Anda di halaman 1dari 4

RUJUKAN

Sistem rujukan diselenggarakan dengan tujuan memberikan pelayanan Kesehatan secara bermutu,
sehingga tujuan pelayanan tercapai tanpa harus menggunakan biaya yang mahal. Hal ini disebut efektif
sekaligus efisien. Efisien yang dimaksud disini juga diartikan dengan berkurangnya waktu tunggu dalam
proses merujuk dan berkurangnya rujukan yang tidak perlu karena sebenarnya dapat ditangani di
Fasyankes asal, baik dengan bantuan teknologi mutakhir ataupun teknologi tepat guna atau low cost
technology, yang tetap masih dapat dipertanggung-jawabkan.

PENGERTIAN

Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur

pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik baik vertikal maupun

horizontal, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau

masalah penyakit atau permasalahan kesehatan (UU NO. 44 TAHUN 2009


Titik awal dari suatu proses rujukan Kesehatan perseorangan kecuali untuk kasus emergensi adalah
fasyankes yang difungsikan sebagai Gate keeper

Mekanisme mengenai Rujukan sebelumnya telah diatur juga dalam Pasal 15 Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 yang menyebutkan jelas;

1. Pelayanan Kesehatan Tingkat II HANYA dapat diberikan atas Rujukan dari


pelayanan kesehatan tingkat Pertama
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat III HANYA dapat diberikan atas rujukan dari
pelayanan kesehatan TK II atau TK I
3. Ketentuan tersebut dikecualikan pada Keadaan gawat darurat, bencana,
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan geografis dan
pertimbangan kesediaan fasilitas.
Syarat merujuk pasien Pasien yang akan dirujuk sudah diperiksa, dan disimpulkan bahwa kondisi pasien
layak serta memenuhi syarat untuk dirujuk, tanda-tanda vital (vital sign) berada dalam kondisi
baik/stabil serta transportable.
Pasien emergensi datang ke fasyankes tingkat dua, kemungkinan datang atas rujukan dari fasyankes
tingkat pertama ataupun langsung tanpa surat rujukan sebagaimana lazimnya, dan pasien datang ke
IGD:
a) Akan diterima di IGD, yang siap melayani pasien 24 jam/7 hari, dengan SPO yang telah ditetapkan
untuk memastikan pasien emergensi dilayani cepat.
b) Fasyankes rujukan segera melakukan stabilisasi pasien rujukan emergensi sesuai Standar Prosedur
Operasional (SPO), sejak kedatangan pasien di IGD sampai dengan tempat pelayanan yang tepat sesuai
kondisi dan masalah Kesehatan pasien.
 Tujuan Sistem Rujukan terstruktur adalah;
1. Untuk menjamin pelaksanaan kontinuitas perawatan
2. Untuk menjamin anggota JKN
3. Untuk mendapatkan manfaat kesehatan dan perlindungan pada kebutuhan dasar
kesehatan pasien
4. Untuk meningkatkan efektifvirs dan efisiensi dalam sistem kesehatan
5. Untuk memperkuat fasilitas kesehatan perifer
6. Untuk meningkatkan kemampuan untuk pengambilan keputusan di fasiliras
kesehatan tingkat rendah
7. Untuk meningkatkan kolaborasi antara 3 tingkat fasilitas kesehatan
 
Perlunya sistemm Rujukan berjenjang;
1. Pelayanan berkelanjutan
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi Sistem Kesehatan
3. Faskes Primer diberdayakan
 
Dampak Rujukan Tidak berjenjang;
1. Penumpukan Pasien di Rumah Sakit Rujukan
a. Penambahan poli dan tempat tidur tidak pernah cukup
b. Waktu tunggu pasien lebih lama
c. Biaya (transport dan opportunity cost) lebih tinggi
d. Mutu layanan di Rs Rujukan Menurun
2. Pasien yang membutuhkan pelayanan menjadi terhambat
a. Antrian rawat jalan yang lama
b. Pasien ditolak di RS Rujukan karena tempat tidur penuh
3. Transfer Knowledge ke layanan Primer tidak terjadi
4. Tidak meratanya fasilitas kesehatan
5. Promotif, Preventif dan Rehabilitatif kurang berfungsi
6. Kesalahan Poli tujuan karena pasien berkunjung ke Rumah Sakit tanpa dirujuk
dokter di layanan primer
7. Biaya pelayanan tidak terkendali
a. Biaya pelayanan meningkat
b. Biaya tidak dapat diprediksi

Anda mungkin juga menyukai