Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori dan Model Teknologi
Pembelajaran yang diampu oleh Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd, dan
Dr. Made Duandana Kartika Degeng
Oleh:
A. Pendahuluan
Teknolog pembelajaran memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi proses
belajar sesuai dengan kebutuhan pebelajar. Tugas seorang teknolog pembelajaran
dalam kaitanya dengan memfaslitasi belajar tentu saja adalah mendorong terjadinya
proses belajar secara alami dalam diri pebelajar dengan cara mendesain dan
menyiapkan lingkungan fisik dan sumber belajar yang memadai, sesuai kebutuhan
dan akomodatif terhadap faktor internal pebelajar. Senada dengan hal itu, menurut
Degeng (2013) Teknolog pembelajaran adalah seseorang yang mengembangkan
prosedur-prosedur pembelajaran yang dapat memudahkan belajar siswa,
berdasarkan prinsip dan/atau teori yang telah dikembangkan oleh ilmuwan
pembelajaran, Sehingga, hasil kegiatan dari seorang teknolog pembelajaran adalah
prosedur-prosedur pembelajaran yang sahih. Agar kegiatan para teknolog
pembelajaran dapat sesuai dengan keberadaan generasi muda pada jamannya, maka
para teknolog pembelajaran harus mempersiapkan teknologi pembelajaran secara
adaptif. Melalui teknologi pembelajaran adaptif, seorang teknolog pembelajaran
dapat menyediakan sebuah lingkungan pembelajaran cerdas yang mampu
menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pebelajar sesuai dengan informasi
pengetahuan yang tepat, material pembelajaran, feedback dan rekomendasi
berdasarkan karakteristik dan situasi pebelajar (Graf and Kinshuk, 2014).
Belajar akan efektif manakala terjadi interaksi yang sesuai antara faktor
internal dan faktor eksternal pebelajar sehingga pebelajar memperoleh pengalaman
belajar. Faktor internal pebelajar adalah dimensi yang sulit didesain atau
B. Pembahasan
a) Karakteristik Pebelajar Abad 21
Perkembangan teknologi berpengaruh besar terhadap proses Pendidikan
sehingga berdampak terhadap perubahan peran pembelajar. Perkembangan Ilmu
dan Pengetahuan dan Teknologi pada abad 21 telah mengubah karakteristik
pebelajar sehingga memerlukan orientasi dan cara pembelajaran yang inovatif.
Penyesuaian peran pembelajar perlu dilakukan karena adanya perubahan
karakteristik pebelajar generasi milenial atau yang sering disebit sebagai generasi z
atau generasi abad 21, perubahan tersebut antara lain perubahan pola pembelajaran,
perubahan orientasi kebutuhan, dan perubahan kebiasaan- kebiasaan belajar
pebelajar. Reigeluth telah meletekkan karakteristik pebelajar, karakteristik bidang
studi dan tujuan pembelajaran sebagai pijakan utama dalam memanipulasi
pembelajaran. Hal ini memiliki arti jika dilihat dari sisi pebelajar saat ini memiliki
karakteristik yang berbeda dengan generasi milenial, jika dilihat dari tujuan
pembelajaran maka memiliki orientasi-orientasi baru akibat perkembangan ilmu
pengetahuan, dan jika dilihat dari aspek karakteristik bidang studi maka akan
b) Pambelajaran Abad 21
Pendidikan pada hakikatnya mengemban amanah untuk mengedepankan
proses pembelajaran yang mampu untuk menjawab tantangan kehidupan” di masa
yang akan datang. Selaras dengan hal itu pembelajaran abad 21 harus dapat
mengimplementasikan empat pilar belajar yang telah ditetapkan UNESCO.
Keempat pilar yang dimaksud adalah learning to know, learning to do, learning to
be, dan learning to live together. Peserta didik dibiasakan sejak dini untuk mencari
sendiri pengetahuan dengan menggunakan pikirannya sendiri (kontruktivistik).
Pembelajaran saat ini harus dapat mengkolerasikan antara pendidikan karakter,
intelektual, serta perkembangan teknologi, sehingga nantinya akan mampu
menghasilkan kualitas SDM yang mempuni dan sesuai dengan konteks
perkembangan zaman. Dalam mengikuti perkembangan zaman saat ini
pembelajaran berbasis teknologi sudah menjadi bagian dalam kegiatan
pembelajaran sehari hari. Guru dituntut untuk dapat mendesain pembelajaran
dengan memfasilitasi siswa dengan pendekatan TIK, seperti penilaian online atau
alat kelas virtual untuk memperkaya pengalaman belajar mereka.
C. Simpulan
Teknolog pembelajaran berperan dalam mengembangkan desain system
pembelajaran, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Adapun
hal yang harus dipersiapkan para teknolog pembelajaran dalam mengembangkan
pembelajaran abad 21 diantaranya adalah mengenal karakteristik pembelajaran
generasi abad 21 salah satunya dengan melakukan perubahan mendasar pada pola
pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa saat ini.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instructional, pembelajaran berpijak
pada psikologi kognitif holistic yang selanjutnya diikuti pandangan konstruktif,
humanistik dan seterusnya. Pembelajaran saat ini dipengaruhi adanya
perkembangan teknologi, bahwa belajar dapat dipermudah melalui sumber belajar
selain pendidik, sehingga menggubah peran pendidik dalam pembelajaran. Semula
pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar kemudian fasilitator dalam
pembelajaran. Peran pendidik lebih ditekankan kepada bagaimana merancang
berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk dimanfaatkan peserta didik dalam
belajar.
Referensi
Battelle for Kids. (2019). Framework for 21st century learning definitions.
Degeng, I. N. S. (2013). Ilmu pembelajaran: Klasifikasi variabel untuk
pengembangan teori dan penelitian. Bandung: Kalam Hidup.
Degeng, I. N. S., & Sudana, N. (1989). Ilmu Pembelajaran: Taksonomi
Variabel. Jakarta: Dirjen Dikti.
Graf, S., & Kinshuk. (2014). Adaptive Technologies. In J. M. Spector, M. D.
Merriel, J. Elen, & M. J. Bishop (Eds.), Handbook of Research on
Educational Communications and Technology (4th ed., pp. 771–778).
Springer US.
Frydenberg, M., & Andone, D. (2011). Learning for 21 st Century Skills.
International Conference on Information Society, i-Society 2011.
https://doi.org/10.1109/i- society18435.2011.5978460