Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENULISAN KARYA ILMIAH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Trigonometri

Erik suhairizaldi

1984202017

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan bumi
beserta isinya dengan begitu sempurna serta hidayah – Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat saya kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan bahwa tiada
proposal yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta
saran sangat saya harapkan dari pembaca sekalian yang bersifat membangun, agar lebih baik
untuk kinerja saya yang akan mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan
ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai peran penting

dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jam pelajaran

matematika di sekolah mendapat jatah waktu yang banyak. Selain itu pentingnya

matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran matematika

pada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan

Tinggi. Matematika merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan yang ada.

Semua ilmu pengetahuan pasti memanfaatkan matematika untuk implementasi

ilmu tersebut. Fisika, kedokteran, kimia bahkan ekonomi memerlukan

matematika dalam rangka ketuntasan ilmu tersebut. Keakuratan perhitungan

matematika menjadi salah satu jalan pengambilan keputusan dalam bidang ilmu

lain.

Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya

mencapai tujuan belajar atau hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku

yang relatif menetap (Mulyono Abdurrahman, 2003: 28). Belajar matematika

tidak hanya cukup dengan menghafal, diperlukan pemahamahan konsep yang

mendalam.

1
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran

metematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan

tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan

materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan

materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan

pembelajaran. Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa prestasi belajar

matematika yang dicapai siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan

matematika siswa dapat dilihat dari penguasaan siswa terhadap materi. Salah

satunya adalah dengan memberikan tes atau soal tentang materi tersebut

kepada siswa.

Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal tersebut dapat menjadi salah

satu petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi. Oleh

karena itu, adanya kesulitan-kesulitan tersebut perlu diidentifikasi dan dicari

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya kemudian dicari solusi

penyelesaiannya. Dengan demikian, informasi tentang kesulitan dalam

menyelesaikan soal matematika tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan

mutu kegiatan belajar mengajar dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi

belajar matematikasiswa.

Masalah belajar merupakan salah satu penyebab rendahnya prestasi

belajar matematika karena belajar merupakan bagian utama dalam pendidikan

dan pengajaran. Perkembangan belajar siswa tidak selalu berjalan lancar dan

memberikan hasil yang diharapkan. Ada kalanya mereka menghadapiberbagai

kesulitan dalam belajar. Bagi seorang pendidik, membantu mengatasi kesulitan


belajar merupakan suatu tugas yangsulit.

Prosedur pembelajaran matematika lebih menekankan pada

pembelajaran yang cenderung ke arah ketercapaian target materi menurut

kurikulum atau menurut buku yang dipakai sebagai buku wajib, bukan pada

pemahaman materi atau konsep yang dipelajari. Siswa cenderung menghafal

konsep – konsep matematika dengan berulang – ulang menyebutkan definisi

yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku tanpa memahami maksud

dan isinya, sehingga siswa sering menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan

soal matematika yang meliputi kesulitan dalam komunikasi matematis,

kesulitan dalam menerapkan konsep, dan kesulitan dalammenghitung.

Siswa banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

matematika. Kesulitan tersebut terjadi pada materi rumus – rumus segitiga

dalam trigonometri. Pengajaran yang menuntut siswa untuk menghafal,

memahami, dan mengaitkan rumus – rumus yang saling berhubungan membuat

siswa kesulitan. Menyelesaikan soal rumus – rumus segitiga dalam

trigonometri bukan pekerjaan yang mudah, karena siswa harus dilatih untuk

menyelesaikannya secara sistematis. Dalam menghadapi masalah kesulitan

menyelesaikan soal trigonometri, siswa memerlukan latihan dan bimbingan

yang cukup untuk belajar mengkombinasikan ketrampilan berhitung dan

menggunakan rumus –rumus.

B. Tujuan penulisan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah


BAB Il
Pembahasan

A. Trigonometri

Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, Trigonon artinya tiga sudut dan Metro artinya

mengukur. Trigonometri diartikan sebagai cabang matematika yang berhadapan dengan

sudut segitiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangen

(http://welovemath.multiply.com/)

1. MateriTrigonometri

Menurut Corral (2009: 1) trigonometri merupakan ilmu yang mempelajari

hubungan antara sisi dan sudut pada segitiga. Kata trigonomteri berasal dari kata

trigono yang berarti triangle atau segitiga dan metro yang berarti measure atau

pengukuran. Menurut Hulya Gur (2009: 68), trigonometri merupakan salah satu

subjek pembelajaran dalam matematika dimana sangat sedikit siswa yang

menyukainya, kebanyakan siswa tidak menyukai dan mengalami kebingungan

dengan trigonometri. Trigonometri merupakan salah satu materi matematika

dimana siswa mengalami kesulitan dan menganggap trigonometri lebih abstrak


dibandingkan materi lainnya. Beberapa penelitian tentang trigonometri sudah

dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Orhum pada tahun 2002 yang

memperoleh hasil bahwa siswa tidak dapat mengembangkan konsep perbandingan

trigonometri untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Berdasarkan uraian diatas

dapat diambil kesimpulan bahwa trigonometri adalah cabang dari ilmu

matematika yang mengkaji masalah sudut dan relasi yang ada dalam sudut

tersebut. Sedangkan dalam penerapannya, trigonometri dapat diterapkan dalam

bidangastronomi.

Menurut Rusgianto H.S. (2012: 1) sudut adalah suatu bangun yang dibentuk

oleh suatu titik tertentu dan dua sinar yang berimpit titik pangkalnya pada titik

tersebut. Ukuran suatu sudut dihitung berdasarkan besarnya rotasi yang

memisahkan dua sinar tersebut. Satuan sudut dalam matematika yang sering

digunakan adalah derajat dan radian. Ukuran satu derajat diperoleh dengan

membagi sudut satu lingkaran penuh menjadi 360 bagian, sedangkan satu radian

didefinisikan sebagai sudut pusat suatu lingkaran dimana panjang busur yang

dihadapi sudut tersebut sama dengan jari-jari lingkarannya dan diperoleh sudut

satu lingkaran penuh besarnya adalah 2𝜋rad.

2. PerbandinganTrigonometri

Menurut Rusgianto H.S. (2012: 8) pada bidang koordinat, jika titik P(x,y) ≠

O(0,0) dirotasikan berlawanan arah jarum jam akan terbentuk sudut dan koordinat

P(x,y) yang baru. Jika sudut yang terbentuk adalah 𝛼 dan titik P(x,y), maka

didefinisikan suatu perbandingan trigonometri sebagai berikut:

sin 𝛼=
𝑦
𝑂𝑃

𝑐𝑠𝑐 𝛼=
𝑂𝑃

cos 𝛼= tan 𝛼=

𝑂𝑃
𝑦

sec 𝛼=

𝑐𝑡𝑔 𝛼=
𝑂𝑃

𝑥
𝑥

Terdapat perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa pada

interval 00- 900. Nilai sinus dan cosinus pada sudut istimewa dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4. Nilai sinus dan cosinus sudut-sudut istimewa

Sudut 00 300 450 600 900


1 1
√2 √3
1
Sinus 0 1
2 2 2
1
√2 1
Cosinus 1 1 0
2√3 2 2

Sistem koordinat terbagi dalam 4 kuadran yang masing-masing kuadran


memiliki kombinasi nilai x dan y yang berbeda, yaitu :

Kuadran I dengan nilai x positif dan ypositif.

Kuadran II dengan nilai x negatif dan ypositif.

Kuadran III dengan nilai x negatif dan ynegatif.

Kuadran IV dengan nilai x positif dan ynegatif.

Sehingga nilai perbandingan trigonometri untuk sinus, cosinus, dan tangen

pada setiap kuadran adalah:


Tabel 5. Nilai sinus, cosinus, dan tangen pada kuadran I – IV.

Kuadran I II III IV
(0 -900)
0
(90 -1800)
0
(1800-2700) (2700-3600)
Sinus + + - -
cosinus + - - +
Tangen + - + -

3. Relas iSudut

Terdapat relasi sudut pada setiap kuadran dalam perbandingan trigonometri,

yaitu untuk sembarang sudut 0° < 𝛼 < 90° berlaku:

KuadranI

sin(90°−𝛼)=cos𝛼

cos(90°−𝛼)=sin𝑎

tan(90° − 𝛼) = 𝑐𝑡𝑔𝛼

KuadranII

sin(90° + 𝛼) =cos𝛼 sin(180° − 𝛼) = sin 𝛼

cos(90°+𝛼)=−sin𝛼 cos(180°−𝛼)=−cos𝛼

tan(90°+𝛼)=−𝑐𝑜𝑡𝑔𝛼 tan(180°−𝛼)=−tan𝛼

KuadranIII

sin(180° + 𝛼) =−sin𝛼 sin(270°−𝛼)=−cos𝛼

cos(180° + 𝛼) = − cos 𝛼cos(270° − 𝛼) = − sin 𝛼

tan(180° + 𝛼)= tan𝛼 tan(270°−𝛼)=𝑐𝑡𝑔𝛼

KuadranIV

sin(−𝛼) = −sin𝛼 sin(270°+𝛼)=−cos𝛼

cos(−𝛼 ) =cos𝛼 cos(270°+𝛼 )=sin𝛼

tan(−𝛼 )=−tan𝛼 tan(270°+𝛼)=−𝑐𝑜𝑡𝑔𝛼


4. Identitas Trigonometri

Beberapa identitas tigonometri diantaranya adalah:

Relasidasar

sin𝛼.csc𝛼=1

cos𝛼.sec𝛼=1

tan𝛼.𝑐𝑡𝑔𝛼=1

Relasi hasilbagi
sin𝛼
tan𝛼=
cos𝛼

cos𝛼
𝑐𝑡𝑔𝛼=
sin𝛼

RelasiPythagoras

𝑠𝑖𝑛2𝛼+𝑐𝑜𝑠 2𝛼=1

𝑠𝑒𝑐 2𝛼−𝑡𝑎𝑛 2𝛼=1

𝑐𝑠𝑐 2𝛼−𝑐𝑡𝑔2𝛼=1

5. Aturan sinus dancosinus

Pada segitiga sembarang ABC

Gambar 2. Segititiga sembarang ABC


Berlaku:

Aturansinus

sin ∠𝐴
𝑏
=
sin ∠𝐵
𝑐
=
sin ∠𝐶

Aturancosinus

𝑎2=𝑏 2+𝑐 2−2𝑏𝑐.cos∠𝐴

𝑏2=𝑎 2+𝑐 2−2𝑎𝑐.cos∠𝐵

𝑐 2=𝑎 2+𝑏2−2𝑎𝑏.cos∠𝐶

6. Grafik Fungsi Tigonometri

Grafik fungsi trigonometri dapat dibuat dengan menentukan nilai

perbandingan trigonometri dari beberapasudut.

Grafiksinus

Grafik sinus untuk sudut 0° − 360 ° dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

Gambar 3. Grafik y = sin x

Berdasarkan grafik y = sin x atau grafik sinus tersebut, dapat diambil

kesimpulan bahwa nilai sinus terletak diantara -1 dan 1 atau dengan kata lain nilai

minimum untuk sinus adalah -1 dan nilai maksimum adalah 1.


Grafikcosinus

Grafik cosinus untuk sudut 0° − 360 ° dapat dilihat pada gambar 4 berikut.

Gambar 4. Grafik y = cos x

Berdasarkan grafik y = cos x atau grafik cosinus tersebut, identik dengan

grafik sinus bahwa nilai cosinus juga terletak diantara -1 dan 1 atau dengan kata

lain nilai minimum untuk cosinus adalah -1 dan nilai maksimum adalah 1.
BAB lII

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, Trigonon artinya tiga sudut dan Metro

artinya mengukur. Trigonometri diartikan sebagai cabang matematika yang

berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus,

dan tangen.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir. A Conceptual Analysis of the Knowledge of Prospective MathematicsTeachers

about Degree and Radian. Turkey: Educational Faculty, Kastamonu University.

Agninditya, F. dkk. Analisis Kesalahan dan Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian

Pokok Bahasan Trigonometri kelas x.iis di SMAN 1 Rembang.

http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/masif2014/masif2014/paper/view File/509/458

(online). diakses 1 September 2015.

Anni, CT. 2006. Psikolologi Belajar. Semarang : UPT MKK Universitas Negeri Semarang

Anggara, Yudha. 2011. Memahami Keterampilan Dasar Versus Konseptual Pada Pendidikan

Matematika. https://yudhaanggara147.files.wordpress.com/.../review-jurnal-internasio... (online).

Diakses 3 Agustus 2015

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis).Jakarta: PT Rineka

Cipta

Aqiila. Analisis Kesalahan Mengerjakan Soal Trigonometri Kelas X.A Sma Islam Sultan Agung

1 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

http//www.kangguru.wordpress.com/2007/02/01/teknik-pemecahanmasalahala-g-polya (online).
diakses 1 September 2015

Baharuddin & Nur Wahyuni, Esa. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz

MediabBaharuddin. 2010. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Ensiklopedi.

http://www.duniapelajar.com/2013/03/05/contoh-metode-penelitianskripsi-matematika/ (online).

Diakses 15 September 2015Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung :

Sinar Baru Algensindo

Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakary

Anda mungkin juga menyukai