Anda di halaman 1dari 14

MALPRAKTIK KEINSINYIURAN

DI BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI


DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Ir. Kusa Bill N. Nope, ST., MT., IPP


Dosen Jurusan Teknik Sipil
POLITEKNIK NEGERI KUPANG

Disampaikan dalam rangka Rakernis Tindak Pidana


1 Korupsi

Rupattama Polda NTT, 20 Agustus 2015


TOPIK PEMBAHASAN

A. PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR

B. BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI

C. PRAKTEK KEINSINYIURAN

D. MALPRAKTEK KEINSINYIURAN + CONTOH


A. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

• Pengertian menurut KBBI:


 Infrastruktur = Prasarana [segala sesuatu sebagai penunjang
utama terselenggaranya suatu proses Pembangunan/Proyek/dll]
 Pembangunan = proses/cara/perbuatan membangun.
 Proyek = rencana pekerjaan dengan sasaran khusus [pengairan,
jalan/jembatan, gedung, pembangkit listrik, pertanian, peternakan,
migas, dll] dan dengan saat (waktu) penyelesaian yang tegas.

• Pembangunan Infrastruktur: proses membangun suatu rencana


pekerjaan dengan sasaran khusus dan diselesaikan dalam kurun waktu
tertentu.

sasaran
proses
Inti Pekerjaan  khusus

waktu
3
A. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

• Gambaran Anggaran Pembangunan Infrastruktur:

4
A. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

• Gambaran Ketersediaan Insinyiur:

5
B. BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI

• Jasa Konstruksi adalah layanan jasa: [pasal 1 ayat 2 UU 18/99 JK]


- Jasa Konsultansi Perencanaan
- Jasa Pelaksanaan [Kontraktor] Pekerjaan
Konstruksi
- Jasa Konsultansi Pengawasan

• Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh atau sebagian rangkaian kegiatan


perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan, yg mencakup
pekerjaan: [pasal 1 ayat 3 UU 18/99 JK]
- Arsitektural
- Sipil masing-2 beserta kelengkapannya,
- Mekanikal untuk mewujudkan suatu bangunan
- Elektrikal atau bentuk fisik lain
- Tata lingkungan

BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI  pasal 6 UU 18/99  JK


 Sub-Bidang diatur dalam PP dan peraturan turunan
6
terkait
SEMANGAT UU JASA KONSTRUKSI

 Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi


untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing
tinggi, dan hasil pekerjaan yang berkualitas (hubungannya dengan
usaha jasa konstruksi dan pembinaan)

 Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang


menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia
jasa dalam hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (hubungannya
dengan pengikatan perjanjian pekerjaan konstruksi/Kontrak, kegagalan
bangunan, dan penyelesaian sengketa)

 Mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi


(hubungannya dengan peran masyarakat)
C. PRAKTIK KEINSINYIURAN

• Keinsinyiuran:  Pasal 1 ay (1) UU No. 11/2014 ttg Keinsinyiuran


“Kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian
berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara berkelanjutan
dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan,
serta kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan”.

• Praktik Keinsinyiuran:  Psl 1 ay (2) UU No. 11/2014 ttg Keinsinyiuran


“Praktik Keinsinyuran:penyelenggaraan kegiatan Keinsinyuran”

KKBI  Praktik: melakukan/melaksanakan pekerjaan

• Insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang


Keinsinyuran.  Psl 1 ay (3) UU No. 11/2014 ttg Keinsinyiuran
8
D. MALPRAKTIK KEINSINYIURAN

SEKILAS TENTANG PROFESI INSINYIUR

• Insinyiur (Ir) merupakan sebuah profesi, sama halnya dengan dokter


(dr) atau apoteker (apt)  malpraktek mungkin saja dilakukan Ir.
• Sekjen PII: ”insinyur/arsitek bisa saja melakukan malpraktik dalam
melakukan pekerjaannya shg merugikan kepentingan masyarakat”.
(kutipan Antaranews.com, 20 Januari 2011, DPU dg Komisi V DPR RI)
• Perlu UU keinsinyuran  “tanggungjawab keprofesiannya, jadi kalau
terjadi kerusakan tidak hanya sekadar dianggap akibat alam semata”.
• Detik.com, 04 Juni 2011, Ketum PII : ”Hanya 3 negara di asean yang
belum memiliki, Laos, Myanmar, dan Indonesia. Indonesia tidak lagi
memiliki gelar insinyur karena sudah berganti menjadi sarjana teknik”
• Jika Indonesia tidak memiliki UU Keinsinyiuran, kita bisa dianggap
tidak ada/memiliki profesi insinyur.
9
D. MALPRAKTIK KEINSINYIURAN

SEMANGAT UU NO 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYIURAN

• Indonesia akhirnya memuliki UU tentang Keinsinyiuran  Gelar Ir,


UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsiyiuran, disahkan: 22 Maret 2014.

Rawan-1 Rawan-2
3
1 2

Peningkatan
Penurunan pengalaman
pengetahuan
Peningkatan
pengalaman

Penurunan
pengetahuan
Gelar Akademik Praktik Keinsinyiuran
ST / S.ST / S.Tr Insinyiur (Ir.) Profesional
KESALAHAN
KESENGAJAAN
D. MALPRAKTIK KEINSINYIURAN

CONTOH MALPRAKTIK KEINSINYIURAN

• Pembangunan Infrastruktur Berbasis Proses  mekanisme PDCA


• Kemungkinan malpraktik: perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
• Tahap Perencanaan, contoh malpraktik:
1. Kesalahan metode survei pengambilan data/penentuan site;
2. Kesalahan estimasi beban : mati, hidup, angin, gempa, dll;
3. Kesalahan pemodelan matematis struktur;
4. Kesalahan metode analisa beban;
5. Kesalahan pemilihan jenis material yang sesuai; dll

• Tahap Pelaksanaan, contoh malpraktik:


1. Kesalahan metode pelaksanaan;
2. Kesalahan pemilihan jenis peralatan utama;
3. Kesalahan penggunaan spesifikasi teknis dan gambar;
4. Kesalahan pembuatan acuan dan perancah;
5. Kesalahan penggunaan material pokok; dll
D. MALPRAKTIK KEINSINYIURAN

CONTOH MALPRAKTIK KEINSINYIURAN

• Tahap Pemanfaatan, contoh malpraktik:


1. Kesalahan pemeliharaan fungsi bangunan;
2. Kesalahan beban fungsi operasi  beban berlebih (overload);
3. Kesalahan pemanfaatan bangunan (ubah fungsi bangunan);
4. Kesalahan perubahan fungsi struktur / ruangan;
5. Kesalahan perlindungan struktur bangunan; dll

• Prinsipnya: kesalahan tidak dapat dihindari karena manusia adalah


pusat kesalahan.
Namun demikian,
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan selalu berujung pada
kegagalan konstruksi/kegagalan bangunan  telat, rugi, mutu jelek.
Parahnya,
hampir semuanya bersifat kronis atau sering terjadi secara berulang.
D. MALPRAKTIK KEINSINYIURAN

10 KESALAHAN YANG BERSIFAT ”KRONIS” DAN FATAL

• Malpraktik Keinsinyiuran  Proyek Gagal:


1. Project Manager yang leadershipnya kurang memadai;
2. Kelemahan Estimator;
3. Menganggap remeh (mengabaikan) Kontrak;
4. Perencanaan sambil jalan  Masterplan dan DED lemah;
5. Manajemen Resiko kurang dipahami  setengah-setengah
6. Komunikasi antar para pihak yang keliru  mis: sepihak
7. Critical Success Factors (CSF’s) Proyek tidak dipahami 
Problem solving tidak jelas
8. Hubungan stakeholder yang jelek  Pemilik, Pengawas,
Perencana dan Vendor harus sepaham
9. Rendahnya Kedispilinan
10. Keserakahan  akar masalah dalam praktik keinsinyiuran

Ir Profesional harus menyembuhkan penyakit kronis tersebut


Sekian dan terima kasih

pembangunan infrastruktur demi


Indonesia yang lebih bermartabat

14

Anda mungkin juga menyukai