Anda di halaman 1dari 25

TEORI DOROTHEA OREM

Self-Deficit Care Nursing Theory

DOSEN:
Mrs. Lyna M. N.Hutapea M.Sc (PHN), Ph.D.

DISUSUN OLEH:

Rameaty Situmorang
2251073

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
2022
Final Term : Falsafah dan Teori Keperawatan
Nama/ NIM : Rameaty Situmorang / 2251073
Dosen : Mrs. Lyna M. N. Hutapea M.Sc (PHN), Ph.D.

Biodata :
Nama/Umur Tempat Bekerja Pekerjaan Foto

Rameaty LLUCH, CA / 4 tahun Perawat /Unit


Situmorang /49 kerja Rawat Adolescent
thn & Neurology

Teori Keperawatan Dorothea Orem


Biodata
Nama: Dorothea Elizabeth Orem
Tempat dan Tanggal Lahir: Baltimore, Maryland, 15 Juli 1914
Pendidikan
1934 Diploma of Science in Nursing, Providence Hospital School of Nursing
1939 Bachelor of Science in Nursing, Catholic University of America
1945 Master of Science in Nursing, Catholic University
1976 Honorary Doctorate of Science degree, Georgetown University
 Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem bekerja sabagai seorang konsultan pada
bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan dan
berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktik perawat
(vokasional).
 Pada tahun 1959 konsep keperawatan Orem pertama kali dipublikasikan.
 Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota fakultas dari universitas di
Amerika untuk membentuk suatu Comite Model Keperawatan (Nursing Model
Committee).

1
 Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Committee termasuk Orem melanjutkan
pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference Group (NDCG).
Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu kerangka kerja
konseptual dari keperawatan dan menetapkan disiplin keperawatan.
 Orem kemudian mengembangkan konsep keperawatan “Self Care” dan pada tahun
1971 dipublikasikan Nursing:Concepts of Practice. Pada edisi pertama fokusnya
terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi
multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga (1985) Orem
menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi keempat (1991) Orem
memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak, kelompok,
masyarakat.
 Selama karirnya, Orem banyak menerima gelar kehormatan, seperti penghargaan
Sigma Theta Tau International.
 Dorothea Orem meningal dunia pada bulan juni 2007 di Savannah Georgia, Amerika.

TEORI: Self-Deficit Care Nursing Dorothea Orem


Self-Care Theory:

2
Perawat yang menggunakan teori ini, dari google scholar :
a. Bahasa Indonesia tahun 2021 - 2022 : 289
b. Bahasa Inggris tahun 2021 - 2022 : 3660

Hubungan teori keperawatan yang dipilih dalam keperawatan


Keperawatan mandiri “Self care” menurut Orem adalah: “Suatu pelaksanaan
kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
keadaan, baik sehat maupun sakit.”. Orem mengembangkan Theory Self Care Deficit
meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu: Self Care, Self Care Defisit, Teori Sistim
Keperawatan.
 Self Care : adalah performance atau praktik kegiatan individu untuk berinisiatif dan
membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan.

3
 Self Care Defisit : merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut
Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus
ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif.
 Nursing system: Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan
self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Orem mengidentifikasi 3
klasifikasi nursing system yaitu:
1. Sistem bantuan secara penuh (wholly copensatory system)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh
pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan, dan ambulasi sera adanya manipulasi gerakan.
2. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory system)
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan minimal seperti pasien post
op abdomen.
3. Sistem supportif dan edukatif (Supportie Education System)
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien dapat melakukan perawatan secara
mandiri.

i. Tujuan yang akan dicapai dalam menggunakan teori keperawatan


a. Ontologi : Keperawatan sebagai suatu profesi memberi pelayanan
profesioanl kepada pasien dengan teliti, aman, dan kompeten. Dalam
mengimplementasikan pelayanan keperawatan yang profesional, perawat harus
melakukann interaksi dengan pasien dan keluarga sehingga terbentuk sebuah
hubungan saling percaya antara perawat-pasien. Pelayanan asuhan keperawatan
dilaksanakan berdasarkan kiat dan ilmu keperawatan yang diintegrasikan dalam
pelayanan melalui penerapan teori keperawatan dalam hal ini penerapan teori Self
Care Orem. Teori ini dipandang sesuai dengan kasus malnutrisi sebagai kondisi
kronis yang manajemen pelaksanaannya bergantung pada self care pasien (Gabbay
& Adelma, 2020). Dalam proses pemberian asuhan keperawatan dengan

4
menggunakan pendekatan Teori Self Care Orem, perawat membantu pasien
memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan self care pasien yaitu whole compensatory,
partly compensatory dan supportive educative. Self care adalah kegiatan yang
dilakukan oleh individu untuk merawat dirinya sendiri dengan hal yang berfaedah
bagi dirinya, baik itu secara rohani maupun jasmani. Perawatan Nn. JD dengan
menggunakan teori Orem dimaksudkan untuk membantu memperbaiki status gizi
Nn. JD yang dirawat dengan malnutirisi berat. Dalam kasus malnutrisi berat yang
dialami oleh Nn. JD, didasari oleh kesalahan pemahaman Nn. JD tentang konsep
tubuh sehat dalam hubungannya dengan berat badan ideal dan pola makan sehat.
Dengan memandang ibunya yang kurus sebagai panutan dan ingin tampak kurus
seperti ibunya, Nn. JD selalu membatasi kuantitas asupan makanan secara ekstrim
untuk menjaga tubuhnya tetap kurus sebagaimana pandangannya bahwa tubuh
yang sehat adalah tubuh yang kurus. Konsep sehat yang keliru tersebut diterapkan
Nn. JD selama bertahun-tahun, pada akhirnya membawanya kepada situasi
malnutrisi berat yang kemudian mengharuskannya dirawat di rumah sakit.
b. Epistemologi : Teori Orem yang diterapkan pada Nn. JD meliputi 3 teori yang
saling berkaitan, yaitu: Self Care, Self Care Deficit, dan Nursing System. Self Care
berhasil diterapkan setelah perawat membantu Nn. JD mengatasi penyebab dasar
terjadinya Self Care Deficit. Perawat terlebih dahulu memberikan edukasi terkait
pemahaman yang benar tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi
seimbang, pengetahuan terkait berat badan normal dan Indeks Massa Tubuh, untuk
meluruskan pemahaman keliru yang dimiliki Nn. JD sebelumnya, dimana Nn. JD
sebelumnya memandang badan kurus sebagai indikator tubuh sehat dan berat
badan normal. Dengan pengetahuan yang baru diterimanya, Nn. JD menjadi lebih
kolaboratif dan termotivasi untuk memperbaiki pola dietnya dan untuk
meningkatkan berat badannya dan status nutrisinya. Ada dua klasifikasi Nursing
System yang diterapkan pada Nn. JD, yaitu Partially Compensatory System dan
Supportive Education System. Hal ini dilakukan oleh karena Nn. JD masih dapat
melakukan Self Care secara mandiri atau dengan bantuan kerabat, sehingga
perawat hanya memberikan sistem bantuan sebagian. Sementara itu Sistem
Pendidikan Suportif yang diberikan oleh perawat memegang peran kunci dalam

5
merubah pola diet Nn. JD, dan pada gilirannya dapat memperbaiki status nutrisi
dan berat badan Nn. JD.
c. Methodologi: Jenis studi kasus ini adalah studi kasus malnutrisi dengan aplikasi
teori Orem dengan menggunakan metode deskritif yaitu suatu metode yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif dan memusatkan perhatian pada objek tertentu
(Notoatmojo,2010). Pengumpulan data peneliti juga menggunakan metode
kualitatif wawancara dan observasi pada pasien.
d. Aksiologi: Dengan menerapakan teori Self Care Orem ini, maka perawat memiliki
kualitas dan kuantitas interaksi atau komunikasi yang intens dengan pasien (Nn.
JD). Lewat komunikasi intens perawat dapat membantu pasien dalam upaya
meningkatkan asupan nutrisi pasien lewat makanan dan sumber nutrisi lainnya
yang dikomsumsi oleh Nn.JD. Gambaran diri yang salah tentang berat badan ideal
dan kaitannya dengan pola diet ideal dari Nn. JD juga dapat diperbaiki, dimana
sebelumnya Nn JD beranggapan bahwa berat badannya masih ideal dan pola
makannyan adalah pola makan yang tepat untuk mencegah agar Nn. JD tidak
kegemukan. Perawat secara intens memberikan edukasi tentang pemenuhan
kebutuhan nutrisi, berat badan ideal, dan diet seimbang, serta menekankan
pentingnya peran serta pasien dan kerabat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi Nn.
JD dan memenuhi target yang hendak dicapai. Dengan menggunakan pendekatan
teori Orem, perawat berhasil merubah pola diet Nn. JD dan pada akhirnya berhasil
meningkatkan BB dan ststus nutrisi Nn.JD.

ii. Jurnal yang mendukung sebagai evidence base


No. JUDUL AUTHOR / METODE Hasil Penelitian
JURNAL TAHUN

1. Intervensi Yosefina Metode kegiatan Hasil kegiatan


Berbasis Nelista/2021 pendampingan menunjukan bahwa
Suportive pada ibu balita terdapat peningkatan
Educative yang memiliki pengetahuan dan

6
Nursing balita gizi kurang praktik pemberian
Intervention dilakukan melalui makan pada balita gizi
terhadap 4 tahap yaitu kurang dengan
Pengetahuan dan teaching,guiding, menggunakan teori
Praktik supporting dan orem supportive
Pemberian providing Educative Nursing
Makan pada Ibu environment Intervention untuk
Balita Gizi membantu individu
Kurang melakukan tindakan
perawatan diri sendiri.

2. The effects of Saba karimi/ Quasi The Orem Self Care


Orem's self-care 2021 experimental model could reduce the
model on the study clinical symptom and
nutrition status fatigue of patient with
and fatigue of CRC
colorectal cancer
patients

iii. Hasil menggunakan teori keperawatan tersebut dalam Asuhan Keperawatan


(ASKEP)

1. Kasus / History:

Pasien Nn.J , umur 14 tahun, masuk rumah sakit di rawat di unit perawatan
pediatric psychology dengan malnutrisi.. Pasien adalah anak pertama dari tiga
bersaudara, mempunyai hobby suka main music dan melukis. Pasien ingin kurus
seperti mamanya sehinga dia suka ke gym extreme exercise dan juga mengurangi
makan. Sehingga pada suatu hari dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Selama
di rumah sakit, segala kebutuhan dibantu oleh perawat dan keluarga karena pasien
merasa lemas, tidak berdaya. Selama sakit, pasien merasa malu dengan kondisinya,
disebabkan berat badannya semakin menurun karena mual, muntah, tidak bisa

7
makan. Kasus ini akan diperjelas dengan model konsep Orem dimana Self care
deficit bisa diubah menjadi self care secara mandiri serta munculnya self care
management.

2. Pengkajian

Data Demografi :

Nama : Nn. JD

Nama Panggilan :J

Alamat : Lomalinda,CA

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Lahir : Lomalinda

Tanggal Lahir : 5 Januari 2008

Usia : 14 tahun

Kebangsaan : Amerika Serikat

Agama : Katolik

Diagnosis Medis : Malnutrisi

Data Biologis/variasi biokultural :

Warna kulit : Sawo matang

Rambut : Hitam ikal

TTV : TD : 90/50 mmHg , N :85 x/menit, SpO2 :100%,

P :18 x/menit , T: 36.8⁰C

Data Subjektif:

Pasien mengatakan tidak selera makan, perut terasa sakit/tidak nyaman,bentuk


tubuh tidak ideal
Data Objektif:

8
 Pucat, tampak kurus, BB 41.5 kg TB 153 IMT 17.

 Makanan yang disediakan tidak dimakan

 Mual

Diagnosa Keperawatan:

1. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (stres, keengganan untuk makan)


2. Nausea b.d. distensi lambung
3. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
4. Gangguan citra tubuh b.d gangguan psikososial
5. Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi

9
ASUHAN KEPERAWATAN
Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (stres, keengganan untuk makan)
Diagnosa Tujuan dan Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Keperawatan Kriteria Hasil
9 November 2022 Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (I.03119) 10/11/22 AT 9 11/11/22 AT 12
Defisit nutrisi b.d intervensi Observasi Manajemen Nutrisi S : mual, tidak selera
keperawatan - Identifikasi status nutrisi, kelainan Observasi makan”
faktor psikologis
selama 3x24 jam pada rambut (kering, kusam, ● Diidentifikasi status nutrisi, “
(stres, keengganan Status Nutrisi mudah patah) dan kulit (memar, kelainan pada rambut dan O:
membaik luka). kulit  Dipasang NGT
untuk makan)
(L.03030) - Identifikasi makanan yang disukai ● Diidentifikasi makanan yang  BB:41.9 kg
DS: - Identifikasi perlunya selang NGT disukai  Hasil lab: Hb
Kriteria hasil : - Monitor hasil lab, albumin, ● Diidentifikasi perlunya 11.6 alb 4.5
- Cepat kenyang
1. Porsi makanan elektrolit selang NGT  Keluarga dapat
- Nafsu makan menurun yang dihabiskan Terapeutik ● Memonitor hasil lab memberi makan
meningkat - Lakukan oral higiene sebelum Terapeutik melalui ngt dan
- Nyeri perut
2. BB membaik makan  Melakukan oral higiene memberi makan
DO: 3. IMT membaik - Sajikan makanan yang menarik sebelum makan peroral
- BB:41,5 kg
4. Nyeri abdomen - Bantu/Suapi pasien saat makan, jika  Menyajikan makanan yang  Pasien mengerti
berkurang perlu menarik pentingnya
- IMT:17 5. Perasaan -Beri makanan tinggi kalori tinggi  Diberikan makanan tinggi makanan yang
kenyang protein kalori tinggi protei bergizi
menurun Edukasi Edukasi
6. Frekuensi - Anjurkan posisi duduk, jika mampu  Dianjurkan pasien duduk A : Masalah teratasi
makan membaik - Ajarkan diet yang diprogramkan saat makan sebagian
7. Nafsu makan Promosi Berat Badan (I.03136)  Mengajarkan pasien diet
membaik Observasi yang sudah diprogramkan P : Lanjutkan
- Monitor adanya mual dan muntah Promosi Berat Badan intervensi
Teraupetik Observasi

6
- Sediakan makanan yang tepat  Memonitor adanya mual dan 15/11/2022 at 12
sesuai kondisi pasien muntah AM
- Beri suplemen, jika perlu Terapeutik
- Beri pujian untuk peningkatan yang  Menyediakan makanan yang S: mual tidak ada
dicapai tepat sesuai kondisi pasien O:
Edukasi  Memberi suplemen - pasien sudah bisa
- Jelaskan jenis makanan bergizi  Memberi pujian pada pasien makan sendiri
tinggi atas peningkatan yang - NGT sudah
- Jelaskan peningkatan asupan kalori dicapai dicabut
yang dibutuhkan Edukasi - BB naik 44.5 Kg
Kolaborasi  Menjelaskan jenis makanan - Pasien tidak mual
- Pemberian obat-obatan antiemetik bergizi tinggi - Makanan yang
- Kolaborasi ahli gizi: target BB,  Menjelaskan peningkatan disediakan
kebutuhan kalori, jenis nutrien dan asupan kalori yang dihabiskan
pilihan makanan dibutuhkan - Hasil lab dalam
Kolaborasi batas normal
- Self care dapat
 Memberikan obat-obat
bermanfaat bagi
antiemetik
pasien
 Berkolaborasi dengan ahli
A: Masalah teratasi
gizi
P: Pertahankan
intervensi
keperawatan

7
Nausea b.d. distensi lambung
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Tindakan Implementasi Evaluasi
Kriteria Hasil Keperawatan

10 November 2022 Setelah dilakukan Manejemen Mual 11/11/22 at 9 AM 12/11/22 at 15 PM


Nausea b.d Distensi intervensi (I.03117) Observasi S : “Mual berkurang.”
lambung keperawatan selama Observasi  Mengidentifikasi factor O:
Data subjektif : 2x24 jam tingkat ● Identifikasi faktor penyebab mual  Pasien bisa makan
Pasien mengatakan nausea penyebab mual  Mengidentifikasi dampak peroral
mual,ingin muntah,tidak menurun.(L.08065) ● Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup  Pasien tampak rileks
berniat makan,merasa Kriteria hasil : mual terhadap pasien  Pasien mengerti
asam di mulut - Perasaan ingin kualitas hidup(nafsu  Memonitor frekuensi, durasi penyebab mual
Data objektif : muntah menurun makan,aktivitas,kine dan tingkat keparahan mual  Pasien dapat
Saliva meningkat - Perasaan asam rja,tanggug jawab Didapati pasien mengeluh menjelaskan tentang
Makanan yang disediakan dimulut menurun peran dan tidur) mual 10 kali dalam 1 jam dan penyakitnya
tidak dimakan - Nafsu makan ● Monitor frekuensi, frekuensi menelan 20 kali A : Masalah teratasi, self
membaik durasi dan tingkat dalam satu menit care mandiri dapat
keparahan mual  Memonitor asupan nutrisi dan bermanfaat bagi
● Monitor asupan kalori makanan pasien pasien
nutrisi dan kalori P : Lanjutkan intervensi
Terapeutik Terapeutik
 Kendalikan factor  Menciptakan lingkungan yang
lingkungan nyaman, bersih dan tenang
penyebab mual (bau  Memberikan makanan dalam
tidak jumlah kecil dan menarik
sedap,suara,rangsan Edukasi
gan visual yang  Menganjurkan pasien istirahat
tidak dan tidur yang cukup
menyenangkan)
 Mengajarkan pasien
penggunaan teknik

8
 Berikan makanan nonfarmakologis untuk
jumlah kecil dan mengatasi mual (relaksasi,
menarik terapi music, akupresur, dll)
Edukasi
 Anjurkan istirahat Kolaborasi
dan tidur yang  Memberi obat antiemetik
cukup
 Ajarkan penggunaan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi
mual (relaksasi,
terapi music,
akupresur, dll)
Kolaborasi

 Pemberian obat
antiemetik

9
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Kriteria Hasil
11 November 2022 Setelah Terapi Relaksasi (I.09326) 12/11/22 AT 9 AM 13/11/22 AT 10 AM
Gangguan rasa nyaman dilakukan Observasi Terapi Relaksasi S:
b.d gejala penyakit intervensi  Identifikasi tehnik Observasi : “Mual dan rasa nyaman
keperawatan relaksasi yang pernah  Diidentifikasi tehnik berkurang.”
Data subjektif : selama 2x24 efektif digunakan relaksasi yang pernah O:
Pasien mengatakan jam Status  Periksa tanda-tanda vital dilakukan pasien yaitu  Pasien tampak tenang
perutnya terasa tidak kenyamanan  Monitor respon terhadap dengan mendengar musik  Pasien tampak lebih ceria
nyaman, mengeluh mual, meningkat(L.08 terapi relaksasi  Memeriksa tanda-tanda  Pasien tidur cukup
tidak bisa tidur 064) Terapeutik : vital pasien dalam batas  Dukungan keluarga/teman
 Ciptakan lingkungan normal baik
Data objektif : Kriteria hasil : tenang dan tanpa Terapeutik :  Vital sign dalam batas
 Pasien tampak tegang 1. Rileks gangguan  Diciptakan lingkungan normal T:36 C,
 Pasien tampak meningkat Edukasi : yang tenang dan nyaman: BP:100/60 mmHg RR;20
murung dan sering 2. Kesejahteraa  Anjurkan mengambil Disediakan lingkungan x/mnt P 84 x/mnt
terdiam n psikologis posisi nyaman yang nyaman bagi pasien
 Pola eliminasi meningkat  Anjurkan rileks dan dengan suhu ruangan A : Masalah teratasi
berubah 3. Pola tidur merasakan sensasi 23C, lampu normal, dan Supportif educative
 Postur tubuh berubah membaik relaksasi tidak bising compensatory system
4. Dukungan
 Demonstrasikan dan latih dapat bermanfaat pada
social dari Edukasi : pasien
tehnik relaksasi
keluarga/tem
Manajemen nyeri (I.08238)  Menganjurkan pasien P : Pertahankan intervensi
an mengambil posisi nyaman
Observasi
meningkat  Menganjurkan pasien
 Identifikasi pengaruh
5. Keluhan rileks dan merasakan
ketidaknyamanan
tidak sensasi relaksasi

7
nyaman pada kualitas  Mendemonstrasikan dan
menurun hidup/tidur melatih tehnik relaksasi
6. Mual  Identifikasi lokasi, pada pasien
menurun karakteristik, durasi, Manajemen nyeri
7. Pola frekuensi, kualitas,s Observasi
eliminasi umber,factor yang  Mengidentifikasi
membaik memperberat dan pengaruh
memperingan rasa ketidaknyamanan pada
ketidaknyamanan kualitas hidup/tidur
 Identifikasi  Mengidentifikasi lokasi,
pengetahuan dan karakteristik, durasi,
keyakinan pasien frekuensi, kualitas,
tentang rasa nyaman sumber, factor yang
Terapeutik memperberatb dan
 Berikan tehnik memperingan rasa
nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan pasien
mengurangi  Mengidentifikasi
nyeri/tidak nyaman pengetahuan dan
 Fasilitasi istirahat dan keyakinan pasien tentangf
tidur rasa nyaman
Terapeutik
 Memberikan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri/tidak
nyaman dengan tehnik
relaksasi
 Memfasilitasi istirahat
dan tidur yang cukup

8
Gangguan citra tubuh b.d gangguan psikososial
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Keperawatan Hasil
12 November Setelah dilakukan Promosi koping 13/11/22 AT 10 AM 14/11/22 AT 10 AM
2022 intervensi Obsevasi Promosi Koping S : “Saya merasa lebih
Gangguan citra keperawatan selama ● Identifikasi kemampuan yang Observasi baik hari ini sambil
tubuh b.d 3x24 jam citra tubuh dimiliki, sistem pendukung  Diindentifikasi kemampuan tersenyum”
Gangguan meningkat (I.09067) dan metode penyelesaian yang dimiliki, system O:
psikososial masalah pendukung dan metode  Pucat membaik
Data subjektif : Kriteria hasil : penyelesaian masalah  Pasien tampak
Pasien 1. Verbalisasi Terapeutik Terapeutik lebih segar
mengutarakan perasaan negatif  Dukung penggunaan  Mendukung penggunaan  Pasien dapat
perasaan negatif tentang perubahan mekanisme pertahanan yang mekanisme pertahanan yang mengutarakan isi
tentang perubahan tubuh menurun tepat tepat hatinya dengan
tubuh 2. Pucat membaik  Diskusikan persepsi  Didiskusikan persepsi baik
3. Berat Badan ideal pasien/keluarga tentang pasien/keluarga tentang  Pasien menunjukan
Data objektif : perubahan tubuh perubahan tubuh sikap positif
 Pasien terlihat tentang dirinya
pucat dan kurus Edukasi Edukasi

9
 Fungsi/struktur  Anjurkan penggunaan sumber  Menganjurkan pasien untuk  Keluarga terlibat
tubuh berubah spiritual,jika perlu berbicara dengan pendeta dalam perawatan
 Respon  Anjurkan cara memecahkan  Menganjurkan cara pasien
nonverbal pada masalah secara konstruktif memecahkan masalah  Keluarga memberi
perubahan dan  Latih penggunaan tehnik secara konstruktif dukungan yang
persepsi tubuh relaksasi  Pasien diajarkan teknik positif kepada
aromaterapi menggunakan pasien
Kolaborasi minyak kayu putih  Pasien dapat
 Konsultasi ke psychology Kolaborasi melakukan self
 Pasien di konsultasikan ke care secara mandiri
bagian psychology A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan
intervensi

Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi


Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi

Kriteria Hasil
13 November 2022 Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan 14/11/22 At 11 AM 14/11/22 AT 15
Defisit pengetahuan b.d intervensi (I.12383) Edukasi Kesehatan S:
ketidaktahuan keperawatan  Identifikasi kesiapan dan  Mengidentifikasi kesiapan “Saya akan merubah perilaku
menemukan sumber sealama 1x24 jam kemampuan menerima dan kemampuan hidup saya menjadi lebih sehat”
informasi Tingkat informasi menerima informasi O:
pengetahuan  Identifikasi tingkat  Mengidentifikasi tingkat  Pasien dan keluarga aktif
Data subjektif : meningkat pengetahuan saat ini pengetahuan saat ini menanyakan tentang
Pasien menanyakan (I.12111) Terapeutik Terapeutik penyakit pasien
masalah yang dihadapi

10
Kriteria hasil :  Sediakan materi dan  Menyediakan mateeri dan  Orang tua pasien terlibat
Data objektif : 1. Perilaku media pendidikan media pendidikan dalam perawatan dan
 Menunjukan perilaku sesuai anjuran kesehatan kesehatan pengobatan pasien
yang tidak sesuai meningkat  Jadwalkan penkes sesuai  Menjadwalkan penkes  Pasien dan keluarga dapat
anjuran 2. Persepsi yang kesepakatan sesuai kesepakatan menjelaskan tentang
 Menunjukan persepsi keliru Edukasi: Edukasi: penyakit, pencegahannya
yang keliru terhadap terhadap  Ajarkan perilaku hidup  Menganjurkan perilaku dan pengobatannya dengan
masalah masalah bersih dan sehat hidup bersih dan sehat benar
menurun  Jelaskan factor resiko  Menjelaskan factor resiko  Berat badan pasien
3. Perilaku yang dapat yang dapat mempengaruhi meningkat
membaik mempengaruhi kesehatan  Pasien mengatakan bahwa
kesehatan Kolaborasi dirinya telah memiliki
Kolaborasi  Mengedukasi proses persepsi yang positif
 Edukasi proses penyakit pasien tentang keadaannya.
penyakit  Konsul ahli gizi untuk  Partly compensatory system
 Rujuk ahli gizi untuk mengatur diet pasien dapat bermanfaat bagi
edukasi diet, pasien Nn.J.
sertakan keluarga
A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi

11
12
iv. Kesimpulan

Penerapan teori Model Orem membahas keterkaitan individu, lingkungan,


kesehatan, dan keperawatan, bahwa kondisi sehat akan lebih mudah dicapai apabila
individu mempunyai kemampuan dan kesadaran yang tinggi untuk merawat diri dan
kesehatannya seerta memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang hal tersebut.
Peran perawat pada kondisi tersebut lebih ditekankan pada kegiatan membimbing,
memfasilitasi dan memotivasi individu untuk mampu memenuhi kebutuhan self
carenya. Teori self care menurut Orem didasarkan pada kategori kebutuhan dasar
kalien. Model konsep Self Care Orem dapat membantu dan memfasalilitasi potensi
pasien untuk mampu mengembangkan perawatan mandiri sehingga penyesuaian
terhadap perubahan yang terjadi dapat memberikan rasa nyaman optimal. Pasien
malnutrisi memerlukan bantuan sebagian (the partially compensatory nursing system).
Dukungan (support education), pendidikan kesehatan untuk memotivasi pasien
melakukan self care secara mandiri. Persiapan psikologi meliputi pemberian penjelasan
dan konselling yang difokuskan untuk membicarakan rasa takut dan pemahaman keliru
tentang nutrisi. Keluarga dapat menolong pasien dalam hal ini keluarga melakukan
keperawatan mandiri secara terapeutik. Dapat menolong pasien dalam pemenuhan
kebutuhan asuhan mandiri. Dapat membantu anggota keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan secara kompeten. Teori Orem dapat diaplikasikan
dan sangat signifikan dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang
ditemukan pada pasien malnutrisi. Pasien diharapkan dapat melakukan pengelolaan
terhadap penyakitnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut, pasien harus
memiliki manajemen perawatan mandiri atau self care.

v. Saran

Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas maka perawat


perlu mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan salah satunya melalui
penggunaan model konseptual dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien.
Teori self care Orem merupakan suatu landasan bagi perawat dalam memandirikan
pasien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan pasien dalam posisi
dependent, karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan

0
suatu perilaku yang dapat dipelajari. Perawat mampu menerapkan pengkajian dengan
menggunakan pendekatan teori self care Orem pada kasus malnutrisi dan mampu
menerapkan pendekatan Orem dalam membantu memenuhi kebutuhan pasien
berdasarkan nursing system dengan memberi bantuan secara keseluruhan(the whole
compensatory system), bantuan sebagian (the partly compensatory system), bantuan
pada pasien dengan tingkat ketergantungan yang rendah (the supportive compensatory
system).

1
Daftar Pustaka :

1. DAFTAR RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN/ NURSING CARE PLAN


(NCP) Rumah Sakit Advent Bandung

2. Lilis Lestari. (2018). Falsafah dan teori keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

3. Orem, D.E (2001). Nursing: Concepts of Practice, 6th ed., p.141. St Louis, MO:
Mosby.

4. Taylor, S.G. & Tenpenning, K. (2011). Self Care Science Nursing Theory and
Evidence –Based Practice. New York: Publishing Company, LLC.

2
Pesan Kesan menggunakan satu teori keperawatan tersebut:

1. Pesan :
Sebagai perawat hendaknya kita mempelajari, menguasai, dan
mengaplikasikan setidaknya satu teori keperawatan dalam memberikan asuhan dan
pelayanan kepada pasien. Teori perawatan diri Orem menjelaskan tentang
kebutuhan perawatan diri mendasar yang harus dipenuhi manusia. Perawatan diri ini
berguna untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kebutuhan perawatan diri
dalam teori Self care Orem menjelaskan tentang kebutuhan pada aspek manusia dan
perkembangannya. Kebutuhan ini terbagi menjadi tiga kategori yaitun kebutuhan
yang bersifat universal, kebutuhan perkembangan, dan kebutuhan kesehatan.
2. Kesan:

Penerapan teori konsep self care belum optimal diterapkan, dimana perawat
lebih senang memberi bantuan kepada pasien yang seharusnya sudah mampu
dilakukan secara mandiri baik oleh pasien maupun keluarganya, seperti:
memandikan pasien ditempat tidur, membantu pemberian makanan, eliminasi dan
personal hygiene lainnya. Keadaan ini kemungkinan dikarenakan belum adanya
standar yang baku dalam memandirikan pasien dan masih kurangnya kemampuan
perawat. Memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep
self care, self care agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care
therapeutic. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk
berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan
membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya
dengan perkembangan manusia.

3
Dokumentasi

Dokumentasi tidak dapat dilakukan oleh karena rumah sakit melarang mengambil
foto tanpa seijin pasien, sedangkan pasien tidak bersedia diambil fotonya oleh
perawat yang merawatnya

Anda mungkin juga menyukai