BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan psikomotor disertai
2. Tanda gejala
(dua) kelompok yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif
untuk membawa pasien berobat. Salah satu gejala positif yang paling
dan lingkungan.
3. Pemeriksaan penunjang
4. Penatalaksanaaan
a. Psikofarmakologi
golongan yaitu:
8
Obat yang termasuk generasi kedua, misalnya: Risperidone
b. Psikotherapi
c. Terapi somatik
1) Restrain
2015).
2) Seklusi
Foto terapi atau sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini
9
ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik
d. Rehabilitasi
1. Definsi
panca indera tanpa ada rangsangan dari luar (Maramis, 2016). Halusinasi
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata.
10
2. Data Mayor Minor
a. Mayor
yang tidak sedap seperti bau badan padahal tidak, merasa pengecapan
b. Minor
3. Etiologi halusinasi
a. Faktor predisposisi
1) Biologis
2) Psikologis
11
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
3) Sosial budaya
b) Faktor presipitasi
1) Biologis
2) Stres lingkungan
3) Sumber koping
stressor.
4. Penatalaksanaan
a. Psikofarmakologi
12
Menurut Hawari (2017), jenis obat psikofarmaka, dibagi dalam 2
golongan yaitu:
b. Psikotherapi
c. Terapi somatik
1) Restrain
2015).
13
2) Seklusi
Foto terapi atau sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini
d. Rehabilitasi
1. Definisi
suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik
14
yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan,
tanpa lirik atau vokal yang dihasilkan melalui alat musik. Pada lagu populer,
musik elektronika, dan sejumlah besar musik klasik Eropa. Pada musik
yang merupakan salinan sama persis dari lagu dalam album tersebut, tanpa
memiliki dampak yang relatif universal oleh sebagian besar orang. Musik-
musik memiliki kesan dan dampak psikofisik yang relatif sama, seperti
2015).
irama berupa instrumental (komposisi atau rekaman musik tanpa lirik atau
15
2. Tujuan
(2015), Sahpitri (2014) dan Campbell (2018) terdapat sepuluh tujuan terapi
musik, yaitu:
b. Meningkatkan kecerdasan
juga membuktikan masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang
c. Meningkatkan motivasi
dan mood (suasana hati) tertentu. Dari hasil penelitian, ternyata jenis
d. Pengembangan diri
16
perasaanya. Apabila musik yang didengarkan adalah musik motivasi,
menyenangkan.
kepikunan. Hal ini terjadi karena bagian otak yang memproses musik
f. Kesehatan jiwa
Musik berkerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf
otak, mengontrol perasaan dan emosi. Ketika seseorang sakit, dia akan
merasa takut, frustasi dan marah, hal inilah yang membuat otot-otot
17
h. Menyeimbangkan tubuh
Jika organ keseimbangan sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga
didengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, dapat bereaksi
lebih sehat.
j. Meningkatkan olahraga
18
3. Prinsip Pelaksanaan
hingga 13 hertz. Semakin lambat gelombang otak, semakin santai, puas dan
damailah perasaan kita, jika seseorang melamun atau merasa dirinya berada
dalam suasana hati yang emosional atau tidak terfokus, musik klasik dapat
Utami, 2015).
tubuh atau fisik akan memberi respon terhadap energi yang dialirkan.
19
4. Prosedur Pengunaan
a. Persiapan
b) Kaset CD musik rindik, tape recorder atau mp3 jenis musik klasik
2) Persiapan klien
b. Prosedur
selera klien.
terhadap lagu yang didengar dan melepaskan semua beban yang ada.
yang muncul saat musik tersebut diputar serta perubahan yang terjadi
dalam dirinya.
20
Adapun SPO Terapi Musik Instrumental, yaitu sebagai berikut:
NO PROSEDUR
B. Tujuan
Sebagai acuan dalam proses memberikan terapi musik intrumental
kepada pasien dengan gangguan jiwa
C. Prosedur
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Mengucapkan salam terapeutik
21
c. Mempersilakan pasien mendengarkan musik selama minimal 15
menit
4. Terminasi
1. Pengkajian
a. Jenis halusinasi
1) Halusinasi Pendengaran
2) Halusinasi Penglihatan
22
3) Halusinasi Penghidu
menutup hidung.
4) Halusinasi Pengecap
5) Halusinasi Perabaan
b. Isi halusinasi.
apabila halusinasi yang dialami adalah halusinasi dengar, atau apa bentuk
rasa apa yang dikecap untuk halusinasi pengecapan, atau merasakan apa
23
mengidentifikasi pencetus halusinasi dan menentukan bilamana klien
atau kejadian yang dialami sebelum halusinasi muncul. Selain itu, juga
e. Respon klien.
bisa dikaji dengan menanyakan apa yang dilakukan oleh klien saat
halusinasi.
a. Mayor
yang tidak sedap seperti bau badan padahal tidak, merasa pengecapan
24
b. Minor
2. Diagnosa Keperawatan
a. Halusinasi
b. Kurang tidur
c. Isolasi sosial
d. Mengurung diri
3. Intervensi Keperawatan
c. Intervensi keperawatn
mengatasinya.
25
6) Latih pasien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan
mengendalikan halusinasi.
mengendalikan halusinasi.
1) SP 1 Pasien
2) SP 2 Pasien
26
3) SP 3 Pasien
kegiatan
4) SP 4 Pasien
5) SP 1 Keluarga
harian
6) SP 2 Keluarga
halusinasi
7) SP 3 Keluarga
27
4. Impelementasi Keperawatan
a. SP 1 Pasien
pasien
b. SP 2 Pasien
c. SP 3 Pasien
kegiatan
28
d. SP 4 Pasien
teratur
e. SP 1 Keluarga
kegiatan harian
f. SP 2 Keluarga
halusinasi
halusinasi
g. SP 3 Keluarga
5. Evaluasi
29
a. Kognitif, pasien mampu: menyebutkan penyebab halusinasi,
30