Indriastutik Damanik
2201096
Pada waktu dinas malam perawat mendapat laporan dari keluarga pasien anak bahwa anaknya yg
sedang dirawat dengan diare akut tiba tiba demam 39 derajat celcius, sewaktu pasien masuk dari
ugd pasien tidak ada mengalami demam sehingga belum mendapat therapi obat penurun
suhu,kemudian perawat menelpon dokter anak tetapi telepon tidak diangkat kemudian mengirim
pesan melalui WA,sebenarnya perawat bisa saja memberikan obat demam tersebut akan tetapi
Apakah perawat harus memberikan obat penurun panas untuk menolong pasien atau tidak?
2. Argumen
Hipertemi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami peningkatan suhu tubuh diatas
37,8 derajat celcius peroral atau 38,8 derajat celcius perrektal karena factor eksternal. (Carpenito,
1995)
Perawat harus melakukan tindakan dasar atau melakukan pertolongan pertama pada pasien
agar kondisi pasien tidak menjadi lebih parah. Jika tidak segera ditolong bisa menyebabkan
kondisi yang lebih parah dan bisa berakibat fatal. Kemudian setelah itu perawat sesegera
mungkin menghubungi dokter agar mendapatkan perintah untuk melakukan proses penanganan
pasien selanjutnya.
3. Deduksi
Pada pasien yang menderita hipertermi, sebaiknya perawat melakukan tindakan pertolongan
dasar yaitu, pemeriksaan fisik dan TTV pasien (suhu, tekanan darah, pernapasan, dan denyut
nadi), pasien dianjurkan banyak minum air, memberikan kompres hangat, memantau status
hidrasi pasien, dan setelah melakukan pertolongan dasar kepada pasien perawat segera
menghubungi dokter.
4. Induksi
Pertolongan dasar seperti pemeriksaan fisik dan TTV pasien (suhu, tekanan darah,
pernapasan, dan denyut nadi), pasien dianjurkan banyak minum air, memberikan kompres
hangat, memantau status hidrasi pasien, harus dilakukan oleh perawat jika menghadapi pasien
dengan kasus hipertermi dan segera menghubungi dokter jika dokter tidak berada ditempat.
Positif :
Kondisi pasien akan lebih cepat membaik dan hipertermi yang diderita pasien tidak akan
Negatif :
Pasien tidak tertangani dengan sempurna karena penanganan yang dilakukan masih sangat dasar
(setengah-setengah.
Positif :
Dokter dapat langsung memberikan perintah untuk menginjeksi atau memberikan obat kepada
Waktu dan tenaga yang dibutuhkan lebih efisien, karena penanganan yang dilakukan tidak harus
Pasien dapat langsung diinjeksi atau diberi obat atau ditolong atau ditangani tanpa harus
Jika kasus tersebut terjadi pada daerah terpencil yang alat komunikasi masih minim atau sulit,
Positif :
Dokter dapat member perintah untuk menagani pasien meski melalui telepon.
Negatif :
Waktu dan tindakan kurang efesien karena pasien belum mendapatkan pertolongan dasar dari
Positif :
Ketika dokter datang bisa langsung meresepkan atau memberikan obat atau injeksi untuk pasien.
Negatif :
Jika dokter berada pada jarak yang jauh dan tidak bisa segera datang, maka kondisi pasien bisa
Bisa membahayakan jiwa pasien dan berakibat fatal jika tidak segera mendapatkan penanganan.
Melakukan pemberian obat secara langsung tanpa menunggu kedatangan dokter
Positif :
Perawat dapat disalahkan atau ditegur karena melakukan tindakan tanpa perintah dokter.
6. Keputusan
Perawat harus memberikan pertolongan dasar seperti pemeriksaan fisik dan TTV pasien
(suhu, tekanan darah, pernapasan, dan denyut nadi), menganjurkan pasien banyak minum air,
memberikan kompres hangat, memantau status hidrasi pasien. Kemudian setelah itu perawat
segera menghubungi dokter yang bersangkutan agar perawat segera menerima perintah untuk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi
dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar
yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri
berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam
keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis,
pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis. Proses berpikir
ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan
menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi,
ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah
proses berpikir dan belajar. Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional
dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah
fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek,
atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir
atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah
sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara
suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai
berikut :
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam
mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat tidaknya atau layak
tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir (kognitif) yang
mencakup penilaian analisa secara rasional tentang semua informasi, masukan, pendapat, dan
Asumsi berpikir kritis adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan dan berkerja
bersama dengan keperawatan. Ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu sebagai
berikut. Asumsi pertama adalah berpikir kritis melibatkan pikiran, perasaan, dan bekerja yang
ketiganya merupakan keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional yang berkerja
bersama-sama berpikir tanpa bekerja adalah sia-sia, bekerja tanpa perasaan adalah hal yang
sangat tidak mungkin, pengenalan nilai-nilai keterkaitan antara pikiran, perasaan, dan berkerja
bekerja adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada praktek
Asumsi ketiga, berpikir kritis dalam keperawatan bukan sesuatu yang asing, karena sebenarnya
Asumsi keempat, berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat belajar
. Asumsi kelima, berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan efektif. Asumsi
keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa aktifitas berpikir
yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu terjadi.
Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan tiga
model, yaitu : feeling, model, vision model, dan examine model yaitu sebagai berikut :
1. Feeling Mode
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis
aktifitas keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital,
perawat merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
2. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan
perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan
perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip
pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide dengan
bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk
Ada empat bentuk alasan berpikir kritis yaitu : deduktif, induktif, aktivitas informal, aktivitas
tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut, alasan
berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan
dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan
buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis adalah
berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat penilaian
berdasarkan kata bukan pikiran. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk
keperawatan profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk
pemecahan masalah.
B. Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih nyaman
DAFTAR PUSTAKA