Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah

1) Pengertian Rumah

Rumah merupakan bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang

layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat

penghuniannya serta asset bagi pemiliknya. Dalam pengertian yang luas, rumah

bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang

memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi

kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan,

untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga.1

Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di

dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk

tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan

lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan

kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.2

Berdasarkan pengertian diatas rumah adalah tempat berlindung keluarga dan

sebuah tempat dimana kita bisa melakukan aktivitas dengan nyaman tanpa ada

ganguan dari pihak luar, jelas dari pengertian ini betapa pentingnya rumah untuk

manusia dimana itu juga dijadikan sebuah kebutuhan pokok yang dianggap sangat

penting.

2) Fungsi Rumah

1
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia no. 10 tahun 2012 pasal 1
2
(Frick dan Widmer, 2006)
Fungsi utama yang terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu:

1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang

diwujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan

oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal dimaksudkan agar

penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari

iklim setempat

2. Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity) keluarga untuk

berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi

pengemban keluarga. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan

dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja

guna mendapatkan sumber penghasilan.

3. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya

keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan

keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan

keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).3

Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat

tinggal yang layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu:

1. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.

2. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia

3. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit

4. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.

B. Pembiayaan Kepemilikan Rumah (PKR)

3
Turner (dalam Jenie, 2001)
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,

pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan.4

Pengertian lain dari pembiayaan, berdasarkan Pasal 1 butir 12 UU No.10

Tahun 1998 jo. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan , adalah

“penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.5

Sehingga dapat didefinisikan , pengertian pembiayaan adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan terhadap bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut dalam waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.6

Bank sebagai intermediasi masyarakat dalam menjalankan usaha nasabah

yang telah direncanakan antara kedua belah pihak dengan kesepakatan

bagi hasil. Pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Bisnis

adalah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melaui

proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi).

4
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta:PT UPP AMP YKPN, 2005,h.17
5
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah, jakarta: sinar
grafika,2014,h.65.
6
Kasmir, S.E., MM. Manajemen Perbankan, Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2003,h.73
Produk dari perbankan berupa Pembiayaan Kepemilikan Rumah (PKR)

sebagai pembiayaan dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal

merupakan wadah pembiayaan masyarakat untuk membeli atau memiliki

rumah dengan membayar secara mengangsur.

PKR atau Pembiayaan Kepemilikan Rumah merupakan salah satu jenis

pelayanan pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada para nasabah

yang menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam

pembangunan rumah atau renovasi rumah.

Secara ringkas, Bank Indonesia memberikan definisi terkait PKR

(Pembiayaan Kepemilikan Rumah) dimana PKR merupakan suatu fasilitas

pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah

perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah.

Apabila dari beberapa definisi sebelumnya merupakan pengertian PKR

OJK menjelaskan bahwa PKR syariah biasa disebut Pembiayaan

Kepemilikan Rumah (PKR) yang dapat berupa pembiayaan jangka

pendek, menengah, atau panjang guna membiayai pembelian rumah

tinggal, baik baru ataupun bekas dengan prinsip/ akad (musyarakah) atau

dengan akad syariah lainnya.

Produk pembiayaan PKR yang digunakan dalam perbankan syariah

memiliki berbagai macam perbedaan dengan PKR pada perbankan

konvensional. Hal ini merupakan implikasi dari perbedaan prinsipal yang

diterapkan perbankan syariah dan perbankan konvensional, yaitu konsep


bagi hasil dan kerugian (profit and loss sharing) sebagai pengganti sistem

bunga perbankan konvensional. Dalam produk pembiayaan kepemilikan

rumah ini, terdapat beberapa perbedaan antara perbankan syariah dan

perbankan konvensional, diantaranya adalah pemberlakuan sistem kredit

dan sistem markup, kebolehan dan ketidak bolehan tawar menawar antara

nasabah dengan bank, prosedur pembiayaan dan lain sebagainya.

Kebijakan terkait pembiayaan pemilikan rumah juga sudah diatur dalam

Surat Edaran Bank Indonesia NO.14/33/DPbS yang menjelaskan bahwa

pembiayaan kemilikan rumah (PKR) adalah pemberian pembiayaan

kepada nasabah dalam rangka kepemilikan rumah dengan menggunakan

akad bedasarkan prinsip syariah.

Anda mungkin juga menyukai