belajar "learning is a proces of progressive behavior adaptation". Dari definisi tesebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat progresif. Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat progresivitas, adanya tendesi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya. McGeoch (lih. Bugelski, 1956) memberikan definisi mengenai belajar "learning is a change in performance as a result of practice". Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan (practice). Pengertian latihan atau practice mengandung arti bahwa adanya usaha dari individu yang belajar. Baik dikemukakan oleh Skinner maupun yang dikemukakan oleh McGeoch memberikan gambaran bahwa sebagai akibat belajar adanya perubahan yang di alami oleh individu yang bersangkutan. Hanya oleh McGeoch dikemukakan perubahan itu sebagai akibat dari latihan, sedangkan apa yang dikemukakan Skinner tidak secara jelas hal tersebut diajukan. Morgan, dkk (1984) memberikan definisi mengenai belajar "learning can be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a resul of practice or experience". Hal yang muncul dalam definisi ialah bahwa perubahan perilaku atau performance itu relatif permanen. Di samping itu juga dikemukakan bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar karena latihan (practice) atau karena pengalaman (experience). Pada pengertian latihan dibutuhkan usaha dari individu yang bersangkutan. Pengertian pengalaman usaha tersebut tidak tentu diperlukan. Ini mengandung arti bahwa dengan pengalaman seseorang atau individu dapat berubah perilakunya, di samping perubahan itu dapat disebabkan oleh karena latihan. Bertitik tolak dari hal - hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa beberapa hal mengenai belajar sebagai berikut (Walgito, 2017): 1) Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change in behavioror performance). Ini berarti sehabis belajar individu mengalami perubahan dalam perilakunya. Perilaku dalam arti yang luas dapat over behavior atau innert behavior. Perubahan itu dapat dalam segi kognitif, atau efektif dan dalam segi psikomotor. 2) Perubahan perilaku itu dapat aktual, yaitu yang menampak. Tetapi, juga dapat bersifat potensial, yang tidak menampak pada saat itu, tetapi akan nampak di lain kesempatan. 3) Perubahan yang disebabkan karena belajar itu bersifat relatif permanen, yang berarti perubahan itu akan bertahan dalam waktu yang relatif lama. Tetapi perubahan itu tidak akan menetap terus menerus, sehingga pada suatu waktu hal tersebut dapat berubah lagi sebagai akibat belajar. 4) Perubahan perilaku – baik yang aktual maupun yang potensial – yang merupakan hasil belajar, merupakan perubahan yang melalui pengalaman atau latihan. Ini berarti bahwa perubahan itu bukan terjadi karena faktor kelelahan dan juga bukan faktor temporer individu keadaan sakit serta pengaruh obat-obatan. Sebab faktor kemenangan, kelelahan keadaan sakit dan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan perilaku individu, tetapi perubahan itu bukan karena faktor belajar. Misalnya anak yang belum dapat tengkurap lalu dapat tengkurap, perubahan ini karena faktor kematangan, walaupun dalam perkembangan selanjutnya faktor belajar berperan. Orang yang sakit sering marah-marah yang dalam keadaan biasa yang bersangkutan tidak marah-marah. Perubahan perilaku itu karena yang bersangkutan sedang sakit. Orang yang minum minuman keras berubah dalam perilakunya, bukan karena belajar, tetapi karena yang bersangkutan minum minuman keras dan sebagai akibatnya, perilakunya berubah.
c. Belajar Sebagai Suatu Proses
Dari bermacam-macam definisi yang telah dipaparkan di depan dapat dikemukakan bahwa pada umumnya para ahli melihat belajar itu sebagai suatu proses. Prosesnya sendiri tidak menampak, yang tampak adalah hasil dari proses. Karena belajar merupakan suatu proses, maka dalam belajar ada yang namanya masukan, yaitu akan diproses dan adanya hasil dari proses tersebut. belajar merupakan suatu yang terjadi dalam diri individu yang disebabkan dari latihan atau pengalaman, dan hal ini menimbulkan perubahan dalam perilaku. Ini berarti bahwa proses belajar merupakan intervening variable yang merupakan penghubung atau pengkait antara independent variable dengan dependent variable.
d. Belajar Sebagai Suatu Sistem
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar. Masukan apabila dianalisis lebih lanjut, akan didapati beberapa jenis masukan, yaitu masukan mentah (raw input), masukan instrumen (instrumental input) dan lingkungan (enviromental input). Semua ini berinteraksi dalam proses belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar. Apabila salah satu faktor terganggu, maka proses akan terganggu dan hasil juga akan terganggu. Masing-masing faktor tersebut saling kaitmengkait satu dengan yang lain, karenanya belajar itu merupakan suatu sistem. Apabila masukan instrumental terganggu, maka proses akan terganggu, hasil akan terganggu. Dalam masalah belajar pada umumnya yang menjadi persoalan ialah bertitik tolak dari hasil belajar. Apabila hasil belajar baik, maka pada umumnya tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi sebaliknya apabila hasil belajar tidak memuaskan, persoalan akan segera timbul. Karena itu dalam belajar, pada umumnya orang yang melihat terlebih dahulu atau sebagai titik tolaknya adalah hasil belajar. Setelah hasil belajar, orang akan melihat bagaimana prosesnya dan kemudian bagaimana masukannya.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu