Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

TEORI DAN MODEL TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Peran Teknolog Pembelajaran dalam Mengembangkan Strategi


Pembelajaran sesuai dengan Karakteristik Pebelajar Abad 21

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori dan Model Teknologi
Pembelajaran yang diampu oleh Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd, dan
Dr. Made Duandana Kartika Degeng

Oleh:

Fuja Siti Fujiawati


NIM.220121914214

PROGRAM STUDI S3 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022
Nama : Fuja Siti Fujiawati
NIM : 220121914214
Mata Kuliah : Teori dan Model Teknologi Pembelajaran
SKS/JS/Prodi : 2/2, S3 Teknologi Pembelajaran
Pembina MK : Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd
Dr. Made Duandana Kartika Degeng

Peran Teknolog Pembelajaran dalam Mengembangkan


Strategi Pembelajaran sesuai dengan
Karakteristik Pebelajar Abad 21

A. Pendahuluan
Teknolog pembelajaran memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi proses
belajar sesuai dengan kebutuhan pebelajar. Tugas seorang teknolog pembelajaran
dalam kaitanya dengan memfaslitasi belajar tentu saja adalah mendorong terjadinya
proses belajar secara alami dalam diri pebelajar dengan cara mendesain dan
menyiapkan lingkungan fisik dan sumber belajar yang memadai, sesuai kebutuhan
dan akomodatif terhadap faktor internal pebelajar. Senada dengan hal itu, menurut
Degeng (2013) Teknolog pembelajaran adalah seseorang yang mengembangkan
prosedur-prosedur pembelajaran yang dapat memudahkan belajar siswa,
berdasarkan prinsip dan/atau teori yang telah dikembangkan oleh ilmuwan
pembelajaran, Sehingga, hasil kegiatan dari seorang teknolog pembelajaran adalah
prosedur-prosedur pembelajaran yang sahih. Agar kegiatan para teknolog
pembelajaran dapat sesuai dengan keberadaan generasi muda pada jamannya, maka
para teknolog pembelajaran harus mempersiapkan teknologi pembelajaran secara
adaptif. Melalui teknologi pembelajaran adaptif, seorang teknolog pembelajaran
dapat menyediakan sebuah lingkungan pembelajaran cerdas yang mampu
menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pebelajar sesuai dengan informasi
pengetahuan yang tepat, material pembelajaran, feedback dan rekomendasi
berdasarkan karakteristik dan situasi pebelajar (Graf and Kinshuk, 2014).
Belajar akan efektif manakala terjadi interaksi yang sesuai antara faktor
internal dan faktor eksternal pebelajar sehingga pebelajar memperoleh pengalaman
belajar. Faktor internal pebelajar adalah dimensi yang sulit didesain atau

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 1


dikendalikan. Karakteristik pebelajar adalah bagian dari faktor internal pebelajar.
Dalam kaitannya dengan varibel pembelajaran, Reigeluth dalam Degeng (1989)
memasukkan karakteristik pebelajar sebagai salah satu variabel kondisi
pembelajaran. Menurut Reigeluth, karakteristik pebelajar adalah suatu hal yang
berada di luar kontrol seorang teknolog pembelajaran. Hal yang dapat dilakukan
adalah mendesain variabel metode pembelajaran agar dapat berinteraksi dengan
variabel kondisi pembelajaran, dalam hal ini adalah karakteristik pebelajar. Oleh
karena itu maka tugas seorang teknolog pembelajaran tentu saja adalah mendesain
variabel metode pembelajaran agar dapat berinteraksi dengan karakteristik
pebelajar. Teknolog pembelajaran harus mendesain dan menyiapkan lingkungan
fisik dan sumber belajar yang memadai, sesuai kebutuhan dan akomodatif terhadap
karakteristik pebelajar. Hal ini tentu saja akan memfasilitasi terjadinya belajar dan
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai atau pebelajar dapat
memperoleh pengalaman belajar.
Syarat utama dalam menerapkan lingkungan pembelajaran yang adaptif
adalah mengetahui karakter para pebelajar terlebih dahulu. Adapun beberapa
indikator untuk menentukan tingkat adaptif atau adaptivity pada karakteristik
pebelajar yang berbeda, yakni melalui: (1) gaya belajar atau learning styles, (2)
kemampuan kognitif atau cognitive abilities, (3) affective states, dan (4) konteks
pembelajaran dan lingkungan. Kewajiban seorang teknolog adalah mampu
membawa teknologi adaptif tersebut kedalam kelas dan diterapkan pada
pembelajaran dalam kelas secara langsung, tidak hanya merancang teknologi
adaptif pada bidang riset saja. tantangan lain yang muncul dan harus dipersiapkan
oleh seorang teknolog pembelajaran adalah mampu mengembangkan sebuah sistem
pembelajaran adaptif yang tidak hanya fokus kepada pebelajar saja, namun sebuah
sistem yang juga memudahkan para pembelajar dan tenaga kependidikan pada
kegiatan belajar dan mengajar sehari-harinya.
Terdapat 3 hal yang harus dipersiapkan oleh teknolog pembelajaran dalam
merancang, mengembangkan, menerapkan, mengelola, dan mengevaluasi
pembelajaran. Pertama adalah variabel kondisi pembelajaran: hal ini terkait dengan
kondisi dari pebelajar mulai dari motivasi, gaya belajar, regulasi diri pebelajar,
modalitas pebelajar, lingkungan belajar dan lainnya. Kedua adalah variabel metode

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 2


terkait penggunaan metode, strategi, teknik yang sesuai dengan karakteristik
pebelajar dan dapat mengakomodir perbedaan pebelajar. Ketiga adalah variabel
hasil hal ini terkait dengan capain pembelajaran apa yang ingin dicapai. Capaian
ini tidak hanya melulu kognitif akan tetapi juga afektif dan psikomotor.
Hubungan dari ketiga variabel tersebut di atas, dapat digabungkan menjadi
dua resep. Rasionalnya setiap individu memiliki keunikan masing-masing.
Keunikan tersebut dinyatakan sebagai karakteristik pebelajar. Setiap pebelajar
memiliki kemampuan kognitif, gaya belajar, modalitas, afektif states, konteks yang
berbeda-beda. Untuk mencapai sebuah capain pembelajaran dalam proses
pembelajaran harus mengakomodir karakteristik pebelajar. Sesuai dengan
varibelnya setiap proses pembelajaran harus memperhatikan kondisi, metode dan
hasil. Kita dapat meramu proses tersebut dengan dua resep, (1) meramu kondisi dan
metode untuk menentukan hasil pembelajaran dan (2) meramu kondisi dengan hasil
yang ingin dicapai dengan menentukan strategi yang digunakan.

B. Pembahasan
a) Karakteristik Pebelajar Abad 21
Perkembangan teknologi berpengaruh besar terhadap proses Pendidikan
sehingga berdampak terhadap perubahan peran pembelajar. Perkembangan Ilmu
dan Pengetahuan dan Teknologi pada abad 21 telah mengubah karakteristik
pebelajar sehingga memerlukan orientasi dan cara pembelajaran yang inovatif.
Penyesuaian peran pembelajar perlu dilakukan karena adanya perubahan
karakteristik pebelajar generasi milenial atau yang sering disebit sebagai generasi z
atau generasi abad 21, perubahan tersebut antara lain perubahan pola pembelajaran,
perubahan orientasi kebutuhan, dan perubahan kebiasaan- kebiasaan belajar
pebelajar. Reigeluth telah meletekkan karakteristik pebelajar, karakteristik bidang
studi dan tujuan pembelajaran sebagai pijakan utama dalam memanipulasi
pembelajaran. Hal ini memiliki arti jika dilihat dari sisi pebelajar saat ini memiliki
karakteristik yang berbeda dengan generasi milenial, jika dilihat dari tujuan
pembelajaran maka memiliki orientasi-orientasi baru akibat perkembangan ilmu
pengetahuan, dan jika dilihat dari aspek karakteristik bidang studi maka akan

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 3


dipengaruhi oleh penemuan-penemuan yang baru. Perubahan-perubahan inilah
yang menjadi konsekuensi adanya penyesuaian peran pembelajaran.
Perubahan cara dan gaya belajar yang dilakukan pebelajar abad 21 sangat
berbeda, pebelajar sangat terampil dalam menggunakan perangkat seperti
smartphone, i-pad, laptop, dan sejenisnya yang mengakibatnya banyak informasi
aktual yang diperoleh dibandingkan materi yang disampaikan oleh guru. Perubahan
yang mendasar di dunia Pendidikan ini lebih popular dengan istilah “fenomena
disrupsi” dengan ciri-ciri 1) Belajar tidak lagi terbatas, 2) Pola belajar informal,
3) Self motivated learning semakin berperan penting, dan 4) Banyak cara untuk
belajar dan sumber belajar yang dapat diakses. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, dapat
di jabarkan karakteristik pebelajar abad 21 sebagai berikut : 1) Menghendaki
kebebasan belajar, 2) Menyukai hal baru yang praktis, 3) Selalu terkoneksi
internet, 4) Lebih menyukai visual daripada verbal, 5) Rentang perhatian pendek,
6) Suka berinteraksi dengan banyak media, dan 7) Suka berkolaborasi dan berbagi
namun tetap menjaga privasinya.

b) Pambelajaran Abad 21
Pendidikan pada hakikatnya mengemban amanah untuk mengedepankan
proses pembelajaran yang mampu untuk menjawab tantangan kehidupan” di masa
yang akan datang. Selaras dengan hal itu pembelajaran abad 21 harus dapat
mengimplementasikan empat pilar belajar yang telah ditetapkan UNESCO.
Keempat pilar yang dimaksud adalah learning to know, learning to do, learning to
be, dan learning to live together. Peserta didik dibiasakan sejak dini untuk mencari
sendiri pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri (kontruktivistik).
Pembelajaran saat ini harus dapat mengkolerasikan antara pendidikan karakter,
intelektual, serta perkembangan teknologi, sehingga nantinya akan mampu
menghasilkan kualitas SDM yang mempuni dan sesuai dengan konteks
perkembangan zaman. Dalam mengikuti perkembangan zaman saat ini
pembelajaran berbasis teknologi sudah menjadi bagian dalam kegiatan
pembelajaran sehari hari. Guru dituntut untuk dapat mendesain pembelajaran
dengan memfasilitasi siswa dengan pendekatan TIK, seperti penilaian online atau
alat kelas virtual untuk memperkaya pengalaman belajar mereka.

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 4


Pembelajaran abad ke-21, erat kaitannya dengan kehendak meningkatkatkan
kwalitas sumber daya manusia. Arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang
pesat menjadi tantangan kehidupan saat ini yang perlu di adaptasi dalam pendidikan
di sekolah saat ini. “Oleh karena itu, pembelajaran abad ke-21 difokuskan kepada
isu dan tantangan pendidikan saat ini, dimana. untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran di abad ke- 21 diperlukan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Isu
dan tantangan tersebut adalah perlunya membangun masyarakat berpengetahuan
(knowledge-based society) yang memiliki keterampilan : (1) melek TIK dan media
(ICT and media literacy skills); (2) berpikir kritis (critical thinking skills);
memecahkan masalah (problem-solving skills); (4) berkomunikasi efektif (effective
communication skills); dan (5) keterampilan bekerjasama secara kolaboratif
(collaborative skills).

c) Peran Teknolog Pembelajaran


Seseorang dikatakan sebagai teknolog pembelajaran apabila telah memenuhi
4 syarat Miarso (2005), yaitu: 1) pendidikan dan pelatihan yang memadai; 2)
adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya; 3) usaha untuk senantiasa
mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman; 4)
adanya standar etik yang harus dipatuhi. Sebagai teknolog pendidikan profesional
harus mampu menanggulangi permasalahan belajar. Mereka yang berprofesi dalam
bidang teknologi pembelajaran harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan
tugas profesionalnya yang utama yaitu menyelenggarakan proses belajar bagi setiap
orang, dengan dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar selaras
dengan karakteristik pebelajar serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan
selalu berubah, maka para teknolog pembelajaran harus senantiasa mengikuti untuk
selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman,
termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
Pada definisi teknologi pendidikan Educational Technology is the study and
ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating,
using, and managing appropriate technological processes and resources.
(Januszweski & Molenda, eds., 2008) Dari definisi tersebut maka dapat kita kaji

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 5


bahwa teknologi pendidikan memiliki dua fokus, pertama memfasilitasi
pembelajaran, kedua sebagai improving performance.
1) Memfasilitasi pembelajaran
Seorang teknolog pembelajaran mendorong terjadinya proses belajar secara
alami dalam diri pembelajar dengan cara menyiapkan lingkungan fisik dan
sumber belajar yang memadai, sesuai kebutuhan. Pelaksanaan memfasilitasi
belajar disesuaikan dengan aliran-aliran belajar yang ada, seperti aliran
behavioristik , kognitivistik, dan konstruktivistik..
2) Improving performance
Seorang teknolog pembelajaran membantu pebelajar secara perorangan,
pembelajar, desainer pembelajaran dalam suatu organisasi. Secara khusus,
kawasan peningkatan mutu kinerja berkenaan dengan intervensi bersifat
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam suatu organisasi demi memfasilitasi
belajar.

Menurut AECT Standart, 2012 Version terdapat 5 standar yang harus


dipersiapkan para teknolog pembelajaran yaitu : Standar 1: Content Knowledge
Seorang teknolog pembelajaran mampu menunjukkan pengetahuan yang
diperlukan untuk membuat, menggunakan, menilai, dan mengelola aplikasi teoritis
dan praktis dari teknologi Pendidikan dan proses. Standar 2: Content Pedagogy,
Seorang teknolog pembelajaran mampu berkembang sebagai praktisi reflektif
mampu menunjukkan pelaksanaan teknologi dan proses pendidikan yang efektif
berdasarkan konten kontemporer dan pedagogi. Standar 3: Learning Environments,
Seorang teknolog pembelajaran mampu mampu memfasilitasi pembelajaran
dengan menciptakan, menggunakan, mengevaluasi, dan mengelola lingkungan
belajar yang efektif. Standar 4: Profesional Knowledge and Skill, Seorang teknolog
pembelajaran mampu mendesain, mengembangkan, dan mengevaluasi lingkungan
belajar yang kaya teknologi dalam komunitas yang mendukung praktek. dan
Standar 5: Research, Seorang teknolog pembelajaran mampu mengeksplorasi,
mengevaluasi, mensintesis, dan menerapkan metode penyelidikan untuk
meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan kinerja.

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 6


Seorang teknolog pembelajaran harus mampu mendesain strategi
pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan siswa
dapat memperoleh pengalaman belajar seperti yang diharapkan. Hal utama yang
tentu saja harus dilakukan adalah memahami variabel kondisi pembelajaran yang
juga akan menentukan keberhasilan strategi pembelajaran yang telah didesain dan
akan diimplementasikan (Degeng, 1989). Ada beberapa hal yang harus dilakukan
di antaranya sebagai berikut
1) Analisis karakteristik pebelajar
Analisis terhadap karakteristik pebelajar akan menentukan sejauh mana strategi
yang dikembangkan akan sesuai dengan pebelajar. Karakteristik pebelajar
adalah variabel kondisi dalam pembelajaran yang berada di luar control teknolog
pembelajaran. Tugas teknolog pembelajaran adalah mendesain pembelajaran
yang memungkinkan terjadi interaksi dengan karakteristik pebelajar. Hal inilah
yang akan memfaslitasi terjadinya proses belajar. Hal-hal bertalian dengan
karakteristik pebelajar yang harus dianalisis antara lain kemampuan awal, gaya
kognitif dan variabel-variabel lainnya yang termasuk dalam karakteristik
pebelajar.
2) Analisis tujuan pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengacu pada hasil atau
pengalaman belajar yang diharapkan (Degeng, 1989). Sebagai hasil
pembelajaran yang dihasilkan maka pembelajaran yang didesain dan
diimplementasikan harus diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Teknolog pembelajaran tentu saja harus mendesain pembelajaran yang bisa
mengarahkan pebelajar untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3) Analisis karakteristik bidang studi dan kendala
Analisis karakteristik bidang studi juga sangatlah penting dilakukan. Teknolog
pembelajaran harus mampu menganalisis karakteristik bidang studi yang
tentunya juga akan disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang akan
diimplementasikan. Karakteristik setiap bidang studi pasti berbeda dan
mengharuskan seorang teknolog pembelajaran untuk mendesain strategi
pembelajaran yang sesuai. Misalnya saja memilih strategi pembelajaran yang
sesuai untuk bidang studi yang sifatnya abstrak. Kendala bidang studi bertalian

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 7


dengan keterbatasan sumber-sumber belajar. Strategi pembelajaran yang
dirancang dan diimplementasikan haruslah mempertimbangkan ketersediaan
sumber-sumber belajar sehinggga strategi pembelajaran yang dirancang sesuai
keberadaan pebelajar atau generasi muda.

C. Simpulan
Teknolog pembelajaran berperan dalam mengembangkan desain system
pembelajaran, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Adapun
hal yang harus dipersiapkan para teknolog pembelajaran dalam mengembangkan
pembelajaran abad 21 diantaranya adalah mengenal karakteristik pembelajaran
generasi abad 21 salah satunya dengan melakukan perubahan mendasar pada pola
pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa saat ini.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instructional, pembelajaran berpijak
pada psikologi kognitif holistic yang selanjutnya diikuti pandangan konstruktif,
humanistik dan seterusnya. Pembelajaran saat ini dipengaruhi adanya
perkembangan teknologi, bahwa belajar dapat dipermudah melalui sumber belajar
selain pendidik, sehingga menggubah peran pendidik dalam pembelajaran. Semula
pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar kemudian fasilitator dalam
pembelajaran. Peran pendidik lebih ditekankan kepada bagaimana merancang
berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk dimanfaatkan peserta didik dalam
belajar.

Referensi
Battelle for Kids. (2019). Framework for 21st century learning definitions.
Degeng, I. N. S. (2013). Ilmu pembelajaran: Klasifikasi variabel untuk
pengembangan teori dan penelitian. Bandung: Kalam Hidup.
Degeng, I. N. S., & Sudana, N. (1989). Ilmu Pembelajaran: Taksonomi
Variabel. Jakarta: Dirjen Dikti.
Graf, S., & Kinshuk. (2014). Adaptive Technologies. In J. M. Spector, M. D.
Merriel, J. Elen, & M. J. Bishop (Eds.), Handbook of Research on
Educational Communications and Technology (4th ed., pp. 771–778).
Springer US.
Frydenberg, M., & Andone, D. (2011). Learning for 21 st Century Skills.
International Conference on Information Society, i-Society 2011.
https://doi.org/10.1109/i- society18435.2011.5978460

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 8


Januszewski, Alan & Michael Molenda, et. al. (2008). Educational Technology: A
Definition with Commentary. Bloomington, IN : AECT.
Miarso. (2005). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Pustekom Diknas.
Mustaji. Domain Penelitian Teknologi Pendidikan. Materi Webinar APSTPI.
P21. 2011. Framework for 21st Century Learning. Washington DC, Partnership for
21st Century Skills.
Reigeluth (2009). Instructional-Design Theories and Models, Volume III. Building
a Common Knowledge Base. Routledge

Fuja Siti Fujiawati – Teori dan Model Teknologi Pembelajaran 9

Anda mungkin juga menyukai