Anda di halaman 1dari 3

Bunga Majemuk

a.
Pengertian Bunga Majemuk
ditabung di majemuk p% tiap tahun.
bank dengan suku bunga
Pa #tiap
tahun, modalnya akan bertambah, yaitu modal dan bunga. Jika oungd
a k diambil, pada tahun berikutnva bunaa ini akan digabungkan dengan modal dan
erbunga lagi. Begitu seterusnya sehingga proses ini dikenal dengan istilah bunga
berbunga atau disebut dengan bunga majemuk.
b.
Menghitung Nilai Akhir Modal
1) Nilai akhir modal dengan masa bunga bulat
uatu modal M dibungakan atas dasar bunga majemuk p% setahun, maka besar
modal setelah tahun
n
dirumuskan:
M=M(1+i" atau M, =M 1+
100

dengan: M = modal awal p suku bungaa


P
M n
= modal akhir (modal awal bunga)
+ i
100
n = jangka waktu

Contoh:
Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 4% per
tahun. Tentukan besar modal setelah 10 tahun.
Jawab:
M 1.000.000
i 4% per tahun =0,04/tahun
n 10 tahun
M M(1 +i)
M. 1.000.000 (1,04)10 1.000.000 1,48024428 1.480.244,28
=

besar modal itu setelah


10 tahun adalah Rp1.480.244.28.
Jadi,
masa bunga pecahan
2) Nilai akhir modal dengan
modal tidak hanya merupakan bilangan bulat.
Jangka waktu proses berbunganya
beraku untuk n bilangan bulat. Sedangkan untuk n
Dari rumus
=
M, +
M(1 i)° hanya
bilangan pecahan dirumuskan:

W
dengan: = masa bunga pecahan
V
M =M(1+i)| 1+xi n masa bunga bulat
3. Bunga Majemuk
a.
Pengertian Bunga Majemuk
Sebuah modal M ditabung di bank dengan suku bunga majemuk p% tiap tanun.
Pada akhir tiap tahun, modalnya akan bertambah, vaitu modal dan bunga. Jika bunga

ini tidak diambil, pada tahun berikutnya bunga ini akan digabungkan dengan modal dan
akan berbunga lagi. Begitu seterusnya sehingga proses ini dikenal dengan istilah bunga
berbunga atau disebut dengan bunga majemuk.
b. Menghitung Nilai Akhir Modal
1) Nilai akhir modal dengan masa bunga bulat
Suatu modal M dibungakan atas dasar bunga majemuk p% setahun, maka besar
modal setelah n tahun dirumuskan:

M= M(1+i)" atau M = M 1+
100

dengan: M = modal awalT p suku bunga


M modal akhir (modal awal +bunga) i = P
n jangka waktu 100
Contoh:
Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 4% ner
tahun. Tentukan besar modal setelah 10 tahun.
Jawab:
M 1.000.000
i 4% per tahun =0,04/tahun
n 10 tahun
M = M(1+i

M =
1.000.000 (1,04)10
1.000.000 1,48024428 1.480.244,28
=

Jadi, besar modal itu setelah 10 tahun adalah Rp1.480.244,28.


2) Nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan
lanaka waktu proses berbunganya modal
tidak nanya merupakan bilangan hulat.
Dari rumus M, =
M(1 +
i)" hanya berlaku untuk n bilangan bulat. Sedangkan untuk
bilangan pecahan dirumuskan:
W

M, =M(1+i|1+xi dengan: V
=
masa bunga pecahan
V
n masa bunga bulat
3. Bunga Majemuk
a. Pengertian Bunga Majemuk
Sebuah modal M ditabung di bank dengan suku bunga majemuk p% tiap tahun.
Pada akhir tiap tahun, modalnya akan bertambah, yaitu modal dan bunga. Jika bunga
ini tidak diambil, pada tahun berikutnya bunga ini akan digabungkan dengan modal dan
akan berbunga lagi. Begitu seterusnya sehingga proses ini dikenal dengan istilah bunga
berbunga atau disebut dengan bunga majemuk.
b. Menghitung Nilai Akhir Modal
1) Nilai akhir modal dengan masa bunga bulat
Suatu modal M dibungakan atas dasar bunga majemuk p% setahun, maka besar
modal setelah n tahun dirumuskan:

M M(1+i atau M, =M 1+
100

dengan: M = modal awal p suku bunga


M modal akhir (modal awal + bunga) i 100
100
n = jangka waktu

Contoh:
Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 4% per
tahun. Tentukan besar modal setelah 10 tahun.
Jawab:
M 1.000.000
i 4% pertahun
=
0,04/tahun
n 10 tahun
M M(1 +i
M, 1.000.000 (1,04)10 1.000.000 1,48024428 1.480.244,28
Jadi, besar modal itu setelah 10 tahun adalah Rp1.480.244,28.
2) Nilai akhir modal dengan masa bunga pecahan
Janaka waktu proses berbunganya modal tidak hanya merupakan bilangan bulat.
Dari rumus M, =M(1 +iP hanya berlaku untuk n bilangan bulat. Sedangkan untuk n
bilangan pecahan dirumuskan:
W
dengan: =
masa bunga pecahan
M-M1+iy|1+ xi| n masa bunga bulat

Anda mungkin juga menyukai