Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pemahaman
1. Definisi Pemahaman Masyarakat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pemahaman adalah
keadaaan, cara dan proses seseorang dalam memahami atau
memahamkan. Pemahaman adalah proses pikologis seseorang dalam
memaknai atau menguraikan sebuah objek ataupun situasi untuk
mendapatkan sebuah jawaban dan kepercayaan akan hal tersebut.
Pemahaman merupakan kemampuan setiap individu manusia
dalam mendefinisikan sesuatu berdasarkan informasi yang mereka
dapat. Itu berarti seseorang yang sudah paham atau dapat memahami
sesuatu, akan mudah untuk menyampaikan kembali objek tersebut
dalam keadaan apapun. Seseorang akan mudah mengenali sebuah
objek apabila sudah memahami akan kondisi suatu objek tersebut.
Pemahaman seseorang akan sebuah objek, tidak akan sama dengan
pemahman orang lain, karena dalam memahami hal tersebut, setiap
individu memperoleh berbagai informasi yang berbeda, sehingga
menciptakan pemahaman-pemahaman yang beragam.
Pemahaman adalah sebuah kondisi individu seseorang dalam
menjelaskan tentang sebuah objek, dan bagaimana kemampuan
seseorang menjawab sebuah pertanyaan yang ada. Indikator dalam
menentukan seseorang paham akan sebuah objek, adalah bagaimana
dia menjabarkan objek tersebut secara spesifik dan komplek.
Seseorang dapat memahami suatu objek berdasarkan infomasi yang
diserap yang dari objek tersbut. Umumnya tingkat kepahaman
seseorang berbeda-beda sesuai informasi yang mereka dapat (Muanas,
2014:63).
Pemahaman merupakan kemampuan psikologis seseorang dalam
mengolah informasi yang di pelajari yang kemudian menciptakan
sebuah gambaran di otak kita tentang sebuah objek, yang dapat kita
pahami. Informasi-informasi tersebut bisa berasal dari suatu objek
yang baru ataupun objek yang sudah lama ada di otak kita
(Widiasworo, 2017:81).
Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama
dalam sebuah lingkungan, yang melakukan kerja sama demi
memperoleh kepentingan bersama, yang mempunyai norma-norma dan
aturan dalam mengatur kesehariannya. Sejalan dengan pendapat abdul
syani (2012:30) tentang masyarakat, kata masyarakat yang mempunyai
makna berkumpul bersama, yang berawalan dari kata musyarak yang
artinya bersam-sama. Maksudnya adalah, sekumpulan orang yang
melakukan hidup bersama dan saling berhubungan.
Dari uraian-uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa, pemahaman
adalah kemampuan seorang individu dalam meyampaikan dan
memaknai sebuah objek melalui informasi-informasi yang di dapat.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman
Dalam memahami suatu hal, setiap individu mempunyai kemampuan
sendiri-sendiri dalam tingkatan memahami. Meskipun demikian,
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman seseorang,
faktor-faktor tersebut yakni:
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang di dapat dan di ketahui
oleh seseorang yang kemudian menciptakan pemahaman akan
sebuah objek. Pengetahuan bisa diperoleh dari diri sendiri
maupun dari orang lain baik secara langsung ataupun tidak.
pengetahuan merupakan informasi yang diperoleh yang di
anggap benar oleh kepercayaan seseorang.
b. Pengalalam terdahulu
Pengalaman merupakan suatu hal kejadian yang telah dialami
oleh seorang individu yang terekam baik dalam otak. Pengalam
dapat menciptakan pemahaman-pemahaman berlanjut tentang
suatu hal yang telah di laluinya. Semakin banyak seseorang
mempunyai pengalam dalam satu bidang, maka semakin luas
juga pemahaman orang tersebut.
c. Faktor ekonomi
Pada faktor ini, memang sangat berpengaruh dalam
meningkatkannya pemahaman seseorang akan sebuah objek.
Karena dengan ekonomi yang kurang, seseorang tidak akan
mempunyai pengalaman dalam mencari informasi, sebagai
contoh jika seseorang tidak sekolah karena faktor ekonomi,
akan mempengaruhi daya tangkap informasi yang kemudian
mengurangi pemahaman akan hal yang luas.
d. Faktor informasi
Informasi merupakan suatu sumber dalam menciptakan
pemahaman. Seseorang yang mempunyai sedikit informasi
tidak akan mempunyai pengetahuan yang luas yang dapat
mempengaruhi pemahaman.

2.1.2 Bank Syariah

1. Pengertian Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai
penghimpun dana masayarakat yang kemudian menyalurkannya
kembali berupa pinjaman maupun pembiayaan. Bank juga menjadi
jalur lintas pembayaran yang dilakukan masyarakat.
Menurut Kasmir (2015:11) pengertian tentan bank adalah
lemabaga keuangan yangg bertugas sebagai penghimpun dana
masyarakat berupa simpanan yang lalu di salurkan kembali berupa
kredit ataupun pinjaman ataupun dalam bentuk lainnya.
Dalam pengoperasiannya, bank memiliki dua sistem, yakni bank
konvensional yang menerapkan sistem bunga dan bank syariah yang
menggunakan sistem bagi hasil. Terlepas dari itu, fungsi utama bank
masih sama sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat.
Bank konvensional merupakan lembaga keuangan yang
menghimpun dana dari masyarakat sebagai bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali sebagai kredit atau pinjaman, dengan
menerapkan sistem bunga dalam memperoleh keuntungan. Bunga
adalah kewajiban yang dibayar oleh nasabah terhadap bank karena
sudah melakukan simpanan terhadap bank.
Bank syariah adalah suatu instansi keuangan yang beroperasi
sebagai penghimpun dana dari masayarakat sebagai simpaanan dan
menyalurkannya kembali berupa pembiayaan, yang dalam kegiatan
operaionalnya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat dan
menggunakan akad-akad yang ada dalam kegiatan transaksinya. Dalam
hal ini, bank syariah menerapkan konsep bagi hasil untuk memperoleh
keuntungan, yang dimana konsep ini tidak ada salah satu pihak yang
diberatkan, karena dalam pelaksanaannya, kedua belah pihak antara
nasabah dan bank sama-sama sepakat dengan presentase dari
pembagian keuntungan maupun kerugian (Firdaus,dkk, 2005:18).
Dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan
penghimpun dana dan menyalurkannya kembali kepada msyarakat,
dengan mematuhi syariat-syariat islam dalam pengoperasiannya, serta
menggunakan sistem bagi hasil bukan dengan bunga.
2.1.3 Pengertian Bagi Hasil
1. Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil juga dikenal dengan istilah profit sharing, yakni adalah
proses pemabagian hasil atau laba dari sebuah transaksi antara nasabah
dan bank. Bagi hasil adalah hasil usaha baik berupa laba maupun
kerugian yag dibagikan menurut perjanjian yang telah di sepakati
tentang porsi pembagian antara pemilik modal dan pengelola. Pada
penentuan presentase bagi hasil, kedua belah pihak harus sama-sama
setuju dengan presentase yang telah di tetapkan, tanpa adanya paksaan
di antara kedua belah pihak, dan sama-sama rela. menurut aturan
syarit, penentuan bagi hasil harus dilakukan ketika di awal, yakni saat
terjadinya kontrak atau akad, presentase tersebut tidak dapat berubah
sampai pembagian hasil usaha terjadi (Andrianto dan Firmansyah,
2019:469).
Dalam konsep bagi hasil yang di praktikan oleh bank syariah, shohibul
mall melakukan perjanjian dengan menggunakan akad yang ada
dengan mudharib, yang kemudian dalam akad tersebut disebutkan
presentase dari bagi hasil yang nantinya akan di bagikan, dan hal
tersebut harus sama-sama di setujui tanpa adanya paksaan. Dalam
konteks perbankan syariah, penerepan nisbah bagi hasil dapat
dilakukan melalui transaksi yang menggunakan akad mudharabah dan
musyarakah.
Dalalam perhitungan pemabagian hasil, terdapat dua metode konsep
perhitungan, yakni dengan menggunakan konsep revenue sharing dan
profit atau loss sharing. Konsep revenue sharing adalah perhitungan
bagi hasil yang dilakukan dengan pendapatan kotor yang masih belom
di kurangi oleh beban biaya. Sedangkan untuk profit atau loss sharing,
adalah perhitungan bagi hasil yang telah di kurangi biaya, dalam hal
ini laba yang diperoleh akan di bagi anatar shohibul maal dan
mudharib, begitu juga dengan kerugian yang di dapat akan di bagi
sesuai presentase yang telah di tetapkan di awal (Andrianto dan
Firmansya, 2019:473).
2. Akad-akad dalam penerapan konsep bagi hasil
Dalam perbankkan syariah, dalam melakukan transaksi antara nasabah
dan bank, menggunakan akad-akad yang di perbolehkan dalam syariat.
Pada umumnya, bank syariah dalam menerepkan bagi hasil
menggunakan dua akad, yakni akad mudharabah dan akad
musyarakah.
a. Akad Mudharabah
Akad mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik dua
belah pihak, dimana pihak penyedia moda (shohibul mall)
memberikan modal 100% untuk di kelola kepada pengelola
(mudharib) agar nantinya mendapatkan keuntungan yang
nantinya akan di bagi antara kedua belah pihak. Pembagian
keuntungan disini, harus di setujui oleh kedua belah pihak
tentang presentase besaran bagi hasil. Sedangkan apabila
mengalami kerugian akan di tanggung oleh sohibul mall,
kecuali mudharib melakukan kesalahan atau kelalaian yang di
sengaja maka kerugian akan di tanggunng oleh mudharib.
Dalam produk bank syariah, akad mudharabah bisa berupa
simpanan deposito, pengajuan pembiaayan atau modal kerja
(Andrianto dan Firmansyah, 2019:339).
b. Akad Musyarakah
Akad musyarakah adalah akad kerja sama anatara dua belah
pihak untuk menajalankan sebuah usaha yang dimana masing-
masing belah pihak menyertakan kontribusi pemberian modal
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko yang akan di
tanggung bersama sesuai dengan kesepakatan yang telah di
setujui di awal perjanjian. Dalam akad musyarakah ada pihak
yang berperan ganda, yakni sebagai penyerta modal sekaligus
sebagai pengelola usaha (Andrianto dan Firmansyah,
2019:340).
2.1.4 Pengertian Bunga
Bunga adalah sebuah imbalan jasa yang diberikan karena telah
menggunakan uang pinjaman dari orang lain. Dalam dunia perbankan,
bunga merupakan timbal balik yang diberikan oleh peminjam uang
kepada pemilik karena telah menggunakan uang tersebut yang
penentuan besaraannya di tentukan oleh pemilik uang. dalam
perbankan bunga ada dua yakni bunga simpanan dan bunga pinjaman.
Bunga simpanan adalah balas jasa yang diberikan oleh bank
kepada pihak nasabah, karena bank telas menggunakan uang nasabah
seperti pengguanaan produk deposito ataupun giro. Bunga pinjaman
adalah beban bunga yang diberikan kepada peminjam atau nasabah
yang harus dibayar sesuai dengan besaran bunga yang di tetapkan.
perbedaan bunga dengan bagi hasil terletak pada penetapan
besaraanya, pada bunga penetapannya di tentukan sebelah pihak,
sedangkan bagi hasil di tentukan oleh kesepakatan kedua belah pihak
(andrianto dan Firmansyah, 2019:66).
Dari uraian tentang bunga di atas, dapat kita simpulkan bahwa
penerapan bunga sama halnya dengan penerapan riba. Yang dimana
konsep tersebut dalam penerapannya, melebihkan sauatu pinjaman
pokok yang harus di bayar kepada pemilik dana dengan besaran bunga
yang telah di tetapkan.
Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam agam islam,
bahwasannya riba adalah perbuatan yang dilarang karena merugikan
salah satu pihak. Riba merupakan tambahan pengembalian uang pokok
yang dibebankan kepada peminjam sesuai dengan presentase yang di
berikan yang harus di kemablikan sesuai jatuh tempo yang telah di
sepakati.
Dalam islam, pelarang adanya riba berdasarkan firman Allah SWT,
yang dimana di jelaskan dalam surat Al-Imran ayat 130 dan An-Nisa
ayat 161, yang berbunyi

Artiya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu


memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu beruntung” (QS. Al-Imran:130).
Artinya: “dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh
mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta
orang dengan cara tidak sah (batil). Dan kami sediakan untuk
orangorang kafir di antaramereka azab yang pedih” (QS. An-Nisa:
161).
Dari penjelas ayat-ayat di atas dapat di ketahui bahwa riba adalah
harta orang lain yang diperoleh secara ridak sah, oleh karena itu riba di
haramkan dalam bentuk apapun. Bank syariah berlandaskan hukum
tersebut, dalam menjalankan operasionalnya, tidak menganut sistem
bunga, karena bunga pada dasarnya sama dengan riba yang di
haramkan oleh syariat.

Perbedaan Bunga dan Bagi hasil

Bunga Bagi Hasil


Dalam menentukan besaran bunga, di Bagi hasil di tentukan oleh kedua
tentukan oleh sebelah pihak. Dan di belah pihak yang bersangkutan di
tentukan dengan besaran uang yan di awal kontrak.
pinjamnkan
Apabila nasabah mengalami kerugian Jika mengalami kerugian, maka
dalam hal pembiayaan, maka kerugian kerugian tersebut di tanggung
hanya di tanggung oleh nasabah. bersama antara dua belah pihak.
Bunga sifatnya berubah-rubah sesuai Presentase bagi hasil, sesuai dengan
dengan ketentuan-ketentuan yang di kontrak di awal sampai kontrak itu
keluarkan oleh bank sentral berakhir.

2.2 Penelitian Terdahulu


Dalam mendukung penelitian ini, yang akan dilakukan dengan
pembahasan pemahaman masyarakat terhadap konsep bagi hasil dan
bunga di bank syaria, maka di perlukannya referensi penelitia terdahulu
yang relevan dengan yang berkaitan pembahasan di atas. Adapaun
beberapa penelitian terdahulu adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Mubarok (2021) tenatang “ Pemahaman
masyarakat tentang bagi hasil dan bunga di bank syariah (studi kasus Desa
Urek-urek Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang) ”. penelitian
tersebut mencoba mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat di
daerah tersebut tentang bagi hasil dan bunga. dari hasil penelitian tersebut
menjelaskan bahwa pemahaman masyarakat di desa tersebut tentang bank
syariah sudah lumayan mumpuni akan tetapi pengetahuan msyarakat
tersebut hanya sebatas mengenal bahwa bank beropersi secara syariat,
tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu akan konsep bagi hasil yang di
terapkan di bank syariah, kebanyakan dari mereka hanya mengetahui
tentang sistem bunga di bank konvensional. Kurangnya pemahaman
tersebut di akibatkan karena kurangnya informasi terkait bank syariah
yang beredar di daerah tersebut, oleh sebab itu pengetahuan akan bank
syariah menjadi kendala dalam memahami produk-produk ayan ada di
bank syariah.
Penelitian yang di lakukan oleh Istikomah (2019) yang berjudul tentang
“Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman masyarakat kampung
Gaya Baru 5 Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah
tetang sistem bunga dan bagi hasil”. Hasil dari penelitian tersebut,
mengungkapkan bahwa dalam pemahaman masyarakat tentang bagi hasil
dan bunga di pengaruhi oleh fator internal dan eksternal. Faktor internal
berasal dari pengalaman individu setiap orang, dengan pengalaman orang
tersebut dengan lembaga keuangan yang telah digunakan sebelumnya,
enderung akan tetpa menggunakan jasa tesebut yang dimana
pengalamannya dalam lemabaga tersebut sudah memadai yang
menyebabkan pengetahuan akan produk-produknya. Faktor eksternal
berasal dari kondisi ekonomi, pendidikan, pekerjaan, serta informasi yang
di peroleh oleh masyarakat. Faktor tersebut sangat mempengaruhi dalam
pemahaman masyarakat tentang pengetahuan bank syariah. selain faktor-
faktor tersebut, masyarakat lebih cenderung memilih lembaga keuangan
atau sistem bagi hasil atau bunga, yang cenderung memberikan
keuntungan yang lebih besar.
Pada penelitian yang di lakukan oleh Rahman (2022) yang berjudul
“Pengaruh pemahman masyarakat atas bagi hasil dan sitem bunga bank
terhadap minat menjadi nasabah bank syariah (studi pada masyarakat Desa
Penyengat Olak, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi)”.
Peneliatan tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif,yang
dimana hasil dari penelitian tersebut menagatkan bahwa. Pemahaman bagi
hasil berpengaruh signifikan terhadap minat masyarkat menjadi nasbah,
hal itu di buktikan dengan hasil kusioner yang mengajukan lima poin
pertanyaan tentang pemahaman bagi hasil, yang menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menjawab sangat setuju. Hal itu yang
menyebabkan pengaruh terhadap minat menjadi bank syariah. pemhaman
akan bunga tidak berpengaruh signifikan menjadi nasbah bank syariah, hal
itu di tunjukkan dengan hasil kusioner tentang pertanyaan pemahaman
masyarka terhadap bunga, hasil kusioner tersebut menunjukkan bahwa
pemahamn masyarakat terhadap sistem bunga di bank sangatlah tinggi, hal
itu menyebabkan minat masyarakat terhadap bank syariah berkurang.
Penelitian yang dilakukan oleh Sasongko (2020) tentang “Pemahaman
masyarakat tentang perbankan syariah (studi kasus di Kelurahan
Kepatihan Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo)”. Dapat di ketahui
bahwa pemahaman masyarakat kelurahan kepatihan kecamatan ponorogo
kabupaten ponorogo tentang bank syariah masih sangatlah kurang.
Pengetahuan tentang produk-produk dan sistem operasional bank syariah,
masyarakat setempat masih tidak mengetahui dengan betul, kebanyakan
dari mereka hanya sedekar tahu bahwa bank syariah adalah bank yang
berbasis syariat. Kurangnya pemahaman ini, di akibatkan oleh faktor
kurangnya informasi yang di serap oleh masyarakat setempat, kurangnya
peredaran informasi yang di lakukan oleh pihak bank maupun media
sosial, menyebabkan pengetahuan tentang bank syariah menjadi kurang.
Keyakinan masyarakat tersebut akan produk bank syariah yang terbebas
dari bunga masih meragukannya, karena mereka beranggapan bahwa bagi
hasil tidak lebih berbeda dengan bunga.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulva (2018) yang berjudul “Pemahaman
masyarakat tentang perbankan syariah (studi kasus di Kampung Adi Jaya
Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)”.
Menghasilkan pendapat bahwa pemahaman masyarakat Kampung Adi
Jaya, tentang bank syariah masih tergolong rendah, meskipun masyarakat
tersebut mengetahui bahwa adanya bank yariah dan beroperasi menurut
syariat agama, akan tetapi pengetahuan tentang produk-produk serta akad-
akad yang ada di bank syariah, mereka tidak tahu betul, bahkan ada
masyarakat yang tidak tahu sama sekali mengenai bank syariah. kurangnya
informasi yang di peroleh oleh masyarakat sekitar, menyebabkan
kurangnya pengetahuan akan bank syariah yang menyebabkan gagal
dalam memahami.
2.3 Kerangka Berpikir

Analisis Pemahaman Masyarakat Terhadap Bagi Hasil dan Bunga di Bank


Syariah
(Studi Kasus Di Desa Sukogidri Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember)

Fokus Penelitian
Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Sukogidri Kecamatan
Ledokombo Kabupaten Jember terhadap konsep bagi hasil dan bunga
di bank syariah?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa paham masyarakat Desa Sukogidri
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember terhadap konsep bagi hasil
dan bunga di bank syariah

Landasan Teori
a. Kajian Teori
b. Penelitian Terdahulu

Lokasi Penelitian
Desa Sukogidri Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

Analisis Data
a. Penelitian Kualitatif
b. Observasi
c. wawancara
d. dokumentasi

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan

Saran

Anda mungkin juga menyukai