Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Disaat ini alat transportasi khusus penyandang disabilitas sudah banyak
dikembangkan, akan tetapi pelayanan pemerintah untuk penyandang difabel daksa
masih belum sepenuhnya maksimal terutama pada bidang transportasi. Difabel
daksa merupakan kondisi adanya kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot
yang menghambat kegiatan sejak lahir mempunyai hak yang sama dengan
individu lain yang normal sebagaimana UUD 1945 mengatur. Meraka
penyandang difabel berhak untuk mendapatkan perlakuan yang sama oleh Negara
dan juga agar mereka tidak merasa sendiri dinegaranya sendiri dengan cara
memenuhi hak difabel terkait aksesibilitas fasilitas umum, karena hal ini sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentan ratifikasi Konevensi
Internasional Hak Penyandang Disabilitas yang menyatakan untuk melindungi,
memajukan, dan memenuhi hak-hak penyandang disabilitas. Akses mereka
terbatas mobilitas dan kesulitan untuk melakukan aktifitas. Oleh karena itu, perlu
melengkapi penyandang disabilitas dengan transportasi khusus.
Mengemudi kendaraan mobil adalah suatu hal yang bahkan bisa menjadi
kebutuhan bagi masyarakat. Hal ini tidak menjadi masalah bagi masyarakat
dengan kondisi fisik yang normal, tetapi hal ini menjadi kendala bagi masyarakat
dengan kondisi fisik disabilitas, terutama kaki. Kerja pokok kaki pada saat
mengemudi adalah pengoprasian control kemudi meliputi tuas rem dan tuas gas.
Untuk memenuhi operasi tersebut dibutuhkan alat bantu agar penyandang
disabilitas dapat mengendarai mobil dengan semestiya. Alat bantu ini sangat
diperlukan bagi para penyandang disabilitas. Dikembangkan alat ini para
penyandang akan terbantu menyelesaikan masalahnya dan membuat para
penyandang bisa beraktifitas lebih luas dan mandiri.
Di Indonesia, sudah ada kendaraan untuk penyandang disabilitas daksa.
Kendaraan ini merupakan modifikasi motor matic atau bebek yang dibuat menjadi
roda tiga agar penyandang disabilitas dapat mengendarai kendaraan ini.

1
Kendaraan modifikasi ini banyak diminati penyandang disabilitas bahkan telah
banyak komunitas kendaraan untuk difabel di Indonesia, maka dari itu kendaraan
modifikasi untuk penyandang disabilitas ini belum terverifikasi aman (Turrahman
& Yunidar, 2022).
Mobil mini Jeep merupakan kendaraan prototype roda 4 yang menyerupai
mobil konvensional. Ukuran dan beberapa sistem pada mobil prototype ini lebih
berbeda dari segi dimensi yang lebih kecil dengan mobil Jeep dari buatan
pabrikan dan motor penggerak dengan torsi yang lebih kecil. Beberapa perubahan
pada control kemudi mobil mini Jeep sebagai cara untuk memberikan kemudahan
transportasi roda empat untuk dikendarai bagi penyandang difabel daksa.
Pada proses perencanaan alat bantu penggerak tuas rem dan tuas gas
diperlukan data awal yang lengkap. Salah satu data awal yang diperlukan adalah
besar gaya tekan ketiga tuas. Besar tekan pada masing-masing tuas berbeda.
Masing-masing tuas memiliki sistem kerja dan fungsi yang berbeda satu dengan
lain. Semua perbedaan ini harus menjadi perhatian khususnya pada saat
merencanakan dan merancang alat bantu penggerak ketiga tuas rem kopling dan
gas (Annas, dkk, 2015).
Kursi pengemudi adalah sistem terpenting dari mobil apapun, dirancang
menyesuaikan tingkat aman saat mengendarai kursi pengemudi juga
mempertimbangkan ketinggian, jarak dengan control kemudi, mengurangi getaran
dan kenyamanan posisi mengendarai (Kale & Dhamejani, 2015).
Modifikasi control kemudi ini ada dua bagian yang akan dirancang, tuas rem,
dan gas guna mempermudah bagi penyandang difabel daksa. adapun penyesuaian
desain yang memudahkan penyandang difabel daksa mengoprasikan kendaraan.
Seat frame dengan memaksimalkan keamanan rangka dan penyandang disabilitas
mampu beraktifitas secara mandiri dengan aman.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem dan mekanisme penyambungan tuas adaptive control drive
pada mobil mini Jeep?
2. Bagaimana perancangan keamanan seat frame dan tuas adaptive control drive
pada mobil mini Jeep prototipe?

2
1.3. Tujuan
1. Mengetahui sistem dan mekanisme penambahan tuas adaptive control drive
pada mobil mini Jeep prototipe.
2. Mengetahui perancangan keamanan seat frame dan tuas adaptive control
drive pada mobil mini Jeep prototipe.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat kami melaksanakan proyek akhir ini antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya (Amd).
b. Sebagai media penerapan ilmu yang diperoleh di perkuliahan.
2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Sebagai bahan kajian kuliah jurusan mesin di Politeknik Negeri
Banyuwangi.
b. Menambah pembendaraan alat – alat di Politeknik Negeri Banyuwangi.
3. Bagi Masyarakat
a. Menambah wawasan tentang alat alternatif sehingga memudahkan
pengemudi roda empat untuk penyandang disabilitas.
b. Menjadi pengembangan alat bantu penyendang difabel daksa.
1.5. Batasan Masalah
Di dalam pengerjaan tugas proyek tugas akhir ini yang dijadikan Batasan
masalah yaitu:
1. Penyesuaian desain control kemudi terhadap kondisi fisik penyandang
disabilitas.
2. Modifikasi seat frame drive.
3. Modifikasi kontruksi tuas adaptive control drive.
4. Menggunakan pelat besi sebagai material frame seat dengan tebal 3 mm.
5. Tuas adaptive control drive menggunakan pelat besi dengan ketebalan 3
mm.
6. Pushrod tuas adaptive control drive menggunakan pipa besi dengan
diameter 21,3 mm ketebalan 1,2 mm.
7. Tidak membahas elektrikal pada bagian control kemudi.

3
-Halaman Sengaja Dikosongkan-

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Disabilitas (Difabel)


Difabel menurut istilah umum adalah masalah dalam fungsi tubuh atau
struktur, hilangnya kemampuan suatu indra, serta sulit dalam melaksanakan
pekerjaan atau tugasanya dan menghadapi fenomena kompleks yang
mencerminkan intraksi antara fungsi tubuh seseorang dan fungsi masyarakat
dimana dia hidup (Purwanto, 2004).
Difabel tubuh atau daksa merupakan difabel yang mempunyai cacat pada
anggota tubuh menyebabkan hilangnya atau terganggunya mobilitas pada anggota
tubuh yang bersangkutan.
2.2. Mini Jeep
Minimnya ketersediaan sarana dan prasarana dibidang transportasi untuk
penyandang disabilitas kerap dirasakan para peyandang difabel. Akses meraka
terbatas dan banyak keterbatasan pada saat mengontrol kendaraan roda empat
untuk itu, dengan konsep mini dan desain mobil Jeep yang sanggup dimedan
sedikit sulit dapat dijangkau dengan menggandalkan ban yang besar dan suspensi
yang tinggi membuat konsep pengembangan roda empat dengan pengambilan
desain mobil Jeep dengan dimensi relatif kecil dari pada dipabrikan.
2.3. Control Kemudi
Dibeberapa negara maju seperti amerika, Eropa dan China, Peralatan hand
control drive, (alat kemudi kontrol tangan) sudah lazim diproduksi dan diperjual
belikan dipabrik. Hand control drive ini memiliki varian dan fitur, ada yang
bersifat manual dan elektrik. Harga yang dibandrol untuk pembelian alat ini juga
relatif, mulai dari harga termurah Rp13.000.000,- sampai dengan varian tertinggi
Rp18.000.000,- (Mais, dkk, 2021). Stanndart control drive dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

5
Gambar 2.1 Standart Control Drive
Sumber: (Annas dkk, 2015)
Mobil mini Jeep setelah dimodifikasi yang dikhususkan untuk penyandang
difabel daksa akan sedikit ditambahkan part pada control kemudi, supaya bagian
part pada umumnya tidak diubah secara permanen. Dapat dilihat pada Gambar
2.2.

Gambar 2.2 Tuas Adaptive Control Drive


Sumber: (Annas dkk, 2015)
2.4. Seat Frame
Kualitas kenyamanan tempat duduk yang sangat menentukan posisi duduk
pengemudi juga merupakan faktor yang amat penting terhadap kelelahan
pengemudi. Jika posisi duduk pengemudi kurang nyaman maka akan dapat
mengakibatkan tegangan-tegangan konsentrasi yang berlebih pada bagian tubuh
tertentu yang mana ini akan mempercepat kelelahan pengemudi. Posisi duduk
pengemudi yang benar dapat ditunjukkan pada gambar a dan posisi duduk yang
tidak benar dapat ditunjukkan pada gambar b Karena konsentrasi pada tulang

6
punggung terjadi ketidaknyamanan dapat dilihat pada Gambar 2.3 (Sutantra &
Sampurno, 2010).

Gambar 2.3 Posisi Duduk Pengemudi Nyaman Dan Tidak Nyaman


Sumber: (Sutantra & Sampurno, 2010)
Posisi duduk dengan postur yang ideal juga akan menunjang faktor
keamanan karena mengurangi resiko terjandinya Muscoloskeletel Disorders yang
akan memicu nyeri, kesemutan, dan gangguan persendian yang lain. Visualisasi
konsep desain jok mobil dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Visualisasi Konsep Desain Jok Mobil


Sumber: (Paco, dkk, 2021)
2.5. Adaptive Foot Control Drive
Modifikasi control kemudi bagian kaki terutama memudahkan pengendalian
saat mengemudi pada penyandang difabel daksa. Salah satu pokok kerja
pengemudi adalah mengoprasikan tuas rem dan tuas gas untuk pengendalian
control kemudi. Gaya rem yang dibutuhkan berdasarkan dimensi mobil 2160,9 N.
sedangkan berdasarkan spesifikasi rem yang digunakan, gaya total yang
dikenakan rem pada roda adalah sebesar 3203,13 N (Jannah dkk, 2018). Maka
dari itu, gaya tekan kedua tuas penting karena berguna untuk mengetahui data

7
awal perencangan alat bantu serta mekanisme apa dan bagaimana yang baik untuk
digunakan sesuai kebutuhan. Modifikasi tuas rem dan tuas gas dapat dilihat pada
Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Adaptive Foot Control Drive


Sumber: (Mais, dkk, 2021)
2.6. Adaptive Hand Control Drive
Drive yang dioperasikan dengan tangan ini mudah dipasang, bentuknya
rapi, tidak mengurangi keindahan mobil, dan cukup terjangkau, bahkan jika
dipasang, dapat dikendarai oleh orang non-cacat. Selain itu, pemasangan adaptive
hand drive ini dirancang untuk menciptakan inovasi khusus bagi penyandang
disabilitas yang mudah digunakan, nyaman dikendarai dan mudah mencari suku
cadang saat dibutuhkan (Mais, dkk, 2021). Adaptive portable hand control drive
terpasang pada mobil dapat dilihat pada Gambar 2.6 sebagai berikut.

Gambar 2.6 Adaptive Portable Hand Control Drive Terpasang pada Mobil
Sumber: (Mais, dkk 2021)
Berdasarkan pada Gambar 2.6 sebagai berikut; a) power handle steer
adalah alat bantu pegangan putaran stir mobil untuk mempermudah memutar stir
menggunakan satu tangan, b) Bagian adaptive portable hand control drive yang
terhubung dengan tuas rem, c) Bagian adaptive portable hand control drive yang

8
terhubung dengan tuas akselerasi, d) Bagian adaptive portable hand control drive
yang terpasang dijok driver dan tidak merusak dashboard, dan e) Adaptive
portable hand control drive yang terpasang di railing bawah jok driver dekat
dengan tuas transmisi.
Alat adaptive portable hand control drive dapat dengan mudah dipasang
dan dilepas tanpa merusak part standard dari mobil dan digunakan disemua jenis
mobil automatic. Selain itu, jika alat ini tidak dipasang di mobil mini Jeep non
difabel daksa dapat mengendarai.
2.7. Solidwork
Solidwork adalah program rancang bangun yang banyak digunakan untuk
mengerjakan digunakan untuk membuat desain produk, desain mesin, desain
mould, desain kontruksi, dan untuk keperluan lain-lain terkhusus dalam bidang
Teknik sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Solidwork dilengkapi dengan
tools yang digunakan untuk menghitung dan Analisa hasil desain seperti tegangan
regangan, maupun pengaruh suhu, angan, dan lain-lain. Solidwork sendiri juga
merupakan permodelan yang berbasis fitur parametrik, yang dimana semua objek
dan hubungan antar geometrik dapat dimodifikasi Kembali meskipun sudah jadi
tanpa perlu mengulang kembali dari awal (Akin, 2010).
Ada empat tahapan untuk proses simulasi dalam perancangan yang harus
dilakukan sebagai berikut:
a. Proses modelling atau desain
b. Proses meshing
c. Proses boundary condition
d. Proses solusion
2.8. Tansile Test (Pengujian Tarik)
Spesimen uji tarik bentuk dan ukurannya sudah terstandar, dalam kasus-kasus
tertentu diijinkan memakai bentuk dan ukuran spesimen uji tidak standar. Bentuk
dan ukuran spesimen terstandar disebut juga specimen uji proporsional, dan yang
tidak tersetandar disebut juga specimen uji non proporsional. Bentuk penampang
spesimen uji dapat berbentuk lingkaran atau bentuk segi empat. Ukuran spesimen
uji yang bisa dipakai standar ASTM E8 (Budiman, H. 2016).

9
2.9. Safety Factor
Agar tercapai suatu desain aman elemen struktural, ditentukan suatu
keamanan, yaitu perbandingan tegangan patah (failure stress) terhadap tegangan
izin. Umumnya dalam banyak desain seperti baja struktural, dan alumunium,
tegangan maksimum (yield stress) dianggap sebagai tegangan patah. Meskipun
baja alumunium belum benar patah (rupture) pada titik ini, deformasi yang cukup
signifikan terjadi pada titik ini. Faktor, nilai akan berkisaran antara 1,5 sampai 2,0
(Zainuri dkk, 2010)
Rumus yang dipelajari sebagai brtikut:
…………………………………………….…………………………...(2.2)

Dimana:
N = Faktor keamanan
Sy = Yield strength
= Tegangan von mises maksimum Analisa
2.10. Perencanaan Komponen
Proses perancangan pada control kemudi menggunakan jenis material seperti
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Bahan yang Digunakan
No Bahan Jenis bahan
1 Plat basi ukuran 3 mm AISI 1020
2 Pipa besi diameter 21,3 mm AISI 1020
3 Mur dan baut ukuran M12 Stainlees steel
4 Reclining jok tebal plat besi 3 mm Stainlees steel
5 Lower rail Stainlees steel
6 Floor mounting bracket Stainlees steel

2.9.1. Seat Frame (Rangka Jok)


Rangka pada seat freme atau kerangka jok ada beberapa bagian diantaranya
reclining jok sebagai perubahan sudut kenyamanan, lower rail sebagai wadah
jalan dudukan supaya bisa digerakkan maju ataupun mundur dengan mudah dan
floor mounting bracker sebagai rumah reclining, lower rail dan teramasuk

10
kerangka jok. Untuk perencanaan rangka pada tugas akhir ini rangka yang
direncanakan dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Perencanaan Seat Frame


2.9.2. Tuas Adaptive Control Drive
Berdasarkan gaya tekan kedua tuas termasuk hal yang penting, karena dapat
mengetahui data agar mudahnya proses perencanaan alat dalam mekanisme yang
akan digunakan (Hafid, 2016). Tipe pedal rem dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Tipe Pedal Rem


Sumber: (Hafid, 2016).
Diperlukan perhitungan sebelum merancang tuas untuk meminimalisir
gaya tekan pada pedal rem, dapat dilakukan Langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perbandingan gaya pada pedal (K) didapat dari persamaan sebagai berikut:
K = …………………………………………………………………….(2.7)

Dimana:
a = Jarak dari pedal rem ke fulcrum / tumpuan.
b = Jarak dari push rod ke fulcrum / tumpuan.
b. Mencari gaya yang keluar dari pedal rem (FK) sebagai berikut:
FK = F …………………………………………………….…………….(2.8)

Dimana:

11
FK = Gaya yang menekan pedal rem (kg)
= Perbandingan tuas rem

c. Persamaan yang menghitung tekanan hidrolik (Pe) yang dibangkitkan pada


master silinder yaitu :
Pe =

Pe = (kg/ )

Dimana :
Pe = Tekanan hidrolik (kg/ )
Fk = Gaya yang dihasilkan dari pedal rem (kg)
dm = Diameter silinder pada master silinder (cm)
d. Persamaan untuk mencari gaya yang menekan pada rem (Fp) sebagai berikut:
Fp = Pe 0,785 ( …………….………………………………………….(2.9)
Dimana:
Fp = Gaya yang menekan pada rem (kg)
d = Diameter silinder roda (cm)
Pe = Tekanan minyak rem (kg/
e. Gaya gesek pengereman (F )
Untuk menghitung gaya gesek yang ditimbulkan oleh rem menggunakan
persamaan sebagai berikut:
F = . Fp…………….……………………………………………..….(2.10)
Dimana:
F = Gaya gesek pengereman (kg)
= Koefisien gesek
Fp = Gaya yang menekan pada rem (kg)

12
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Modifikasi Control Kemudi


Gambar desain modifikasi control kemudi dapat dilihat pada Gambar 3.1
sebagai berikut:

3 2 1

Gambar 3.1 Desain Modifikasi Control Kemudi


Berikut ini adalah bagian – bagian komponen control kemudi:
1. Tuas gas
2. Tuas rem
3. Kerangka jok atau seat frame
3.1.1. Desain Seat Frame
Gambar desain Seat Frame (Rangka jok) dapat dilihat pada Gambar 3.2
sebagai berikut:

Gambar 3.2 Seat Frame (Rangka jok)

13
3.1.2. Desain Tuas Rem dan Tuas Gas
Gambar desain Seat Frame (Rangka jok) dapat dilihat pada Gambar 3.3
sebagai berikut:

Gambar 3.3 Tuas Adaptive Control Drive


3.1.3. Alat dan Bahan
1. Adapun alat-alat yang digunakan untuk membantu perancangan
modifikasi control kemudi

a. Mesin las SMAW g. Meteran


b. Gerinda tangan h. Penggaris siku
c. Mesin bor tangan i. Jangka sorong
d. Ragum j. Penitik
e. Mata bor k. Komprsor
f. Kunci pas l. APD

2. Bahan yang digunakan

a. Besi Hollow
b. Besi Pipa
c. Besi Pelat
d. Mur, baut dan ring
e. Elektroda RB 26
f. Cat
g. Kunci pas
3.2. Metode Pelaksanaan
3.2.1. Studi Pustaka
Sebagai referensi pembuatan modifikasi control kemudi diperlukan
penambahan antara lain sebagai berikut:

14
a. Perencanaan desain dengan menyesuaikan penyandang disabilitas.
b. Perencanaan bagian safety factor terhadap seat frame.
c. Perencanaan tuas rem dan gas.
3.2.2. Perencanaan dan Perancangan
Setelah membuat konsep yang didapatkan dari hasil studi pustaka, maka
dapat dilakukan perencanaan bahan – bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
modifikasi control kemudi. Dalam proyek akhir ini yang akan menjadi rancangan
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Perencanaan desain frame seat, tuas rem, dan tuas gas.
c. Perhitungan safety factor pada seat frame.
d. Perhitungan tuas rem dan tuas gas.
e. Proses perakitan dan finishing.
3.2.3. Waktu Dan Tempat
Pembuatan modifikasi control kemudi membutuhkan waktu kurang lebih 5
bulan mulai bulan april sampai bulan juli 2022. Waktu yang dibutuhkan relatif
lama karena dibutuhkan ketelitian dalam pembuatan rancang bangun modifikasi
control kemudi serta perangkaiannya agar dapat bekerja dengan maksimal.
Tempat pembuatan rancang bangun modifikasi control kemudi dilakukan di
bengkel las, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi.
3.2.4. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan akhir proyek akhir ini dilakukan secara bertahap dari
rancang bangun modifikasi control kemudi untuk penyandang difabel daksa
sampai dengan selesai.
3.2.5. Flowchart
Flowchart rancang bangun modifikasi control kemudi untuk penyandang
difabel daksa dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut:

15
Mulai

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Rancang Bangun
Modifikasi Sistem Kemudi
Modifikasi Control Kemudi
Mobil Mini Jeep Untuk
Mobil Mini Jeep Sebagai
Penyandang Disabilitas
Penyandang difabel Daksa

Perakitan Tidak

Pengujian
Ya

Pelaporan

Selesai

Gambar 3.4 Diagram Alir Rancang Bangun Control Kemudi

16
3.2.6. Jadwal Perencangan Alat
Dalam suatu perencanaan pasti ditentukan jadwal kegiatan dan Batasan
waktu agar tidak terlalu lama dalam proses penelitian berlangsung. Jadwal
penelitian dapat dilihat Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Perencanaan Alat
juli-
Maret April Mei Juni
Septemb-
Nama Minggu Minggu Minggu Minggu
er
No
Kegiatan Ke- Ke- Ke- Ke-
Minggu
Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi
1
Lapangan
Kajian
2
Pustaka
Seminar
3
Proposal
Perencana-
4
an Alat
Persiapan
5 Alat Dan
Bahan
Perancang-
6
an Alat
Pengujian
7
Alat
Seminar
8
Hasil
Perbaikan
9
Alat

Seminar
10 Hasil /Ujian
akhir

11 Laporan

17
-Halaman Sengaja Dikosongkan-

18
DAFTAR PUSTAKA

Akin, A. (2010). Self Compassion And Loneliness. International Online Jurnal of


Educational Sciences, 2 (3): 702-718.
Annas, M. S., Rahardjo, K., Zainulsjah, & Mujalis, Y. (2015). Rancang Bangun
Prototipe Alat Bantu Operasi Tuas Kopling, Rem dan Gas Untuk
Pengemudi Dengan Kendala Kaki. Procceding Seminar Nasional Tahunan
Teknik Mesin, 14 (14): 54.
Budiman, H. (2016). Analisis Pengujian Tarik (Tensile Test) Pada Baja ST37
Dengan Alat Bantu Ukur Load Cell. Jurnal J-Ensitec, 1(3): 9-13.
Hafid, D. (2016). Gaya Tekan Pad Rem Terhadap Disk Rotor pada Kendaraan
Mini Buggy. Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, 1(1): 29-34.
James, M. G., & Stephen, P. T. (2000). Mekanika Bahan. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Jannah, F., Sudiyono, & Setiawan, T. A. (2018). Perencanaan dan Pembuatan
Sistem Pengereman Pada Mobil Minimalis Roda Tiga. Proceding
Converence on Design Manufacture Engineering and its Application, 3
(1): 31-36.
Kale, H. N., & Dhamejani, C. L. (2015). Design Parameters of Driver Seat in an
Automobile. International Jurnal of Research in Engineering and
Technology, 4 (6): 448-452
Mais, A., Zusfindhana, I. H., & Megaswarie, R. N. (2021). Pengembangan
Adaptive Hand Control Drive pada Mobil Untuk Disabilitas Daksa. Jurnal
Ortopedagogia, 7 (2): 125-129.
Paco, N. D., Rahayu, M., & Yekty, Y. N. (2021). Rancang Kursi Penumpang Bus
Ekonomi Menggunakan Metode Kansei Engineering. E-Proceding of
Engineering, 8 (5): 8679.
Pambudi, A. A., Marno, & Santosa, A. (2022). Analisa dan Perhitungan Baut dan
Mur Pada Sambungan Kopling Flans. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan,
8(1): 521-524.
Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

19
Siddiq, M., Nurdin, Amalia, I., & Fathier, A. (2021). Analisa Pengaruh Kampuh
Pengelasan SMAW Pada Penyambungan Baja Karbon Rendah Dan
Karbon Sedang Terhadap Uji Ketangguhan. Jurnal Mesin Sains Terapan,
5 (1): 31-37.
Surdia, T., & Saito, S. (1999). Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pranadya
Paramita.
Sutantra, N., & Sampurno, B. (2010). Teknologi Otomotif. Bandung: Guna
Widya.
Turrahman, F., & Yunidar, D. (2022). Pengembangan Kendaraan Bajaj Roda Tiga
Menjadi Kendaraan Pribadi Untuk penyandang disabilitas Berkusi Roda.
E-Proceeding of Art & Design, 9 (1): 41-51.
Zainuri, A., Sujita, & Popo, A. L. (2010). Tegangan Maksimum dan Faktor
Keamanan pada Poros Engkol Daihatsu Zebra Espass Berdasarkan Metode
Numerik. Momentum, 6 (2): 42-47.

20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Seat Frame

21
-Halaman Sengaja Dikosongkan-

22
Lampiran 2. Tuas adaptive control drive

23
-Halaman Sengaja Dikosongkan-

24
Lampiran 3. Mobil mini Jeep Prototipe

25

Anda mungkin juga menyukai