Anda di halaman 1dari 11

F.

DALIL-DALIL LIMIT

Perhatian kita terhadap tingkat perubahan membawa kita untuk meninjau konsep
derivative yang, karena mempunyai sifat limit dari suatu hasil bagi perbedaan, akan
mendorong kita untuk mempelajari pernyataan-pernyataan mengenai penilaian dan adanya
suatu limit. Proses dasar penilaian limit seperti digambarkan dalam bagian 6.4, melibatkan
variabel v yang mendekati suatu bilangan khusus (katakana, N) dan mengamati nilai yang
didekati q. Namun dalam menilai limit suatu fungsi, kita mungkin mendapatkan dalil-dalil
limit tertentu, yang secara material mempermudah penyelesaian, terutama untuk fungsi yang
rumit.

Dalil-Dalil yang Melibatkan Fungsi Tunggal

Jika fungsi tunggal 𝑞 = 𝑔(𝑣) dilibatkan, maka dalil-dalil berikut dapat dipakai.

Dalil I Bila 𝑞 = 𝑎𝑣 + 𝑏, maka vlim


→N
q=aN +b (𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎).

Contoh 1 :

Jika diketaui 𝑞 = 5𝑣 + 7, kita peroleh lim q=5 ( 2 ) +7 . Dengan cara yang sama ,
v →2

lim q=5 ( 0 )+ 7=7


v →2

Dalil II Bila 𝑞 = 𝑔(𝑣) = 𝑏, maka vlim


→N
q=b

Dalil ini, yang menyatakan bahwa suatu dfungsi konstan adalah konstanta, dalam fungsi
tersebut, hanyalah kasus-kasus dari Dalil I, dengan 𝑎 = 0 (Anda telah menemui contoh pada
kasus ini dalam latihan 6.2-3).

Dalil III Bila 𝑞 = 𝑣, maka vlim


→N
q=N .

k
Bila 𝑞 = 𝑣3, maka vlim
→N
q=N .

Contoh 2 :
3
Jika diketahui 𝑞 = 𝑣3, kita peroleh lim
v→ 3
q=(2) =8 .

Anda dapat memperhatikan bahwa, dalam dalil-dalil di atas , apa yangdikerjakan dalam
mencari limit q untuk 𝑣 → 𝑁 adalah perlu menganggap 𝑣 = 𝑁. Tetapi merupakan dalil
khusus, dan hal itu tidak meniadakan aturan umum bahwa “𝑣 → 𝑁” bukan berarti “𝑣 = 𝑁”.

Dalil-dalil yang Melibatkan Dua Fungsi

Bila kita mempunyai dua fungsi dari variable bebas v yang sama, 𝑞1 = 𝑔(𝑣) dan 𝑞2 = ℎ(𝑣).
bila kedua fungsi itu memiliki limit sebagai berikut :

lim q1=L1 lim q2=L2


v→N v→N

dimana 𝐿1 dan 𝐿2 keduanya adalah bilangan hingga (finite), maka dalil berikut ini dapat
dipakai.

Dalil IV (dalil limit jumlah-selisih)

lim ¿ (𝑞1 ± 𝑞2) = 𝐿1 ± 𝐿2


v→N
Limit suatu jumlah (selisih) dari duafungsi adalah jumlah (selisih) dari limit masing-masing.

Secara khusus, kita perhatikan bahwa

lim ¿ 2𝑞1 = lim ¿ (𝑞1+𝑞1) = 𝐿1 + 𝐿1 = 2𝐿1


v→N v→N
Yang sejalan dengan Dalil I

Dalil V (dalil limit hasil perkalian)

lim ¿ (𝑞1𝑞2) = 𝐿1 𝐿2
v→N

Limit hasil perkalian dua fungsi adalah hasil perkalian limit-limit lainnya. Pemakaian pada

fugsi kuadrat, akan memberikan

lim ¿ (𝑞1𝑞1) = 𝐿1 𝐿1 = L2
v→N 1

yang sejalan dengan Dalil III.


Dalil VI (Dalil limit hasil-bagi)

q 1 L1
lim = L ≠0
v →N q 2 L2 2

Limit hasil bagi (quotient) dan dua fungsi adalah hasil bagi limit-limitnya. Tentu saja
limit L2 tidak diperkenankan menjadi nol; kalu tidak hasil baginya tidak dapat
ditentukan.

Contoh 3:

Carilah lim (1+ v)/(2+ v ). Karena di sini kita peroleh lim (1+ v )=1 dan lim ( 2+ v )=2 , maka
v→ 0 v→ 0 v→ 0
1
limit yang dicari adalah .
2
Ingat bahwa L1 dan L2merupakan bilangan hingga; Kalau tidak dalil-dalil ini tidak dapat
dipakai. Selanjutnya, dalam kasus dalil VI, L2 juga harus tidak nol. Bila pembatasan ini tidak
dipenuhi, kita harus kembali pada metode penilaian limit yang ditunjukkan dalam contoh 2
dan 3 pada bagian 6.4 , yang masingmasing berhubungan dengan kasus-kasus, untuk L2
menjadi nol dan L2menjadi tak terhingga.

Limit Fungsi Polinom

Dengan dalil di atas, kita dapat dengan mudah menilai Iimit dari setiap fungsi polinom.

2 n
q=g ( v ) =a0 +a 1 v+ a2 v +…+a n v (6.11)

untuk v mendekati bilangan N . Karena limit-limit untuk suku-suku yang terpisah masing-
masing adalah.

lim a0=a0 lim a1 v=a 1 N lim a2 v 2=a2 N 2(dan seterusnya)


v→N v→N v→N

Limit funsi polinom adalah (dengan dalil limit penjumlahan)


2 n
lim q=a0 +a 1 v+ a2 v +…+a n v (6.12)
v→N
Limit ini sebenarnya juga sama dengan 𝑔(𝑁), yakni sama dengan nilai fungsi dalam (6.11)
bila v = N. hasil khusus ini akan terbukti penting dalam pembahasan kontinuitas fungsi
polinom.

G. KONTINUITAS DAN DIFERENSIAL FUNGSI


Pembahasan terdahulu mengenai konsep limit dan penilaian sekarang dapat digunakan
untuk menentukankontinuitas (continuity) dan diferensiabilitas (differentiability) suatu
fungsi. Gagasan ini secara lansung memuat fungsi derivative yang menariik perhatian kita.

Kontinuitas Fungsi

Jika fungsi q = g(v) memiliki limit untuk v condong ke titik N dalam domain, dan jika
limit ini juga sama dengan g(N) yaitu, sama dengan nilai fungsi pada v = N, maka fungsi itu
dikatakan kontinu (continous) pada N. Seperti telah dinyatakan di atas, istilah kontinuitas
(continuity)melibatkan tidak lebih dari kebutuhan : (1) titik N harus berada dalam domain
fungsi ; yakni, g(N) ditentukan ; (2) fungsi itu harus mempunyai limit untuk v → N; yakni,
lim ¿ 𝑔(𝑣) memang ada, dan (3) limit tersebut harus sama dengan nilai g(N) ; yakni
v→N

lim g (v )=g(N ).
v →N

Jadi, penting untuk dicacat bahwa membahas kurva pada gambar 6.3. meskipun (𝑁, 𝐿)
tidak dimasukkan dalam pertimbangan, dalam konteks sekarang kita memasukkannya.
Sebaliknya, seperti dinyatakan secara khusus dalam persyaratan ketiga, titik (𝑁, 𝐿) harus
berada pada grafik fungsi sebelum fungsi tersebut dapat dianggap kontinu pada titik 𝑁.
Mari kita teliti apakah fungsi yang ditunjukkan dalam gambar 6.2 adalah kontinu.
Dalam diagram a, ketiga persyaratan itu dipenuhi pada titik 𝑁. Titik 𝑁 berada pada domain ;
q mempunyai limit L untuk 𝑣 → 𝑁; dan limit L kebetulan juga merupakan nilai fungsi pada
𝑁. Jadi, fungsi yang ditunjukkan oleh kurva adalah kontinu pada 𝑁. Hal yang sama juga
berlaku untuk fungsi yang digambarkan dalam gambar 6.2b, karena L adalah limit fungsi
untuk v mendekati nilai N dalam domain, dan karena L juga merupakan nilai fungsi pada N .
Contoh grafik yang terakhir ini cukup menetapkan bahwa kontinuitas fungsi pada titik N
tidak perlu secara langsung menyatakan bahwa grafik suatu fungsi adalah “halus” (smooth)
pada v=N, karena titik (N, L) dalam gambar 6.2b sebenarnya merupakan titik yang “tajam”
dan fungsinya tak tetap kontinu pada nilai v tersebut.

Jika fungsi q = g(v) kontinu pada semua nilai v dalam interval (a,b), maka fungsi itu
dikatakan kontinu dalam interval tersebut. Bila fungsi kontinu pada semua titik dalam suatu
sub-himpunan S dari domain (di mana sub-himpunan S dapat merupakan gabungan dari
beberapa interval disjoint), maka fungsi tersebut dikatakan kontinu dalam S. Dan, terakhir
bila fungsi kontinu pada semua titik dalam domainnya, kita katakan bahwa fungsi tersebut
dalam domainnya. Akan tetapi, dalam kasus yang terakhir ini, grafik fungsi tidak pernah
menunjukkan suatu keadaan yang terputus (discontinuity), atau suatu celah pada beberapa
nilai v, katakanlah pada v = 5, bila nilai v tersebut tidak dalam domainnya.

Dengan memperhatikan kembali Gambar 6.2, kita lihat bahwa dalam diagram c fungsi
berada dalam keadaan terputus pada N karena limit tidak terdapat pada titik tersebut, yang
melanggar persyaratan kedua untuk kontinuitas. Namun demikian, fungsi itu tidak memenuhi
persyaratan untuk kontinuitas dalam interval (0, N ) dari domainnya, serta dalam interval [N,
]. Diagram d jelas juga kontinu pada v = N. Kali ini diskontinuitas berasal dari kenyataan
bahwa N dikeluarkan dari domainnya, yang jelas melanggar persyaratan pertama untuk
kontinuitas.

Berdasarkan grafik dalam Gambar 6.2, tampak bahwa titik yang tajam konsistenn
dengan kontinuitas, seperti yang telihat dalam diagram b, tetapi celah tersebut tidak
diperkenankan, seperti yang terlihat dalam diagram c dan d. Hal ini memang merupakan
kasusnya. Karena itu, secara kasar dikatakan bahwa fungsi yang dapat digambar dalam
interval tertentu merupakan fungsi yang dapat digambar untuk interval tersebut, tanpa
mengangkat pensil atau pena dan kertas— suatu pekerjaan yang mungkin walaupun di sana
terdapt kurva yang tajam, tetapi tidak mungkin bila timbul celah.

Fungsi Polinom dan Rasional

Sekarang mari kita bahas kontinuitas fungsi-fungsi khusus yang sering ditemukan.
Untuk setiap fungsi polinom, seperti q = g(v) dalam (6.11), kita telah temukan dari (6.12)

bahwa vlim
→N
q ada dan sama dengan nilai fungsi pada N. Karena N adalah suatu titik (titik

manapun) dalam domain fungsi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap fungsi
polinom adalah kontinu dalam domainnya. Hal ini merupakan keterangan yang angat
berguna, karena fungsi polinom akan sering kita temukan.
Bagaimana dengan fungsi rasional? Berkenaan dengan kontinuitas, terdapat dalil yang
menarik (dalil kontinuitas) yang menyatakan bahwa jumlah, selisih, hasil-kali, dan hasil-bagi
untuk setiap fungsi-fungsi bilangan terhingga (finite) yang kontinu dalam suatu domain,
masing-masing juga kontinu dalam domainnya. Akibatnya, setiap fungsi rasional (hasil-bagi
dari dua fungsi polinom) juga harus kontinu dalam domainnya.

Contoh 1:

Fungsi rasional

4 v2
q=g ( v ) =
v 2+1

ditentukan untuk semua bilangan hingga; jadi domainnya terdiri dari interval (−∞, ∞).
Untuk setiap bilangan N dalam domain, limit q (dari dalil limit hasil bagi ) adalah

lim (4 v 2)
v→ N 4N2
lim q= 2
= 2
v→N lim (v + 1) N +1
v→ N

yang sama dengan g(N). Jadi, ketiga persyaratan untuk kontinuitas seluruhnya dipenuhi pada
N. Selanjnutnya, kita perhatikan bahwa N dapat menunjukkan setiap titik dalam domain
fungsi ini; akibatnya, fungsi ini adalah kontinu dalam domainnya.

Contoh 2 :
Fungsi rasional

v 3 + v 2−4 v−4
q= 2
v −4

tidak ditentukan pada v = 2 dan v = −2. Karena kedua nilai v tidak berada dalam domain,
maka fungsi tersebut berada dalam keadaan terputus pada v = −2 dan v = 2, meskipun
sebenarnya limit q ada untuk 𝑣 → −2 atau 2. Secara grafik, fungsi ini akan menggambarkan
suatu celah (gap) untuk kedua nilai v ini. Tetapi untuk nilai v yang lain (yang berada dalam
domain), fungsi ini adalah kontinu.
Diferensiabilitas Fungsi

Pembahasan sebelumnya telah memberikan saran pada kita untuk mengetahui dengan pasti
apakah setiap fungsi mempunyai limit bila variabel bebasnya mendekati beberapa nilai
tertentu. Jadi kita dapat mencoba untuk mendapatkan limit dari setiap fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) bila x
mendekati beberapa nilai yang dipilih, katakanlah x 0. Akan tetapi, kita juga dapat
menggunakan konsep “limit” pada tingkat yang berbed dan mendapatkan limit hasil bagi
∆y
perbedaan dari fugnsi tersebut, , untuk ∆𝑥 mendekati nol. Hasil limit yang diperoleh
∆x
pada dua tingkat yang berbeda itu berkaitan dengan dua sifat yang berbeda dari fungsi f.

Dengan menggunakan limit fungsi y = f(x) sendiri, kita dapat, sejalan dengan
pembahasaan subbagian sebelumnya, memerikas apakah f adalah kontinu pada 𝑥 = x 0.
Kondisi untuk kontinuitas adalah

1) 𝑥 = x 0 dalam domain fungsi f,

2) y harus mempunyai limit untuk 𝑥 → x 0 , dan

3) limit tersebut harus sama dengan 𝑓( x 0).

lim f ( x )=f ( x 0 ) [kondisi kontinuitas]


Bila ini dipenuhi, kita dapat menulis x→ (6.13)
x 0

Jika konsep “limit” digunakan untuk hasil-bagi perbedaan ∆𝑦/∆𝑥 untuk ∆𝑥 → 0, kita
akan menghadapi pertanyaan apakah fungsi f bisa terdiferensiasi pada 𝑥 = x 0, yakni, apakah
terdapat derivatif dy/dx pada 𝑥 = x 0, atau apakah 𝑓′( x 0) ada. Istilah “terdiferensiasi”
(differentiable) digunakan di sini karena proses untuk memperoleh derivatif dy/dx dikenal
sebagai diferensiasi (differentiation) yang juga disebut derivasi . Karena 𝑓′( x 0) ada jika dan
hanya jika limit ∆𝑦/∆𝑥 pada 𝑥 = x 0 untuk ∆𝑥 → 0, ekspresi simbolis dan diferensiabilitas f
adalah
lim Δ y
𝑓′( x ¿= Δ x→ 0 .
0
Δx

lim f ( x 0 + Δ x ) −f ( x0 )
¿ Δx →0 [kondisi diferensiabilitas] (6.14)
Δx
Gambar 6.4

Kedua sifat ini, kontinuitas dan diferensiabilitas, satu terhadap lainnya sangat
berhubungan erat—kontinuitas dari f adalah suatu syarat perlu untuk diferensiabilitas—
meskipun; seperti akan kita lihat nanti, syarat ini tidak cukup, ini berarti agar dapat
terdiferensiasi pada 𝑥 = 𝑥0, pertama fungsinya harus diunji apakah kontinu pada 𝑥 = 𝑥 0.
Untuk membuktikan hal ini, kita harus menunjukkan bahwa, jika diketahui fungsi y = f(x)
kontinu pada 𝑥 = 𝑥0 mengikuti diferensiabilitasnya pada 𝑥 = 𝑥0, yakni kondisi (6.13)
mengikuti kondisi (6.14). akan tetapi, sebelum melakukan ini mari kita sederhanakan cara
penulisan dengan (1) menukar 𝑥0 dengan simbol N dan (2) menukar (𝑥 + ∆𝑥) dengan simbol
x. Cara yang terakhir ini dapat dibenarkan karena nilai x setelah perubahan dapat merupakan
bilangan manapun (tergantung pada besarnya perubahan) dan karenanya merupakan variabel
yang ditunjukkan oleh x. Kesamaan kedua notasi ini ditunjukkan gambar 6.4, di mana notasi
yang lama muncul dalam tanda [ ] di samping yang baru. Perthatikan bahwa, dengan adanya
perubahan notasi, ∆𝑥 sekarang menjadi (x-N), sehingga pernyataan “∆𝑥 → 0” menjadi “𝑥
→ 𝑁”, yang sesuai dengan pernyataan 𝑣 → 𝑁 yang digunakan sebelumnya dalam
hubungannya dengan fungsi q=g(v). Oleh karenanya, (6.13) dan (6.14) sekarang dapat dituli
kembali menjadi
Oleh karena itu, apa yang kita tunjukkan adalah bahwa kondisi kontinuitas
(6.13’) mengikuti kondisi diferensiabilitas (6.14’). pertama, karena notasi 𝑥 → 𝑁
menyiratkan bahwa 𝑥 ≠ 𝑁, maka 𝑥 − 𝑁 adalah bilangan bukan-nol, sehingga diperkenankan
untuk menulis identitas berikut ini:

Pengambilan limit dari setiap sisi (6.15) untuk 𝑥 → 𝑁 memberikan hasil berikut.

Sisi –Kiri

Sisi kanan

=𝑓′(𝑁)(𝑁 − 𝑁) = 0

Perhatikan bahwa kita tidak dapat menulis hasil ini jika kondisi (6.14’) tidak diakui,
karena kalau 𝑓′(𝑁) tidak ada, maka pernyataan sisi kanan (dan juga pernyataan sisi kiri)
dalam (6.15) tidak akan mempunyai limit. Akan tetapi, bila 𝑓′(𝑁) ada, maka kedua sisi akan
mempunyai limit seperti ditunjukkan dalam persamaan sebelumnya. Selanjutnya, jika hasil

sisi kanan dan hasil sisi kiri disamakan, kita peroleh = 0, yang identik
dengan (6.13’). Jadi, kita telah membuktikan bahwa kontinuitas, seperti yang ditunjukkan
dalam (6.13’) mengikuti diferensiabilitas seperti ditunjukkan dalam (6.14’). Secara umu, bila
suatu fungsi terdifferensial pada setiap titik dalam domainnya, kita dapat menyimpulkan
bahwa fungsi tersebut harus kontinu dalam domainnya.

Meskiipun diferensiabilitas menyiratkan kontinuitas, hal yang sebaliknya tidaklah


benar. Yaitu, kontinuitas adalah suatu syarat perlu, tetapi bukan syarat cukup untuk
differensiabilitas. Untuk menunjukkan hal ini, kita hanya mempunyai contoh tandingan. Mari
kita perhatikan fungsi

𝑦 = 𝑓(𝑥) = |𝑥 − 2| + 1
yang digambarkan dalam Gambar 6.5. Seperti telah ditunjukkan, fungsi ini tidak
terdifferensiasi, meskipun kontinu, jika x=2. Fakta bahwa fungsi tersebut kontinu pada x=2
mudah dibuktikan. Untuk menunjukkan bahwa fungsi f tidak terdiferensiasi pad x = 2, kita
harus menunjukkan bahwa limit hasil-bagi perbedaan

Gambar 6.5

tidak ada. Hal ini memerlukan adanya disparitas antara limit sisi kanan dan limit sisi kiri.
Karena, dalam menetapkan limit sisi kanan, x harus lebih besar dari 2, maka menurut definisi
nilai absolut dalam (6.8) kita peroleh |𝑥 − 2| = 𝑥 − 2.
Jadi, limit sisi kanan adalah

Di lain pihak, dalam menetapkan limit sisi kiri, x harus lebih kecil dari 2; jadi menurut
(6.8), |𝑥 − 2| = −(𝑥 − 2). Akibatnya, limit sisi kiri adalah
yang berbeda dari limit sisi kanan ini menunjukkan bahwa kontinuitas tidak menjamin
diferensiabilitas. Kesimpulannya, semua fungsi yang terdiferensiasi adalah kontinu, tetapi
tidak semua fungsi yang kontinu terdiferensiasi.

Dalam gambar 6.5, fungsi yang nondiferensiabilitas pada x=2 ditunjukkan oleh titik
(2,1), yang tidak dapat ditentukan garis tangennya sehingga tidak ada kemiringan tertentu
yang dapat ditetapkan. Secara khusus, di sebelah kiri titik tersebut, kurvanya mempunyai
kemiringan -1, tetapi di sebelah kanan mempunyai kemiringan +1, dan kemiringan pada
kedua sisi menggambarkan tidak adanya kecenderungan untuk mendekati suatu besaran
umum pada x=2. Titik (2,1), tentu saja, adalah suatu titik khusus; ini merupakan satu-satunya
titik yang tajam pada kurva. Pada titik lainnya dalam kurva, derivatif ditentukan dan
fungsinya terdiferensiasi. Secara lebih khusus, fungsi dalam (6.16) dapat dibagi menjadi dua
fungsi linear sebagai berikut:

Bagian kiri : 𝑦 = −(𝑥 − 2) + 1 = 3 − 𝑥 (𝑥 ≤ 2)

Bagian kanan : 𝑦 = (𝑥 − 2) + 1 = 𝑥 − 1 (𝑥 > 2)

Bagian kiri terdiferensiasi pada interval (−∞, 2), dan bagian kanan terdiferensiasi pada
interval (2, ∞) dalam domainnya.

Secara umum, diferensiabilitas merupakan kondisi yang lebih terbatas dari pada
kontinuitas, karena memerlukan sesuatu di luar kontinuitas. Kontinuitas pada suatu titik
hanya menyingkirkan suatu celah, sedangkan diferensiabilitas menyingkirkan bentuk kurva
yang menajam. Karena itu, diferensiabilitas mengharuskan fungsi (kurva) yang halus, seperti
juga kontinuitas. Kebanyakan fungsi khusus yang digunakan dalam ilmu ekonomi
mempunyai sifat teriferensiasi di manapun. Selanjutnya, jika fungsi umum yang digunakan,
mereka selalu diasumsikan dapat terdiferensialkan di manapun, seperti yang akan kita
lakukan pada pembahasan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai