Anda di halaman 1dari 11

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KRITIS DAN ISSUE

END OF LIFE
KEPERAWATAN KRITIS

Dosen : Ns. Masmun Zuryati, M. Kep.


Oleh:
Kelompok 3 Kelas 7D
Asri Narawangsa 2018720156
Aulia Sari Yusrida 2018720157
Khairunisa Hana Pratiwi 2018720167
Nourma Aini Pratiwi 2018720175
Renaissance 2018720181
Rhestu Septiani Yasin 2018720182
Sa’rah Fauziyyah 2018720139
Shania Rifa Islamia 2018720185
Sukmawati Agung S. 2018720144
Tiyana Qoulan 2018720145
Yuni Wahyuni 2018720192

S1 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT. atas segala karunia-Nya kami dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Peran dan fungsi
perawat kritis dan Issue End of Life dalam Keperawatan kritis” disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah yang diamanahkan oleh Ns. Masmun Zuryati, M. Kep. Makalah ini berisi
tentang etik dan legal di dalam Keperawatan Kritis. Tersusunnya makalah ini tentu tidak lepas
dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Masmun Zuryati, M. Kep. selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Kritis.
2. Orang Tua kami yang telah membantu baik dari segi moril maupun materil.
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Keperawatan Kritis guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
di masa yang akan datang.

Jakarta, September 2021

Tim Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia kesehatan khususnya keperawatan sekarang inoi semakin berkembang. Perawat adalah
salah satu Profesi Kesehatan yang dilibatkan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
Oleh sebab itu perawat dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan diberbagai bidang.
Perawat memiliki peran dan fungsi yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit atau pencegahan keadaan memburuk pada pasien dengan
memandang pasien atau klien secara komprehensif.
Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara
khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam kehidupan. Secara
keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil.
Untuk pasien yang kritis, pernyataan penting yang harus dipahami perawat ialah “waktu
adalah vital”. Sedangkan Istilah kritis memiliki arti yang luas penilaian dan evaluasi secara
cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan
keluar.
American Association of Critical-Care Nurses (AACN) mendefinisikan Keperawatan kritis
adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang dihadapkan secara rinci dengan
manusia (pasien) dan bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis
adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien
dengan sakit kritis dan keluarga pasien mendapatkan kepedulian optimal (AACN, 2006).
American Association of Critical Care Nurses (AACN, 2012) juga menjelaskan secara
spesifik bahwa asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon
manusia terhadap penyakit aktual atau potensial yang mengancam kehidupan. Lingkup
praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien
dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk
pemberian perawatan.
Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat
menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit terdiri dari:
Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif

3
(ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih
memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang
disebut unit perawatan intensif koroner Intensive Care Coronary Unit (ICCU). Baik UGD,
ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi
dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. Oleh karena itu disini
penulis ingin membahas tentang isu end of life di keperawatan kritis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi peran dan fungsi perawat?
2. Apa saja peran dan fungsi perawat kritis?
3. Apa definisi dan prinsip dari end of life?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari peran dan fungsi perawat.
2. Mengetahui apa saja peran dan fungsi perawat dalam keperawatan kritis.
3. Mengetahui definisi dan prinsip dari end of life.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem. Peran ini dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stbil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari
seseorang pada situasi sosial tertentu (Kozier Barbara, 2000:21) Peran Perawat adalah cara
untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan
formalnya yang diakui dan diberi wewenang oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik professional.
Peran Perawat Secara umum peran perawat ada beberapa yaitu
1. Pemberi asuhan keperawatan Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan perawat membantu
klien mendaptkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan dengan fokus
secara Holistik.
2. Pembuat Keputusan Klien Inti pada praktik keperawatan untuk memberikan perawatan
yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berpikir kritis melalui proses
keperawatan sehingga dapat membantu klien dalam pengambilan keputusan.
3. Pelindung dan Advokasi Klien Sebagai pelindung dan perawat membantu
mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang
tidak di inginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Misal, memastikan
pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap suatu obat, memberika informasi tentang
kesehatan atau tindakan-tindakan yang berhubungan dengan proses keperawatan.
4. Manager Koordinasi Sebagai koordinator aktivitas anggota tim kesehatan lain seperti
Ahli Gizi, Fisioterafis dan lain-lain.
5. Rehabilitator Proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit.,
kecelakaan atau kejadian yang menimbulkan ketidak berdayaan lainnya. Jadi disini
perawat dapat berperan sebagai rehabilitator.

5
6. Pemberi Kenyaman Pemberi kenyamanan, sangat jelas apalagi dalam hal perawatan
pasien kritis, dengan bertujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan
emosional fisiknya. Misalnya membantu mengajari mobilisasi dengan tujuan pasien
nantinya dapat mobilisasi sendiri di tempat tidur, tidak tergantung dengan perawat.
7. Komunikator Perawat dapat berperan sebagai komunikator antara tim kesehatan lainnya,
komunikator dengan klien dan keluarga tentang informasi yang akan di sampaikan.
8. Penyuluh Dalam hal ini pean perawat adalah sebagai pemberi/ penyuluh informasi
tentang kesehatan, mendemonstrasikan tentang informasi yang disampaikan. 
9. Kolaborator Perawat bisa mengkolaborasikan suatu tindakan keperwatan dengan tim lain
misal ahli gizi, fisisoterafis dan lain-lain.
10. Edukator Peran Perawat sebagai edukator adalah sebagai pemberi pendidikan dalam hal
ini mengenai proses keperawatan,tindakan keperawatan dan informasi tentang kesehatan,
dengan tujuan mencapai tujuan yang lebih baik.
11. Konsultan Sebagai tempat konsultasi bagi pasien dan keluarga dalam hal proses
keperawatan.
12. Pembahruan Peran perawat dalam hal ini adalah dengan mengadakan perencanaan kerja
sama, perubahan yang sistematis dan terarah untuk mencapai suatu tujuan perubahan
yang lebih baik.
B. Fungsi perawat
Ada tiga Fungsi Perawat secara umum yaitu
1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, di
mana perawat melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri, dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis.
2. Fungsi Dependen Dalam melaksanakan kegiatan peasan atau instruksi dari perawat lain
bisa juga disebut pelimpahan tugas, misal dari perawat primer ke pelaksana.
3. Fungsi Interdependen Apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam
pemberian pelayanan seperti asuhan kepaerawatan, Dokter, Ahli Gizi dan lain-lain.

6
C. Definisi perawatan kritis
Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial
dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar. Keperawatan kritis merupakan salah satu
spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap
masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis adalah perawat profesional yang
bertanggung jawab untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta keluarganya
mendapatkan pelayanan keperawatan yang optimal. Keperawatan kritis merupakan salah satu
spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap
masalah yang mengancam kehidupan. Secara keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit
yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Untuk pasien yang kritis, pernyataan penting yang
harus dipahami perawat ialah “waktu adalah vital”. Sedangkan Istilah kritis memiliki arti
yang luas penilaian dan evaluasi secara cermat dan hatihati terhadap suatu kondisi krusial
dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar. Keperawatan kritis adalah keahlian khusus
di dalam ilmu perawatan yang dihadapkan secara rinci dengan manusia (pasien) dan
bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat
profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis
dan keluarga pasien mendapatkan kepedulian optimal, American Association of Critical-Care
Nurses (AACN, 2006) Asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan
respon manusia terhadap penyakit aktual atau potensial yang mengancam kehidupan.
Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis,
pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumbersumber adekuat
untuk pemberian perawatan, American Association of Critical Care Nurses (AACN, 2012).
Pasien kritis menurut AACN (American Association of Critical Nursing) didefinisikan
sebagai pasien yang berisiko tinggi untuk masalah kesehatan aktual ataupun potensial yang
mengancam jiwa. Semakin kritis sakit pasien, semakin besar kemungkinan untuk menjadi
sangat rentan, tidak stabil dan kompleks, membutuhkan terapi yang intensif dan asuhan
keperawatan yang teliti (Nurhadi, 2014)

7
D. Peran dan Fungsi perawat dalam keperawatan kritis
- Peran perawat dalam keperawatan kritis
1. Menghormati dan mendukung hak pasien atau pengganti pasien yang ditunjuk untuk
pengambilan keputusan otonom.
2. Ikut membantu pasien/keluarga  ketika dibutuhkan demi kepentingan pasien.
3. Membantu pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan.
4. Menghormati nilai-nilai, keyakinan dan hak-hak pasien.
5. Menyediakan pendidikan dan dukungan untuk membantu pasien atau keluarga dalam
membuat keputusan
6. Mendukung keputusan dari pasien atau keluarga yang tentang pelayanan keperawatan
yang akan diberikan ataupun proses perpindahan transfer ke RS lain yang memiliki
kualitas yang sama.
7. Melakukan bimbingan spriritual untuk dan keluarga dalam situasi yang memerlukan
tindakan segera.
8. Memantau dan menjaga kualitas  perawatan pasien.
9. Bertindak sebagai penghubung antara pasien, keluarga pasien dan profesional kesehatan
lainnya.
- Fungsi perawat dalam keperawatan kritis:
1. Pemberi asuhan
2. Pembuat keputusan
3. Manager Kasus
4. Pelindung dan Advokat pasien
5. Rehabilitator
6. Pembuat Kenyamanan
7. Pemberi keyakinan
8. Edukator
9. Kolaborator
10. Konsultan
11. Pembaharu

8
E. Definisi End of Life
End of life merupakan salah satu tindakan yang membantu meningkatkan kenyamanan

seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo, 2016). End of life care adalah perawatan

yang diberikan kepada orang-orang yang berada di bulan atau tahun terakhir kehidupan

mereka (NHS Choice, 2015). End of life akan membantu pasien meninggal dengan

bermartabat. Pasien yang berada dalam fase tersebut biasanya menginginkan perawatan yang

maksimal dan dapat meningkatkan kenyamanan pasien tersebut. End of life merupakan

bagian penting dari keperawatan paliatif yang diperuntukkan bagi pasien yang mendekati

akhir kehidupan.

End of life care bertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik-baiknya dan

meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life care adalah salah satu kegiatan

membantu memberikan dukungan psikososial dan spiritual (Putranto, 2015).

Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life care merupaka salah satu tindakan

keperawatanyang difokuskan pada orang yang telah berada di akhir hidupnya, tindakan ini

bertujuan untuk membuat orang hidup dengan sebaik-baiknya selama sisa hidupnya dan

meninggal dengan bermartabat

F. Prinsip – prinsip End of Life

Menurut NSW Health (2005) Prinsip End Of Life antara lain :

a. Menghargai kehidupan dan perawatan dalam kematian

Tujuan utama dari perawatan adalah menpertahankan kehidupan, namun ketika hidup
tidak dapat dipertahankan, tugas perawatan adalah untuk memberikan kenyamanan
dan martabat kepada pasien yang sekarat, dan untuk mendukung orang lain dalam
melakukannya.

9
b. Hak untuk mengetahui dan memilih
Semua orang yang menerima perawatan kesehatan memiliki hak untuk diberitahu
tentang kondisi mereka dan pilihan pengobatan mereka.Mereka memiliki hak untuk
menerima atau menolak pengobatan dalam memperpanjang hidup.Pemberi perawatan
memiliki kewajiban etika dan hukum untuk mengakui dan menghormati pilihan-
pilihan sesuai dengan pedoman.
c. Menahan dan menghentikan pengobatan dalam mempertahankan hidup
Perawatan end of life yang tepat harus bertujuan untuk memberikan pengobatan yang
terbaik untuk individu. Ini berarti bahwa tujuan utama perawatan untuk
mengakomodasi kenyamanan dan martabat, maka menahan atau menarik intervensi
untuk mempertahankan hidup mungkin diperbolehkan dalam kepentingan terbaik dari
pasien yang sekarat.
d. Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan
Keluarga dan tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk bekerja sama untuk
membuat keputusan bagi pasien yang kurang bisa dalam pengambilan keputusan,
dengan mempertimbangkan keinginan pasien.
e. Transparansi dan akuntabilitas
Dalam rangka menjaga kepercayaan dari penerima perawatan, dan untuk memastikan
bahwa keputusan yang tepat dibuat, maka proses pengambilan keputusan dan
hasilnya harus dijelaskan kepada para pasien dan akurat didokumentasikan.
f. Perawatan non diskriminatif
Keputusan pengobatan pada akhir hidup harus non-diskriminatif dan harus
bergantung hanya pada faktor-faktor yang relevan dengan kondisi medis, nilai-nilai
dan keinginan pasien.
g. Hak dan kewajiban tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan tidak berkewajiban untuk memberikan perawatan yang tidak
rasional, khususnya, pengobatan yang tidak bermanfaat bagi pasien.Pasien memiliki
hak untuk menerima perawatan yang sesuai, dan tenaga kesehatan memiliki tanggung
jawab untuk memberikan pengobatan yang sesuai dengan norma-norma profesional
dan standar hukum.
h. Perbaikan terus-menerus

10
Tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk berusaha dalam memperbaiki intervensi
yang diberikan pada standar perawatan end of life baik kepada pasien maupun kepada
keluarga.
BAB III
PEMBAHASAN

BAB IV
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
- Marton, Patricia Gonce, dkk. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik.
Jakarta: EGC
- Hudak, C., & Gallo, B. (2010). Keperawatan kritis pendekatan holistik (Edisi 6. Vol. 1).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. (Hockenberry &Wilson, 2005) Laporan Tahunan
RSUD dr. Saiful Anwar (2014)

11

Anda mungkin juga menyukai