca dan memahami substansi Konvensi Hak Anak.
Klaster yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan Langkah-Langkah Umum (Pasal 4, 41, 42, 44.6).
2. Definisi Anak (Pasal 1).
3. Prinsip Umum (Pasal 2, 3, 6, 12).
4. Hak Sipil dan Kebebasan
a. Nama dan Kebangsaan (Pasal 7).
b. Mempertahankan Identitas (Pasal 8).
c. Kebebasan Berpendapat (Pasal 13).
d. Kemerdekaan Berpikir, Hati Nurani, dan Beragama
(Pasal 14).
e. Kebebasan Berserikat dan Berkumpul Secara Damai
(Pasal 15).
f. Perlindungan Privasi (Pasal 16).
g. Akses terhadap Informasi yang Layak (Pasal 17).
h. Hak untuk tidak Mengalami Penyiksaan dan
Perlakuan atau Penghukuman lain yang Kejam, Tidak
Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia
(Pasal 37 (a)).
5. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
a. Bimbingan Orang Tua (Pasal 15).
b. Tanggung Jawab Orang tua (Pasal 18 paragraf 1-2).
c. Terpisah dari Orang tua (Pasal 9).
d. Reunifikasi Keluarga (Pasal 10).
e. Pemindahan Secara Ilegal dan Tidak Kembalinya
Anak (Pasal 11).
f. Pemulihan Pernafkahan Bagi Anak (Pasal 27, paragraf
4).
g. Anak-anak yang Kehilangan Lingkungan Keluarga
(Pasal 20).
h. Pengangkatan Anak (Pasal 21).
i. Tinjauan Penempatan Secara Berkala (Pasal 25).
j. Kekerasan dan Penelantaran (Pasal 19), Termasuk
Pemulihan Fisik dan Psikologis serta Reintegrasi
Sosial (Pasal 39).
6. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan
a. Anak penyandang disabilitas (Pasal 23).
b. Kesehatan dan Layanan Kesehatan (Pasal 24).
c. Jaminan Sosial, Layanan dan Fasilitas Perawatan
Anak (Pasal 26 dan 18, paragraf 3).
d. Standar Hidup (Pasal 27, paragraf 1-3).
e. Penyalahgunaan obat-obatan (Pasal 33)
7. Pendidikan Pengisian Waktu Luang dan Kegiatan Budaya
a. Pendidikan, Termasuk Pelatihan dan Panduan
Kejuruan (Pasal 28).
b. Tujuan Pendidikan (Pasal 29).
c. Kegiatan Liburan, Rekreasi dan Kegiatan Seni Budaya
(Pasal 31).
8. Perlindungan Khusus
a. Anak dalam Situasi Darurat. 17
b. Anak Berkonflik dengan Hukum.
c. Anak dalam Situasi Eksploitasi, Termasuk Pemulihan
Fisik Dan Psikologis Dan Reintegrasi Sosial.
d. Anak-anak yang Termasuk dalam Suatu Kelompok
Minoritas atau Masyarakat Adat (Pasal 30).
Isi Konvensi Hak Anak terkait dengan Klaster III : Kesehatan Dasar dan
Kesejahteraan (Pasal 6, 18, paragraf. 3, 23, 24, 26, dan 27, paragraf. 1-3), 33 18
Pasal 26 1. Negara-negara Pihak harus mengakui untuk setiap anak hak atas
kemanfaatan dari jaminan sosial termasuk asuransi sosial dan harus
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
realisasi hak ini sepenuhnya sesuai dengan hukum nasional mereka.
Pasal 27 1. Negara-negara Pihak mengakui hak setiap anak atas suatu standar
(1-3) kehidupan yang memadai bagi perkembanga fisik, mental, spiritual,
moral dan sosial anak.
2. Orang tua atau orang-orang lain yang bertanggung jawab atas anak
itu mempunyai tanggung jawab primer untuk menjamin di dalam
kesanggupan dan kemampuan keuangan mereka, penghidupan yang
diperlukan bagi perkembangan si anak.
Undang- Pasal 62
Undang Nomor
39 Tahun 1999 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan
Tentang HAM jaminan sosial secara layak, sesuai dengan kebutuhan fisik dan
mentak spiritualnya.
Pasal 64
Undang- Pasal 8
Undang Nomor
23 Tahun 2002 Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan
Tentang jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual,
Perlindungan dan sosial.
Anak diubah
dengan Pasal 44
Undang-
Undang Nomor (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan
35 Tahun 2014 fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
komprehensif bagi Anak agar setiap Anak memperoleh derajat
kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.
(2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan
secara komprehensif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didukung oleh peran serta Masyarakat.
(3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun
rujukan.
(4) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan secara cuma-cuma bagi Keluarga
yang tidak mampu.
Pasal 45
Pasal 45A
Setiap Orang dilarang melakukan aborsi terhadap Anak yang
masih dalam kandungan, kecuali dengan alasan dan tata cara
yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 45B
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Orang Tua
wajib melindungi Anak dari perbuatan yang mengganggu
kesehatan dan tumbuh kembang Anak.
(2) Dalam menjalankan kewajibannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan
Orang Tua harus melakukan aktivitas yang melindungi Anak.
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 65
Pasal 71B
Undang- Pasal 55
Undang Nomor
35 Tahun 2009 (1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum
tentang cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan
Narkotika masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis
dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Pasal 133
Pasal 129
Pasal 130
Pasal 131
Pasal 132
(1) Setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari
segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat
mengganggu kesehatannya.
Pasal 134
Pasal 135
Pasal 138
Pasal 139
Pasal 140
Pasal 142
Pasal 200
Pasal 67
Pasal 68
20Committee on the Rights of the Child, Concluding observations on the combined third and fourth
periodic reports of Indonesia, 10 July 2014
Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan
1) Tingginya persentase neonatal, tingkat kematian bayi dan balita, terutama akibat
diare dan pneumonia, dan sejumlah besar anak-anak di bawah usia 5 tahun yang
menderita stunting dan di bawah berat badan;
30
2) Tingkat kematian ibu masih sangat tinggi;
Kesehatan Remaja
2) Gadis remaja yang belum menikah, termasuk korban perkosaan, mungkin tidak
dapat mengakses layanan kesehatan reproduksi karena mereka tidak dapat
menyadari bahwa mereka berhak atau mereka takut stigmatisasi, yang mengarah
ke, antara lain, penyakit menular seksual, tingkat kehamilan remaja, resiko
aborsi yang tidak aman, kawin paksa pada usia muda dan putus sekolah.
HIV-AIDS
Menyusui
Tingkat kehidupan
Komite prihatin :
Sesi 1
Peserta mendiskusikan:
1. Apa makna Konvensi Hak Anak bagi pembangunan di
bidang kesehatan?
2. Apakah Konvensi Hak Anak telah diimplementasikan di
Indonesia, khususnya klaster Kesehatan Dasar dan
Kesejahteraan? Ukurannya?
3. Apakah setiap Pasal Konvensi Hak Anak menjadi rujukan
perundang-undangan di Indonesia? Bagaimana kebijakan
di Provinsi dan Kabupaten/Kota?
4. Bagaimana capaian dan kendala pelaksanaan KHA,
khususnya klaster Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan?
Identifikasi dan analisa atas implementasi Klaster III Tentang Kesehatan Dasar dan
Kesejahteraan.21
Aksi
Aksi
Situasi Aksi Dunia
Pasal Tantangan Pemerintah
Sekarang Masyarakat Usaha/
Daerah
Media
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Apa yang Boleh Dorong peserta aktif untuk memahami setiap substansi
dan tidak Boleh Konvensi Hak Anak. 37
dilakukan: Dorong peserta menggali perundang-undangan yang
terkait dengan Konvensi Hak Anak.
Hindari waktu terlalu lama untuk berdiskusi.
Evaluasi dan Inti dari Modul ini peserta memahami Konvensi Hak Anak
Tindak Lanjut dan mampu mengimplementasikannya pada proses
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pada
pembangunan di Bidang Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan.
38
HAK KESEHATAN ANAK
39
Peserta mengetahui secara lengkap hak kesehatan anak dari usia Manfaat:
nol sampai di bawah 18 tahun.
Waktu: 90 menit
Latar Belakang
Hak kesehatan anak meliputi hak untuk hidup dan tumbuh secara
wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta
terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi.
Hak-hak kesehatan anak, sebagai berikut:
1. Hak Kesehatan Janin dalam Kandungan
Hak kesehatan janin dalam kandungan adalah hak untuk
hidup, kelangsungan hidup, tumbuh dan dilindungi dari
tindak kekerasan. Upaya pemenuhan hak kesehatan janin
yang menjadi kewajiban orang tua/keluarga yakni menjaga
dan merawat kesehatan janin dalam kandungan dengan cara:
a. ibu hamil didukung keluarga untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin minimal 4 kali selama
kehamilan kepada petugas kesehatan terlatih, untuk
memantau kesehatan ibu dan perkembangan janin,
kemungkinan adanya penyakit yang berdampak pada janin
(misalnya infeksi HIV) serta adanya kelainan bawaan.
b. Memastikan bahwa ibu hamil telah mendapatkan suntikan
tetanus toksoid (TT) untuk mencegah kematian bayi akibat
penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
c. Ibu hamil didukung keluarga mengkonsumsi: Makanan
bergizi yang kaya zat besi, vitamin A dan asam folat dalam
jumlah yang lebih banyak daripada ketika sebelum hamil.
1) garam beryodium untuk mencegah bayi cacat fisik dan
mental.
2) Tabletbesi untuk mengatasi anemia pada ibu hamil
serta vitamin lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan bayi sesuai anjuran petugas kesehatan. 40
d. Ibu hamil tidak mengkonsumsi bahan berbahaya,
minuman keras dan tidak merokok.
e. Ibu hamil tidak bekerja berat dan cukup istirahat.
f. Memberi rangsangan perkembangan bayi dengan cara
mengelus perut dengan kasih sayang, mengajak bayi dalam
kandungan bicara serta memperdengarkan lagu klasik
didekat perut ibu, mulai usia kandungan 4 bulan. Tidur
dengan menggunakan kelambu yang telah diberi perlakuan
insektisida pada daerah endemis, untuk mencegah
malaria.
g. Mencari informasi tentang cara merawat anak yang benar.
h. Tidak mengkonsumsi obat kecuali yang diberikan atau
disarankan oleh petugas kesehatan Puskesmas/Rumah
Sakit.
i. Mempersiapkan dan memastikan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih.
j. Pasangan suami isteri melakukan hubungan seksual yang
sehat dan bertanggung jawab untuk mencegah penyakit
menular seksual yang membahayakan bayi.
2. Hak Kesehatan Bayi Baru Lahir
a. Hak kesehatan bayi baru lahir, meliputi:
Hak untuk mendapatkan air susu ibu (ASI) sebagai
makanan pertama dan utama bagi bayi;
Hak untuk mendapatkan perawatan pencegahan,
meliputi imunisasi Hepatitis B (HBO), tetes mata,
vitamin K, lingkungan yang bersih dan sehat, serta
bebas dari penularan penyakit;
Hak untuk mendapat perawatan bila sakit atau
mengalami gangguan gizi;
Hak untuk tumbuh dan berkembang;
Hak untuk mendapatkan perlindungan dari
kekerasan.
b. Upaya pemenuhan hak kesehatan bagi bayi baru lahir
yang merupakan kewajiban orang tua keluarga adalah:
Ibu melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan,
mendapatkan vitamin A;
Memastikan dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Yang dimaksud IMD adalah memberi
kesempatan kepada bayi untuk menyusu sendiri segera
setelah lahir dengan cara menengkurapkan bayi pada
perut ibunya dan dibiarkan kurang lebih 1jam untuk
menemukan sendiri puting susu ibunya;
Tidak memberi makanan apapun selain ASI (ASI
eksklusif), ketika memberikan ASI biarkan bayi
menghisap dan melepaskan puting ibunya sendiri lalu
dipindah ke payudara lainnya;
Memberikan ASI siang dan malam, sepanjang bayi
memerlukan;
Membawa bayi kesarana pelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan 41
kesehatan bayi;
Memastikan bayi mendapat imunisasi hepatitis B;
Menjaga bayi agar tetap dalam keadaan hangat dan
tidak kedinginan;
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan;
Menjauhkan bayi dari asap rokok, asap dapur, asap
sampah, asap kendaraan bermo tor dan menjag a
agar ud ara ruan ga n selalu meng al ir/ berganti;
Menjauhkan bayi dari orang sakit;
Menjaga kebersihan diri bayi;
Memberi kelambu nyamuk berinsektisida, pada daerah
endemis malaria;
Segera membawa bayi ke petugas atau pelayanan
kesehatan bila bayi sakit;
Memberi perawatan bayi sakit sesuai anjuran petugas
kesehatan;
Memberikan rangsangan perkembangan dengan
memberikan senyuman dan berkomunikasi serta
memberi rangsangan dengan melantunkan nyanyian
atau suara lembut berirama, misalnya berirama klasik.
Disamping itu bayi harus selalu tidur dalam jangkauan
ibunya;
Melindungi bayi dari tindak kekerasan;
Ibu menjaga kesehatan dirinya dengan mengkonsumsi
makanan bergizi dan cukup istirahat;
Ibu menggunakan kontrasepsi agar jarak usia kedua
anak paling tidak 2 tahun untuk mengoptimalkan
tumbuh kembang anak. Pilihan KB untuk ibu menyusui
meliputi:
o Metode Amenore Laktasi (LAM) dengan sering
memberikan ASI siang dan malam hari;
o Kondom;
o IUD dalam waktu 48 jam atau ditunda 4 minggu;
o Kontrasepsi oral yang hanya mengandung
progestogen;
o Implant.
3. Hak Kesehatan Neonatus (Bayi Usia 7-28
Hari)
a. Hak kesehatan Neonatus, meliputi:
Hak untuk mendapatkan ASI saja tanpa makanan atau
minuman lainnya;
Hak untuk mendapatkan perawatan pencegahan,
meliputiimunisasi Hepatitis B(HB), lingkungan yang
bersih dan sehat, serta bebas dari penularan penyakit;
Hak untuk mendapat perawatan bila sakit atau
mengalami gangguan gizi;
Hak untuk tumbuh dan berkembang;
Hak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan.
b. Upaya pemenuhan hak kesehatan Neonatus yang 42
merupakan kewajiban orang tua/keluarga adalah:
Memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman
lain kepada bayinya baik siang maupun malam hari
sesuai kebutuhan bayi, sepanjang bayi memintanya;
Membawa bayi kesarana pelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan
kesehatan bayi;
Memastikan bayi mendapat imunisasi hepatitis B (bila
belum
mendapatkannya);
Menjaga bayi agar tetap dalam keadaan hangat dan
tidak kedinginan;
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan;
Menjauhkan bayi dari asap rokok, asap dapur, asap
sampah, asap kendaraan bermotor dan menjaga agar
udara ruangan selalu mengalir;
Menjauhkan bayi dari orang sakit;
Menjaga kebersihan diri bayi, memandikan bayi
dengan sabun dan air hangat;
Segera membawa bayi ke petugas atau pelayanan
kesehatan bila bayi mengalami kesulitan bernafas,
gemetar atau kejang-kejang, demam panas atau dingin,
mengalami pendarahan, menderita diare, tidak mau
diberi ASI sama sekali, atau ASI kurang dari 5x dalam
24 jam, mengeluarkan tahi mata (cairan dari mata),
bisul di kulit, kulit menguning, tali pusar yang merah
atau mengeluarkan nanah/cairan;
Memberi perawatan bayi sakit sesuai anjuran petugas
kesehatan;
Memberikan rangsangan perkembangan dengan
memegang, memeluk, memberikan senyuman dan
berbicara kepada bayi dengan penuh kasih sayang;
Melindungi bayi dari tindak kekerasan;
Memberi kelambu nyamuk berinsektisida, pada daerah
endemis malaria;
Ibu mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah
lebih banyak dari ketika sebelum hamil dan cukup
minum.
4. Hak Kesehatan Bayi Sampai Usia 1 Tahun
a. Hak kesehatan bayi sampai usia 1 tahun, meliputi:
Hak untuk mendapatkan ASI dan makanan
pendamping ASI (MP ASI);
Hak untuk mendapatkan perawatan pencegahan,
meliputi imunisasi,
lingkungan yang bersih dan sehat, serta bebas dari
penularan penyakit;
Hak untuk mendapat perawatan bila sakit atau
mengalami gangguan gizi;
Hak untuk mendapat rangsangan perkembangan anak; 43
Untuk memudahkan peserta dalam mengikuti modul ini, hal yang Apa Yang
dibutuhkan adalah: Dibutuhkan:
1. Dokumen perencanaan.
2. Data statistik.
3. Kliping koran atau majalah.
4. Kertas dan alat tulis.
5. Lem/selotip
Sesi 1
Aksi
Hak Anak Aksi
Kelompok Situasi Aksi Dunia
atas Tantangan Pemerintah 52
Umur Sekarang Masyarakat Usaha/
Kesehatan Daerah
Media
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Janin
dalam
kandungan
Bayi baru
lahir
Bayi Usia
7-28 Hari
Bayi
Sampai
Usia 1
Tahun
Anak Usia
1-5 Tahun
Anak Usia
6-12
Tahun
Anak
Remaja
(12-18
Tahun)
53
Waktu: 90 menit
Latar Belakang22,23
57
Sesi 1
Kelompok mendiskusikan:
Permasalahan24:
(1) Normatif
(2) Struktur
(3) Proses
Aksi
Aksi
Permasalahan Situasi Aksi Dunia
Tantangan Pemerintah
Anak Sekarang Masyarakat Usaha/
Daerah
Media
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
60
61
HIV-AIDS DAN HAK ANAK
Waktu: 90 menit
Latar Belakang25
• Anak rentan:
– terinfeksi HIV;
25 General Comment Nomor 3 (2003) – HIV-Aids and The Rights of The Child.
atau kesehatan; masalah ini berdampak pada kehidupan anak
yang mempengaruhi semua hak – sipil, politik, ekonomi, sosial,
dan budaya;
Untuk memperlancar diskusi pada modul ini, hal yang Apa Yang
dibutuhkan adalah: Dibutuhkan:
1. Dokumen Konvensi Hak Anak dan Peraturan Perundang-
Undangan.
2. Bahan bacaan lain.
3. Kertas dan alat tulis.
Memulai Para peserta dibagi dalam kelompok. Sebelum bergabung
Pelatihan: dalam kelompok dipastikan setiap peserta memiliki dokumen
tentang Program Pencegahan dan Penanganan HIV-Aids.
65
Sesi 1
1. Normatif
2. Struktur
3. Proses
Aksi
Aksi
Permasalahan Situasi Aksi Dunia
Tantangan Pemerintah
Anak Sekarang Masyarakat Usaha/
Daerah
Media
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
66
Diskusi Akhir HIV-Aids dan Hak Anak merupakan isu yang menarik tetapi
kadang terabaikan. Dorong peserta yang mewakili setiap unit
kerja baik kementerian/lembaga maupun dari satuan kerja
perangkat daerah untuk menaruh perhatian isu HIV-AIDs dan
Hak Anak ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi program.
Waktu: 90 menit
Latar Belakang27
Prinsip Dasar
27General comment Nomor 4 (2003) - Adolescent Health and Development in The Context of The
Convention on The Rights of The Child.
terhadap abuse, kekerasan, dan eksploitasi;
Sesi 1
(2) Struktural
(3) Proses
Sesi II
Apa yang dapat dilakukan dengan Fakta yang
Ditampilkan berikut? 29
Data mengenai anak dan remaja yang telah putus sekolah dan
harus bekerja di luar rumah, baik karena kemiskinan maupun
karena kekerasan rumah tangga cukup besar. Susenas (2010)
menunjukkan bahwa 7.6% anak usia 10-15 bekerja, 61% anak
laki-laki dan 39% anak perempuan. Di antara mereka 30%
bekerja di 2009 dalam 7 hari per minggu. Menjadi anak laki- 76
laki meningkatkan kemungkinan dipekerjakan sebesar 97%.
Statistik Depnakertrans juga menunjukkan bahwa
pengangguaran di antara anak muda 15-24 tahun adalah 6.5%,
tertinggi di di antara negara-negara sekawasan.
Matriks : Kesehatan Dan Perkembangan Remaja Dalam Konteks Konvensi Hak Anak
Aksi
Aksi
Permasalahan Situasi Aksi Dunia
Tantangan Pemerintah
Anak Sekarang Masyarakat Usaha/
Daerah
Media
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aksi
Aksi
Permasalahan Situasi Aksi Dunia
Tantangan Pemerintah
Anak Sekarang Masyarakat Usaha/
Daerah
Media
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
78
Evaluasi dan Memastikan Kebijakan dan Program Berpihak pada Kesehatan
Tindak Lanjut dan Perkembangan Remaja.
79
KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK
80
Waktu: 60 menit
Latar Belakang
Definisi
Kabupaten/Kota Layak Anak yang selanjutnya disingkat KLA
adalah kabupaten/kota dengan sistem pembangunan yang
menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak,
dan dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
Tujuan
Pengembangan KLA bertujuan untuk:
84
Sesi 1
Topik diskusi:
1. Bagaimana membangun kabupaten/kota layak anak?
2. Apa langkah pengembangan kabupaten/kota layak anak?
TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN DASAR PENANGGUNG
AKSI 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
IV. KLASTER KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN
12 Persalinan di Peningkatan Persentase % Dinas Program
Fasilitas kesehatan ibu Ibu Bersalin Kesehatan Kesehatan
Kesehatan dan anak di Fasilitas Masyarakat
Pelayanan
Kesehatan
(PF)
Persentase % Program
kunjungan Pembinaan
neonatal Kesehatan
TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN DASAR PENANGGUNG
AKSI 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
pertama Keluarga
(KN1)
13 Status Gizi Perbaikan gizi Persentase % DINASPPPA Program
Balita anak balita kurus Pembinaan
yang Perbaikan Gizi
mendapat Masyarakat
makanan
tambahan 85
Fasilitasi Jumlah Kec./ Program
Penguatan daerah yang Desa/ Kel. Perlindungan
peran Forum memiliki Anak
Anak dan Forum Anak Pemenuhan
Forum 2P Gizi Hak Anak atas
Keluarga Jumlah Kec./ Kesehatan dan
sebagai 2P daerah yang Desa/ Kel. Kesejahteraan
Gizi memiliki
Forum
Keluarga 2P
Gizi
14 Pemberian Peningkatan Persentase % Dinas Program
Makan pada gizi anak di bayi usia Kesehatan Pembinaan
Bayi dan bawah usia kurang dari 6 Perbaikan Gizi
Anak dua tahun bulan yang Masyarakat
(PMBA) Usia mendapat ASI
di Bawah 2 eksklusif
Tahun Persentase %
bayi baru
lahir
mendapat
Inisiasi
Menyusu Dini
(IMD)
Fasilitasi Jumlah Kec./ DINASPPPA Program
peningkatan daerah yang Desa/ Kel. Perlindungan
ASI Eksklusif difasilitasi Anak
dan gizi anak Ruang ASI di
ruang publik Pemenuhan
(terminal, Hak Anak atas
pelabuhan Kesehatan dan
dan pasar Kesejahteraan
tradisional)
Jumlah Kec./
daerah yang Desa/ Kel.
difasilitasi
dalam PMBA
di wilayah
stunting
tinggi
15 Fasilitas Fasilitasi Jumlah kecamatan Dinas Program
Kesehatan pelayanan kecamatan Kesehatan Pembinaan
dengan ramah anak di yang memiliki Upaya
Pelayanan fasilitas minimal 1 Kesehatan
Ramah Anak kesehatan Puskesmas
yang
tersertifikasi
akreditasi
Jumlah Kec./
daerah yang Desa/ Kel.
memiliki
minimal 1
RSUD yang
tersertifikasi
akreditasi
nasional
Pelayanan Persentase % Program
kesehatan anak usia 0 Surveilans dan
anak sampai 11 Karantina
bulan yang Kesehatan
mendapat
TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN DASAR PENANGGUNG
AKSI 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
imunisasi
dasar lengkap
Persentase % Program
Puskesmas Pembinaan
yang Kesehatan 86
melaksanakan Keluarga
penjaringan
kesehatan
untuk peserta
didik kelas 7
dan 10
Fasilitasi Jumlah Puskesmas DINASPPPA Program
Pelayanan Puskesmas Perlindungan
Ramah Anak yang Anak
di Puskesmas difasilitasi
dengan Pemenuhan
Pelayanan Hak Anak atas
Ramah Anak Kesehatan dan
Jumlah kab/ Kec./ Kesejahteraan
kota yang Desa/ Kel.
difasilitasi
dalam
Pelayanan
Ramah Anak
di Puksesmas
Pelatihan Jumlah tenaga orang
Konvensi Hak kesehatan
Anak (KHA) (Puskesmas)
bagi tenaga terlatih KHA
kesehatan
Fasilitasi Jumlah Kec./
penguatan daerah yang Desa/ Kel.
peran Forum memiliki
Keluarga Forum
sebagai 2P Keluarga 2P
Pemenuhan
Hak Anak atas
Kesehatan
dan
Kesejahteraan
16 Rumah Fasilitasi Persentase % Dinas Program
Tangga peningkatan sarana air Kesehatan Kesehatan
dengan kualitas air minum yang lingkungan
Akses Air minum dilakukan
Minum dan pengawasan
Sanitasi yang Persentase %
Layak tempat-
tempat umum
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
Jumlah Kec./
kumulatif Desa/ Kel.
Kec./ Desa/
Kel. yang
mengadakan
tatanan
kawasan
sehat
Promosi Persentase % Program
kesehatan Kec./ Desa/ Promosi
Kel. yang Kesehatan dan
memilki Pemberdayaan
kebijakan Masyarakat
Perilaku
Hidup Bersih
TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN DASAR PENANGGUNG
AKSI 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
dan Sehat
(PHBS)
Fasilitasi Jumlah SR Dinas Program
peningkatan sambungan Pekerjaan Pengaturan,
kualitas air rumah (SR) Umum dan Pembinaan
minum yang terlayani Perumahaan Pengawasan
air minum di Rakyat Pengembangan,
kawasan Sumber 87
regional Pembiayaan
Jumlah SR SR dan Pola
yang terlayani Investasi dan
air minum di Pengadaan
perkotaan Serta
Jumlah SR SR Pengembangan
yang terlayani Sistem
air minum Penyediaan Air
melalui Minum (SPAM)
penyediaan
air minum
berbasis
masyarakat
Jumlah SR SR
yang terlayani
air minum di
kawasan
khusus
Pembangunan Jumlah SR SR
66.200 yang terlayani
Sambungan air minum di
Rumah (SR) kawasan
SPAM di nelayan
Kawasan
Nelayan
Pembangunan Jumlah Kec./
Instalasi terbangunnya Desa/ Kel.
Pengolahan IPAL terpusat
Air Limbah skala kota
(IPAL) Jumlah kawasan
terpusat skala terbangunnya
kota dan skala IPAL terpusat
kawasan (di skala
2.749 kawasan
Kawasan)
Peningkatan Persentase % Dinas Program
cakupan peningkatan Pekerjaan Pembinaan dan
pelayanan cakupan Umum dan Pengembangan
akses air pelayanan Perumahaan Infrastruktur
minum akses air Rakyat Permukiman
minum
Peningkatan Persentase %
cakupan peningkatan
pelayanan cakupan
akses sanitasi pelayanan
akses sanitasi
Penguatan Jumlah Forum DINASPPPA Program
peran Forum daerah yang Anak Perlindungan
Anak dan memiliki prov Anak
Forum Forum Anak Kec./
Keluarga 2P Sanitasi Desa/ Kel. Pemenuhan
sebagai 2P Jumlah Forum Hak Anak atas
Sanitasi daerah yang Keluarga Kesehatan dan
memiliki prov Kesejahteraan
Forum Kec./
Keluarga 2P Desa/ Kel.
Sanitasi
17 Ketersediaan Penyediaan Persentase Kec./ Dinas Program
Kawasan KTR dan Kec./ Desa/ Desa/ Kel. Kesehatan Pencegahan
Tanpa Rokok Larangan IPS Kel. yang dan
(KTR) dan Rokok melaksanakan Pengendalian
TARGET INSTANSI
RENCANA DATA PROGRAM/
NO INDIKATOR UKURAN SATUAN DASAR PENANGGUNG
AKSI 2018 2019 KEGIATAN
JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Larangan kebijakan Penyakit Tidak
Iklan, Kawasan Menular
Promosi dan Tanpa Rokok Langsung
Sponsor (KTR) dan
(IPS) Rokok pelarangan
IPS rokok
minimal 50%
Fasilitasi Jumlah prov DINASPPPA Program 88
daerah untuk daerah yang Kec./ Perlindungan
penyediaan memiliki FA Desa/ Kel. Anak
KTR dan 2P Hebat
Larangan IPS Tanpa Rokok Pemenuhan
Rokok Hak Anak atas
Kesehatan dan
Kesejahteraan
Sumber: Draf PerPresKLA, 2018
General Comment Nomor 3 (2003) – Hiv-Aids and The Rights of The Child.
General Comment Nomor 15 (2013) - On The Right of The Child to The Enjoyment of
The Highest Attainable Standard of Health (Art. 24).
Papalia, Diane E., Sally Wendkos Old, dan Ruth Duskin Feldman. Human
Development (Psikologi Perkembangan). (Edisi Kesembilan). Jakarta:
Kencana, 2010.
Santrock, John W. Perkembangan Anak. Jilid Satu. Edisi 11. Jakarta: Erlangga,
2007.
_______. Perkembangan Anak. Jilid Dua. Edisi 11. Jakarta: Erlangga, 2007.