3. Definisi Simfisiolisis
Simfisiolisis adalah kondisi yang jarang terjadi berupa pemisahan atau
pemutusan kedua tulang pelvis pada area simfisis pubis. Beberapa literatur
menyebutkan juga simfisiolisis sebagai symphysis pubis diastasis dan
separated symphysis pubis.3-5
4. Penyebab Simfisiolisis
a. Faktor Hormonal
Pada tahun 1926 , Frederick Hisaw pertama kali mendeteksi adanya relaksin
sebagai penyebab pemisahan simfisis pubis selama kehamilan pada beberapa
3
5. Insiden
Insiden yang dilaporkan dalam literatur bervariasi dari 1:521-30.000 kelahiran.
Barnes menemukan relaksasi panggul selama kehamilan pada 50-60% kasus.
Dalam penelitian lain, insiden simfisiolisis patologis setelah persalinan
pervaginam antara 1 per 20.000 menurut Eastman dan Hellman (1966), 1 dari
600 menurut Taylor dan Sonson (1986). Angka kejadian semakin menurun
dewasa ini karena penanganan obstetri yang lebih baik dan meningkatnya
seksio sesaria.3,5,6
6. Gejala
Gejala simfisiolisis dapat terjadi sejak awal kehamilan dan sampai akhir
periode postpartum. Simfisiolisis awalnya asimtomatik pada pasien dan
kemudian muncul berbagai keluhan mulai dari nyeri supra-pubis hingga
ketidakmampuan untuk menanggung berat badan dan ketidakmampuan untuk
buang air kecil. Pasien hampir selalu merasakan sakit parah yang menjalar ke
paha dan kaki sehingga menyulitkan pasien untuk berdiri atau berjalan, 72%
melaporkan kesulitan seksual dan 53% memiliki eksaserbasi nyeri pada saat
5
ovulasi bulanan. Pada palpasi dapat dirasakan simfisis pubis terpisah disertai
edema atau hematom jaringan lunak. Pada vaginal toucher pemisahan simfisis
pubis teraba dan kadang-kadang disertai laserasi vagina.3,5,6
Penelitian Dietrichs dan Kogstad (1991) di Norwegia, dari 1.045 wanita
1,5-16% terindikasi simfisiolisis. Dari subyek yang didiagnosis dengan
simfisiolisis tersebut, 25% melaporkan nyeri baik sebelum persalinan atau saat
postpartum. Survei mengungkapkan bahwa 26,5% terus memiliki beberapa
derajat nyeri punggung panggul atau rendah pada 4 bulan setelah melahirkan.
Meskipun studi ini tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi negara lain,
mereka membantu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai akibat dari
simfisiolisis.5
Pada penelitian Hansen JH (1991), simfisiolisis menimbulkan rasa nyeri,
yang telah terjadi pada 63% wanita pada kehamilan pertamanya. 30% dari
wanita tersebut telah mulai merasa nyeri akibat simfisolisis pada trimester
pertama, 45% pada trimester kedua dan 25% pada trimester ketiga. Nyeri
dirasakan pada area simfisis pubis dan area lumbosakral. Setelah melahirkan
seluruh wanita tersebut mengeluhkan nyeri tetap berlanjut, dengan 24%
terlokalisir pada simfisis pubis, 22% di area lumbosakral dan 33% pada area
sakroiliaka.5
Simfisiolisis harus dicurigai jika pasien mengeluhkan nyeri post partum akut
dan persisten di daerah panggul. Secara klinis, pasien mengeluh nyeri, dengan
bengkak dan kadang-kadang deformitas muncul di daerah yang terlibat. Dalam
beberapa kasus mungkin terdengar suara klik ketika pasien berjalan. Terasa
nyeri ketika panggul diberikan tekanan ke arah antero-lateral dan antero-
posterior. Nyeri sepanjang saluran kemih juga dirasakan.3
7. Pemeriksaan
Untuk menegakkan diagnosis simfisiolisis dapat dilakukan dengan pemeriksaan
fisik, USG, foto radiologi pelvis dan MRI. Untuk foto radiologi pelvis lebih
6
membantu diagnosis bila dalam posisi flamingo (pasien berdiri dengan satu
kaki, sedangkan kaki yang lain dilipat/dibengkokkan), yang akan lebih jelas
memperlihatkan pergeseran vertikal dari simfisis pubis.4
1. Penatalaksanaan konservatif
Penanganan konservatif dapat dipertimbangkan dalam kondisi kemungkinan
untuk memperoleh manfaat dengan penanganan konservatif dan mengurangi
penanganan bedah, dengan cara sebagai berikut:
a. Tirah baring biasanya merupakan terapi yang adekuat untuk kebanyakan
pasien. Pasien tidur dengan posisi lateral dekubitus di tempat tidur yang
keras dan sedapat mungkin menyusui dengan miring pada salah satu sisi.
sabuk yang kuat dapat mengurangi nyeri.
b. Menggunakan pelvic belt/wrap untuk imobilisasi.
c. Injeksi analgesik lokal dapat menolong. pada kebanyakan kasus yang serius,
pasien harus tetap di tempat tidur dan memerlukan penggunaan penopang
pelvis mirip yang digunakan untuk pengobatan fraktur pelvis.
d. Kalau ruptur ringan ambulasi dini diperbolehkan, kalau keadaannya lebih
parah harus digunakan tongkat penolong (kruk). Pasien harus membatasi
dirinya dalam penggunaan tenaga.8
Brehm dan Weirauk (1928) menganjurkan pengobatan konservatif dengan
tirah baring dan pengikat selama 3-4 minggu jika pemisahan lebih besar dari 2
cm. Pada kebanyakan pasien perbaikan total dicapai dalam 6-8 minggu,
meskipun nyeri simfisis masih dirasakan hingga 6-8 bulan.3,6
9
2. Penatalaksanaan Bedah
Pembedahan dengan pemasangan fiksasi internal (open reduction internal
fixation) dilakukan pada tulang yang mengalami fraktur. Fungsi ORIF untuk
mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan tidak
mengalami pergeseran. Tindakan bedah dilakukan jika metode konservatif
10
gagal, pada simfisolisis berat, malunion atau non union, atau gejala yang tidak
berkurang.6,11
Intervensi bedah akan memberikan peluang stabilitas yang lebih besar,
namun dalam beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi
saluran kemih. Selain itu, sintesis dengan plate dan sekrup akan menyebabkan
sulitnya persalinan pervaginam di persalinan berikutnya.11,12
Operasi dibuka dengan menggunakan insisi Pfannensteil, biasanya 7-12cm.
Pemasangan plate dapat tunggal atau ganda.11
I. KESIMPULAN
1. Simfisiolisis adalah pemisahan atau pemutusan simfisis pubis baik karena adanya
relaksasi simfisis pada saat kehamilan, persalinan maupun karena pemisahan
dengan keras atau robek akibat trauma. Bila jarak simfisis pubis lebih dari
10mm, hal tersebut sudah patologis.
2. Menegakkan Diagnosis simfisiolisis dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik,
USG, foto radiologi pelvis dan MRI. Untuk foto radiologi pelvis lebih
membantu diagnosis bila dalam posisi flamingo, yang lebih jelas memperlihatkan
pergeseran vertikal dari simfisis pubis.
3. Penatalaksanaan simfisiolisis bisa dilakukan secara konservatif atau pembedahan
ORIF yang dilanjutkan dengan fisioterapi.
II. RUJUKAN
14
1. Budak MJ, Oliver TB. There’s hole in my symphysis – A review of disorders causing widening,
erosion, and destruction of the symphysis pubis. Clin Radiol. 2013;68:173-80.
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams Obstetrics.
23rd ed. New York, NY: McGraw Hill. 2010:29-30,130.
4. Lambert A. Pelvic Dysfunction Information. National Childbirth Trust UK specialist Worker for
SPD/DSP. URL http://www.spd-uk.org. Accessed on Dec 12, 2013.
6. Seth S, Das B, Salhan S. Case Report: A severe case of pubic symphysis diastasis in pregnancy.
Eur J Obstet Gynecol and Reprod Biol. 2003;106:230-2.
7. Topuz S, Citil I, Iyibozkurt AC, Dursun M, Akhana SE, Hasa R, Berkmana S. Pubic symphysis
diastasis: imaging and clinical feature. Eur J Radiol Extra. 2006; 59:127-29.
8. Pedrazzini A, Bisaschi R, Borzoni R, Simonini D, Guardoli A.. Post partum diastasis of the pubic
symphysis: a case report. Acta Bio Med, 2005; 76: 49-52.
10. Culligan P, Hill S, Heit M. Rupture of the symphysis pubis during vaginal delivery followed by
two subsequent uneventful pregnancies. Am J Obstet Gynecol. 2002;100(5):1114-7.
11. Aggarwal S, Bali K, Khrisnan V, Kumar V, Meena D, Sen RK.. Management outcomes in pubic
diastasis: our experience with 19 patients. J Orthop Surg and Res. 2011: 6:21.
12. Lebel DE, Levy A, Holcberg G, Sheiner E. Symphysiolysis as an independent risk factor for
cesarean delivery. J Mat Fet and Neon Med. 2010; 23(5): 417-20.
13. Schoellner C, Szoke N, Siegburg K.. Pregnancy-associated symphysis damage from the
orthopedic viewpoint--studies of changes of the pubic symphysis in pregnancy, labor and post
partum. Z Orthop Ihre Grenzgeb. 2001;139(5): 458-62.
14. Stuge B, Holm I, Vollestad N. To treat or not to treat postpartum pelvic girdle pain with
stabilizing exercises? Manual Therapy. 2006;11: 337-43.
15. Damen L, Spoor CW, Snijders CJ, Stam HJ. Does a pelvic belt influence sacroiliac laxity? Clin
Biomech. 2002; 17:495-8.
15