Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 2022/2023

P1 – SINTESIS ASETALDEHIDA

Tujuan percobaan:
Mahasiswa mengenal reaksi pembuatan senyawa golongan aldehida melalui oksidasi
alkohol primer, mengetahui cara melakukan distilasi, serta memahami persamaan dan
perbedaan sifat kimia aldehida dan keton melalui beberapa uji identifikasi senyawa secara
kualititatif.

Pendahuluan
Aldehida dan keton mempunyai gugus fungsional karbonil (C=O). Aldehida dapat dibuat
dari oksidasi alkohol primer dan dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat.
Sementara itu, keton dapat dibuat melalui oksidasi alkohol sekunder dan tidak mudah
dioksidasi lebih lanjut.
Aldehida dan keton mengalami reaksi umum untuk senyawa golongan karbonil sebagai
berikut:

Skema 1. Reaksi oksidasi aldehida dan keton

Bahan-bahan yang digunakan


Etanol 96%, kalium bikromat, asam sulfat pekat, akuades, reagensia Tollens, Fehling, Schiff,
natrium hidroksida, fenil hidrazina, aseton, formaldehida, dll.

Alat-alat yang digunakan


Labu alas bulat 100 mL, pendingin Liebig, statif, klem, batang pengaduk magnetik, hotplate
magnetic stirrer, tabung reaksi, pipet tetes, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, lampu
spiritus, dll.

Prosedur
Catatan, sebelum melakukan eksperimen, hitunglah terlebih dahulu kesetaraan antara massa
(g) dan jumlah mol dari reagen yang digunakan.
1. Pembuatan Aldehida
Rangkaian set alat distilasi dipersiapkan terlebih dahulu. Kalium bikromat (7,5 g; …. mol)
dimasukkan ke dalam labu alas bulat, lalu ditambahkan campuran dari akuades (30 mL).
Masukkan batang pengaduk magnetik ke dalam labu. Lakukan pengadukan beberapa saat.
Tambahkan asam sulfat pekat (5,5 mL; …. mol), lalu lakukan pengadukan lagi hingga
campuran reaksi dapat bercampur homogen. Hubungkan labu dengan pendingin Liebig yang
dialiri air dan nyalakan stirrer pada hotplate. Lalu ditambahkan etanol 96% (10 mL; …. mol)
ke dalam labu dan segera pasang konektor termometer ke dalam rangkaian alat. Reaksi
terjadi secara spontan. Amati reaksi yang terjadi. (Apabila reaksi tidak terjadi, panaskan labu
menggunakan hotplate). Distilasi dilakukan selama 5-10 menit. Distilat yang dihasilkan sebagai
hasil reaksi ditampung, lalu diukur volumnya. (Perhatian: ambil batang pengaduk magnetik,
jangan dibuang). Kemudian beberapa uji identifikasi terhadap distilat ini akan dilakukan
seperti pada poin 2 di bawah ini.

2. Reaksi-reaksi terhadap Asetaldehida


a. Reduksi larutan perak amoniakal (Uji Tollens)
Larutan perak amoniakal dapat dibuat dengan cara sebagai berikut: Larutan NaOH
ditambahkan secara berlebihan terhadap larutan perak nitrat dan diteteskan amonia sampai
endapan yang terbentuk larut menggunakan tabung reaksi.
Reduksi larutan perak amoniakal adalah reaksi yang sangat peka dan reaksi yang sangat umum
terhadap larutan aldehida. Reagen yang digunakan pada uji ini dinamakan sebagai reagensia
Tollens.
Reagensia Tollens dibuat dari dua jenis larutan berikut:
a.1. Campuran larutan dari larutan perak nitrat 10 % dan larutan natrium hidroksida 10%
dengan volum yang sama
a.2. Larutan amonia 10%
Jika hendak menggunakan reagensia Tollens ini, maka kedua larutan (a.1. dan a.2.)
dicampurkan dengan volume yang sama.
Cara uji identifikasi suatu senyawa dengan reagensia Tollens:
Distilat dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan tambahkan beberapa tetes
larutan reagen Tollens dan kemudian digojog perlahan. Tabung reaksi dipanaskan di atas

pemanas (lampu spiritus) hingga suhu 70 oC. Amati apa yang terjadi!

b. Reaksi reagen Fehling


Reagensia Fehling dibuat dari dua jenis larutan berikut:
b.1. Larutan Fehling A yang terbuat dari tembaga sulfat (CuSO4, 69,3 g; mol) dalam 1 L air.
b.2. Larutan Fehling B yang terbuat dari Seignette (Kalium natrium tatrat, 346 g; … mol)
dan natrium hidroksida (100 g: … mol) dilarutkan dalam 1 L air.
Jika hendak menggunakan reagensia Fehling ini kedua larutan (b.1. dan b.2.) dicampurkan
dengan volume yang sama.
Cara uji identifikasi suatu senyawa dengan reagensia Fehling:
Distilat dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan tambahkan beberapa tetes
larutan reagen Fehling dan kemudian digojog perlahan. Tabung dipanaskan sampai mendidih
beberapa menit. Amati apa yang terjadi!

c. Pendamaran oleh alkali


Sebagian distilat dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih, lalu ditambahkan dengan
larutan natrium hidroksida 10%, kemudian dipanaskan, amati apa yang terjadi! Teruskan
pemanasan, amati apa yang terjadi!

d. Reaksi warna Schiff


Distilat dicampur reagensia Schiff (5 mL) dan dibiarkan beberapa lama. Amati apa yang
terjadi!
Reagensia Schiff dibuat dengan cara sebagai berikut:
Fuchsin (0,2 g; … mol) dilarutkan dalam larutan jenuh belerang dioksida berair (20 mL)
selama 24 jam. Kemudian diencerkan sampai volume 200 mL.
e. Pembentukan Fenil hidrazon
Larutan destilat ditambahkan dengan sedikit fenil hidrazina. Amati apa yang terjadi!

3. Reaksi-reaksi terhadap Formaldehida


Reaksi-reaksi a, b, c, d dan e dilakukan terhadap larutan Formaldehid 5%. Amati apa yang
terjadi!

4. Reaksi-reaksi terhadap Alkanon


Alkanon yang digunakan adalah aseton.
Reaksi-reaksi a, b, c, d dan e dilakukan terhadap aseton. Amati apa yang terjadi!

5. Reaksi-reaksi terhadap Kloralhidrat


Reaksi-reaksi a, b, c, d dan e dilakukan terhadap kloralhidrat. Amati apa yang terjadi!

Latihan Soal:
1. Tuliskan mekanisme reaksi pembuatan asetaldehid dari oksidasi etanol menggunakan
Kalium bikromat (K2Cr2O7).
2. Selain Kalium bikromat yang diasamkan, oksidator apa lagi yang bisa digunakan?
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada reaksi-reaksi terhadap aldehid dan keton.
4. Apakah persamaan dan perbedaan reaksi yang terjadi pada aldehid dan keton?

Anda mungkin juga menyukai