Anda di halaman 1dari 13

PREVALENSI DAN KORELASI KLINIS GEJALA

OBSESIF-KOMPULSIF PADA SKIZOFRENIA

ALFI HIDAYAT 17710198


GRISELDA MATHOVANI 17710198
YUVIAN HENDRAWAN 17710210 PEMBIMBING
A.A GEDE BAGUS D.P 17710191 Dr.Miftahul Huda Sp.KJ
HARPATUL AINI 17710193
ROBIATOL ADAWIYAH 16710292
ABSTRAK

Pendahuluan: Gejala OK sering dijumpai pada orang dengan skizofrenia. Studi mengenai
evaluasi efek dari gejala-gejala tersebut dalam perjalanan penyakit skizofrenia masih sedikit
Tujuan: Kami bertujuan untuk memberikan gambaran prevalensi dan jenis gejala obsesif-
kompulsif pada pasien dengan skizofrenia.
Metode: Kami mengevaluasi 200 pasien rawat jalan dengan skizofrenia (DSM-V) pada Skala
Gejala Positif dan Negatif (PANSS) dan Yale Brown Obsessive Compulsive Scale (YBOCS).
Peserta dengan atau tanpa gejala obsesif-kompulsif dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin
dan onset munculnya gejala skizofrenia. Analisis yang sesuai dengan perbandingan dan korelasi
dilakukan.
Hasil: Prevalensi gejala obsesif-kompulsif adalah 18,5% (n = 37/200). Obsesi yang paling umum
adalah kontaminasi dan kompulsi berupa membersihkan/mencuci dengan prevalensi masing-
masing 51,35% dan 63,33%. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, tempat tinggal, usia onset atau total durasi
penyakit skizofrenia.
PENDAHULUAN

Gejala obsesif kompulsif dalam skizofrenia telah dijelaskan dalam berbagai


bentuk sejak lama. Gejala ini memiliki beragam presentasi dalam skizofrenia
seperti kontaminasi, seksual, agama atau somatis dengan atau tanpa gejala
kompulsi seperti memeriksa ulang, menimbun, mengulangi atau mengatur.

Dopamin dan serotonin adalah neurotransmiter utama yang terlibat dalam


kedua gangguan tersebut. Selain peran dopamin seperti yang dijelaskan
dalam "Hipotesis Dopamin", peran serotonin terbukti dalam penggunaan
antagonis reseptor serotonin-dopamin dalam pengobatan skizofrenia (Kapur
dan Remington, 2001).
METODE

Kami mengambil sejumlah sampel yang memenuhi kriteria (n = 200)


untuk mendukung penelitian observasional cross-sectional ini dengan
signifikansi sebesar 0,05. Subyek merupakan penderita skizofrenia yang
datang untuk perawatan di layanan rawat jalan departemen psikiatri,
Centre of Excellence in Mental Health, Rumah Sakit PGIMER-Dr RML.
Keseluruhan subyek berasal dari dari kedua jenis kelamin, berusia 18-60
tahun
INSTRUMEN

 PANSS (Positive and Negative Syndrome Scale)


Diterbitkan oleh (Kay dkk, 1987), PANSS berisikan 30 item, 7 poin rating
instrumen yang telah mengadopsi 18 item dari Skala Penilaian Psikiatri
Singkat (BPRS) dan 12 item dari Skala Penilaian Psikopatologi (PRS).

 YBOCS (Yale Brown Obsessive Compulsive Scale)


Pertama kali dipublikasikan oleh Goodman dkk pada tahun 1989, skala ini
digunakan secara luas dalam penelitian dan praktik klinis untuk menentukan
tingkat keparahan gangguan OK dan untuk mengevaluasi
perbaikan/perburukan gejala selama pengobatan.
DISKUSI

1. Distribusi Sampel
2. Karakteristik demografis dari seluruh sampel
3. Prevalensi OK
4. Karakteristik Klinis Seluruh Sampel
5. Dampak pada Gejala Skizofrenia
1. DISTRIBUSI SAMPEL

Penelitian telah dilakukan sebelumnya untuk menilai prevalensi gejala


OK pada penderita skizofrenia, untuk mempelajari fitur klinis, kecacatan,
kognisi, tilikan, dan sebgainya dalam berbagai kelompok umur di seluruh
lokasi geografis. Beberapa di antaranya yang terkenal adalah penelitian oleh
Poyurovsky dkk, (2001
Mempertimbangkan hasil dari penelitian sebelumnya, kami
menggunakan ukuran sampel yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang
tidak jauh berbeda (n = 200). Ini adalah kekuatan penelitian kami, dimana di
antaranya termasuk sampel yang lebih besar sehingga penelitian dapat
menjadi lebih representatif
2. Karakteristik demografis dari seluruh sampel

Usia rata-rata subjek skizofrenia dalam


seluruh sampel kami adalah 35,05 ±
10,19 tahun yang cukup muda dari yang
dalam penelitian serupa oleh Poyurovsky
dkk, (2001) yaitu 44,3 ± 9,1 tahun tetapi
mirip dengan penelitian oleh Devi dkk ,
(2015) yaitu 33,10 ± 9,6 tahun.
3.Prevalensi OK

Skor obsesi rata-rata kelompok yang penderita dengan


OK adalah 10,27 ± 3,32 dan skor paksaan adalah 8,03 ±
5,10. Total skor adalah 18,24 ± 7,20. Ini mirip dengan
penelitian oleh Hosseini (Hosseini dkk, 2012) yang
melaporkan skor total YBOCS sebesar 17,9 ± 4,2 dan
Devi (Devi dkk, 2015) yang melaporkan skor obsesi rata-
rata sebesar 10,93 ± 5,16, skor kompulsi 11,33. ± 4,86, ​
dan total skor YBOCS 22,95 ± 9,52.
4.KARAKTERISTIK KLINIS SELURUH
SAMPEL

Rerata usia onset subyek adalah 25,57 tahun, yang


mana mirip dengan penelitian (Poyurovsky dkk, 1999)
yang dilakukan pada 50 orang dengan skizofrenia
episode pertama. Hampir sama juga dengan penelitian
yang dikerjakan Devi dkk, 2015 yang dilakukan pada
200 subyek. Total lama perjalanan penyakit skizofrenia
adalah 9,22 tahun,
5.DAMPAK PADA GEJALA SKIZOFRENIA

Menurut analisis kami kelompok dengan gejala OK memiliki gejala


psikopatologi umum dan skor total pada PANSS yang lebih besar.
Temuan ini mirip dengan penelitian sebelumnya oleh Hwang (Hwang
dkk, 2000), yang juga menemukan skor yang jauh lebih tinggi pada
subskala psikopatologi umum PANSS pada pasien rawat inap (n = 10).

Lysaker dkk, (2000) dan Nechmad dkk, (2003) menemukan bahwa


gejala negatif secara signifikan lebih tinggi pada kelompok OK. Lysaker
menyebutkan bahwa gejala OK yang muncul dengan gejala negatif
membuat spenderitanya menjadi lebih pesimistis dan mengecilkan
partisipasi mereka dalam kehidupan sehari-hari (Lysaker dkk, 2006).
KESIMPULAN

Kami menemukan bahwa subkelompok penderita skizofrenia dengan


gejala OK memiliki jumlah yang signifikan. Jenis obsesi dan kompulsi pada
pasien ini mirip dengan yang ditemukan pada gangguan OK klasik.
Kelompok OK memiliki gejala psikopatologi umum yang secara signifikan
lebih tinggi.
Ada korelasi positif yang signifikan antara gejala obsesi dengan gejala
psikopatologi positif, negatif, dan umum. Kami menemukan korelasi positif
yang signifikan dari total obsesi dan kompulsi dengan gejala positif.
Dengan demikian, temuan penelitian kami menunjukkan bahwa gejala OK
turut mempengaruhi gejala pada penderita skizofrenia
KEKUATAN DAN KETERBATASAN

Kekuatan penelitian kami adalah ukuran sampel


yang baik dan sesuai dengan subyek pada tiga
parameter sebelum analisis. Keterbatasan penelitian
ini adalah tidak adanya batasan derajat penyakit, lama
perjalanan penyakit, status pengobatan, jenis obat
yang digunakan, lama pengobatan, dosis pengobatan,
dan sebagainya yang juga akan mempengaruhi tingkat
keparahan dan fitur klinis penderita skizofrenia.

Anda mungkin juga menyukai