PROPOSAL SKRIBSI
Diajukam oleh :
Rieza alqusri
BAB I
PENDAHULUAN
NKRI adalah suatu Negara yang menjunjung tinggi hukum, yaitu sebuah negara yang
dibatasi oleh konstitusi.1 Diantaranya ada empat ciri-ciri yang klasik akan Negara hukum Eropa
continental (rechtsstaat), didalam hal ini ada faktor yang membatasi kekuasaan yang merupakan
salah satu ciri-ciri utama sebuah Negara yang menjunjung tinggi akannya hukum. 2 Dan oleh
karena itulah dalam segi teori politik itu ada tiga rangkap Montesquieu, yaitu legislatif, eksekutif,
dan yudikatif, dalam ketiga hal tersebut tidak ada hal yang dominan dalam kepemerintahan,
misalnya lembaga eksekutif selalu berada dibawah pengawasan lembaga legislatif dalam
menjalankan kebijakannya. Sehingga dari itu aka nada lagi lembaga-lembga tersebut yang
dominan dalam menjalankan tugas kepemerintahannya. Seperti lembaga legislatif , di Negara
indonesia disebut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Ada 3 fungsi yang paling utama dari DPR yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. Pada intisarinya fungsi-fungsi DPR tersebut kalau di liat secara keseluruhan adalah
meurpakan satu kesatuan yang sangat erat. Dari setiap aspek mendasar DPR seperti anggota,
pimpinan, komisi, dan fraksi itu terlibat dalam masing-masing kelompok. Misalnya, dalam
melaksanakan undang-undang yang dibuat oleh DPR bersama presiden itu mengharuskan DPR
untuk memantau loyalitas presiden terhadap UU tersebut.3
Proses koordinasi ini melibatkan seluruh aspek DPR yang bekerja secara kooperatif
menuju satu tujuan tunggal yaitu melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya oleh badan
utama lembaga tersebut. Tugas-tugas utama ini termasuk merancang undang-undang, mengawasi
pelaksanaan, dan menjaga kelengkapan institusi secara keseluruhan.
1
Jimly asshiddiqie, pengantar ilmu hukum tata Negara cet.II (Jakarta : rajawali pers 2010) H.281
2
Sri soemantri, dkk, ketatanegaran Indonesia dalam politik Indonesia : 30 tahun kembali ke UUD 1945, cet.l (Jakarta : pustaka
sinar harapan, 1993), h.281
3
Sugiman, fungsi legislasi dpr pasca amandemen uud nkri 1945,(2020) vol.10, no.2
3
Urusan mengontrol itu bukan haluan dari urusan kepemerintahan, melainkan lebih
berfungsi menjadi media dalam memastikan bahwa haluan itu sendiri tercapai. Inti dari
konstitusi, ini bisa di artikan untuk memastikan bahwa semua tindakan lembaga pemerintah
(badan eksekutif dan penjabat tata usaha negara) dilakukan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku.
Berkaitan dengan fungsi pengawasan dan anggaran, DPR juga harus menjalankan fungsi
pengawasan dalam menjalankan fungsi anggarannya, yang di didalamnya wajib ada metode
checks and balances. Kecuali 3 fungsi yang di atas, UUD mengatur bahwa Dewan Perwakilan
Rakyat memiliki kekuasaan tambahan. Dalam UUD NKRI tahun 1945, kekuasaan DPR adalah
hak untuk bertanya, mengajukan pertanyaan, dan mengeluarkan putusan.6 Pada dasarnya 3 fungsi
4
Sri soemantri, dkk, Ketatanegaran Indonesia Dalam Kehidupan Politik Indonesia:30 tahun kembali ke UUD 1945, h.285
5
Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, cet.II, (Jakarta: Ghalia Indonesia 1983), h.82
6
Indonesia, Pasal 20A ayat 2, UUD NRI Tahun 1945
4
DPR tersebut sangat dekat hubungannya, dan 3 fungsi itu seing dikaitkan dengan fungsi-fungsi
lainnya, seperti disat DPR membuat UU dan mengesahkan dengan presiden maka DPR harus
mengawasi produk dari produk tersebut. Hukum adalah tanggung jawab pihak eksekutif,
presiden. Berkaitan dengan fungsi pengawasan dan anggaran, DPR juga harus menjalankan
fungsi pengawasan dalam menjalankan fungsi anggarannya, yang di dalamnya itu mesti harus
adanya metode checks and balances.
Oleh karena itu, orientasi reformasi tersebut antara lain penguatan beberapa prinsip
penyelenggaraan kekuasaan negara pra reformasi, yaitu prinsip negara hukum ( rechtsstaat) dan
prinsip sistem ketatanegaraan (constitutional system), menata kembali lembaga-lembaga
negara yang telah ada, dan menciptakan beberapa lembaga negara baru untuk menyesuaikan
dengan sistem ketatanegaraan dan prinsip negara hukum. Perubahan ini tidak mengubah sistem
asli UUD 1945, demi menjaga historisitas dan orisinalitas UUD 1945, terutama untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan politik demokrasi modern dan untuk meningkatkan
7
Max Boboy, DPR RI dalam Prespektif dan Sejarah dan Tata Negara, cet.I. (Jakata: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h.71.
5
Agar pengkajian ini terarahkan dan tepat sasaran, maka dari itu perlu memiliki tujuan-
tujuannya. Adapun dari tujuannya pengkajian ini adalah sebagai berikut :
1.3.2. Untuk mengetahui kekuasaan DPR dalam penggunaan hak angket yang di jalankan
oleh DPR berlandaskan UU Nomor 27 Tahun 2009.
Adapun manfaat diharapkan dan diambil oleh penulis dari penelitian ini adalah
sebagi berikut:
8
Hamdan Zoelva, Impeachment Presiden. Alasan Tindak Pidana Pemberhentian Presiden menurut UUD 1945, (Jakarta:
Konstitusi. 2005), h. 4.
6
a. Berguna sebagai sarana bagi penulis untuk melakukan penelitian ilmiah dan
menerjemahkan temuannya ke dalam bentuk tulisan.
b. Menerapkan teori yang di dapat dari perkuliahan dan mengaitkan dengan praktek
lapangan.
c. Memperoleh manfaat ilmu di bidang hokum pada umumnya dan ketatanegaraan pada
khususnya yaitu dengan mempelajari literatur yang ada di padukan dengan
perkembangan hokum yang berkembang di masyarakat.
Sebagai kajian lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk menggali sejauh mana sistem
pemerintahan demokrasi Indonesia telah di terapkan dalam implementasi kebijakan, yaitu
penggunaan hak angket yang di jalankan oleh DPR RI pasca amandemen UUD 1945. Kajian ini
juga akan menambah pengetahuan tentang konsep kekuasaan legislatif dalam sistem hokum
Indonesia.
Didalam penelitian ini ada beberapa hal yang terkait dengan metode yang digunakan
dalam penelitian skripsi ini, yakni :
1.5.1. Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian yuridis dengan
pendekatan normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengacu pada norma hukum yang
terkandung dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta norma atau
kebiasaan yang berlaku di masyarakat,9 karena fokusnya adalah pada hubungan dengan UUD
1945 Gunakan DPR RI untuk menyelidiki peraturan perundang-undangan dan peraturan lain
yang relevan setelah amandemen.
1.5.2. Pendekatan Masalah
Berkenaan dengan jenis penelitian yang digunakan yaitu normative justice, metode yang
digunakan adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hukum
konseptual digunakan untuk memahami konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli hukum
9
Soerdjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan di Dalam Penelitian Hukum, (Jakarta : Pusat
Dokumentasi Universitas Indonesia, 1979), h. 18.
7
dalam pendapatnya.10
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buku-buku terkait
konstitusi, buku-buku hukum lainnya, risalah konstitusi, risalah konstitusi, risalah konstitusi,
dan majalah atau sumber hukum terkait untuk mendukung proses penelitian.
c. Bahan non-hukum
Bahan yang memberikan ilustrasi atau interpretasi yang bermakna terhadap bahan
hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, kamus bahasa Indonesia, dll.
sesuai rumusan pertanyaan, mengumpulkan bahan hukum primer, bahan hukum primer,
dan bahan non hukum yang telah diperoleh, dan mengklasifikasikannya menurut tingkatan
sumber data. Karena metodologi data primer untuk penelitian ini bersifat normatif, analisis
konten akan dilakukan.
Teknik analisis ini diawali dengan penyusunan berbagai dokumen, termasuk referensi
10
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: Pusat Peningkatan dan
Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum, 2012), h. 23.
11
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum. cet.VI, (Jakarta : Kencana, 2010), h. 141.
8
regulasi atau hukum yang relevan dengan hak akses DPR. Berdasarkan hasil tersebut kemudian
diteliti isi yang meliputi kata, makna, simbol, gagasan, tema, dan berbagai informasi lain yang
ada di dalam muatan hukum tersebut.
Langkah-langkah rinci yang dilakukan dalam analisis adalah sebagai berikut: Pertama,
mengklasifikasikan secara sistematis semua bahan hukum yang diperoleh melalui sistem
normatif menurut objek pembahasan yang berbeda. Kedua, menjelaskan setelah sistematisasi
dan klasifikasi, serta mendeskripsikan dan menjelaskan objek penelitian berdasarkan teori.
Ketiga bahan yang telah dinilai, yaitu dinilai dengan menggunakan ukuran yang ditentukan
oleh hukum yang berlaku.
Teknik dan pedoman penulisan yang digunakan penulis dalam makalah ini dapat
diterapkan pada prinsip-prinsip “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2021”
Terkadang dalam penulisan skirpsi ini masih banyak masalah utama yang menjelaskan
keterbatasannya, membahas manfaat dan metode penelitiannya. Ini juga memberikan informasi
tentang penelitian sebelumnya dan sistematisasi penelitian. Dari penelitian ini, penulis
menemukan beberapa sumber kajian lain yang lebih dahulu membahas terkait Hak Angket ,
diantaranya adalah:
Penulisan skripsi ini mengungkapkan pendekatan yang sistematis. Lima bab mengikuti
satu sama lain, masing-masing berisi beberapa sub-bab. Sub-bab ini menambah cakupan
keseluruhan dari apa yang dipelajari. Adapun pokok bahasan pada setiap bab diatur sebagai
berikut:
1
0
BAB I Bab pendahuluan menawarkan pengantar singkat tentang masalah ini, termasuk
informasi tentang latar belakang masalah, batasannya, dan motivasi keseluruhan
untuk melakukan penelitian. Ini juga menampilkan metode penelitian, manfaat
dan keterbatasan, serta daftar studi dan sistem penelitian sebelumnya.