Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN OPE RASI

Bab

1
Manajemen Operasi : Suatu Pengantar

1.1 Apa yang dilakukan manajer operasi?

M
anajemen operasi mendesain dan mengoperasikan sistem produksi.
Sistem produksi dapat terjadi di berbagai jenis perusahaan, baik di
perusahaan manufaktur maupun di perusahaan jasa. Semua perusahaan
manufaktur menggunakan sistem produksi, misalnya perusahaan manufaktur
makanan, tekstil, pesawat terbang, mobil, handphone, plastik, kertas dan sebagainya.
Begitu pula dengan perusahaan jasa juga menggunakan sistem produksi, misalnya
hotel, restoran, lembaga pendidikan, travel, bioskop, rumah sakit dan sebagainya.
Dengan demikian manajemen operasi dapat kita temukan di semua perusahaan
tersebut di atas. Sistem tersebut berkaitan dengan sistem perencanaan, peningkatan
kualitas, produksi dan jasa penghantaran produk atau jasa. Manajemen operasi juga
berkaitan dengan para pelanggan, pemasok, teknologi mutakhir, dan mitra kerja.
Manajemen operasi selalu berupaya menyelesaikan masalah operasi, membuat sistem
proses produksi, melakukan inovasi, dan mengintegrasikan inovasinya dengan sistem
yang tersedia. Suatu perusahaan dikatakan sukses apabila menghasilkan produk
berkualitas tinggi, dapat diterima oleh pasar dan menggunakan biaya produksi secara
efisien.
Manajemen operasi menurut Render dan Heizer (2000) adalah serangkaian
kegiatan untuk membuat barang atau jasa melalui transformasi input menjadi output.
Dengan demikian, operasi merupakan proses transformasi. Seperti diilustrasikan
gambar 1.1, input (terdiri dari material, mesin, tenaga kerja, manajemen dan modal)
ditransformasi menjadi output (barang dan jasa).

1
MANAJEMEN OPE RASI

INPUT OUTPUT
Material Barang
Mesin PROSES Jasa
Tenaga kerja TRANSFORMASI

Manajemen
Modal

Gambar 1.1 Proses transformasi input menjadi output

Respon dari konsumen mengenai produk yang dihasilkan selalu dijadikan


umpan balik agar proses transformasi selalu lebih baik dari waktu ke waktu. Respon
ini dapat langsung ditujukan untuk perbaikan proses transformasi dapat juga
ditujukan untuk perbaikan input (material, mesin, tenaga kerja, manajemen dan
modal). Dalam manajemen operasi, selalu dilakukan evaluasi apakah proses
transformasi telah dilaksanakan dengan efisien dan apakah output yang dihasilkan
mempunyai value yang lebih tinggi daripada input. Proses transformasi dapat
dipandang sebagai satu set kegiatan sepanjang rantai nilai dari pemasok sampai ke
pelanggan. Berbagai kegiatan di dalam transformasi yang tidak dapat meningkatkan
nilai harus dihilangkan.
Proses transformasi input menjadi output di dalam perusahaan sangat
bervariasi tergantung dari jenis perusahaan. Misalnya, dalam satu pabrik mainan,
lembaran baja dibentuk, diberi warna dan selelai selesai dirakit menjadi ribuan
komponen. Misal yang lain, pada pabrik seng, berbagai tingkat bauksit dicampur,
dipanaskan dan kemudian dibentuk. Pada suatu klinik, pasien diproses untuk menjadi

2
MANAJEMEN OPE RASI

sehat, melalui perawatan khusus penyajian makanan khusus, obat, jasa laboratorium
dan prosedur kesehatan lainnya. Melalui berbagai permisalan di atas, dapat kita
katakan bahwa proses operasi dilakukan dalam berbagai bentuk. Menurut Russell,
Taylor (2000) Proses transformasi dapat berupa :
a) Physical , dalam proses operasi pabrik.
b) Locational, dalam proses transportasi atau operasi pergudangan
c) Exchange, dalam proses operasi perdagangan
d) Physiological, dalam proses perawatan kesehatan.
e) Psychological, dalam proses hiburan
f) Informational, dalam proses komunikasi.

1.2 Fungsi Operasi


Kegiatan dalam manajemen operasi meliputi pengorganisasian pekerjaan,
proses seleksi, perancangan tata letak, pengalokasian fasilitas, perancangan
pekerjaan, pengukuran kinerja, pengawasan kualitas, penjadwalan kerja, pengelolaan
persediaan dan perencanaan produksi. Manajer operasi berhubungan dengan manusia
dan teknologi untuk mengerjakan pekrjaan tertentu. Oleh karenanya, manajer
operasi seharusnya memiliki kemampuan teknis , konseptual dan kemampuan
memahami prilaku manusia di dalam mengerjakan tugasnya.
Kegiatan manajer operasi berkaitan erat dengan fungsi –fungsi manajemen
lainnya di dalam perusahaan. Pada gambar 1.2 diilustrasikan, tiga fungsi utama di
dalam perusahaan adalah pemasaran, keuangan dan operasi.

Operasi

Marketing Keuangan

Gambar 1.2 Operasi sebagai salah satu dari fungsi perusahaan

3
MANAJEMEN OPE RASI

Sumber : Russell, Taylor (2000)

Fungsi pemasaran menetapkan permintaan akan barang dan jasa, keuangan


mengelola modal, dan fungsi operasi memenuhi permintaan tersebut dengan
membuat barang maupun jasa. Dibandingkan dengan ketiga fungsi tersebut, fungsi
operasi memerlukan paling banyak sumberdaya manusia dan paling banyak investasi.
Oleh karenanya manajer operasi harus mengelola fungsi operasi seefisien mungkin
dan mengurangi biaya yang tidak perlu, tetapi harus tetap membuat produk yang
dapat meningkatkan penjualan, memperluas pangsa pasar dan dapat bersaing di pasar.
Menurut Russell, Taylor (2000) fungsi operasi juga dapat dipandang sebagai
inti teknis dari suatu perusahaan. Berkaitan dengan perannya tersebut, manajemen
operasi merupakan fungsi sentral yang menghubungkan semua fungsi yang ada di
dalam perusahaan. Sebagai contoh, operasi berinteraksi dengan bagian pemasaran
untuk menerima perkiraan permintaan konsumen dan respon konsumen mengenai
produk, berinteraksi dengan bagian keuangan berkaitan dengan investasi modal,
anggaran, dan permintaan para pemegang saham, berinteraksi dengan bagian
sumberdaya manusia berkaitan dengan pelatihan, rekrutmen dan pemberhentian
karyawan dan berinteraksi dengan bagian pembelian untuk meminta bahan baku yang
diperlukan.

Pasar modal
keuangan
pemasok penjualan operasi personalia tenaga
pemasaran kerja

konsumen

GAMBAR 1.3 Operasi sebagai inti teknis di dalam suatu perusahaan

4
MANAJEMEN OPE RASI

Sumber : Russell, Taylor, 2000.

1.3 Sejarah Manajemen Operasi


Sebelum revolusi industri tahun 1700, proses operasi berlangsung di rumah –
rumah individu, yang menghasilkan berbagai produksi rumah (craft). Revolusi
industri dimulai ketika ditemukannya mesin uap yang menyebabkan mesin – mesin
menggantikan tenaga kerja manusia. Kegiatan produksi menjadi lebih masinal, dan
tenaga kerja diarahkan untuk bekerja di pabrik tidak lagi melakukan kegiatan
produksi di rumah – rumah.
Pada saat yang sama, Adam Smith (1776) menemukan konsep pembagian
kerja (division labor) , di mana suatu proses produksi dibagi – bagi menjadi bagian
pekerjaan yang lebih kecil baru kemudian digabungkan menjadi serangkaian proses
produksi. Masing – masing pekerjaan ini kemudian didistribusikan kepada para
pekerja. Pembagian kerja berdampak setiap pekerja akan lebih ahli dalam setiap
pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Pembagian kerja juga menjadi awal
dibuatnya mesin – mesin khusus untuk tiap pekerjaan khusus pula (specialized
machinery).
Pada tahun 1970 Eli Whitney mempopulerkan konsep interchangeable parts,
yang mengarah pada standardisasi untuk setiap proses produksi. Perusahaan yang
menerapkan konsep ini harus mempunyai sistem pengukuran dan inspeksi, metode
standar produksi, dan tenaga supervisor untuk mengawasi kualitas produksi dari
setiap pekerja.
Pada awal tahun 1900 seorang pengusaha dengan banyak pekerja, Frederick
W. Taylor melakukan pendekatan manajemen sebagai suatu sains. Berdasarkan
observasi, pengukuran dan analisis, Taylor mengidentifikasi metode yang terbaik
untuk setiap jenis pekerjaan. Taylor menemukan bahwa setiap pekerjaan harus
terstandardisasi, dan sistem kompensasi bagi karyawan harus lebih ditingkatkan agar

5
MANAJEMEN OPE RASI

karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Filosofi Taylor
dikenal dengan scientific management. Idenya kemudian dikembangkan oleh para
ahli di bidang efisiensi yaitu Frank, Lilian Gilberth dan Henry Gantt. Pada tahun
1913, Henry Ford mengaplikasikan scientific management sehingga berhasil
mengurangi waktu perakitan mobil dari 728 jam menjadi 1,5 jam. Pengurangan
waktu di dalam proses produksi mengawali dibuatnya produk secara masal. Pabrik –
pabrik di Amerika banyak mengadopsi pembuatan produk secara masal, sehingga
selama 50 tahun produk mereka menguasai pasar dunia.

Pada tahun 1930, Elton Mayo memperkenalkan pendekatan lain yaitu human
relation. Pendekatan ini dibuktikan melalui Hawthorne studies yang membuktikan
bahwa motivasi karyawan sebagaimana aspek teknis lainnya turut mempengaruhi
produktivitas. Selanjutnya, teori motivasi dikembangkan oleh Herzberg, Maslow, Mc
Gregor dan lainnya. Sesudah Perang Dunia II, muncul model kuantitatif dan teknik
yang dipelopori oleh kelompok riset operasi, model ini berhasil diaplikasikan pada
perusahaan – perusahaan manufaktur dan jasa.

Melalui Revolusi Industri tahun 1960, Amerika menjadi produsen terbesar dari
barang maupun jasa, selain menjadi nara sumber ahli teknologi dan manajemen.
Tetapi dekade sesudahnya, superioritas di bidang produksi diambil alih oleh Jepang.
Hal ini terjadi karena Amerika selama menjadi superior kurang memperhatikan
keinginan pasar. Amerika hanya berorientasi pada produksi masal, mereka
menganggap bahwa produksi masal adalah solusi produksi. Keputusan ini lebih
berorientasi pada pencapaian tujuan keuangan jangka pendek, daripada berorientasi
pada strategi jangka panjang. Padahal saat ini, karakteristik pasar adalah keragaman
produk, siklus produk yang pendek, perubahan teknologi yang cepat, produk yang
berorientasi konsumen dan pasar yang tersegmen. Dengan menggunakan JIT (Just In
Time), Jepang beralih dari produksi masal menjadi lean production. Konsep ini lebih

6
MANAJEMEN OPE RASI

fleksibel terhadap harga (bukan mengutamakan efisiensi) dan mengutamakan


kualitas, bukan kuantitas.

Tabel 1.1 di bawah ini memuat peristiwa bersejarah yang memperngaruhi


perkembangan manajemen operasi.

Tabel 1.1 Peristiwa Sejarah dalam Manajemen Operasi


Masa Peristiwa / Konsep Tahun Penemu
Revollusi  Mesin uap 1769 James Watt
Industri  Pembagian kerja 1776 Adam Smith
 Interchangeable parts 1790 Eli Whitney
 Scientific management 1911 Frederick W. Taylor
Scientific  Studi waktu dan gerak 1911 Frank, Lilian Gilberth
Management  Penjadwalan kegiatan 1912 Henry Gantt
1913 Henry Ford
 Lini perakitan bergerak
1930 Elton Mayo
 Studi Hawthorne
Humanis 1940a Abraham Maslow
 Teori motivasi n Frederick Herzberg
1950a Douglas Mc Gregor
n George Dantzig
Manajemen  Program linier 1960a Remington Rand
Sains  Komputer digital n Kelompok Riset
 Simulasi, teori garis Operasi
tunggu, teori 1947
pengambilan keputusan, 1951
PERT, CPM, MRP 1950a Joseph Orlicky, IBM
 Just In Time n Taiicihi Ohno
Revolusi  Manajemen Kualitas (Toyota)
Kualitas Terpadu Edwards Deming,
 Strategi dan Operasi 1960 Joseph Juran
1970 Wickham Skinner,
 Rekayasa Proses Bisnis Robert Hayes
1980 Michael Hammer,
 Berbagai software James Champy
operasi Beberapa perusahaan

7
MANAJEMEN OPE RASI

Abad Informasi dan individu


 Internet 1990 Tim Berners Lee
 Pasar dan operasi global Beberapa perusahaan
GLobalisasi  Manajemen rantai pasok 1970 dan individu
 Perdagangan secara 1980
elektronik 1990
 (e – commerce) 1990
 Kustomisasi masal

Sumber : Russell, Taylor, 2000. Operations Management, p.9, Prentice Hall, Inc.

Penekanan manajemen operasi pada kualitas sejalan dengan cepatnya


perkembangan teknologi, dan peningkatan persaingan antar perusahaan maupun
keinginan konsumen terhadap produk. Teknologi informasi bersamaan dengan
kondisi politik dan ekonomi pada saat ini mendorong industri menjadi berskala global
baik dilihat dari sisi pasar maupun sumberdaya produksi. Meskipun barang dan jasa
pada saat ini bersaing di pasar global, jasa ternyata menjadi kunci persaingan di pasar
global. Pada saat ini makin disadari bahwa operasi manufaktur dan jasa tidak dapat
saling dipisahkan dan saling menunjang satu sama lain. Perusahaan manufaktur
tergantung pada jasa profesional akuntan, periklanan, transportasi, hukum, perbankan,
asuransi ; dan perusahaan jasa tidak dapat berlangsung apabila barang yang terkait
dengan usaha mereka tidak dapat diproduksi.

1.4 Kegiatan operasi dalam sektor jasa


Sejalan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia dan perkembangan
sosial kemasyarakatan maka perusahaan di sektor jasa terus meningkat bahkan
melebihi pertumbuhan perusahaan di sektor manufaktur. Pandangan mengenai
ukuran kualitas hidup manusia bergeser dari yang semula diukur oleh kuantitas
barang yang dimilikinya, menjadi diukur oleh kualitas kesehatan, pendidikan dan
gaya hidup yang semuanya dihasilkan oleh perusahaan jasa.

8
MANAJEMEN OPE RASI

Menurut Render, Heizer (2000), terdapat lima perbedaan utama antara barang
dan jasa. Perbedaan ini sangat penting untuk diketahui, karena akan menimbulkan
perbedaan fungsi operasi yang akan dilakukan.
Perbedaan pertama, jasa tidak berwujud sedangkan barang bersifat wujud.
Kedua, jasa biasanya diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, sehingga
tidak ada persediaan yang disimpan. Sebagai contoh, jasa pendidikan langsung
dikonsumsi pada saat proses operasi dilakukan, jasa langsung habis ketika proses
operasi selesai dilakukan sehingga tidak mungkin menyimpan jasa pendidikan.
Ketiga jasa bersifat unik, karena setiap konsumen mempunyai persepsi yang berbeda
mengenai kualitas jasa yang mereka inginkan, oleh karena itu penyajian jasa untuk
setiap konsumen akan berbeda.
Keempat, jasa memiliki interaksi dengan pelanggan yang tinggi oleh karena itu jasa
seringkali sulit untuk distandardisasi dan dilakukan dengan efisien.
Kelima, jasa mempunyai definisi produk yang tidak konsisten. Definisi produk tidak
hanya bervariasi untuk setiap konsumen, tetapi juga untuk setiap penyajian produk
untuk setiap konsumen, tergantung situasi dan kondisi pada saat proses jasa disajikan.
Perbedaan lainnya mengenai barang dan jasa diperlihatkan pada tabel 1.2 di bawah
ini
Tabel 1.3 Karakteristik barang dan jasa
Sumber : Render, Heizer (2000).

Perbedaan jasa dan barang akan menyebabkan perbedaan fungsi operasi yang harus
dilakukan di dalam perusahaan.
Tabel 1.2 di bawah ini akan membantu menjelaskan perbedaan fungsi operasi
yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa yang diwakili oleh
perusahaan penerbangan.

9
MANAJEMEN OPE RASI

Tabel 1.2 Perbedaan Fungsi Operasi Perusahaan Manufaktur dan Jasa


Fungsi Operasi Perusahaan
Manufaktur Jasa Penerbangan

a. Fasilitas a. Rekayasa
b. Konstruksi, pemeliharaan b. Peralatan pendukung
c. Pengendalian produksi dan persediaan c. lapangan
d. Penjadwalan, pengendalian bahan d. Peralatan baru
e. Pembelian e. Pemeliharaan pesawat
f. Persiapan alat, fabrikasi, perakitan f. Operasi lapangan
g. Rekayasa / Desain g. Pemeliharaan fasilitas
h. Pengembangan dan desain produk h. Katering
i. Rekayasa industri i. Operasi Penerbangan
j. Penggunaan mesin, ruang dan sdm j. Penjadwalan kru
k. yang efisien k. Jam Terbang
l. Rekayasa proses l. Komunikasi
m. Pengembangan dan instalasi
n. peralatan dan perlengkapan
o. produksi

10
MANAJEMEN OPE RASI

Sumber : Render, Heizer (2000).

Fungsi operasi pada Tabel 1.2 sebenarnya terdiri dari tiga fungsi dasar
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penempatan sumberdaya manusia,
kepemimpinan dan pengendalian. Fungsi – fungsi tersebut memerlukan keputusan
yang khusus dari seorang manajer operasi, yaitu menyediakan sumberdaya yang
mendukung strategi dan efisiensi operasional.

1.5 Produktivitas
Proses pembuatan barang dan jasa melalui transformasi sumberdaya input
menjadi output. Produktivitas secara tidak langsung menyatakan berapa besar
perubahan dari input menjadi output melalui perbandingan jumlah sumberdaya yang
digunakan (input) dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan (output). Maka
dapat dirumuskan:

Produktivitas = Output / Input

Sumber: Render, Heizer (2000)

1.6 Isu Penting Manajemen Operasi


Isu penting Manajemen Operasi pada saat ini adalah :
1. Persaingan yang semakin intensif

11
MANAJEMEN OPE RASI

Restrukturisasi global, industrialisasi ekonomi, internet telah membuka pasar


global, sehingga jumlah dan tuntutan konsumen semakin meningkat begitu pula
dengan jumlah pesaing dan kualitas pesaing.
2. Pasar global, sumberdaya global dan keuangan global
Perusahaan global harus memahami masyarakat global, membangun jaringan
global, dan kemitraan global, baik dengan perusahaan sejenis maupun dengan
pemasok.

3. Strategi
Perusahaan global memerlukan strategi jangka panjang untuk tetap
bertahan di pasar.
4. Variasi produk
Siklus hidup produk cenderung lebih pendek, oleh karena itu inovasi produk harus
terus ditingkatkan untuk dapat memenuhi keinginan konsumen. Perusahaan yang
sukses didominasi oleh perusahaan jasa, oleh karena itu untuk perusahaan
manufaktur sebaiknya dikombinasi dengan layanan jasa.
5. Kualitas
Dimasa yang akan datang kemungkinan zero defect akan menjadi standar produksi
karena tuntutan yang semakin tinggi dari konsumen.
6. Fleksibilitas
Perusahaan yang sukses adalah yang fleksibel dalam desain, bauran dan teknologi.
7. Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi akan semakin menuntut perusahaan
menggunakan teknologi canggih.
8. Sumberdaya manusia
Perusahaan yang sukses adalah yang memiliki sumberdaya manusia berkualitas,
memiliki departemen riset dan pengembangan sumberdaya manusia
9. Perhatian terhadap lingkungan dan etika

12
MANAJEMEN OPE RASI

Perusahaan yang sukses adalah yang memperhatikan damapak desain, produk,


distribusi, penggunaan dan residu produknya terhadap lingkungan.

13

Anda mungkin juga menyukai