Anda di halaman 1dari 28

Kajian Data Sekunder

KELOMPOK 1
Members :
Zahratu Shafara Aiyub (2004110010009)
Nisrina Khalisha (2004110010011)
Nabilah Aufaraihan (2004110010030)
Resi Selvi Yanti (2004110010040)
M. Thariq Azka (2004110010053)
Rayhan Dara Fhounna (2004110010058)
Pintenate Habibin Malik
(2004110010053)
Ulfi Rahmah (2004110010060)
What we'll discuss
RPJP NASIONAL
RPJM ACEH
RPJM ABDYA
RTRW NASIONAL
RTRW ACEH
RTRW ABDYA
RZWP3K ACEH
KEBIJAKAN SEKTORAL
Peta Batas
Delineasi Awal
WP
RPJM ACEH
Berdasarkan tabel diatas pada Kabupate Aceh
Barat Daya untuk Cekungan Air Tanah (CAT)
memiliki luas sebesar 47,993.09 Ha.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Aceh Tahun 2013-2033


telah menetapkan 4 (empat) kawasan sebagai bagian dari
rencana pengembangan kawasan strategis Aceh yang
meliputi:

Berdasarkan tabel diatas Distribusi Penduduk


Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2009-
2014 menngalami peningkatan dari tahun ke
tahun.
Berdasarkan RTRWA 2013-2033 Aceh dapat dibagi dalam
beberapa kawasan rawan bencana yaitu:

Berdasarkan tabel diatas Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk


Usia 15 Tahun ke atas pada tahun 2012-2016 di Kabupaten
ABDYA memiliki rata-rata sebesar 95,53.

Berdasarkan tabel diatas Angka rata-rata lama sekolah pada


Berdasarkan tabel diatas Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2012-2016 di Kabupaten ABDYA menngalami
Kab. Blang Pidie penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun 2012- peningkaatan di tiao tahunnya dengan rata-rata 7,79
2016 memiliki perkembangan yang stabil.
jumlah Cagar Budaya Kab. Aceh Barat Daya
sebanyak 5 buah. RPJM ACEH

jumlah timbulan sampah per hari di Kab ABDYA


Kewenangan Jenis Irigasi di Kab. Aech Barat sebanyak 46,207.20
Daya memiliki luasan sebesar 3,040 Ha.
RPJM ACEH

Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk


Kab. ABDYA yaitu 155.254 jiwa pada tahun 2015
QANUN NO. 17 TAHUN 2013
TENTANG
1. Kecamatan Blang Pidie
BAB IV Ruang lingkup penataan ruang kabupaten, pasal 4
Kecamatan Blangpidie, dengan Ibukotanya Pasar Blangpidie
BAB VI RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN, pasal 10
PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu PKW Blangpidie, terletak di
Kecamatan Blangpidie; poin ke2
PPL Keude Paya, meliputi Gampong Keude Paya, Mata Ie dan Panton Raya, Kecamatan
Blangpidie; poin 5 d
mengembangkan PKW, PKLp, PPK dan PPL sebagai pusat industri pengolahan dan industri
jasa hasil pertanian tanaman pangan, dilakukan di PKW Blangpidie, PPK Jeumpa, PPK Susoh,
poin 5 e
QANUN NO. 17 TAHUN 2013
TENTANG
mengembangkan PKW, PKLp, PPK, dan PPL sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu
pengetahuan bahari serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan
pameran, dilakukan PKW Blangpidie, PPK Susoh, poin 5 h
mengendalikan perkembangan fisik kawasan perkotaan untuk mempertahankan lahan
pertanian pangan berkelanjutan, dilakukan di PKW Blangpidie, PPK Jeumpa, poin 5 i
mengembangkan PKW dan PPK berbasis sumber daya alam dan jasa lingkungan di wilayah
pesisir selatan kabupaten dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup, dilakukan di PKW Blangpidie, dan PPK Susoh, poin 5 L
·mengembangkan PKW dan PKLp yang didukung prasarana dan sarana perkotaan yang
memadai, dilakukan di PKW Blangpidie, poin 5 m
QANUN NO. 17 TAHUN 2013
TENTANG
Jaringan jalan nasional dalam wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, berupa fungsi ruas Jalan Arteri Primer (K1), meliputi:
1. batas Kabupaten Nagan Raya – simpul jalan kota Blangpidie sepanjang kurang lebih 40,79
Km;
2. simpul jalan kota Blangpidie – batas Kabupaten Aceh Selatan sepanjang kurang lebih 22,99
Km. poin 3
Jaringan jalan strategis nasional dalam wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, berupa fungsi ruas Jalan Kolektor Primer 1 (K2), meliputi: ruas
jalan Kota Blangpidie – Cot Mane sepanjang kurang lebih 3,34 Km. poin 4
Jalan Kolektor Primer 4 (K4) sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a, meliputi :
1. ruas jalan Pante Rakyat - IDT, Kecamatan Babahrot, sepanjang 16,16 km;
2. ruas jalan Sp. Keude Paya – Padang Panjang, Kecamatan Blangpidie, sepanjang 2,43 km,
poin 8
BAB VI RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN
Pasal 10
mengendalikan perkembangan PKLp dan PPK di kawasan rawan bencana, dilakukan di PKLp Babahrot, PPK Kuala Batee, PPK Jeumpa, PPK
Susoh dan PPK Setia.
Pasal 15
Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, rencana halte,: Kecamatan Susoh sejumlah 5 unit, berada di Gampong Pante Pirak,
Durian Rampak, Pawoh, Pulau Kayu dan Ujung Padang.
Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud Pasal 13 Ayat (1) huruf d, pengembangan trayek Angkutan
Gampong, Blangpidie – Susoh – Lama Inong – Babahrot.
rute angkutan barang:
Susoh – Blangpidie;
Susoh – Kuta Bahagia
Susoh – Babahrot
Susoh – Manggeng.
Pasal 16
Rencana pelabuhan laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa pengembangan pelabuhan pengumpan di Gampong Padang
Baru terletak di Kecamatan Susoh
Rencana pengembangan jalur alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa rute pelayaran regional yang direncanakan,
meliputi:
a. Susoh – Tapaktuan; g. Susoh – Belawan;
b. Susoh – Simeulue; h. Susoh – Kuala Tansuk;
c. Susoh – Meulaboh; i. Susoh – Tanjung Priok
d. Susoh – Sabang; j. Susoh – Singapura;
e. Susoh – Malahayati; k. Susoh – Cina.
f. Susoh – Teluk Bayur;
Pasal 19
Rencana sistem jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. pengembangan jaringan listrik Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV, meliputi. poin 5
Kecamatan Blangpidie, meliputi: Gudang dan Alue Manggota pengembangan Gardu Induk (GI) Blangpidie berada di Gampong Alue Manggota
terletak di Kecamatan Blangpidie;
Pasal 20
huruf a berupa pengembangan jaringan kabel, Kecamatan Blangpidie – Kecamatan Susoh – Kecamatan Jeumpa
Pasal 22
Pengembangan prasarana kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i, meliputi: a. peningkatan rumah sakit umum tipe C terletak
di Kecamatan Susoh berada di Gampong Ujong Padang; b. rencana Revitalisasi Rumah Sakit Umum Regional terletak di Kecamatan Susoh
berada di Gampong Ujong Padang;
Pasal 25
Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada pasal 24 huruf a seluas 48.776,29 Ha tersebar di berbagai kecamatan, Kecamatan Blangpidie
seluas 3.588,52 Ha, berada di Gampong Mata Ie, dan Panton Raya. Poin 1 d
Kawasan sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b seluas 2.900,24 Ha tersebar di berbagai kecamatan, Kecamatan Blangpidie
seluas 164,07 Ha, meliputi: 1. Krueng Kila berada di Gampong Panton Raya; 2. Krueng Alue Pisang berada di Gampong Panton Raya; 3. Alue
Meujakeut berada di Gampong Panton Raya; 4. Krueng Seupiyoh berada di Gampong Panton Raya; 5. Krueng Suak Brok/Chik Kaye Adang berada
di Gampong Keude Paya; 6. Krueng Susoh berada di Gampong Persiapan Babah Lhueng, Gampong Panton Raya, Kuta Tinggi, Meudang Ara, Mata
Ie, Lhung Asan, Keude Siblah, Kuta Bahagia, Cot Jeurat, Lhung Tarok dan Seunaloh; 7. Krueng Seunaloh berada di Gampong Seunaloh; 8. Krueng
Babah Lhok berada di Gampong Lamkuta dan Baharu; 9. Lhueng Meunasah Tuha berada di Gampong Baharu; dan 10. Lhueng Kapiten berada di
Gampong Gudang, Lamkuta dan Baharu.
QANUN NO. 17 TAHUN 2013
TENTANG
Pasal 41
Kawasan strategis kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,, sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi, kawasan koridor Pengembangan Pelabuhan Susoh di Teluk Surin dan Kawasan
Industri Terpadu Aceh Barat Daya di Surin, pengembangan akses jalan lingkar direncanakan dibangun
untuk mendukung kegiatan ekonomi yaitu mengintegrasikan kawasan industri dengan Pengembangan
Pelabuhan Susoh di Teluk Surin.
sudut kepentingan sosial, berupa pengembangan kawasan pendidikan mencakup wilayah Kecamatan
Susoh yang ditetapkan pemanfaatan ruangnya untuk mendukung sektor pendidikan dan ditetapkan
sebagai kawasan pendidikan bagi wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya;
RPJMK
RPJMK ABDYA TAHUN 2017-2022
·Kecamatan Blangpidie – ibukota pasar blangpidie – Luas 47.368 Ha – jarak ibu kota kab dengan jrk ibukota kec 2 Km – Gampong Definitif 20
·Kecamatan Jeumpa – ibukota Alue Sungai Pinang – Luas 36.712 Ha – jarak ibu kota kab dengan jrk ibukota kec 12 Km – Gampong Definitif 12
·Kecamatan Susoh – ibukota Padang Baru – Luas 1.905 Ha – jarak ibu kota kab dengan jrk ibukota kec 5 Km – Gampong Definitif 29
TOPOGRAFI
Kondisi topografi Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan daratan yang relatif berbukit-bukit dengan tingkat kemiringan lereng yang relatif curam
dan cukup beragam. Kemiringan lereng yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya dibagi menjadi 4 (empat) bagian.
0 – 3 persen berada di bagian barat Kabupaten Aceh Barat Daya, tepatnya berada di sebagian besar Kecamatan Blangpidie, Kecamatan Susoh
dan Kecamatan Babahrot;
8 persen berada di bagian tengah Kabupaten Aceh Barat Daya, tepatnya berada di Kecamatan Babahrot, Kecamatan Setia, Kecamatan Jeumpa
dan sebagian kecil di Kecamatan Kuala Batee;
15 – 30 persen berada di bagian Utara Kabupaten Aceh Barat Daya, tepatnya berada di Kecamatan Blangpidie, Kecamatan Jeumpa dan
Kecamatan Setia;
30 persen berada di bagian Timur Kabupaten Aceh Barat Daya, yang membentang dari atas hingga bawah tepatnya berada di Kecamatan
Manggeng, sebagian besar Kecamatan Setia, Kecamatan Jeumpa dan Kecamatan Kuala Batee.
RPJMK
Daerah irigasi
saat ini terdapat 3 unit bendung irigasi yang melayani luasan lahan dalam kapasitas besar yaitu Irigasi Susoh dibawah kewenangan pusat,
JENIS TANAH
Untuk jenis tanah oxisols dan ultisols lokasinya berada di bagian Tengah Kabupaten Aceh Barat Daya, tepatnya di Kecamatan Blangpidie dan
sebagian di Kecamatan Kuala Batee dan Kecamatan Jeumpa, sedangkan untuk jenis mollisols hanya berada di Kecamatan Babahrot.
Potensi dan prospek air tanah di Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sebagai berikut: Dataran rendah di Kecamatan Blangpidie, yang tersusun
dari sedimen lepas atau setengah padu (kerikil, pasir, lanau dan lempung) merupakan daerah rawa gambut. Wilayah ini memiliki potensi dan
prospek air tanah yang tinggi, sedangkan wilayah dengan endapan yang sama namun tersusun dari tanah mineral, mempunyai potensi dan
prospek air tanah yang tergolong rendah.
Kewenangan Pusat ,Nama daerah irigasi ( D.I.Susoh ) luas 5.793 Ha dengan jenis irigasi (Teknis) lokasi kecamatan Blangpidie.
KAWASAN STRATEGIS
Kawasan PerkotaanBlangpidie ditetapkan untuk mendukung kebutuhan pengembangan perkotaan dan pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi
di kawasan tersebut.
Kawasan Minapolitan Kabupaten Aceh Barat Daya ditetapkan di kawasan pesisir. Pemanfaatan sektor produksi perikanan tangkap, perikanan
budidaya, industri pengolahan hasil laut, konservasi kelautan dan pariwisata. Adapun wilayah yang termasuk kawasan minapolitan adalah
Kecamatan Susoh, Setia, Tangan-Tangan, Manggeng
Kawasan Koridor Pengembangan Pelabuhan Susoh di Teluk Surin dan kawasan industri Kuala Batee, pengembangan akses jalan lingkar
direncanakan dibangun untuk mendukung kegiatan ekonomi yaitu mengintegrasikan kawasan industri dengan Pengembangan Pelabuhan Susoh
di Teluk Surin.
Kawasan strategis di atas merujuk pada Qanun RTRW Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013-2033 yang menetapkan 5 (lima) kawasan strategis
di Kabupaten Aceh Barat Daya. Disamping kawasan strategis di atas, dalam RPJM ini juga ditetapkan Kecamatan Jeumpa termasuk kedalam
kawasan agropolitan.
RPJMK
Daerah rawan tsunami
Sebagian wilayah pesisir Lembah Sabil sampai Susoh terkena dampak dari gelombang tsunami dengan ketinggian 2 meter.
Daerah rawan longsor
Kawasan rawan longsor, adalah kawasan yang diidentifikasikan sering tinggi mengalami bencana tanah longsor yang disebabkan oleh alam maupun
kegiatan manusia secara tidak langsung, Adapun lokasi Kawasan rawan longsor di kabupaten abdya : Kecamatan Blangpidie, berada di Gampong
Guhang, Seunaloh, Kedai Paya, Panton Raya, Mata Ie dan Babah Lhok, dan Gampong Persiapan Babah Lhung. Susoh kecamatan terbanyak penduduk
nya. Kecamatan Susoh menempati posisi pertama dalam hal kepadatan penduduk dimana sebanyak rata-rata 1.249 jiwa menempati areal 1 km2.
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN ABDYA Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2016
RPJMK
Sarpras peribadatan Pertambangan

Perdagangan
Listrik
Tenaga Listrik pada umumnya menjadi kewenangan dari PT. PLN (Persero) sebagai
pembangkit hingga pendistribusian listrik ke konsumen. Tercatat sebesar 51.092.237
KWh sepanjang tahun 2011 telah disalurkan ke konsumen, baik pihak pemerintah maupun
swasta/rumah tangga.
Perkembangan pembangkit listrik Blangpidie tahun 2011 berdasarkan data dari PLN
Ranting Blangpidie adalah : gardu travo sebanyak 1 buah berada di Blangpidie, travo tiang
sebanyak 58 unit di Blangpidie, 37 unit di Manggeng dan 37 unit di Kuala Batee.
Sementara untuk daya travo di Blangpidie sebesar 4.715 KV.A,
RPJMK
Pariwisata
Kabupaten Aceh Barat daya saat ini memiliki beberapa Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh
Barat Daya seperti wisata alam, wisata cagar budaya dan situs sejarah sampai wisata minat khusus seperti haiking dan arung jeram, terdapat pula 7
hotel/losmen yang tersebar di Kabupaten Aceh Barat Daya khususnya di Kota Blangpidie.

Kecamatan blangpidie
Nama tempat wisata (pemandian krueng susoh ) Kecamatan susoh
Objel wisata : wisata alam dan sejarah -Mata Ie Nama tempat wisata Pasir Putih Pantai Cemara Indah
- Kolam Tgk.Malem - Makam T.Awee Geutah Objel wisata : wisata alam
- Batee Permata Sejarah - Makam T.Peukan - Kuala Katung
- Pemandian Kolam Putroe Hijau - Makam Tgk.Dilubuk - Pantai Wisata Nelayan
- Gunong Cot Keummeunyan - Makam Tgk. Sirah Panyang - Pasir Ujong Keutapang
- Panorama Gunong dan Irigasi - Makam T.Ben Mahmud - Pulau Gosong
- Makam Syeh Mahmud - Taman Laut Ujong Serangga
RPJMK
RPJMK

Moda angkutan dan aksesibilitas


Adapun trayek angkutan umum yang ada secara umum telah dapat
menjangkau kecamatan-kecamatan yang ada. Armada minibus
angkutan perdesaan merupakan RPJM Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2017 - 2022 II-188 armada terbanyak yang ada di Kabupaten
Aceh Barat Daya yang telah mampu menjangkau hampir seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya dan jalur
aksesnya terpusat di terminal induk Kota Blangpidie.
RTRW ACEH
Kebijakan dan Stretegi Sistem Jaringan Energi
Penataan Ruang Wilayah Aceh Pasal 23
(3) penegmbangan pembangkit tenaga listrik sebagimana dimaksud pada
Pasal 10 ayat (1) huruf a terdiri atas
(3) Strategi pengembangan struktur ruang untuk e. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), yang ada untuk kebutuhan
peningkatan akses dari dan luar wilayah Aceh, baik setempat meliputi:
dalam lingkup nasional maupun internasional 8. Blang Pidie, daya mampu 23 MW;
meliputi: (5)Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik
a. Mengembangkan Blangpidie, dan Singkil sebagai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi pengembangan
pintu gerbang utama pulau sumatera, dalam jaringan transmisi, yang terdiri atas:
hubungan ekonomi, kebudayaan, Pendidikan, pa b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV, meliputi:
2. Jalur Pantai Barat meliputi Banda Aceh – Lampisang –
Lamno - Calang – Meulaboh – Nagan Raya – Blang Pidie –
Rencana Struktur Ruang Tapak Tuan – Subulussalam – Singkil – Sumatera Utara;
Wiayah Aceh (7) Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) didukung dengan pengembangan
Pasal 15 Gardu Induk (GI) yang meliputi peningkatan kapasitas (up rating) dan
(4) Pusat kegiatan sekunder sebagimana dimaksud pembangunan baru, meliputi:
pada ayat (2) huruf b meruapakn PKW sebagai
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan beberapa kabupaten/kota dalam Aceh
meliputi:
e.Blangpidie
Sistem Jaringan Transportasi
Pasal 17
(5) Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi
a.Jalan Kolektor Primer 1 (Jalan StrategisNasional):
4. Jl. Blangpidie - Cot Mane;
(12) Pengembangan terminal regional tipe A dan B sebagaimana dimaksud pada ayat (11) huruf b meliputi:
b. jl. lintas barat melewati Jl. Sultan Alaidin Mahmud Syah (Banda Aceh) - Jl. Teuku Umar (Banda Aceh) - Jl. Cut Nyak Dhien (Banda Aceh) -
Calang - Meulaboh - Jl. Gajah Mada (Meulaboh) - Jl. Arah Ke Tapaktuan (Meulaboh) - Simpang Peut - Blang Pidie - Tapaktuan - Jl. TB. Mahmud
(Tapaktuan) - Jl. Jenderal Sudirman (Tapaktuan) - Jl. Raya Angkasa (Tapaktuan)
(15) Pengembangan jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (11) huruf e meliputi:
a. jaringan trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), meliputi :
2. Banda Aceh – Calang – Meulaboh – Blang Pidie - Tapaktuan –Subulussalam – Medan;
b. jaringan trayek Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), meliputi:
2. Banda Aceh – Calang – Meulaboh – Blang Pidie -Tapaktuan – Subulussalam;
Pasal 19
(4) Pelabuhan laut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelompokkan ke dalam beberapa zona kerja berdasarkan letak geografis dan rencana
pengembangan kawasan strategis Aceh, dengan pengelolaan sebagai berikut:
d. Zona Tenggara-Selatan, terdiri atas:
4. pengembangan Pelabuhan Susoh di Teluk Surin (Kabupaten Aceh Barat Daya).
(5)Pelabuhan laut sebagimana dimaksud pada ayat (2) dikembangkan sesuai dengan peran berikut:
b. Pengembangan Pelabuhan Susoh di Teluk Surin (Kabupaten Aceh Barat Daya), Pelabuhan Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat) sebagai
pelabuhan utama yang terbuka bagi perdagangan luar negeri dengan jenis pelayanan utama kontainer, kargo umum, curah cair dan curah kering
lingkup nasional dan internasional;
Pasal 22
(4) Bandar udara domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas:
c. Bandar Udara Kuala Batee-Blang Pidie;
KEBIJAKAN SEKTORAL
Fasilitas Rancangan Qanun Aceh tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Aceh Tahun 2022-2037

Pada Pasal 17 ditetapkan bahwa Strategi untuk peningkatan aksesibilitas domestik bagi
Wisatawan mancanegara di Indonesia dan daerah sumber Pasar Wisatawan nusantara,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf f salah satunya adalah dengan meningkatkan
kualitas fasilitas dan pelayanan Bandar Udara Maimun Saleh di Kota Sabang, Malikussaleh
di Kabupaten Aceh Utara, Cut Nyak Dhien di Kabupaten Nagan Raya, Rembele di
Kabupaten Bener Meriah, Lasikin di Kabupaten Simeulu, Syekh Hamzah Fansuri di
Kabupaten Aceh Singkil, Alas Leuser di Kabupaten Aceh Tenggara, Senubung di Kabupaten
Gayo Lues, Kuala Batee di Kabupaten Aceh Barat Daya, Teuku Cut Ali Tapaktuan di
Kabupaten Aceh Selatan dan Batee Glungkue di Kabupaten Bireun.
KEBIJAKAN SEKTORAL
Fasilitas Rancangan Qanun Aceh tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Aceh Tahun 2022-2037
DPA Pesisir Barat-Selatan Aceh
Pasal 32
(2) arah pembangunan KPPA ekowisata pesisir Barat-Selatan Aceh, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a sebagai berikut:
a. tema pengembangan produk: ekowisata peisisr;
b. cakupan wilayah: Seluruh kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat (Arongan Lambalek, Bubon,
Johanpahlawan, Kaway Enambelas, Meurebo, Pante Ceuremen, Panton Reu, Samatiga, Sungaimas,
Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur), Sebagian Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat Daya (Babah Rot,
Lembah Sabil, Susoh), Sebagian wilayah dalam Kecamatan (Blang Pidie, Jeumpa, Kuala Batee, Manggeng,
Setia, Tangan-Tangan) Kabupten Aceh Barat Daya, ….
c. sasaran: berkembangnya ekowisata pesisir yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan
KEBIJAKAN SEKTORAL
Qanun Aceh No. 1 Tahun 2020 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Aceh Tahun 2020-2040

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir


1.Zona Pelabuhan
a.Pelabuhan pengumpan regional : Susoh, teluk surin
2. Zona Pariwisata
Arahan pengembangan untuk wisata alam pantaj/pesisii dan pulau pulau kecil
3. Zona Perikanan Budidaya
Usaha budidaya laut
4. Zona Perikanan Tangkap
5..Kawasan Konservasi Perairan
6. Alur Laut
Konsep
Perencanaan

Ekowisata Pesisir
Alasan: merujuk pada Qanun Aceh tentang Rencana Induk
Kepariwisataan Aceh tahun 2022-2027, daerah Blang Pidie,
Jeumpa dan Susho termasuk dalam rancangan tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai