Anda di halaman 1dari 14

NAMA : Purna Bidari Intan Permata Putri

NPM : 16710237

HARI/ TANGGAL : Rabo, 12 September 2018

PENGUJI : Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati Triyoga., dr., SKM

TANDA TANGAN :

1. Tulislah kasus home visit individual meliputi kasus, kausa, diagnosis berdasarkan apa,

SCREEM, APGAR dan apa yang anda lakukan ketika home visite.

2. Tuliskan judul penelitian, data empiris, rumusan masalah, tujuan umum, tujuan khusus,

kesimpulan dan saran.

3. Konsep pencegahan dan paradigm H.L Blum

4. α ,β error tipe I dan II

5. Definisi sehat menurut WHO


1. HOME VISITE

A. Kasus “Gizi Buruk”

Nama : An. F

Alamat : Medaeng RT 02/20

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 22 bulan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Tanggal pemeriksaan : 16 Agustus 2018

B. Kausa

a. Kurangnya nafsu makan pada anak

b. Rendahnya pendapatan keluarga

c. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai makanan tambahan yang seharusnya

diberikan pada anak (MP-ASI)

d. Kurangnya penyuluhan/informasi mengenai dampak gizi buruk

e. Jarak antar anak terlalu dekat, sehingga ibu pasien kurang mampu mengasuh

dan mendampingi anak

C. Diagnosis

1) Anamnesa :

a. Berat badan sulit naik

b. KMS selalu berada dibawah garis merah sejak usia 5 bulan

c. Pasien mengalami kesulitan makan


2) Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda vital : Dalam Batas Normal

d. BB : 8,2 kg

e. TB : 72 cm

3) Diagnosis diperoleh berdasarkan data dari:

a. Catatan rekam medis berdasarkan index antropometri berdasarkan BB/U : x < -

3SD (Gizi Buruk)

b. Kartu Menuju Sehat (KMS) : Bawah Garis Merah (BGM)

D. Fungsi fisiologis keluarga An. F

APGAR TEORI FAKTA SKOR

2 1 0

A Bagaimana dukungan Pasien didukung keluarga √

(ADAPTA dari keluarga apabila untuk konsumsi makanan

TION) salah seorang anggota yang bergizi, keluarga

keluarga mengalami pasien selalu mendukung

masalah, terutama pasien agar pasien rutin

untuk masalah datang ke posyandu dan

kesehatan. Adakah kontrol ke puskesmas

saling keterbukaan di untuk mengetahui

dalam keluarga perkembagan gizi pasien.


tersebut

(notoatmodjo, 2003).

P Komunikasi yang
1. 1. Dalam hal komunikasi √

(PARTNE terjalin anggota dan penyelesaian masalah

RSHIP) keluarga. Apakah Ny. N selaku ibu pasien

pada saat salah satu selalu berkomunikasi

anggota memiliki dengan Tn. S (Ayah pasien)

masalah, terutama karena pasien belum dapat

masalah kesehatan komunikasi dengan baik.

(notoatmodjo, 2003). 2. Ibu pasien saat

dirumah rajin memberikan

PMT dari puskesmas

kepada pasien.

G( GROW Apakah keluarga 1. Antar anggota keluarga √

TH) tersebut dapat An. F selalu mendukung

memenuhi perkembangan/kesembuha

kebutuhan- n pasien. Orang tua selalu

kebutuhannya menjaga pola makan yang

(notoatmodjo, 2003). dianjurkan, serta konsumsi

PMT secara teratur. .

2. Untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari

pasien bergantung ayah


yang bekerja sebagai

karyawan pabrik.

A Hubungan kasih Dalam mengekspresikan √

(AFFECT sayang dan interaksi perasaan/emosi antar

ION) antar anggota anggota keluarga berusaha

keluarga, antara istri jujur. Rasa sayang anggota

dan suami, ibu dan keluarga An. F dapat

anak, ayah dan anak- dilihat dari sikap Ny. N

anak, dan antara selaku ibu pasien yang

anak-anak tersebut selau merawat pasien

(notoatmodjo, 2003). dengan baik dan rutin

membawa ke posyandu.

R Kepuasan di dalam Waktu kebersamaan √

(RESOLV keluarga akan waktu antar anggota keluarga

E) dan kebersamaan tidak memiliki jadwal

yang diluangkan oleh yang tetap. Dalam

masing-masing keluarga An. F tidak

anggota keluarga bagi mempunyai kebiasaan

keluarganya makan malam bersama,

(notoatmodjo, 2003). nonton TV bersama

karena Ayah pasien

sibuk dengan
pekerjaannya

TOTAL 4

SCORE

Keterangan:

Skor 2 = Selalu
Skor 1 = Kadang-kadang
Skor 0 = Tidak pernah
Keterangan nilai :
Nilai <5 = Kurang
Nilai 6-7 = Kadang-kadang
Nilai 8-10 = Baik

Dari analisis tabel APGAR keluarga dapat disimpulkan bahwa fungsi fisiologis

keluarga An. F dinilai dari skor keluarga yakni 4, keluarga termaksud dalam keluarga

secara fisiologis kurang baik. Dalam keluarga An. F ditemukan ada satu fungsi fisiologis

yang kurang yaitu pada Resolve. Berdasarkan fungsi APGAR dapat diketahui bahwa

waktu kebersamaan dengan keluarga kurang, karena Ayah pasien sibuk dengan

pekerjaanya.
E. FUNGSI PATOLOGIS KELUARGA An. F (SCREEM)

SUMBER PATOLOGI FAKTA KET

Social Interaksi sosial yang baik 1. Interaksi keluarga An.F -


antar anggota keluarga juga dengan tetangga maupun
dengan tetangga dalam anggota keluarga baik, tidak
masyarakat cukup baik. ada konflik antar keluarga
maupun tetangga.
2. Keluarga An. F juga aktif
dalam mengikuti kegiatan
kemasyarakatan.
Cultural Kepuasan atau kebanggaan 1. Keluarga An. F masih -
terhadap budaya baik, hal ini menggunakan bahasa jawa
dapat dilihat dari pergaulan dalam percakapan sehari-
sehari-hari baik dalam hari. Adat dan kesopanan
keluarga maupun di jawa masih dipertahankan.
lingkungan, banyak tradisi 2. Keluarga An. F masih aktif
budaya yang masih diikuti. mengikuti acara seperti
hajatan, sunatan.
Religion Pemahaman agama cukup Keluarga An. F melakukan shalat 5 -
serta penerapan ajaran agama waktu berjamaah dan sering
baik. mengikuti pengajian
Economic Ekonomi keluarga ini 1. Status keluarga An. F +
tergolong menengah kebawah, tergolong ekonomi menegah
untuk memenuhi kebutuhan kebawah, hal ini terlihat dari
primer sudah bisa terpenuhi, keadaan rumah pasien yang
meskipun belum mampu kurang memadai.
mencukupi kebutuhan 2. Kebutuhan primer dapat
sekunder rencana ekonomi dicukupi, walaupun
tidak memadai, diperlukan kebutuhan sekunder kurang
skala prioritas untuk
memenuhi kebutuhan hidup. terpenuhi.
Education Pendidikan anggota keluarga Latar belakang pendidikan keluarga -
cukup memadai. Pendidikan An. F tergolong cukup baik.
dan pengetahuan orang tua Keluarga mampu memahami
lulusan SMA. Ayah pasien pesan/informasi kesehatan dengan
berprofesi sebagai karyawan baik
pabrik. Kemampuan untuk
memperoleh dan memiliki
fasilitas pendidikan tergolong
cukup.
Medical Tidak mampu membiayai Bila angoota keluarga An. F sakit, -
pelayanan kesehatan yang segera dibawa ke puskesmas.
lebih baik. Dalam mencari Keluarga menggunakan BPJS untuk
pelayanan kesehatan keluarga pembiayaan kesehatan
ini biasanya menggunakan
puskesmas dan hal ini mudah
dijangkau karena letaknya
dekat.
Keterangan :
 Economic (+) artinya ekonomi keluarga pasien masih tergolong kurang, pendapatan hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan primer
Kesimpulan :
Dalam keluarga An. F fungsi patologis yang positif adalah fungsi ekonomi.

F. Apa yang anda lakuka saat Home visite


a. Mengetahui lebih mendetail tentang kondisi keluarga pasien sesuai APGAR dan
SCREEM serta kondisi lingkungan rumah pasien.
b. Memberikan pengertian kepada keluarga pasien mengenai masalah gizi buruk,
dampak serta penanggulangan masalah gizi buruk.
c. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien supaya aktif mengikuti kegiatan
posyandu untuk evaluasi keberhasilan program Pemberian Makanan Tambahan
(PMT)

2. Penelitian
A. Judul penelitian:
Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi usia diatas 40 tahun pada pasien
di Desa Medaeng Kabupaten Sidoarjo Bulan agustus tahun 2018

B. Data empiris :
PENDAHULUAN
Penyakit Tidak Menular (PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan semakin

meningkatnya prevalensi PTM dalam masyarakat, termasuk kalangan masyarakat

Indonesia. Kematian akibat PTM tahun 2015 sebesar 17 juta orang pada usia <70 tahun.

Sebesar 82% kematian tersebut berada pada negara berkembang. Empat jenis PTM utama

penyebab kematian adalah penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernafasan kronis,

dan diabetes melitus. Pada tahun 2015 penyakit kardiovaskular menjadi penyebab

terbanyak kematian karena PTM sebesar 17,7 juta orang. Pada tahun 2015 kematian akibat

PTM karena kanker pada tahun 2015 sebesar 8,8 juta orang, penyakit pernafasan kronis

sebesar 3 juta orang, dan diabetes melitus sebesar 1,6 juta orang. (WHO, 2017)

Hipertensi menjadi satu dari penyakit tidak menular yang menjadi masalah di bidang

kesehatan dan sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer yaitu puskesmas.

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dari 140 mmHg dan diastolik lebih

dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan

cukup istirahat/tenang. (Robbins, 2010)

Menurut WHO, satu miliar orang di dunia menderita hipertensi. Prevalensi

penyakit hipertensi akan terus meningkat, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29%

orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Menurut American Heart Association

(AHA) 75 juta usia dewasa di Amerika menderita hipertensi. (WHO, 2017) Persentase

hipertensi di Provinsi Jawa Timur sebesar 13,47% atau sekitar 935.736 penduduk, dengan

proporsi laki-laki sebesar 13,25% (387.913 penduduk) dan perempuan sebesar 13.78%
(547.823 penduduk). Sedangkan Data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur tahun 2015,

prevalensi penduduk dengan hipertensi sebesar 7,07 % (38.063 penduduk). (Dinkes

Provinsi Jawa Timur, 2016)

Berdasarkan data laporan bulanan pengendalian hipertensi yang diambil di

Puskesmas Medaeng, Kabupaten Sidoarjo bulan Agustus tahun 2018, tempat bekerjanya

peneliti dan tempat diadakannya penelitian, tercatat sebanyak 1989 kasus penderita

hipertensi. Data 10 besar penyakit menunjukkan penyakit hipertensi pada usia diatas 40

tahun juga berada pada urutan keempat. Jumlah kasus penderita hipertensi pada usia diatas

40 tahun tercatat dalam kunjungan di Puskesmas Medaeng anggota PROLANIS (Program

Pengelolaan Penyakit Kronis) bulan Agustus tahun 2018 sebanyak 30 kasus dari semua

penderita hipertensi kunjungan di Puskesmas Medaeng (Laporan Surveilans, 2018).

Adapun berbagai faktor risiko sehingga dapat memicu hipertensi. Faktor risiko

tersebut yaitu faktor genetik, gaya hidup hingga fisiologis. Faktor gaya hidup yang

berpengaruh adalah merokok, konsumsi alkohol, konsumsi makanan tidak sehat, kurang

aktivitas fisik, berat badan lebih dan obesitas. Gaya hidup tersebut dapat menyebabkan

perubahan fisiologis tubuh seperti tekanan darah tinggi, dan lemak darah tinggi yang

berpotensi menimbulkan hipertensi. (Heriziana, 2017)

Dengan tingginya prevalensi hipertensi dan makin banyaknya masyarakat yang

memiliki gaya hidup tidak atau kurang sehat maka perlu meningkatkan pembinaan

tentang pentingnya mengatur gaya hidup agar terhindar dari penyakit hipertensi.

Berdasarkan wawancara terstruktur kepada 15 pasien dengan usia diatas 40 tahun dengan

tekanan darah sistolik  160 mmHg dan diastolik 90 mmHg yang datang ke PROLANIS
di Puskesmas Medaeng. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang

gaya hidup terhadap angka kejadian hipertensi diatas usia 40 tahun.

C. Rumusan Masalah:
Apakah terdapat hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi usia diatas 40
tahun pada pasien di Puskesmas Medaeng, Kabupaten Sidoarjo Bulan Agustus Tahun
2018 ?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi usia diatas 40 tahun
pada pasien di Desa Medaeng Kabupaten Sidoarjo Bulan agustus tahun 2018

2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis karakteristik gaya hidup usia diatas 40 tahun pada pasien di Desa
Medaeng Kabupaten Sidoarjo Bulan agustus tahun 2018
b. Menganalisis kejadin hipertensi usia diatas 40 tahun pada pasien di Desa
Medaeng Kabupaten Sidoarjo Bulan agustus tahun 2018
c. Menganalisis hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi usia diatas 40
tahun pada pasien di Desa Medaeng Kabupaten Sidoarjo Bulan agustus tahun
2018

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai hubungan antara faktor resiko gaya
hidup dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia di atas 40 tahun di Desa Medaeng
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo yaitu:
1) Gaya hidup pada penduduk usia di atas 40 tahun di Desa Medaeng Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo didapatkan gaya hidup baik sebesar 69% (kelompok kasus 66,7%,
kelompok kontrol 70%). Sedangkan gaya hidup buruk sebesar 31% (kasus 33,3%,
kontrol 30%
2) Kejadian hipertensi pada penduduk usia di atas 40 tahun di Desa Medaeng Kecamatan
Waru Kabupaten Sidoarjo divisualisasikan dalam kasus hipertensi sebanyak 33%
(kasus 100%, kontrol 0%) sedangkan kasus yang tidak hipertensi 67% (kasus 0%,
kontrol 60%)
3) Tidak ada hubungan antara faktor resiko gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada
penduduk usia di atas 40 tahun di Desa Medaeng Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo.
F. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan mengadakan pembinaan sejak dini terhadap program hidup sehat
(PHBS) terutama pada masyarakat yang belum terdeteksi hipertensi maupun yang
sudah terdeteksi.
2. Bagi Peneliti
Dikarenakan adanya keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini sehingga
hasil yang didapatkan belum mewakili teori secara keseluruhan. Untuk itu penulis
menyarankan kepada penelitian selanjutnya dilakukan pada cakupan population at risk
seperti orang dengan gaya hidup kurang baik dan belum diberi pembinaan/mangikuti
prolanis.
Peneliti juga menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat melakukan teknik
wawancara atau observasi sehingga data yang didapat dapat lebih menggambarkan
keadaan sebenarnya pada populasi dan sampel yang diteliti.
3. Bagi Masyarakat
a) Masyarakat Waru khususnya Desa Medaeng dihimbau untuk lebih aktif mengikuti
kegiatan aktivitas fisik rutin yang sesuai dengan keadaan kemampuan fisik individu,
seperti mengikuti kegiatan olahraga atau aktivitas fisik ringan seperti mengerjakan
kegiatan rumah (contoh: bersih bersih rumah, memasak atau mencuci).
b) Masyarakat diarahkan untuk menjalani pola hidup yang sehat seperti menjaga pola
makan yang sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah garam dan lemak namun
tetap sederhana dan memperbanyak makan sayur dan buah serta mengurangi konsumsi
minuman yang mengandung kafein.
c) Mengimbangi dengan istirahat yang cukup, yaitu 6-8 jam perhari.
d) Sedangkan untuk penduduk yang memiliki kebiasaan merokok dihimbau untuk
mengurangi atau menghentikan kebiasaan tersebut.
e) Menjauhi kebiasaan minum-minuman beralkohol maupun yang bersoda.

3. Konsep pencegahan dan paradigm H.L Blum

Derajat/kesehatan individu/kelompok/asyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:

a. Factor internal
 Genetic
 Perilaku ; pengetahuan, sikap dan tindakann
a. Factor eksternal
 Lingkungan : fisik, social, budaya, biologis
 Sarana prasarana pelayanan kesehatan

4. α ,β error tipe I dan II


a. kesalahan tipe I (alfa) : kesalahan untuk menolak Ho padahal Ho diterima
dengan kata lain, kesalahan tipe I adalah kesalahan untuk menyatakan ada
hubungan/ perbedaan padahal sebenarnya tidak ada hubungan/perbedaan
b. kesalahan tipe II (beta) : kesalahan untuk menerima Ho padahal Ho ditolak
dengan kata lain, kesalahan tipe II adalah kesalahan untuk menyatakan tidak ada
hubungan/ perbedaan padahal sebenarnya ada hubungan/perbedaan

5. Soal Tambahan:
Definisi sehat menurut WHO
Merupakan keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya
terbebas dari penyakit ataupun kelemahan/cacat

Anda mungkin juga menyukai