Anda di halaman 1dari 3

KEBIJAKAN KEBIJAKAN

1. Kebijakan Kepala Kelurahan Pedungan dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di


Kelurahan Pedungan
( https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/juprehum/article/download/4628/3239/ )

Terdapat beragam hal yang bisa dilaksanakan sebagai usaha pengelolaan sampah di Lingkungan
Kelurahan Pedungan, diantaranya yaitu diterbitkannya SK Kepala Kelurahan Pedungan Nomor:
660/04/I/2019 tentang Struktur Kepengurusan Bank Sampah Pedungan Asri di Kelurahan Pedungan
dimana Surat Keputusan tersebut menimbang dalam peningkatan kesadaran kebersihan dan meman-
faatkan nilai ekonomis terhadap sampah tersebut yang sebelumnya sampah tersebut tidak bernilai
guna, caranya yakni melalui pemilahan sampah organik serta non organik serta setelah terpilih akan
bisa bernilai ekonomis yaitu sampah organik bisa diolah jadi kompos maupun yang non organik da-
pat dijual ke bank sampah dengan demikian perlu adanya bank sampah di tingkat Kelurahan Pedun-
gan. Mempermudah dan lebih dekat dalam penyaluran sampah yang telah terpilah sehingga mem-
berikan jaminan dan kepastian harga tetap terjamin dan juga memberikan arah terhadap penggunaan
keuangan Kelurahan Pedungan guna tercapainya tujuan Pengelolaan Sampah di Kelurahan Pedun-
gan.

Umumnya, terdapat tiga cara yang bisa dilaksanakan sebagai rangka mencegah pencemaran
lingkungan, yakni secara administratif yaitu usaha mencegah pencemaran lingkungan dalam admin-
istratifnya yakni pencegahan yang dilaksanakan pemerintahan melalui penerbitan kebijakan ataupun
aturan yang berkenaan terhadap lingkungan hidup dan secara teknologis yaitu melalui Peraturan
yang telah ditetapkan, cara ini ditempuh dengan mewajibkan setiap Desa/Kelurahan Se- Kota Den-
pasar agar memiliki unit pengolahan sampah di lingkungannya masing-masing. Sebelum sampah di-
urai atau di buang ke Tempat Pembuangan Akhir, sampah dapat diolah dan dipilah berdasarkan
jenisnya sehingga dapat dimanfaatkan menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan dapat
dipergunakan sebagai bahan daur ulang dalam kehidupan rumah tangga. Secara edukatif melalui
peraturan yang ditetapkan, cara ini ditempuh dengan Penetapan SK Kelurahan Pedungan Nomor:
660/04/I/2019 tanggal 07 Januari 2019 tentang Susunan Pengurus Bank Sampah Pedungan Asri dan
mensosialisasikan terhadap masyarakat dilingkungan Kelurahan Pedungan mengenai pentingnya
menjaga lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan, sehingga patut diadakannya
swakelola terhadap sampah yang timbul dari aktivitas rumah tangga. Dalam mengelola sampah ini
dilaksanakan guna menurunkan maupun melakukan penanggulangan dampak pencemaran lingkun-
gannya yang dikarenakan kemajuan industri serta peningkatan total penduduk. Di samping itu, tu-
juannya dari penyelenggaran ini yakni agar meraih kemakmuran yang nyata serta beriringan ter-
hadap kemajuan industri.

Pengelolaan sampah plastik di Kota Denpasar khususnya di wilayah Kelurahan Pedungan menjadi
masalah penting dan sangat sulit diselesaikan. Faktor yang memberi pengaruh dalam mengelola
sampah pada Wilayah Kelurahan Pedungan. Berikut beragam faktor yang memberi pengaruh dalam
mengelola sampah pada Wilayah Kelurahan Pedungan. Faktor Eksternal meliputi 2 faktor, yaitu
faktor masyarakat dan faktor pendatang. Kurangnya pemahaman masyarakat setempat mengenai
pengelolaan sampah plastik menyebabkan kondisi lingkungan menjadi rusak akibat sampah plastik.
Faktor Internal, Pengelolaan dan kesadaran akan bahaya sampah plastik diawali dari individu yang
peduli terhadap lingkungan sekitar. Aktivitas berjualan di Wilayah Kelurahan Pedungan ke-
banyakan merupakan usaha individu/mandiri seperti warung-warung kecil, pasar, dan minimarket.
Dalam Peraturan Gubernur Nomor 98 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik
Sekali Pakai sudah diterapkan. Salah satunya yaitu tidak disediakannya kantong plastik di minimar-
ket-minimarket yang ada di Kota Denpasar khususnya di Wilayah Kelurahan Pedungan. Penerapan
Peraturan Gubernur ini memiliki pengaruh besar terhadap kondisi lingkungan, terutama mengenai
pengelolaan sampah plastik.
2. Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Depok Dalam Penataan Kawasan Permukiman Ku-
muh
( https://aspirasi.unwir.ac.id/index.php/aspirasi/article/download/22/20/34 )

a. Tujuan Penanganan Permukiman Kumuh


Visi Kota Depok Tahun 2016-2032 adalah Kota Depok yang Unggul, Nyaman, dan Religius. Misi
yang terkait dengan permukiman kumuh terdapat pada Misi IV yaitu “Membangun infrastruktur dan
ruang publik yang merata, berkawasan lingkungan dan ramah keluaraga”. Misi tersebut diter-
jemahkan dalam tujuan 4 “meningkatkan kualitas sarana dan prasarana permukiman” dengan
sasaran “tertatanya permukiman dan kawasan permukiman kumuh perkotaan”. Berdasarkan kebi-
jakan tersebut, maka tujuan penanganan permukiman kumuh di Kota Depok adalah: “Mewujudkan
Kota Depok bebas kumuh untuk mendukung terwujudnya kota pendidikan, niaga dan jasa yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan”.

b. Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh


Berdasarkan tujuan penataan permukiman kumuh di Kota Depok diatas, kebijakan penanganan
kawasan permukiman kumuh di Kota Depok adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan dan pengembangan sistem pengawasan kawasan permukiman untuk
penanganan kumuh.
2. Pengendalian pembangunan permukiman pada kawasan yang tidak sesuai peruntukannya.
3. Peningkatankapasitasdankerjasamakelembagaandalampenangananpermukimankumuh
4. Peningkatan sarana dan prasarana permukiman kumuh yang didukung dengan upaya
mitigasi bencana di daerah rawan bencana.
5. Menggali dan mengembangkan sumber-sumber pembiayaan dalam penangangan
permukiman kumuh.

3. Implementasi Kebijakan Transmigrasi di Pangmilang Kota Singkawang Provinsi


Kalimantan Barat
(https://jurmafis.untan.ac.id/index.php/Proyeksi/article/download/923/825)

Penyelenggaraan transmigrasi di Kelurahan Pangmilang didasarkan atas Undang-Undang Nomor


15/1997 tentang Ketransmigrasian dan Peraturan Pemerintah Nomor 2/1999 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi. Secara spesifik landasan implementasi kebijakan transmigrasi di
Pangmilang Kota Singkawang tersebut adalah keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dalam bentuk Surat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : 718.SB.02.31.2002 Tanggal
24 Juli 2002 perihal Persetujuan Usulan Penanganan Sarana Penunjang Relokasi Pengungsi di Kota
Singkawang.

Penyelenggaraan transmigrasi di Kelurahan Pangmilang Kota Singkawang pada awalnya dimaksud-


kan untuk merelokasi pengungsi yang ada di Kota Singkawang akibat kerusuhan sosial yang terjadi
di Kabupaten Sambas namun akhirnya digunakan untuk penyelanggaraan Progam Transmigrasi
Umum. Oleh karena itu dapat ditegaskan bahwa penyelenggaraan transmigrasi di Kelurahan Pang-
milang Kota Singkawang berlandaskan pada kebijakan pemerintah pusat. Pihak pemerintah daerah
baik pada level Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat maupun level Pemerintah Kota Singkawang
bertindak sebagai pelaksana (implementor).

4. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN BEKASI


( http://eprints2.ipdn.ac.id/id/eprint/862/1/10088-Article%20Text-35148-1-10-20220719.pdf )

Dimensi Implementasi Kebijakan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bekasi


Implementasi kebijakan Kebijakan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bekasi dikaji melalui dimensi:
produktivitas, linearitas, dan efisiensi. Dimensi dari implementasi kebijakan terdiri atas serangkaian
gambar (perihal atau keadaan) mengenai dinamika pergerakan implementasi kebijakan. Gambaran
tersebut berkaitan dengan dimensi implementasi kebijakan yaitu, produktivitas, linearitas dan
efisiensi. Gambaran / dimensi implementasi kebijakan ketenagakerjaan di Kabupaten Bekasi terse-
but dideskripsikan berikut ini.

Dimensi Produktivitas
Produktivitas adalah kemampuan organisasi untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas output yang
tepat untuk lingkungan sasarannya. Ini termasuk hasil kerja, kualitas kerja, beban kerja, dan waktu
produksi. Produktivitas implementasi kebijakan dalam implementasi kebijakan ketenagakerjaan un-
tuk pelayanan antar kerja di Kabupaten Bekasi dapat dilihat dalam kemampuan Dinas Ketenagaker-
jaan Kabupaten Bekasi dalam mewujudkan pencapaian standar target yang telah ditetapkan se-
belumnya. Target implementasi kebijkan ketenagakerjaan tahun 2018 – 2020 ditetapkan dalam
RJPMD Kabupaten Bekasi periode 2017 – 2022 dan dalam target standar pelayanan minimal
bidang ketenagakerjaan. Target dan capaian kebijakan ketenagakerjaan tahun 2018 – 2020 yang
ditetapkan dalam RJPMD kabupaten Bekasi

Dimensi Linearitas
Linieritas adalah kesesuaian standar sesuai dengan pedoman spesifikasi standar yang telah ditetap-
kan, termasuk prosedur, waktu, biaya, tempat dan pelaksana. Dimensi linieritas dalam implementasi
kebijakan ketenagakerjaan di Kabupaten Bekasi terkait dengan kesesuaian proses pemenuhan stan-
dar yang telah ditentukan oleh pemerintah Kabupaten Bekasi, kesesuaian tersebut terkait degan
prosedur, waktu, biaya, tempat dan pelaksana kebijakan ketenagakerjaan di Kabupaten Bekasi.

Dimensi Efisiensi
Dimensi efisiensi dalam implementasi kebijakan ketenagakerjaan di Kabupaten Bekasi terkait den-
gan kemampuan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi dalam pemberdayaan sumber daya yang
terdiri atas pelaksana, asset, dana dan teknologi secara optimal. Idealnya suatu layanan akan efektif
jika birokrasi pelayanan dapat memberikan masukan terhadap layanan, kemampuan menggunakan
sumber daya memudahkan masyarakat untuk bertindak sebagai pengguna layanan. Demikian pula
dalam sisi output pelayanan, birokrasi secara ideal dapat memberikan produk pelayanan yang
berkualitas terutama dari aspek ketepatan pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai