Anda di halaman 1dari 11

Nama: Athalla Arnaz Rheznanda

Kelas: XII-MIPA-1
No. Absen: 06

Tugas Bahasa Indonesia


Menikmati Novel
Milea: Suara dari Dilan
Karya: Pidi Baiq
No. Pertanyaan
1. Menceritakan tentang apa novel Milea: Suara dari Dilan?
2. Dimana latar tempat dari novel Milea: Suara dari Dilan?
3. Bagaimana latar kehidupan di dalam novel Milea: Suara dari Dilan?
4. Peristiwa apa yang terjadi pada bab 10 dalam novel Milea: Suara dari Dilan?
5. Apa alasan tokoh Aku ditampar oleh tokoh Lia?
6. Bagaimana tanggapan teman-teman tokoh Aku yang mengetahui bahwa tokoh Aku putus dengan tokoh Lia?
7. Bagiamana pandangan teman-teman tokoh Aku terhadap dirinya dan Lia selama berpacaran?
8. Bagaimana pandangan tokoh Aku mengenai pandangan yang diucapkan teman-temannya?
9. Bagaimana sikap yang dilakukan tokoh Aku terhadap keputusan yang dipilih Lia untuk putus dengannya?

Novel Milea: Suara dari Dilan menceritakan tentang kisah percintaan antara Dilan sebagai tokoh Aku dengan
Milea atau yang biasa dipanggil Lia pada masa SMA. Latar tempat novel ini yaitu di Kota Bandung tahun 90-an yang
saat itu kendaraan masih jarang dengan banyaknya daerah resapan air dan pepohonan yang membuat sejuk udara
Bandung.
Pada bab 10 ini menceritakan tentang putusnya hubungan Dilan dengan Lia. Peristiwa diawali di suatu hari saat
pulang sekolah sekitar jam 12 siang, Dilan dan teman-temannya berkumpul di rumah Burhan. Dilan melihat Milea
datang, lalu Dilan keluar untuk menyapanya. Tiba-tiba Lia menamparnya tanpa alasan yang jelas. Setelah itu Lia
menangis dan berkata bahwa ia ingin putus dengan Dilan. Hal tersebut membuat Dilan bingung dan hanya bisa diam
karena khawatir akan membuat lia semakin marah apabila ia mengucapkan kata-kata. Setelah itu, Dilan Kembali ke
rumah Burhan untuk membahas peristiwa yang baru saja ia alami. Burhan yang mengetahui hal itu ikut kesal karena
Lia menampar Dilan. Selanjutnya Dilan menjelaskan bahwa Lia yang minta putus dan ia tidak ingin membahasnya.
Malam harinya, Dilan berkumpul dengan teman-temannya di rumah Burhan sembari memakan martabak yang
dibawa oleh Piyan, salah satu temannya. Teman-teman Dilan terkejut karena ia putus dengan Lia. Di sisi lain, teman-
teman Dilan beranggapan selama Dilan berpacaran dengan Lia, ia menjadi jauh dengan teman-temannya dan seakan-
akan diri Dilan dikendalikan oleh Lia.
Akan tetapi, Dilan beranggapan bahwa hidupnya tidak bergantung pada pandangan orang lain terhadapnya. Saat
itu, ia menilai sikap Lia yang demikian adalah wujud rasa cinta Lia terhadap dirinya. Dilan menghormati keputusan
yang diambil oleh Lia dan berharap Lia bisa menikmati kehidupannya tanpa harus memikirkan dirinya.
Nilai yang terkandung di dalam novel

Nilai Sosial:
- Malamnya, Piyan dating ke rumah Burhan membawa martabak yang aku makan bersama Piyan, Bowo, Apud,
burhan, Anhar, dan Si Arab, sambil menikmati persahabatan itu.

Nilai sosial yang terkandung adalah Dilan dan teman-temannya yaitu berbagi martabak dan dimakan bersama
merupakan bentuk persahabatan

Nilai Moral:
- Ketika aku tersenyum untuk mencairkan situasi,di luar dugaan, tiba-tiba Lia menamparku.

Nilai moral yang terkandung adalah perbuatan Milea yang tiba-tiba menampar Dilan adalah suatu perbuatan yang
tidak sopan dan termasuk perbuatan yang tercela.

- Aku ingat, aku pernah bilang kepadanya jika ada yang menyakitinya, maka orang itu akan hilang. Jika orang itu
adalah aku, maka aku pun harus hilang.

Nilai moral yang terkandung adalah Dilan menepati janji yang diucapkannya dahulu merupakan bentuk tanggung
jawab atas apa yang telah diperbuat.

- Otakku menyuruh aku diam karena takut jika mengucapkan kata-kata, hanya akan membuat dia makin marah.

Nilai moral yang terkandung adalah sikap Dilan yang memilih diam karena takut akan membuat Milea semakin
marah merupakan perbuatan yang baik yaitu menghargai perasaan orang lain.

Tokoh Watak
Dilan 1. Berprinsip
-Pada dasarnya, aku merasa tidak harus bergantung pada pandangan orang lain untuk
menangani masalahku sendiri
( Penggambaran secara dramatik melalui pikiran tokoh)
-Aku bertanggung jawab pada diriku sendiri untuk memperbaiki diri dengan caraku sendiri
(Penggambaran secara dramatik melalui pikiran tokoh)
2. Penyayang
Sesungguhnya, saat itu, apa yang jadi siap Lia kepadaku, aku mengambilnya sebagai tanda
bahwa dia benar-benar mencintaiku.
(Pengambaran secara dramatik melalui pikiran tokoh)
3.Tanggung jawab
-Aku ingat, aku pernah bilang kepadanya jika ada yang menyakitinya, maka orang itu akan
hilang. Jika orang itu adalah aku, maka aku pun harus hilang.
(Penggambaran secara dramatik melalui pikiran tokoh)

Milea 1.Emosional
-Dia menatapku cukup tajam, lalu menangis setelah dia bicara dengan intonasi yang cukup
tinggi: “Kita puitus!”
“Kenapa?”Kutanya setelah diam sejenak.
“Kau piker saja sendiri!”
(Penggambaran tokoh secara dramatik melalui dialog antartokoh)
2. Perhatian
- “Lia, tadi nanyain,” kata Piyan kemudian.
Aku diam.
“Dia nanya kamu tidur di mana,” kata Piyan lagi.
(Penggambaran secara dramatik melalui dialog tokoh lain)

3.Egois
-Kawan-kawanku berkata bahwa sikap Lia benar-benar seperti aku adalah miliknya.
Katanya, Lia mengendalikan apa yang aku lakukan.
(Penggambaran tokoh secara dramatik melalui pikiran tokoh lain)
Burhan 1.Jujur
-“Kalau boleh jujur,” kata Burhan. “Sejak ada Lia, maaf, Lan, kamu jadi jauh dengan
kita.”

Anda mungkin juga menyukai