Anda di halaman 1dari 2

Nama : Haikal Mahmudi

Kelas : XII-MIPA-1
Kelompok 5
Hal yang akan dibahas : Tugas-tugas dari KPK serta contoh Kasus yang pernah ditangani

Untuk mencapai tujuan dari KPK(Komisi Pemberantas Korupsi), KPK mempunyai


tugas yang diatur dalam pasal 6 sampai dengan 14 UU No. 30 tahun 2002. Tugas tersebut
sebagai berikut :
a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi
untuk berkoordinasi dengan instansi lain seperti pihak berwenang dan lembaga
negara demi memberantas kasus korupsi. Dan instansi terkait juga tidak diizinkan
menolak untuk bekerja sama, jika KPK meminta bantuan dalam penyelidikan
mereka.
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi
Di sini, KPK juga turut mengkaji, meneliti, dan mengawasi kegiatan yang
dilakukan oleh pihak berwenang. Jika menemukan adanya kejanggalan dalam
kegiatan atau proses administrasi yang berpotensi menimbulkan tindak korupsi,
KPK diminta untuk melaporkan hal tersebut kepada Presiden, DPR, dan juga
BPK.
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi
Tugas ini merupakan tugas terpenting yang dimiliki KPK. Ketika menemukan
adanya tindakan korupsi yang melibatkan instansi atau lembaga negara dan
berpotensi merugikan negara, KPK diberi tugas untuk melakukan penyelidikan,
penyidikan, serta penuntutan terhadap pelaku yang diduga melakukan tindakan
korupsi.
d. Melakukan Tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi
Untuk mencegah adanya kasus korupsi, maka melakukan pemeriksaan
kekayaan terhadap pejabat negara dan menerima laporan jika terjadi gratifikasi
atau suap.
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara

Dalam menjalankan tugasnya, KPK pernah menangani salah satu kasus yaitu kasus
korupsi e-KTP yang terkait pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) untuk
tahun 2011 dan 2012 yang terjadi sejak 2010-an. Kasus ini diawali dengan berbagai
kejanggalan yang terjadi sejak proses lelang tender proyek e-KTP sehingga membuat
berbagai pihak seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Government Watch,
pihak kepolisian, Konsorsium Lintas Peruri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menaruh kecurigaan akan terjadinya korupsi. Sejak itu KPK melakukan berbagai
penyelidikan dan investigasi. Melalui bukti-bukti yang ditemukan dan keterangan para saksi,
KPK menemukan fakta bahwa negara harus menanggung kerugian sebesar Rp 2,314 triliun.
Setelah melakukan berbagai penyelidikan sejak 2012, KPK akhirnya menetapkan sejumlah
orang sebagai tersangka korupsi, beberapa di antaranya pejabat Kementerian Dalam Negeri
dan petinggi Dewan Perwakilan DPR. Mereka adalah Sugiharto, Irman, Andi
Narogong, Markus Nari, Anang Sugiana dan Setya Novanto.  Selain itu, KPK juga
menetapkan Miryam S. Haryani sebagai pembuat keterangan palsu saat sidang keempat atas
nama Sugiharto dan Irman dilaksanakan. Nama Setya Novanto sejak awal memang sudah
disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi e-KTP. Namun keterlibatan mantan Ketua Umum
Golkar itu semakin kuat setelah namanya disebut dalam sidang perdana kasus tersebut
dengan Sugiharto dan Irman.

Anda mungkin juga menyukai