Anda di halaman 1dari 267

↳ Bayi : chip

out
time
Z
L -

2. L

5
Pokok Bahasan
• Introduction

• Prescrib

• Medication Safety
• Medication Error
• High Alert Medications
Medication Safety
• Tujuan :
Tercapainya keselamatan pasien atau Patient safety
• Strategi :
• Memastikan adanya distribusi obat yang lebih baik, pengecekan yang
memadai/adekuat, penulisan resep baik, diseminasi pengetahuan tentang obat
yang lebih baik, adanya peran ahli farmasi klinis, transfer informasi yg baik,
adanya sistem yang mendukung perawatan multidisiplin, adanya pelaporan
insiden terkait obat dan efek samping obat.
• Pendekatan berbasis sistem untuk melaporkan, me- review, dan memberi
umpan balik terhadap data yang diperoleh tentang drug administration error
Medication Safety (Lanjutan)
Tujuh Benar Pemberian Obat
• Benar Pasien
• Benar Obat
• Dosis

• Benar Cara
• Benar Waktu
• Benar Dokumentasi
• Benar Informasi
Medication Error
• Medication error merupakan patient safety incident yang melibatkan obat.
• Menurut US National Coordinating Council for Medication Error Reporting and
Prevention (NCC MERP), definisi medication error adalah “setiap peristiwa yang
bisa dicegah, yang bisa menyebabkan atau mengarah pada penggunaan obat yang
tidak tepat atau harm pada pasien ketika obat itu berada dalam pengendalian
profesional pelayanan kesehatan, pasien, atau konsumen.
• ME bisa berkaitan dengan praktek profesi, produk perawatan kesehatan,
prosedur, dan sistem, termasuk peresepan; komunikasi permintaan pemberian
obat oleh dokter; pelabelan, pengepakan, dan nomenklatur produk obat;
peracikan; penyerahan pada pasien; distribusi; administrasi; edukasi;
monitoring; dan penggunaan obat”.
ME bisa dicegah
Medication Error (Lanjutan)
NCC MERP mengkategorikan medication error menjadi 9 :
• Kategori
A: kondisi atau peristiwa yang mempunyai kapasitas
untuk menyebabkan error.
• Kategori B: error telah terjadi, tetapi tidak mencapai pasien
• Kategori
C: error telah terjadi, mencapai pasien, tapi tidak
menyebabkan harm pada pasien.
• KategoriD: error telah terjadi, mencapai pasien, dan memerlukan
monitoring untuk memastikan bahwa tidak menimbulkan harm
pada pasien dan/atau memerlukan intervensi untuk menghindarkan
dari harm.
Medication Error (Lanjutan)
• Kategori E: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi
atau mengakibatkan harm sementara pada pasien dan memerlukan
intervensi
• KategoriF: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi
atau mengakibatkan harm sementara pada pasien dan memerlukan
rawat inap awal atau rawat inap lama.
• KategoriG: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi
atau mengakibatkan harm permanen pada pasien.
• Kategori
H: error telah terjadi, yang memerlukan intervensi untuk
mempertahankan hidup.
• KategoriI: error telah terjadi, yang mungkin telah berkontribusi
atau mengakibatkan kematian pasien.
• Harm adalah gangguan fisik, emosional, atau fungsi fisiologis atau struktur tubuh
dan/atau nyeri yang diakibatkan oleh hal tersebut.
High Alert Medications
• Obat2memiliki resiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan
adanya rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau
karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan

Tugas : Cari !!
Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien

STANDAR KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan Pasien
Pendidikan bagi pasien
HAK PASIEN & Keluarga
dalam kesinambungan
pelayanan

Penggunaan metode
kinerja untuk Peran kepemimpinan Pendidikan bagi staf
melakukan evaluasi & dalam meningkatkan tentang Keselamatan
peningkatan Keselamatan Pasien Pasien
Keselamatan Pasien

Komunikasi merupakan
kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan
pasien
Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 11 Tahun 2017
HA
tentang Keselamatan Pasien KP
Diagnosis & KEL ASIEN
UA
tatacara RG &
tindakan A
medis
Perkiraan Tujuan
biaya tindakan
pengobatan medis

INFORMASI

Alternatif
Prognosis
tindakan

Risiko &
komplikasi
Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien

Harus ada Dokter


Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP)

KRITERIA
STANDAR
HAK PASIEN

Penjelasan secara jelas


Rencana Pelayanan
& benar kepada pasien
dibuat oleh DPJP
& keluarga oleh DPJP
UU RI Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit Pasal 32
UU RI Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit Pasal 32
Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 4 tahun 2018 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban
Pasien Pasal 26
• RUMAH SAKIT Bertanggungjawab
HPK 1 & Mendukung Hak Pasien &
Keluarga Selama Dalam Asuhan
• RS menghargai agama, keyakinan & nilai-nilai
pribadi pasien
• Merespons permintaan yang berkaitan dengan
HPK 1.1. bimbingan kerohanian
• Informasi tentang pasien adalah rahasia & RS
diminta menjaga kerahasiaan informasi pasien
HPK 1.2. serta menghormati kebutuhan privasinya
1. Prosedur dan formulir
keinginan privasi
pasien
2. Pelaksaan yang
memperhatikan privasi
pasien dlm anamnesis,
pemeriksaan fisik,
pemberian terapi dan
transportasi
CONTOH KALIMAT
IDENTIFIKASI PRIVASI
Dapat menjadi bagian dari persetujuan umum
(general consent)

KEINGINAN PRIVASI
• Saya mengijinkan/ tidak mengijinkan (coret
salah satu) Rumah Sakit memberi akses bagi:
Keluarga dan handai taulan serta orang orang
yang akan menengok/menemui saya. (sebutkan
nama/profesi bila ada permintaan khusus): ………

• Saya menginginkan/tidak menginginkan privasi


khusus (coret salah satu). Sebutkan bila ada
permintaan privasi khusus :……
• RS menetapkan ketentuan untuk
melindungi harta benda milik pasien
HPK 1.3. dari kehilangan atau pencurian
• Pasien yang rentan terhadap kekerasan
fisik serta kelompok pasien yang
HPK 1.4. berisiko diidentifikasi & dilindungi
• RS menetapkan regulasi & proses

HPK 2 untuk mendukung partisipasi


pasien & keluarga di dalam proses
asuhan
• Pasien diberitahu tentang semua
HPK 2.1. aspek asuhan medis & tindakan
• Pasien & keluarga menerima informasi tentang
penyakit, rencana tindakan & DPJP serta PPA
lainnya à mereka dapat memutuskan tentang
HPK 2.2. asuhannya
• RS memberitahu pasien & keluarganya tentang
hak & tanggungjawab mereka yang berhubungan
dengan penolakan atau tidak melanjutkan
HPK 2.3. pengobatan
• RS menghormati keinginan & pilihan pasien untuk
menolak resusitasi, menunda, atau melepas
HPK 2.4. bantuan hidup dasar (do not resuscitate/DNR)
“DNR does not mean do not treat and
it does not mean do not care.
It just means do not resuscitate by giving
CPR, electric shocks or medications to restart the
heart.
If things go badly, there is a role in certain situations
for letting the natural breakdown of the body occur,"

Dr Lauren Jodi Van Scoy


• RS mendukung hak pasien terhadap
asesmen & manajemen nyeri yang
HPK 2.5. tepat
• RS mendukung hak pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang penuh hormat
HPK 2.6. & kasih sayang pada akhir kehidupannya
• RS memberi
penjelasan kepada
pasien & keluarga à
proses menerima,
menanggapi &

HPK menindaklanjuti bila


ada keluhan, konflik
serta perbedaan

3 pendapat tentang
perawatan pasien
• RS
menginformasikan
hak pasien untuk
berpartisipasi dalam
proses ini
• Semua pasien diberitahu tentang

HPK 4 hak serta kewajiban dengan


metode & bahasa yang mudah
dimengerti
PERSETUJUAN UMUM
(GENERAL CONSENT)
• Pasien menandatangani

HPK 5 persetujuan umum waktu


mendaftar rawat jalan & setiap
rawat inap
• RS menetapkan regulasi pelaksanaan persetujuan
khusus (Informed consent) oleh DPJP & dapat
dibantu staf terlatih dengan bahasa yang dapat
HPK 5.1. dimengerti sesuai peraturan perundang-undangan
• Informed consent diberikan:
• à sebelum operasi/prosedur invasif,
• à sebelum anestesi (termasuk sedasi),
HPK 5.2. • à pemakaian darah & produk,
• à serta pengobatan risiko tinggi lainnya
• RS menetapkanà siapa pengganti pasien yg
dapat memberikan persetujuan khusus
HPK 5.3. (informed consent) bila pasien tidak kompeten
PENELITIAN, DONASI
& TRANSPLANTASI ORGAN

• RS bertanggungjawab
HPK 6 melindungi manusia/pasien
sebagai subjek penelitian

• RS mematuhi semua peraturan & persyaratan penelitian/kode etik


profesi serta kode etik penelitian
HPK • RS menyediakan suber daya yang layak à program penelitian dapat
berjalan efektif
6.1.
• RS memberikan penjelasan kepada pasien & keluarga à cara
mendapatkan akses untuk penelitian/uji klinis (clinical trial) yang
HPK melibatkan manusia sebagai subjek
6.2.
• RS memberi penjelasan kepada pasien & keluarga
bagaimana pasien ikut berpartisipasi dalam
HPK 6.3. penelitian/uji klinis mendapatkan perlindungan

INFORMASI KEPADA PASIEN TTG PENELITIAN


1. tujuan penelitian atau penapisan
2. manfaat penelitian dan penapisan
3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis
4. keuntungan penelitian dan penapisan
5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai, termasuk
risiko yang mungkin terjadi
6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang
kesehatan
7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat sewaktu-
waktu mengundurkan diri
8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika
Penelitian.
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran.
Konsil Kedokteran
• Persetujuan khusus (Informed consent)
penelitian diperoleh sebelum berpartisipasi
HPK 6.4. dalam penelitian/uji klinis (clinical trial)
• RS mempunyai komite etik penelitian

HPK 7 à pengawasan atas semua penelitian


di RS yang melibatkan
manusia/pasien sebagai subjeknya
DONASI ORGAN

• RS memberi informasi pada pasien

HPK 8 & keluarga tentang bagaimana


memilih untuk mendonorkan
organ & jaringan lainnya

• RS menetapkan kebijakan & prosedur untuk


melakukan pengawasan terhadap proses kemungkinan
terjadi jual beli organ & jaringan
HPK 8.1.

• RS menyediakan pengawasan terhadap pengambilan


serta transplatasi organ & jaringan
HPK 8.2.
TERIMA KASIH
Keselamatan Pasien:
Pelayanan Anestesi dan
Bedah

dr. Mordekhai Leopold Laihad,M.Kes,SpAn-KIC


Pendahuluan
• Keselamatan pasien (WHO)
• Tidak terjadinya bahaya yang dapat dicegah pada pasien selama proses
perawatan kesehatan dan reduksi resiko bahaya terkait pelayanan kesehatan
pada angka minimum yang dapat diterima
• Belum ada statistik global mengenai kematian akibat kesalahan medis
• Laporan tahun 2013 di AS —> jumlah kematian 200.000-400.000 per
tahun.
• Ekstrapolasi dari jumlah ini, secara global perkiraan angka kematian 3-5 juta
per tahun
Perkembangan dan Tantangan Global
Pelayanan dan Keselamatan Anestesi dan
Bedah
• Sebelum tahun 2015, PAB menjadi “anak tiri” yang diabaikan dalam
kesehatan global
• Tahun 2015
• Lancet —> laporan investigasi kondisi pelayanan Bedah di seluruh dunia
• The Disease Control Priorities , Edisi 3, menyorot tentang cost-effectiveness
pembedahan
• WHA (World Health Assembly) meluncurkan resolusi 68.15 yang memasukkan
PAB darurat dan esensial sebagai bagian dari UHC (Universal Health
Coverage)
Perkembangan dan Tantangan Global
Pelayanan dan Keselamatan Anestesi dan
Bedah
• Tahun 2016, World Bank telah menerima 4 indikator dalam dataset
WDI (World Development Indicators), Tabel 1
• Tahun 2017, NSOAP (National Surgical, Obstetric and Anesthetic
Plans) pertama diluncurkan oleh Zambia dan Ethiopia
• Tahun 2018, gelombang kedua pengumpulan WDI selesai dan 4 negara
telah menyelesaikan NSOAP, serta banyak perkembangan lainnya
Perkembangan dan Tantangan Global
Pelayanan dan Keselamatan Anestesi dan
Bedah
• Pelayanan anestesi dan bedah (PAB)
• Memperkuat sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia
• Terus menerus mendapat topangan dari WHO
• Perkembangan selanjutnya dari PAB global adalah bukan suatu proses
linear sederhana, tetapi merupakan suatu siklus 3 elemen yang saling
bergantung :
• Data
• NSAOP
• Pendanaan
Daftar Tilik Keselamatan Pembedahan
WHO
• Kejadian merugikan dalam pembedahan merupakan masalah penting
secara global.Banyak kejadian ini sebenarnya dapat dicegah
• Tahun 2008 :
• WHO memperkirakan 234 juta pembedahan per tahun secara global
• Sebuah ulasan sistematik (74.000 rekam medis)—> insidens median kejadian
merugikan 9,2 %, setengahnya tindakan pembedahan/berkaitan dengan obat
dan 43% dapat dicegah
• WHO memperkenalkan daftar tilik keselamatan pembedahan, gambar 3
Daftar Tilik Keselamatan Pembedahan
WHO
• Tujuan penggunaan daftar tilik WHO:
• Memberikan tim pembedahan suatu set pengecekan prioritas yg sederhana dan
efisien untuk memperbaiki teamwork dan komunikasi yang efektif
• Mendorong pertimbangan/pemikiran aktif tentang keselamatan pasien dalam
setiap tindakan pembedahan
• Memastikan konsistensi komitmen keselamatan pasien untuk setiap tindakan
pembedahan
• Memperkenalkan dan mempertahankan budaya yang berharga untuk
keselamatan pasien
Daftar Tilik Keselamatan Pembedahan
WHO
• Daftar tilik memiliki 3 fase :
• Sign in, sebelum induksi anestesi, idealnya dengan kehadiran ahli bedah.
• Time out, setelah induksi dan sebelum insisi pembedahan, seluruh tim
• Sign out, selama atau segera sesudah penutupan luka pembedahan,sebelum
memindahkan pasien keluar dari ruangan pembedahan, dimana ahli bedah
masih ada
• Briefing, dilakukan sebelum memulai daftar tilik.
• Debriefing, dilakukan saat daftar tilik selesai
Assessment of the patient &
care of the patient
dr. Rangga B. V. Rawung, SpOT
Bagian Bedah, Divisi Orthopaedi
Fakultas Kedokteran Unsrat-Manado
Objective learning
• Understand, and explain about the assessment procedure, both in
outpatient out patient polyclinic, Ward Inpatient and Emergency
Unit Department Understand and be able to explain about the
principles of integrated Care plan
• Understanding and explaining about patient discharge procedures
Understand and be able to explain about the principle – the of
instruction writing and the uniformity of the prevailing raw rules
Understanding and explaining the service Resuscitation, Code Blue
Understanding and explaining about the flow of blood transfusion
services
Introduction
Issue “patient safety”

2000- US “TO ERR IS HUMAN, Building a Safer Health System”


is about 3-16% adverse event (kejadian tidak diharapkan)

2009 UU no 44/2009 ”Rumah sakit”


Permenkes 1691/VIII/2011 “Keselamatan pasien di rumah sakit

SKDI 2012
1 in 10 patients admitted to hospital suffers and adverse event
Medical errors injuries 1 in 25 hospital patients
Kill about 44000 in 98000 every year
Indonesia data?
” we don’t have the accurate data”
Patient is the centered
Assessment
of the
patients

By doctor

Emergency Unit
out patient polyclinic Ward Inpatient
Department

2 hours 8 hours 24 hours


Video
Assessment of patient
- General condition
- Vital sign, pain assessment
- Medication
- Monitoring
- Special condition
- Discharge planning

BY DOCTOR and NURSE


DOCUMENTATION (S.O.A.P)
Catatan perkembangan pasien terintergrasi
Video
Records of the patient's
integrated development
(Catatan Perkembangan Pasien
terintergrasi)
Re-assessment (penilaian kembali)
- Dilakukan oleh DPJP
- Dilakukan setiap hari
- Dilakukan pada pasien dengan pemantuan ketat
- Dilakukan pada pasien dengan perubahan kondisi yang signifikan
- Dilakukan jika ada hasil pemeriksaan medis
- Didokumentasikan dengan baik
Care of Patient
“All patients have the same right to obtain treatment access not
dependent on certain days or hours and without distinguishing the social
status (ability to pay) patients”
Care plan
- As soon as the patient enters the ward
- Well Documentation Monitoring and revision as needed Verification
by DPJP
Uniformity of medical instruction
- Medical instruction made by the doctor
- If the doctor is not in place can be through Tbak mechanism and
- verified by the doctor
- Uniformity of writing according to the rules of the hospital or
workplace
Discharge planning
Code Blue
- Emergency code
- Cardiac arrest, unconscious According to the protocol in the hospital
Video code blue
Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK)
&
Kualifikasi Tenaga Medis
dr. Andriessanto C. Lengkong, M.Kes, Sp.OT

SMF BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSRAT

0
luwi 7 september 2015
RS menyediakan Fasilitas fisik, Manajemen RS harus
1. Mengurangi dan
fasilitas yang aman dan peralatan medis dan mengendalikan bahaya &
suportif bagi pasien, peralatan lainnya risiko
2. Mencegah kecelakaan
keluarga, staf dan harus dikelola secara dan cedera
3. Memelihara kondisi
pengunjung efektif aman
1

24 Okt 2017 0
3

24 Okt 2017 0
7

24 Okt 2017 0
KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
Standar MFK.1
Rumah sakit mematuhi peraturan perundang - undangan tentang bangunan,
perlindungan kebakaran, dan persyaratan pemeriksaan fasilitas.
Izin-izin yang harus dipunyai RS
a) izin mengenai bangunan
b) izin operasional rumah sakit yang masih berlaku
c) Sertifikat laik fungsi (SLF) bila diperlukan
d) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
e) izin genset
f) izin radiologi
g) sertifikat sistem pengamanan/pemadaman kebakaran
h) sistem kelistrikan
i) izin incinerator (bila ada)
j) izin tempat pembuangan sementara bahan berbahaya dan beracun (TPS B-3)
k) izin lift (bila ada)
l) izin instalasi petir
m) izin lingkungan
Standar MFK.2
Rumah sakit mempunyai program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang
menggambarkan proses pengelolaan risiko yang dapat terjadi pada pasien,
keluarga, pengunjung dan staf
Program Manajemen Terkini atau di Ada Program pada
Risiko Fasilitas update tahun berjalan

a. Keselamatan &
Dilaksanakan
keamanan
b. Bahan berbahaya • Ada daftar risiko
c. Manajemen • Ada laporan insiden
emergensi Ada evaluasi

d. Kebakaran periodik

e. Peralatan Medis
f. Sistem utilitas
Bukti evaluasi
Maksud dan tujuan MFK 2

Program manajemen risiko diperlukan untuk mengelola risiko-


risiko di lingkungan pelayanan pasien dan tempat kerja staf.
Rumah sakit menyusun satu program induk atau beberapa
program terpisah yang meliputi sebagai berikut:

a) KESELAMATAN DAN KEAMANAN


•KESELAMATAN sejauh mana bangunan, area dan peralatan
RS tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf atau
pengunjung
•KEAMANAN –> perlindungan terhadap kerugian, kerusakan,
gangguan atau akses atau penggunaan oleh pihak yang tidak
berwenang
a) BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN LIMBAHNYA –
Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan
lainnya dikendalikan, dan limbah berbahaya ditangani secara aman
b) PENANGGULANGAN BENCANA (EMERGENSI) – Respons pada
wabah, bencana dan keadaan darurat direncanakan dan berjalan
efektif.
c) PROTEKSI KEBAKARAN (FIRE SAFETY) – properti dan para
penghuni dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap
d) PERALATAN MEDIS – Pemilihan, pemeliharaan dan penggunaan
teknologi dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko
e) SISTEM PENUNJANG (UTILITAS) – Pemeliharaan sistem listrik, air
dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko
kegagalan operasional.
Standar MFK.3
Ada individu atau organisasi yang kompeten yang
ditugasi untuk melakukan pengawasan terhadap
perencanaan dan pelaksanaan program manajemen
risiko fasilitas dan lingkungan.
MANAJEMEN FASILITAS &
KESELAMATAN PROGRAM PENGAWASAN
a.merencanakan program;
b.melaksanakan program;
PROGRAM MANAJEMEN c.mendidik staf;
RISIKO FASILITAS d.memonitor & uji coba program;
e.evaluasi dan revisi program;
f.memberikan laporan tahunan
PERLU INDIVIDU YANG g.pengorganisasian dan
MENGAWASI PROGRAM pengeleloaan secara konsisten dan
MANAJEMEN RISIKO terus-menerus
FASILITAS

Tetapkan Siapa yang mengawasi -


-> K3 RS /lainnya

Sistem pelaporan insiden/


Susun Program Pengawasan
Kecelakaan/Kejadian terkait dng
risiko fasilitas
KESELAMATAN DAN
KEAMANAN

Standar MFK.4
Rumah Sakit mempunyai program
pengelolaan keselamatan dan keamanan
melalui penyediaan fasilitas fisik dan
menciptakan lingkungan yang aman bagi
melakukan identifikasi area2 yang berisiko,
mempunyai risk register (daftar risiko) yang
berhubungan dengan keselamatan dan keamanan
fasilitas
Regulasi pemberian identitas pada penunggu pasien,
pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit,
pegawai kontrak dan semua orang yang bekerja di
rumah sakit
3. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala,
membuat rencana perbaikan dan telah melaksanakan
perbaikan.
4. Memasang monitoring pada area yg berisiko
keselamatan dan keamanannya
Program keselamatan dan keamanan meliputi
a) Melakukan asesmen risiko secara komprehensif & pro aktif utk
mengidentifikasi bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan & fasilitas
lainnya yg berpotensi menimbulkan cedera.

Sebagai contoh risiko keselamatan yang dapat menimbulkan cedera atau


bahaya termasuk diantarnya :
-perabotan yg tajam & rusak,
-kaca jendela yang pecah,
-kebocoran air di atap,
-lokasi dimana tidak ada jalan keluar saat terjadi kebakaran.

perlu melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi.


Rumah sakit menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan.
a) Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk

assessment/PCRA) setiap ada kontruksi, renovasi atau penghancuran

bangunan/demolis.

b) Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan


fasilitas pendukung yang aman. Dengan tujuan untuk mencegah

Terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta

mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf,

pengunjung.

c) Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu


identitas oleh seluruh staf dan semua individu yang bekerja di rumah

di rumah sakit serta pemberian identitas pada pasien rawat inap,

penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang memasuki area

terbatas (restricted area) sehingga menciptakan lingkungan yang aman


a) melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan
atau pengrusakan barang milik pribadi

- CCTV ruang bayi dan kamar operasi, daerah yg berisiko lainnya


seperti ruang anak, lanjut usia dll.
- Namun harus diingat pemasangan kamera CCTV tidak
diperbolehkan di ruang pasien dan tetap harus memperha-tikan
hak privasi pasien.

f) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan dan


perundangan, sebagai contoh : Setiap tangga ada pegangannya,
lantai tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu kamar
menghadap keluar, shower di kamar mandi tidak boleh
menggunakan selang, dll
Standar MFK 4.1
Rumah sakit melakukan asesmen risiko prakontruksi
(PCRA), pada waktu merencanakan pembangunan/
kontruksi, pembongkaran atau renovasi.
Maksud Dan Tujuan MFK 4.1
Kontruksi/pembangunan baru di sebuah RS akan berdampak
pada setiap orang di RS dan pasien dengan kerentanan tubuhnya
dapat menderita dampak terbesar.

Kebisingan dan getaran yang terkait dengan kontruksi dapat


mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan istirahat/tidur
pasien dapat pula terganggu.

Debu konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang


dapat menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien dengan
ganggungan pernapasan.
Asesmen risiko pra kontruksi meliputi:
a)kualitas udara
b)pengendalian infeksi
c)utilitas
d)kebisingan
e)getaran
f)bahan berbahaya
g)layanan darurat, seperti respon terhadap kode
h)bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan,
dan layanan.
Standar MFK 5
Rumah sakit memiliki regulasi tentang inventarisasi,
penanganan, penyimpanan dan penggunaan serta
pengendalian /pengawasan bahan berbahaya dan
beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
● Maksud Dan Tujuan MFK 5
● Rumah sakit mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai
peraturan dan perundang-undangan

● WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun dan


limbahnya dengan kategori sebagai berikut :
a. Infeksius
b. Patologi anatomi
c. Farmasi

a. Bahan kimia
b. Logam berat
c. Kontainer bertekanan
d. Benda tajam
e. Genotoksik / sitotoksik. Limbah genotoksik : limbah yang
mengandung bahan dengan sifat genotoksin contoh, limbah yang
mengandung obat-obatan sitostatik (sering dipakai dalam terap
kanker);
f. Radioaktif
● Perlu mempunyai regulasi yg mengatur :
a) daftar B3 dan limbahnya yang meliputi, jenis,jumlah, dan
lokasi;
b) penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 dan
limbahnya;
c) penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur
penggunaan, prosedur bila terjadi tumpahan, atau
paparan/pajanan;
d) pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan
limbahnya;
a) pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar),
dan insiden lainnya;
f) dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan
peraturan lainnya;
g) pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) wajib
melampirkan material safety data sheet / lembar data
pengaman (MSDS/LDP)
PERMEN LHK 56 TAHUN 2015
Standar MFK 5.1

Rumah Sakit mempunyai sistem penyimpanan dan


pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun
cair dan padat yang benar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Maksud Dan Tujuan MFK 5.1
● Penyimpanan Limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan
benar apabila Limbah B3 telah dilakukan pemilahan yang baik
dan benar, termasuk memasukkan Limbah B3 ke dalam wadah
atau kemasan yang sesuai, diberi simbol dan label limbah B3.

● Untuk penyimpanan limbah B3, rumah sakit agar memenuhi


persyaratan fasilitas penyimpanan limbah B3 sebagai berikut :
1. Lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen
dengan sistem drainase yang baik, mudah dibersihkan dan
dilakukan desinfeksi.
2. Tersedia sumber air atau kran air dan sabun untuk
pembersihan tangan
3. Mudah diakses untuk penyimpanan limbah.
4. Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang
tidak berkepentingan.
1. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan
mengumpulkan atau mengangkut limbah.
2. Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin
kencang, banjir, dan factor lain yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja.
3. Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan
burung
4. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan
yang baik dan memadai.
1. Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan
makanan
2. Peralatan pembersihan, Alat Pelindung Diri/APD antara
lain masker, sarung tangan, penutup kepala, goggle, sepatu
boot, pakaian pelindung) dan wadah atau kantong limbah
harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasilitas
penyimpanan.
3. Dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan
senantiasa dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan
lantai setiap hari.
Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun. Dalam pelaksanaannya,
Untuk limbah berwujud cair dapat dilakukan di instalasi pengolahan air
limbah (IPAL) dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Sedangkan tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah karakteristik


biologis dan/atau kimia limbah sehingga potensi bahayanya terhadap manusia
berkurang atau tidak ada.
● Bila rumah sakit mengolah limbah B-3 sendiri maka
wajib mempunyai izin mengolah limbah B-3.

● Namun, bila pengolahan B-3 dilaksanakan oleh


pihak ketiga maka pihak ketiga tersebut wajib
mempunyai izin sebagai transporter B-3 dan izin
pengolah B-3.

● Pengangkut/transporter dan pengolah limbah B3


dapat dilakukan oleh institusi yang berbeda.
Standar MFK.6
RS mengembangkan, memelihara, program
manajemen disaster untuk menanggapi keadaan
disaster dan bencana alam atau lainnya yang
memiliki potensi terjadi di masyarakat
Maksud dan tujuan MFK.6
Situasi darurat yang terjadi di masyarakat, kejadian epidemi, atau
bencana alam akan melibatkan RS, seperti gempa bumi yang
menghancurkan area rawat inap pasien atau ada epidemi flu yang
akan menghalangi staf masuk kerja.

Penyusunan program harus di mulai dengan identifikasi jenis


bencana yang mungkin terjadi di daerah dimana rumah sakit
berada dan dampaknya terhadap rumah sakit. Contoh, angin
topan (hurricane) atau tsunami kemungkinan akan terjadi
didaerah dekat laut dan tidak terjadi di daerah yang jauh dari laut.
Kerusakan fasilitas atau korban masal sebaliknya dapat terjadi
dimanapun.
RENCANA DAN PROGRAM
PENANGANAN KEDARURATAN
a. menetapkan jenis, kemungkinan & konsekuensi dari bahaya, ancaman
dan kejadian;
b. menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian tsb
c. strategi komunikasi pada kejadian;
d. pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber daya
alternatif;
e. pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif
tempat pelayanan;
f. identifikasi dan penugasan peran dan tanggung jawab staf pada waktu
kejadian
g. proses utk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi
pertentangan antara tanggung jawab staf secara pribadi dng tanggung
jawab RS dlm hal penugasan staf utk yan pasien
Standar MFK 6.1

RS melakukan simulasi penanganan/ menanggapi


kedaruratan, wabah dan bencana
KODE
5. PROTEKSI
KEBAKARAN
Maksud dan tujuan MFK 7
RS harus waspada terhadap keselamatan kebakaran
karena kebakaran adalah risiko yang selalu bisa terjadi
di RS. Dengan demikian, setiap RS perlu
merencanakan bagaimana agar penghuni RS aman
apabila terjadi kebakaran termasuk bahaya asap. RS
perlu melakukan asemen terus menerus untuk
memenuhi regulasi keamanan kebakaran sehingga
secara efektif dapat mengidentifikasi risiko dan
meminimalkan risiko.
● Asesmen risiko meliputi :
a) tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi
b) sistem pemisahan (pengisolasian) dan
kompartemenisasi pengendalian api dan asap
c) daerah berbahaya (dan ruang di atas langit-langit
di seluruh area) seperti kamar linen kotor, tempat
pengumpulan sampah, ruang penyimpanan oksigen
d) sarana evakuasi
e) dapur yang berproduksi dan peralatan masak
f) londri dan linen
g) sistem tenaga listrik darurat dan peralatan
h) gas medis dan komponen sistem vakum
Rumah sakit merencanakan secara khusus :
• pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seperti
penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah terbakar, termasuk
gas medik, seperti oksigen;
• bahaya yang terkait dengan setiap pembangunan di dalam atau berdekatan
dengan bangunan yang dihuni pasien;
• jalan keluar yg aman dan tidak terhalang bila tejadi kebakaran;
• sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap (smoke
detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran; dan
• mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air, supresan
kimia (chemical suppressants) atau sistem penyemburan (sprinkler).
Standar MFK 7.1.
Rumah sakit menguji secara berkala rencana
proteksi kebakaran dan asap, termasuk semua alat
yang terkait dengan deteksi dini dan pemadaman
serta mendokumentasikan hasil ujinya.
Standar MFK 7.2.
RS merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud Dan Tujuan MFK 7.2.
● Sesuai dengan peraturan perundangan, rumah sakit
adalah kawasan tanpa rokok dan asap rokok, karena itu
direktur rumah sakit agar membuat regulasi larangan
merokok di rumah sakit termasuk larangan menjual rokok
di rumah sakit.

● Larangan merokok penting dilaksanakan di rumah sakit


karena rumah sakit merupakan daerah yang berisiko
terjadinya kebakaran, banyak bahan yang mudah
terbakar di rumah sakit (misalnya gas oksigen)

● Regulasi larangan merokok tidak hanya untuk staf rumah


sakit tetapi juga untuk pasien, keluarga dan pengunjung.
Rumah sakit secara berkala perlu melakukan monitoring
pelaksanaan larangan merokok di lingkungan rumah sakit
ini.
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8
RS merencanakan & mengimplementasikan program
untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya.
Elemen Penilaian MFK 8
1. Peralatan medis di seluruh RS dikelola sesuai
rencana.
2. Ada daftar inventaris utk seluruh peralatan medis.
PERALATAN MEDIS
1. Peralatan medis diinspeksi secara teratur.

2. Peralatan medis diuji coba sejak baru & sesuai


umur, penggunaan & rekomendasi pabrik
3. Ada program pemeliharaan preventif
Kalibrasi
4. Tenaga yang kompeten memberikan pelayanan ini.
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8.1.
• Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring terhadap
program manajemen peralatan medis. Data tersebut digunakan
dalam menyusun rencana kebutuhan jangka panjang rumah sakit
untuk peningkatan dan penggantian peralatan.
Elemen Penilaian MFK 8.1.
1. Data hasil monitoring dikumpulkan dan didokumentasikan
untuk program manajemen peralatan medis.
2. Data hasil monitoring digunakan untuk keperluan perencanaan
dan perbaikan
YANG HARUS DILAKUKAN RS :

• melakukan inventarisasi peralatan medis;


• melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur;
• melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuannya;
• melaksanakan pemeliharaan preventif.
PERALATAN MEDIS

Standar MFK 8.2


• Rumah sakit mempunyai sistem penarikan kembali
produk/peralatan
• Class I: Dangerous or defective products that predictably could cause
serious health problems or death. Examples include: food found to
contain botulinum toxin, food with undeclared allergens, a label mix-
up on a lifesaving drug, or a defective artificial heart valve.
• Class II: Products that might cause a temporary health problem, or
pose only a slight threat of a serious nature. Example: a drug that is
under-strength but that is not used to treat life-threatening situations.
• Class III: Products that are unlikely to cause any adverse health
reaction, but that violate FDA labeling or manufacturing laws.
Examples include: a minor container defect and lack of English
labeling in a retail food.
DAFTAR DI FDA
Bausch and Lomb 27G Sterile Cannula Packed in Bausch and Lomb Amvisc 1.2% Sodium Hyaluronate (Model
59051, 59081, 59051L, 59081L) and Amvisc Plus 1.6% Sodium Hyaluronate (Model 60081, 60051, 60051L, 60081L) 01/23/13
Ophthalmic Viscosurgical Device3

Fisher and Paykel Healthcare – Reusable Breathing Circuit4 01/07/13

Praxair Inc., Grab ‘n Go Vantage Portable Oxygen Cylinder Units5 01/02/13

GE Healthcare T-Piece Circuits for the Giraffe and Panda Resuscitation Systems6 12/28/12
Zimmer Spine, Inc. - PEEK Ardis Inserter7 12/28/12
Ventlab Corporation Adult and Pediatric Manual Resuscitators8 12/21/12

Bunnell Incorporated, Life Pulse High-Frequency Ventilator Patient Circuits9 12/21/12

Medtronic SynchroMed II Implantable Drug Infusion Pump and SynchroMed EL Implantable Drug Infusion Pump1012/21/12

Ethicon, Inc., SURGIFLO Hemostatic Matrix and SURGIFLO Hemostatic Matrix Kit Plus FlexTip with Thrombin11 12/13/12

Verathon, Inc., Certain GlideScope Video Laryngoscope Reusable Blades12 12/12/12

Natus Medical Incorporated, Olympic Cool-Cap System (Revised)13 12/12/12

Mindray A3 and A5 Anesthesia Delivery System14 11/30/12

HeartSine Samaritan Public Access Defibrillator 300/300P15 11/19/12


DAFTAR DI FDA
HeartSine Samaritan Public Access Defibrillator 300/300P15 11/19/12
Baxter Healthcare Corporation, Buretrol Solution Sets16 11/08/12
Touchscreen for Hospira Symbiq Infusion System, Models 16026 and 1602717 10/26/12

Ethicon Endo-Surgery, Inc. Proximate PPH Hemorrhoidal Circular Stapler and Accessories 33mm, Proximate HCS
10/24/12
Hemorrhoidal Circular Stapler and Accessories 33mm and the Transtar Circular Stapler Procedure Set18

Stryker Instruments, Neptune Rover Waste Management Systems19 10/24/12

Accutron, Inc. Ultra PC% Cabinet Mount Flowmeters for Nitrous Oxide-Oxygen Sedation Systems20 10/16/12

Custom Medical Specialties, Inc., Custom HSG Tray, Hysteroscopic Sterilization Pack, Custom Vein Tray, Custom
Amnio Tray, Fox Chase Specials Pack, Abington Radiology Drainage Pack, Custom CT Biopsy Tray, HSG Tray, 09/25/12
Custom Myelogram Tray, and Hysteroscopy Sterile Procedure Kit21

I-Flow ON-Q Pump with ONDEMAND Bolus Button22 08/31/12


Baxter Healthcare Corporation, Automix Automated Nutrition Compounder Systems23 08/29/12
CareFusion Alaris Pump Module, Model 8100 – Motor Stall24 08/23/12
CareFusion Alaris Pump Module, Model 8100 – Keyboard Overlay25 08/22/12
Synthes Hemostatic Bone Putty26 08/21/12
Certain Covidien Shiley Adult Tracheostomy Tubes27 08/15/12
Standar MFK 9SISTEM UTILITI (SISTEM
PENDUKUNG)
• Air minum dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari
seminggu, melalui sumber reguler atau alternatif,
untuk memenuhi kebutuhan utama asuhan pasien.
Elemen Penilaian MFK 9
1. Air minum (bersih) tersedia 24 jam sehari, tujuh hari
seminggu
2. Listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu
SISTEM UTILITI (SISTEM
PENDUKUNG)
Standar MFK 9.1.
• RS memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni rumah
sakit dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau kegagalan
sistem pengadaan air minum dan listrik
SISTEM UTILITI (SISTEM
PENDUKUNG)

Standar MFK 9.2.


RS melakukan uji coba sistem emergensi dr air minum & listrik secara teratur
sesuai dgn sistem & hasilnya didokumentasikan.
YANG HARUS DILAKUKAN RS :
• mengidentifikasi peralatan, sistem & tempat yg potensial menimbulkan risiko tertinggi
thd pasien & staf (sbg contoh, mengidentifi kasi area yg memerlukan pencahayaan,
pendinginan, alat pendukung hidup /life support, & air bersih utk membersihkan &
mensterilkan perbekalan);
• melakukan asesmen & meminimasilasi risiko dari kegagalan sistem pendukung di
tempat-tempat tersebut;
• merencanakan sumber darurat listrik & air bersih utk tempat tsb dan kebutuhannya;
• melakukan uji coba ketersediaan dan keandalan sumber darurat listrik dan air;
• mendokumentasikan hasil uji coba;
• memastikan bahwa pengujian alternatif sumber air dan listrik dilakukan
minimal/sekurang-kurangnya setiap tahun atau lebih sering jika diharuskan oleh
peraturan perundangan atau oleh kondisi sumber listrik dan air;
SISTEM UTILITI (SISTEM
PENDUKUNG)

Standar MFK 10
• Sistem listrik, limbah, ventilasi, gas medis dan sistem kunci
lainnya secara teratur diperiksa, dipelihara, dan bila perlu
ditingkatkan
SISTEM UTILITI (SISTEM
Standar MFK 10.1. PENDUKUNG)
• Petugas atau otoritas yang ditetapkan memonitor mutu
air secara teratur.
Elemen Penilaian MFK 10.1
1. Kualitas air dimonitor secara teratur
2. Air yang digunakan untuk hemodialisis/chronic
renal dialysis diperiksa secara teratur.
SISTEM UTILITI (SISTEM
Standar MFK 10.2. PENDUKUNG)
• Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring program
manajemen sistem utiliti/pendukung. Data tersebut digunakan
untuk merencanakan kebutuhan jangka panjang rumah sakit untuk
peningkatan atau penggantian sistem utiliti/pendukung.
Elemen Penilaian MFK 10.2.
1. Data hasil monitoring dikumpulkan dan didokumentasikan untuk
program manajemen pendukung/utiliti medis.
2. Data hasil monitoring digunakan untuk tujuan perencanaan dan
peningkatan.
9. PENDIDIKAN STAF
PENDIDIKAN STAF

Standar MFK.11
RS menyelenggarakan edukasi, pelatihan,
tes dan simulasi bagi semua staf tentang
peranan mereka dalam memberikan fasilitas
yang aman dan efektif.
Maksud Dan Tujuan MFK.11
● Staf RS merupakan sumber kontak utama dengan
pasien, keluarga pasien dan pengunjung. Dengan
demikian, mereka perlu dibekali edukasi dan dilatih
untuk menjalankan peran mereka dalam
mengidentifikasi dan mengurangi risiko serta
melindungi orang lain dan diri mereka sendiri untuk
menjamin fasilitas yang aman dan terlindung.
Standar MFK.11.1
Staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang
peranan mereka dalam program RS untuk
proteksi kebakaran, keamanan dan
penanggulangan bencana.
Standar MFK.11.2
Staf dilatih untuk menjalankan dan
memelihara peralatan medis dan sistem
utilitas
TERIMA KASIH
Patient Safety
ASPEK HUKUM DAN TANTANGAN DI MASA DEPAN
Dr.dr.Erwin Kristanto, SH, SpFM(K)
• Less than one death per 100 000
encounters
• Nuclear power
How • European railroads
Dangerous is • Scheduled airlines
Health Care? • One death in less than 100 000 but
more than 1000
• Driving
• Chemical manufacturing
• More than one death per 1000
encounters
• Bungee jumping
• Mountain climbing
• Health care
Topic 1

What is patient
safety?
DEFINISI
Keselamatan Pasien adalah suatu
sistem yang membuat asuhan pasien
lebih aman, meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko
pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil..

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017


Tentang Keselamatan Pasien
PENGERTIAN INDIKATOR MUTU &
KESELAMATAN PASIEN RS

INDIKATOR MUTU ADALAH

❖ Suatu cara untuk MENGUKUR MUTU dari suatu kegiatan


❖ Merupakan variable yang digunakan untuk MENILAI PERUBAHAN

KESELAMATAN PASIEN RS ADALAH

Suatu Sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
Learning objective

Understand the discipline of patient safety and its


role in minimizing the incidence and impact of
adverse events, and maximizing recovery from
them
Knowledge requirements
• harm caused by health-care errors and system
failures
• lessons about error and system failure from other
industries
• history of patient safety and the origins of the
blame culture
• difference between system failures, violations
and errors
• a model of patient safety
Performance requirements

• apply patient safety thinking in all clinical


activities
• demonstrate ability to recognize the role of
patient safety in safe health-care delivery
PENGERTIAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak


disengaja & kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan Kondisi Potensial Cedera (KPC), Kejadian
Tidak Cedera (KTC).
Harm caused by health-care
errors and system failures
• extent of adverse events
• categories of adverse events
• economic costs
• human costs
Lessons about error and
system failure from
other industries
• large-scale technological disasters
• what investigations showed
• what is a systems approach
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)

PROSES CARE NEAR MISS


ERROR (KNC)

PROSES CARE
ERROR
NEAR MISS
TIDAK CEDERA
(KNC)

• dapat obat “c.i”, tidak


PROSES CARE timbul (chance)
ERROR • dapat obat “c.i”, diket, beri
antinya (mitigation

ADVERSE EVENT
PASIEN CEDERA * KTD
* KEJADIAN SENTINEL
History of patient safety and
origins of the blame culture
• blame culture in health care
• Why do we blame?
• person approach
• systems approach
STUDENTS SHOULD :
Your Text Here
With Patient Safety, all health worker had to have these
following quality in them. 05
04
03 act ethically everyday

Doctor Should
02 .

be aware of the importance of self-care


Practice with : 01 .

maintain continuity of care for patients


.

practise evidenced-based care


.

understand the multiple factors involved in failures


.
Knowledge & Expertise
Patients Clinicians

• experience of illness • diagnosis disease


• social circumstances • etiology
• attitude to risk • prognosis
• values • treatment options
• preferences • outcome
probabilities
Coulter A Picker Institute 2001
Demonstrate ability to recognize
the role of patient safety in safe
health-care delivery
1. Ask questions about other parts of the health
system.

2. Ask for information about the hospital or clinic


processes that are in place to identify adverse
events.
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
YANG WAJIB DILAPORKAN KE KOMITE PMKP

SENTINEL
ADALAH KEJADIAN TIDAK DIDUGA (KTD) YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN ATAU CEDERA YANG
SERIUS. YANG TERMASUK KEJADIAN SENTINEL ADALAH:
a) Kematian yang tidak terduga termasuk :
• Kematian yang tidak terkait dengan sebab alamiah dari penyakit dan penyakit dasar seorang pasien (contoh kematian dari
infeksi pasca operasi dan emboli paru yang didapat di RS)
• Kematian atas bayi cukup bulan
• Bunuh diri
b) Kehilangan fungsi tubuh pasien yang luas dan permanen yang tidak terkait dengan
perjalanan alamiah dari penyakit atau penyakit dasarnya
c) Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien ketika operasi
d) Penularan penyakit yang kronik/fatal akibat infus darah/produk darah/transplantasi
organ/jaringan yang terkontaminasi
e) Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orang tua yang salah
f). Pemerkosaan, kekerasan di tempat kerja seperti penyerangan (menyebabkan kematian/kehilangan fungsi tubuh yang permanen)
atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau
vendor pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan RS
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
YANG WAJIB DILAPORKAN KE KOMITE PMKP

KTD
ADALAH INSIDEN YANG MENGAKIBATKAN CEDERA PADA PASIEN.

YANG TERMASUK KEJADIAN KTD ADALAH :


• Reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi
• Kejadian serius akibat efek samping obat
• Kesalahan pengobatan yang signifikan
• Perbedaan besar antara diagnosis sebelum operasi dan sesudah operasi
• Efek samping atau pola efek samping selama prosedur pembiusan tanpa memperhatikan lokasi pemakaian
• Efek samping atau pola efek samping selama anestesi tanpa memperhatikan lokasi pemakain
• Kejadian lain yang ditentukan RS misalnya infeksi yang diasosiasikan dengan pelayanan kesehatan dan
Kejadian Luar Biasa yang berhubungan dengan infeksi
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
YANG WAJIB DILAPORKAN KE KOMITE PMKP

KNC
ADALAH TERJADINYA INSIDEN YANG BELUM SAMPAI TERPAPAR KE PASIEN DAN SUDAH TERPAPAR
TETAPI TIDAK MENIMBULKAN CEDERA. TERJADINYA KESALAHAN DALAM SUATU KEGIATAN DAPAT
TERJADI PADA INPUT MAUPUN PROSES, NAMUN KESALAHAN TERSEBUT BELUM SAMPAI TERPAPAR
ATAU SUDAH TERPAPAR TETAPI TIDAK MENIMBULKAN CEDERA KEPADA PASIEN.

YANG TERMASUK KNC ADALAH :


• Salah pemberian obat
• Salah pasien, salah lokasi
• Salah interpretasi hasil laboratorium
• Salah interpretasi hasil radiologi
• Salah prosedur operasi
• Salah darah
• Kejadian lainnya yang belum terpapar pada pasien atau yang tidak mengakibatkan cedera pada pasien
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
YANG WAJIB DILAPORKAN KE KOMITE PMKP

KPC
ADALAH KONDISI YANG SANGAT BERPOTENSI UNTUK MENIMBULKAN CEDERA, TETAPI BELUM
TERJADI CEDERA.

KTC

ADALAH INSIDEN YANG SUDAH TERPAPAR KE PASIEN, TETAPI TIDAK TIMBUL CEDERA.
THANK YOU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
THANK YOU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
( Dr .
Ora )
1. Penderita laki2 40 thn, datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri
menelan dan panas 2 hari. Di diagnosa Tonsilitis Akut, di beri terapi
Amoxicilin 3 x 500mg, Paracetamol 3 x 500mg. Karena kurang teliti
mengambil obat, petugas di Apotik Puskesmas ternyata memberikan
Amoxicilin 3 x 250mg.
Terkait 7 Benar dalam hal pemberian obat, tidak tepat dalam hal ?a.
Benar waktu
b. Benar dosis
c. Benar cara
d. Benar
e. Benar Informasi2. Penderita laki2 40 thn, datang ke Puskesmas
dengan keluhan nyeri menelan dan panas 2 hari. Di diagnosa Tonsilitis
Akut, di beri terapi Amoxicilin 3 x 500mg, Paracetamol 3 x 500mg.
Karena kurang teliti mengambil obat, petugas di Apotik Puskesmas
ternyata memberikan Amoxicilin 3 x 250mg. Setelah 3 hari minum obat
penderita sembuh. Kemudian diketahui ternyata Amoxicilin yg
digunakan ini punya kadar 500mg oleh karena ada kesalahan
penglebelan di pabrik obat.Menurut US National Coordinating Council
for Medication Error Reporting and Prevention (NCC MERP), pada
penderita ini telah terjadi Medication Error Kategori ?A. ​Kategori
CB. ​Kategori DC. ​Kategori ED. ​Kategori FE. ​Kategori
G →
hate gori error cap ai
c Patten
: Tupi
n
- tdh

menyebabhan harm

3. seorang direktur rumah sakit di rumah sakit di kota manado


menerapkan pirinsip" keselamatan pasien di rumah sakit yg di
pimpinnya. Apakah keputusan menteri kesehatan tentang keselamatan
pasien sesuai aturan direktur?
a.
b.
*c. Permenkes 1691/VIII/2011*
'

( dr cerelia )
.
.

d. Permenues It Tahun
2017 Tig ueselamqtan pan en Idr
no . Sultana )
-
e.

4. Pasien laki2 67 tahun ke UGD nyeri panggul kanan. Dokter


merencanakan pemberian analgetik dan imobilisasi skin traksi. 30 menit
kemudian pasien mengalami penurunan kesadaran dan meninggal.
Setelah otopsi: pasien meninggal karena serangan jantung
Dampak klinis:
A. Insignificant Tdh ada Ced
'
. era

b. Minor Dpt diatasi dgn pertolongan pertain


: a

c. Moderate Berhvrang Fung h motorik sensoria PSM 010N) revers bet opera Watan pjg
'
'
:
-
, . ,

d. Mayor Berko rang Fung h mot ohh sensoria Pslholognj irreverslhel


: .
'

, , ,
gian ,
Leclerc was → new besar

e. Cathastropic hema tian yg


r

.
tdu berhubungan dgn penyahlt

5. Laki2 tiba2 jatuh tak sadarkan diri


Pkknya dpe jwbn code blue emergency :

6. Dirut yg mo mengatur keselamatan pasien...


> Peraturan tentang Keselamatan pasien dirumah sakit: Permenkes
1691/VIII/2011 / permentee Tahun 2017 ,
he
.se/amatanpagien
no . It TTG

7. Pasien akan melakukan tindakan operasi, dan akan diberikan


penadaan dengan tanda “OK” marking →

Siapakah yang dapat memberikan penandaan pada lokasi tersebut?


A.
B. Ahli anastesi
C. Dokter operator 1 Pouter Bedah
D. Dokter jaga ruangan
E.
Tambahan :
Didalam rekam medis bagianmanakah dpjp assessment menuliskannya
Jawaban :
LEMBAR CATATAN PASIEN TERINTEGRASI ( Catalan perhembangan
terintegrah
'

paste n
8. Laki-laki 35 tahun dirawat di bangsal bedah setelah operasi
appendektomi karena apendisitis akut. Setelah dirawat selama 3 hari,
pasien direncanakan untuk rawat jalan. Sebelum pulang, dokter
memberikan antibiotik pada pasien karena pasien tersebut rentan terkena
infeksi. Mengapa pasien rentan terkena infeksi ?
A. Pasien paska perawatan bangsal
B. Pasien paska tindakan operasi ( )
C. Pasien paska dipasang kateter urin
D. Pasien paska dipasang infus
E. Pasien paska tindakan anastesi

9. Laki" 4th demam kejang, instruksi dokter infus pasien harus di ganti
dengan metode tetesan penitoin, perawat yang tidak mengikuti operan
jaga tidak melihat instruksi, beberapa menit kmudian pasien kejang.
Standar keselamatan yang tidak diterapkan?
A. Hak pasien
B. Mendidik pasien dan keluarga
C. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
D. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
E. Pura" tidak mengetahui indentifikasi

10. Siska dr jaga malam di IGD, pasien msk ketoacidosis diabetic.


Harus segera ditangani, siska jadi panik. Tambah lagi IGD rame. Siska
salah memberikan insulin dosis tinggi ke pasien lain. Terjadi penurunan
kesadaran dan efek samping cukup mengancam nyawa.
Keadaan insiden..?
A. KTD '

.
ys menyebabuan Cedcra Pd Paden
1h11 den

B. KNC Insiders 49 blm terpaparpd


-

. paden

C. KPC bcrpotensi menyebabuan cedera tapi blm tcrjad insiders


;
,

D. Sentinel hematian Iced series


:
era

E. Severe

11. Dalam penulisan resep dokter harus memperhatikan beberapa faktor


: pengetahuan tentang obat, indikasi pemberian obat, cara pemberian
obat dan harga obat dan ketersediaan dipasar . Faktor sosial juga harus
diperhatikan. Manakah faktor-faktor di atas yang tidak mempengaruhi
pasien dalam mengonsumsi obat?
A. Tulisan dokter yang tidak jelas
B. Pengetahuan tentang obat
C. Penanganan penyakit yang sama
D. Harga obat relatif mahal
E. Produk obat baru dari pabrik farmasi

12. Standar kewaspadaan dalam laboratorium untuk menjaga keamanan


petugas laboratorium...
A. Makanan dan minuman disimpan dalam lemari penyimpanan reagen
B. Menggunakan masker dan kaca mata pelindung saat melakukan
pemeriksaan
C. Makan, minum, dan menggunakan kosmetik dalam ruang kerja
laboratorium
D. Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
E. Menggunakan sarung tangan saat melakukan pemeriksaan

13. Seorang pasien laki-laki 67 tahun dirawat di ICU paska operasi total
knee replacement. KU baik, TV normal, tampak pucat. Setelah 1 jam
petugas menerima hasil lab HB paska operasi. 7 gr/dL.
Kapankah waktu yang tepat petugas kamar ICU melakukan komunikasi
verbal dengan prinsip TBak :
A. Melaporkan kondisi pasien atau perubahan kondisi pasien ✓ SB AR
B. Melaporkan hasil pemeriksaan penunjang JBAR
v

C. Transfer pasien antar ruang atau antar unit SB AR


D. Timbang terima antar shift SB


J
AR

E. Saat petugas menerima hasil tes kritis/pemeriksaan cito (√)

14. Seorang pasien 58 tahun kateterisasi. Dibuat penanda 'OK' di paha


kanan.
Siapa yang harus memberi penanda?
A. Dokter jaga ruangan
B. Ahli anastesi
C. Dokter operator
D. Asisten 1 operasi
E. Perawat ruangan

15. Pasien wajib ba pangge keluarga/wali for ba isi informed consent.


Pada pasien apa yang nda perlu keluarga/wali….
a. Pasien dengan gangguan mental
b. Pasien dengan retardasi mental
c. Pasien anak-anak
d. Pasien dengan penyakit berat
e. Pasien dengan gangguan komunikasi

16. Berkas rekam medis diperhatikan oleh setiap komponen. Yang tidak
termasuk….
a. Tidak menempel di pintu kamar pasien
b. Tidak menempel di ruang public
c. Tidak berkomunkasi secara public
d. DPJP berhak memberitahu walaupun pasien….
e. Perawat harapan dan motivasi selama pelayanan dan pengobatan

17. 5 step surgery menurut WHO….


Jawaban: Briefing – Sign in – Time out – Sign out – Debriefing

18. Pasien laki-laki 4 tahun didiagnosis demam kejang. Sesuai dengan


araham dokter harus diberikan tetesan pention…. Perawat tidak
mengikuti arahan yang dilakukan dokter…. Sehingga pasien mengalami
kejang.
a.
b. Tidak melakukan sesuai arahan dan dapat mengancam nyawa
c.
d.
e.

19. Selama berada di rumah sakit pasien banyak mendapat perlindungan


dan keamanan. Maka dari itu pihak RS melakukan beberapa langkah
untuk memenuhinya.
Apakah tindakan yang tidak dapat dilakukan oleh pihak RS mengenai
pernyataan diatas….
a. Menjaga keamanan tempat parker
b. mengidentifikasikan kelompok beresiko tinggi yang tidak dapat
melindungi diri sendiri
c. Pihak rumah sakit tidak bertanggung jawab atas kehilangan bawaan
pasien keluarga pasien
d. Pasien berhak mendapat perlindungan dari kesalahan asuhan
e. pengunjung yang datang diluar jam berkunjung harus menggunakan
identitas pengunjung

20. Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dirawat di ruangan sebuah RS


dan didiagnosis demam kejang. Sesuai dengan intruksi dokter infus
pasien harus diganti dengan metode terapi obat penitoin. Namun
perawat tidak ikut oforan mengganti infus yang seharusnya pasien
lakukan terapi obat penitoin. Beberapa menit kemudian pasien kejang.
Apakah indikasi yang menyebabkan perawat salah dalam keselamatan
pasien….
Jawaban: C. Tindakan perawat yang salah

21. Pasien 67 tahun hipertensi dan dilakukan penilaian resiko jatuh


geriatric menggunakan….
a. Time up and go test
b. Morse ( )
dew as a

c. Humpty Dumpty ( )anau


'

d. Edmoson ( Ggn n' )


- wa

e. W….
22. Permenkes untuk menyusun peraturan rumah sakit (Permenkes
1961) b
- VI 11 , 2011

23. Seorang wanita 43 tahun hendak melakukan operasi pengangkatan


kantung empedu. Semenjak di poli sampai hendak melakukan tindakan
operasi, pasien selalu ditanyakan tentang identitasnya. Apakah prosedur
verifikasi identitas yang tepat dilakukan sebelum dilakukan tindakan
operasi?
A. Saat perencanaan operasi
B. Saat pendaftaran operasi dan akan masuk ke ruang operasi.
C. Saat pasien ditransfer oleh tenaga media
D. Setelah di ruang pre operasi dan akan masuk ke ruang operasi
E. Tepat setelah pembiusan

24. Dalam rangka menurunkan kejadian medical error di rs, who


melakukan kampanye patient safety.
Kampanye nya apa?
Save life , clean your hands l! )

25. Seorang laki2 berumur 67 tahun, dtg d ruang ICU setelah operasi
total knee replacement. Keadaan umum baik, tanda2 vital baik, tampak
pasien pucat, hb 7. Apa tindakan komunikasi verbal dengan prinsip
Tbak pada pasien TBAU :

A. Perubahan kondisi pasien IBAR 1) Meher


Wtnh verbal 1115am Oleh , ma


'
'

B. Pemeriksaan diagnosis... S BAR ppjp


n
-

C.transfer antar ruangan dan unit BAR )


→ '
haul les kritis / CHO
2 mene rims
'a
porch

D. Ganti shift IBAR →


D) Beri Stempel TBAH

E. 4) DPJP honleirmah dsn f 24 Jam


'

para n

26. Seorang pasien laki-laki berumur 67 tahun dirawat di ICU setelah


operasi knee total replacement. Keadaan umum baik tetapi pasien dalam
keadaan pucat. Setelah dilakukan pemeriksaan lab petugas isu
mendapatkan bahwa kadar hemoglobin pasien 7 gr/dl.
Kapankah waktu petugas ICU melakukan komunikasi verbal dengan
metode sbar ?
A. Saat melakukan komunikasi verbal per telepon oleh DPJP TBAU →

B. Pada saat melaporkan hasil kritis / critical test / pemeriksaan cito TBAU y
-

C. DPJP harus melakukan paraf dalam waktu 24 jam DAW → T

D. Pada saat perubahan / Kondisi pasien


E. .......

27. Pasien laki-laki 28 tahun ke IGD RS karena kecelakaan kerja


tertimpa kayu di kepala. Pasien perlu dilakukan debridement dan
penjahitan luka.
Verifikasi yang perlu dilakukan.
A. Verifikasi sebelum terjadi cedera karena tindak anestesi
B. verifikasi sebelum melakukan tindakan dengan kondisi pasien sadar
C. Pada pasien dengan tindakan elektif tidak perlu dipuasakan
D.surgery pause
E.... venting , Peren canaan operas i. pendaptaran opera hi Saat di transfer
: ,
, ,

Sebelum majvh Mans pre -

opera tip .

NIM 22 = NIM 30 (soal yang dihafal kebetulan sama)


28. Seorang laki2 ditemukan tidak sadarkan diri oleh petugas keamanan
rumah sakit di depan kamar rawat inap. Petugas keamanan tersebut
bergegas mengaktifkan kode kegawatdaruratan dan memulai bantuan
hidup dasar.
Apakah yang dilakukan pertama oleh penolong sebelum memulai
bantuan hidup dasar.
A. Memulai pijat jantung
B. Memindahkan lokasi untuk menolong pasien
C. Melakukan anamnesis pada keluarga pasien
D. Memberikan oksigen
E. Melakukan pemeriksaan head to toe
29. Siska seorang dokter jaga di IGD. Datang seorang pasien yang
didiagnosis dengan Ketoasidosis Diabetikum. Karna memerlukan
tindakan cepat, siska jadi panic. Apalagi ada banyak pasien di IGD.
Karna memerlukan tindakan cepat, siska salah memberikan injeksi
insulin dosis tinggi kepada pasien lain. Sehingga kondisi pasien
memburuk dan mengalami kegawatan.
Apakah derajat dampak yang dialami oleh pasien tersebut?
A. Insignificant Tdh ada ceder
i a

B. Minor i. Dpt diatasi dgn pertolongan pertama


C. Moderate Berhvrang Fung ti motorik senior'll PSM 010N) revers bet opera Watan pjg
: , . ,
' -

D. Mayor Berko rang Fung h motorik senorita Pslholognj irreverslhel


'
.
'

, , , ,
gian besar
Leclerc was → new

E. Severe '

.
hema tian yg tdu berhubungan dgn penyahlt

30. Seorang laki2 ditemukan tidak sadarkan diri oleh petugas keamanan
didepan ruang rawat inap, petugas keamanan langsung bergegas
mengaktifkan kode kegawatdaruratan dan melakukan bantuan hidup
dasar kepada laki laki tersebut.
Kode kegawatdaruratan yang diaktifkan yaitu
A. Code red
B. Code black
C. Code pink
D. Code blue
E. Code yellow

31. Informasi medis pasien adalah bersifat pribadi dan rahasia yang di
atur didalam hukum RS dan semua komponennya wajib menjaga
kerahasiaan rekam medis.
Manakah perilaku yang tidak mendukung hal tersebut?
a. RS tdk mencantumkan informasi rahasia pasien pada pintu pasien
b. RS tdk mencantumkan informasi rahasia pasien pada lobby atau
ruang perawat
c. tdk mengadakan diskusi yang terkait dgn pasien di ruang publik
d. DPJP berhak memberitahukan keluarga pasien ttg kondisi pasien
walaupun pasien menginginkan privasinya
e. staff mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama
pelayanan dan pengobatan

32. Pasien dibawa ke UGD, dengan keluhan nyeri perut kanan bawah.
Petugas medis akan melakukan pemeriksaan awal. Persetujuan yang
akan diberikan kepada keluarga pasien adalah :
A. Persetujuan khusus I Informed consent
B. Persetujuan umum Jin Thap
; rawat

C. Informed consent Opera '


. dial
h dll
'

,
he mo 's is ,

D. Informed choice

33. Seorang laki laki 17 tahun dtg ke rs dengan fraktur tertutup femur,
akan dilakukan operasi. Prosedur ini memungkinkan pasien mengalami
banyak kekurangan darah, oleh karena itu dokter akan menyiapkan
transfusi darah.
Sebelum dilakukan transfusi, apa yg seharusnya dokter lakukan?
↳ Informed consent / Perse #juan Uhusy

34. Sebelum melakukan tindakan operasi, seorang petugas operasi


memimpin salah satu fase dalam daftar tilik keselamatan pasien, yaitu:
A. Time out (v)
B. Sign in
C. Sign out
D. Briefing
E. Debriefing

35. Prempuan 20 tahun dtang ke UGD RS dengan kluhan nyeri di ankle


kanan akibat jatuh dari tangga. Sblum tindakan, tenaga medis
memberikan infrmasi tentang hak dan kwajiban pasien.

Berikut manakah yg bukan menjadi hak pasien di RS


A. Pasien berhak mendapatkan pelayanan yang efektif dan efisien ✓

B. Pasien berhak mendapatkan informasi mengenai hak dan kewajiban ✓


pasien
C. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan pelayanan
D. Pasien berhak memilih dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan
E. Pasien berhak menentukan langkah-langkah tindakan yang akan
dijalani

36. Hak pasien atas prosedur amputasi yang akan dilakukan :


A.
B. Memilih tenaga medis
C. Memberikan informasi ttg tenaga medis
D.
E. Memberikan informasi ttg sakit

37. Seorang laki-laki datang ke UGD dengan open fracture external


fixation, pada assessmen di SBAR, apa yang dilakukan

Jawaban:
A. Pemeriksaan kondisi pasien, dll
B. Pemeriksaan tanda-tanda vital dll

39. Pasien salah dapa kase obat, tidak menimbulkan efek samping
A. Insignifikan
B. Minor
C. Moderate
D. Mayor
E. Severe

40. Seorang pasien berumur 23 tahun hbis dilakukan operasi hip


replacement dan stelah operasi diberikan obat penghilang rasa nyeri.
Setelah beberapa hari di lakukan FU pemantauan derajat nyeri pada
pasien...
41. Pernyataan yg tidak benar mengenai Re-assesment adalah...

42. Seorang laki2 45 tahun datang ke UGD akibat tertabrak motor saat
hendak menyebrang jalan. Dokter yang memeriksa memutuskan
keadaan pasien cukup parah karena cedera pembuluh darah yang sulit
dikontrol. Alasan life saving, Dokter memutuskan untuk mengamputasi
kaki pasien.
Apakah prinsip dokter tentang persetujuan ini?
A. Tetap melakukan amputasi tanpa persetujuan
B. Melakukan amputasi cukup dengan persetujuan keluarga pasien
C. Melakukan amputasi dengan persetujuan pasien
D. Melakukan amputasi dengan persetujuan pasien dengan memberikan
informasi yang jelas
E. Melakukan amputasi dengan persetujuan...

43. Hak pasien yg akan di ampitasi (mengetahui resiko yg akan


terjadi)....

44. Rekam medis pasien bersifat pribadi dan rahasia. Dibawah ini yg
tidak menunjukkan itu
A. RS tidak tempel di pintu
B. RS tidak taru di lobby
C. Apa sto
D. Dokter memberitahu kpd keluarga pasien walaupun pasien tidak mau
penyakitnya diketahui org lain
E......

45. pasien laki-laki 58 tahun hendak melakukan prosedur katerisasi jantung. di ruang perawatan, pasien akan di beri
tanda “OK” pada lokasi.
siapakah yang harus memberi tanda “OK” tersebut ?
a. dokter jaga ruangan
b. ahli anastesi
c. dokter operator
d. asisten 1 operasi
e. perawat jaga ruangan

46.Laki-laki 22 tahun, akan dilakukan tindakan....., fraktur tibia fibula, ....


Tindakan sebelum operasi...
A. Sign in
B. Time out
C. Breafing
D. Sign out
E.

47.Yang benar mengenai statement diatas adalah


A. High alert red code LASA yellow code ✓

B. High alert harus diberikan stiker code ✓


blh bercampvr dsn Obat lain
C. Tidak menyimpan obat hight alert diantara 2 obat lasa : idle

D. Menyimpan dilemari sudut ruangan, dengan batas batas jangkauan dan sticker yg tepat ✓
E. Tidak meletakkan di meja yg mudah di akses pasien ✓

48.Seorang laki2 45 tahun dirawat di RS diagnosis ulkus diabetikum. Dokter melakukan pemeriksaan kg dokter
blg/menyarankan mo below knee amputasi p pasien. Kesadaran compos mentis.
Apa yang menjadi hak pasien sehubungan dgn kasus?
A.
B. Hak memilih petugas kesehatan di RS
C.
D.
E.

49.Seorang perempuan 55 tahun datang dengan keluhan sakit perut kanan bawah dan dibawa oleh orang tuanya.
Dokter dan tenaga medis harus melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien namun sebelumnya tenaga medis yang
lain harus mengambil surat persetujuan terlebih dahulu kepada pasien dan keluarga.
Apa nama surat persetujuan yang akan diberikan keluarga pasien kepada tenaga medis?
a. Persetujuan khusus
b.informed consent
c. persetujuan umum
d. informed choice
e. Do not resuscitation/ DNR

50.Pasien laki” mengalami kecelakaan dan di berikan obat anti nyeri, besoknya pasien di pantau ulang (Re-
Assessment)
Yang tidak termasuk dalam Re-Assessment adalah
A. Pemantauan pasien oleh dokter residen dan di lanjutkan ke DPJP
B.

51. Pasien datang dengan panas. Tonsilitis akut. Di resep ada PCT 3x500mg dg Amox 3x500mg (klo nda salah). Tapi
karena kurang teliti, apoteker memberikan dosis 3x250mg. Beberapa hari kemudian, pasien datang dengan abses
tonsil. Kesalahan menurut kategori..... ini tipe apa?
idle harm
terscdi
'

Patten o
a. C
-

error caput
-
^ n
,

b. D : error terscdi n
- ( apai paten is but uh monitorial inter Venti wth pastihan tdh harm
'

c. E error tergadi harm semen ' arc but uh Intervenh


- '
-
-
n is

d. F -

. but uh rawat map awal 11am ,

e. G harm
'

permanents
.

52.Tenaga medis memperlakukan pasien sama...


Perilaku apa ini? patient - centered C ? )
A. teamwork culture : her, clams

B. just culture '


.
bu days hes 91ohm

53.Seorang pasien 58 tahun kateterisasi. Dibuat penanda 'OK' di paha kanan.


Siapa yang harus memberi penanda?
A. Dokter jaga ruangan
B. Ahli anastesi
C. Dokter operator
D. Asisten 1 operasi
E. Perawat ruangan

54. Pada keadaan tertentu, di dalam menandatangani informed consent


pasien wajib meminta persetujuan orang lain/keluarga pasien
Pada keadaan apakah kondisi ini tidak diperlukan?
A. Pasien anak anak
B. Pasien dengan gangguan mental
C. Pasien penyakit berat
D. Pasien gangguan komunikasi
E. Pasien retardasi mental

55. Lembar persetujuan yang diberikan RS pada keluarga dan Pasien


sebelum melakukan tindakan..
A. ... ↳ Informed consent
B. ...
C. ...
D. ...
E. ...

56. Pasien tonsilitis akut. Tidak ditangani dengan tepat sehingga terjadi
sepsis sampai meninggal. Masuk dalam kategori..
Jawaban: kategori I

57. KCl 7,56% dan obat kanker termasuk obat high alert. Jika salah
pemberian dapat menyebabkan kejadian sentinel. Apa cara
mengendalikan hal ini terjadi...
A. Penghapusan
B. Pendataan
C. Pembelian
D. Penyimpanan
E. Pemeriksaan

58. Pasien wanita perdarahan dilakukan kuretase tanpa USG. Masih


perdarahan kemudian dia pergi ke RS lain dan dilakukan USG dan
ternyata hamil.
A. Pengetahuan tenaga medis
B. Prosedur yang akhirnya diagnosa beda antara 2 RS
C. Diagnosis dokter
D. Perawat...
E. Keselamatan...

59. Prinsip asuhan perawatan pasien, kecuali...


Jawaban: asuhan tidak melibatkan pasien

60. Siska adalah seorang doker jaga di sebuah rumah sakit. Saat jaga
malam, ia menerima pasien dengan diagnosis ketoasidosis diabetikum.
Karena pasien membutuhkan penanganan yang cepat, maka ia menjadi
panik. Ditambah lagi keadaan IGD yang sedang ramai-ramainya.
Karena panik, ia salah menyuntikkan insulin injeksi dosis tinggi pada
pasien lain. Termasuk dalam skala apakah hal ini?
A. Insignificant
B. Minor
C. Moderate
D. Major
E. Severe

61. Perempuan 55 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri di perut


kanan bawah sejak 2 hari yang lalu. Sebelum melakukqn tindakan
dokter harus melakukan (kurang lebih begitu)
A. Persetujuan Umum
B. ...
C. Informed consent
D. ...
E. ...

62. Pasien berikut ini memerlukan informed consent, kecuali...


A. Pasien anak
B. Pasien dengan gangguan mental
C. Pasien dengan penyakit kronis/terminal
D. Pasien retardasi mental
E. Pasien gangguan bicara

63. Pasien yg di rawat di RS berhak mendapat perlindungan dan


keamanan di RS. Untuk mencapainya RS harus...
Apa yg tdk ... terhadap pernyataan diatas.
A. Mengamankan area parkiran
B. Mendapat perlindungan bagi yg dikategori tdk dpat melindungi diri
sendiri
C. RS tdk bertanggung jwb atas barang" pasien yg di bawa ke RS yg...
D. Pasien berhak mendapat perlindungan...asuhan
E.

64. Seorang perempuan usia 60 tahun dirawat dikelas VVIP dengan


penyakit hipertensi. Pasien sering meminta apa yang tidak sesuai dengan
kebutuhan pasien, petugas kesehatan akan menginformasikan kepada
pasien bahwa apa yang diinginkan tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Apa yang tidak diinginkan setelah memberikan imformasi kepada
pasien....
halo Re asses ment :
Dpjp
65. di UGD yg bkin assessment
-

A. kepala instalasi
B. kepala perawat ruangab
C. dpjp ✓
D. dokter jaga u

E. dokter residen

66. Pria mau dioperasi, dan langkah2 Yang akan dilakukan...


jawaban: verification, marking, time out

67. pasien laki2 22 thn tonsilitis.... akut (tidak makan dan minum).
Setelah itu masuk rs dan diberikan oral -

Behar cars
n

68. 7 benar obat yang tidak tepat


A. Benar pasien
B. Benar dosis
C. Benar cara
D. Benar waktu
E. Benar informasi
69. Rumah sakit melakukan perlindungan pada pasien. Tindakan yang
tidak tepat dilakukan RS

a. menjaga keamanan parkir


b.
c. RS tidak bertanggung jawab atas barang2 milik pasien
d.
e.

70. Yang bukan strategi keselamatan dan keamanan


c.Rumah sakit tidak bertanggung jawab atas kehilangan barang di rs

71. Perempuan g1p0a0 dtg ke ugd obstetri. Pembukaan lengkap bayi


sunsang.
Apa yg tidak menjadi komponen informasi yg diberikan oleh dokter?
A.komplikasi tindakan
B.tidak memberitahu alternatif tindakan
C.kemungkinan hasil
D.kemungkinan hasil yg tak terduga
E.kemungkinan hasil jika tdk dilakukan tindakan

72. Seorang pasien laki-laki ditemukan terbaring di depan UGD oleh


seorang petugas. Petugas hendak memgaktifkan kode dan melakukan
bantuan hidup dasar.
Apa hal yang dilakukan sebelum melakukan bantuan hidup dasar.....

A. Kompresi jantung
B. (B ini sto depe jawaban mar talupa apa)
C. ...
D. Oksigenisasi
E. ...
73. Soal dr. Ora, salah dosis sehingga terjadi kematian
Jawaban: e. Kategori I

74. Karena mengantuk budi salah menyuntikan obat tpi tdk


menimbulkan cedera.
a.Insignificant
b. Minor
c.Moderate
d.major
e.chatastropic

75. Seorang dokter yang bertugas di ruang rawat inap melihat kebakaran
di bangunan luar dekat dari ruang rawat inap. apa yang dapat dilakukan
dokter tersebut
a. melaporkan pada pusat informasi
b. melaporkan penanggung jawab api
c. mengambil APAR
d. mengaktifkan code blue
e. menggunakan helm merah

76. aturan tentang privasi informasi pasien yg diatur RS


jawaban: b atau c. DPJP menyampaikan diagnosis pasien kepada
keluarga pasien walaupun pasien meminta privasi.

77. kita nda sempat ta hafal

78. laki2 45 th datang ditabrak motor, untuk lifesaving


direkomendasikan dokter untuk dilakukan amputasi. amputasi dapat
dilakukan jika...
c) pasien memberi informed consent setelah diberikan informasi yang
jelas

79. pasien salah pemberian obat infus karena perawat jaga tidak
membaca operan dari jaga sebelumnya sehingga pasien kejang

standar keselamatan pasien


A. hak pasien
B. pendidikan pasien & keluarga
C. pendidikan staf rumah sakit
D. komunikasi
E.

80. Topi biru digunakan saat mengevakuasi


Topi kuning digunakan saat mengevakuasi
ID ………………………….. (Patient Safety)
Tinjauan 1 Komunikasi efektif
Ketrampilan dasar klinis
Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran
keluarga
Manajemen masalah kesehatan primer
Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi
Profesionalisme, etik, dan pengembangan pribadi
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / konatif

Tinjauan 3 Recall / Reasoning


Tinjauan 4 Head and neck / Neurobehaviour / Respiratory / Cardiovascular /
Dermatomusculoskeletal / Urogenital / Hematoimmunology /
Gatrointestinal, hepatobilier, dan pankreas / Reproductive / Endokrin dan
Metabolisme / THT
Tinjauan 5 Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi / Kelainan genetik dan
kongenital / Penyakit infeksi dan imunologi / Penyakit neoplasma / Penyakit
akibat trauma atau kecelakaan /…
Tinjauan 6 Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit /
Penapisan (Diagnosis) /
Manajemen (Terapi) /
Rehabilitasi /
Tinjauan 7 Individu / Keluarga / Masyarakat /
Stem soal
Vignette Penderita laki2 20 thn, dirawat dengan diagnosis Tonsilitis Kronik
Eksaserbasi Akut + Odynofagia berat (tidak bisa makan & minum).
Penderita selanjutnya masuk rumah sakit dan mendapat terapi Cefixime
200mg (2x1 tablet) dan terapi simptomatik oral lainnya.
Pertanyaan Terkait 7 Benar dalam hal pemberian obat, tidak tepat dalam hal ?
Pilihan jawaban
A. Benar pasien
B. Benar Dosis
C. Benar Cara
D. Benar Waktu
E. Benar informasi
Kunci jawaban
Penulis soal O. I. Palandeng
Bagian/Departemen

Asal Institusi Fakultas Kedokteran UNSRAT


No Telp/email oraetlaborap@yahoo.com
Referensi literatur

ID ………………………….. (Patient Safety)


Tinjauan 1 Komunikasi efektif
Ketrampilan dasar klinis
Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran
keluarga
Manajemen masalah kesehatan primer
Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi
Profesionalisme, etik, dan pengembangan pribadi
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / konatif

Tinjauan 3 Recall / Reasoning


Tinjauan 4 Head and neck / Neurobehaviour / Respiratory / Cardiovascular /
Dermatomusculoskeletal / Urogenital / Hematoimmunology /
Gatrointestinal, hepatobilier, dan pankreas / Reproductive / Endokrin dan
Metabolisme / THT
Tinjauan 5 Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi / Kelainan genetik dan
kongenital / Penyakit infeksi dan imunologi / Penyakit neoplasma / Penyakit
akibat trauma atau kecelakaan /…
Tinjauan 6 Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit /
Penapisan (Diagnosis) /
Manajemen (Terapi) /
Rehabilitasi /
Tinjauan 7 Individu / Keluarga / Masyarakat /
Stem soal
Vignette Penderita laki2 40 thn, dengan keluhan nyeri menelan dan panas 2 hari. Di
diagnosa Tonsilitis Akut, di beri terapi Amoxicilin 3 x 500mg, Paracetamol 3
x 500mg. Setelah penderita minum obat sehari timbul tanda-tanda reaksi
alergi yang sebelunnya belum pernah dialami penderita, selanjutnya
penderita berobat ke dokter lain karena menganggap ada kesalahan
pemberian obat.
Pertanyaan Terkait 7 Benar dalam hal pemberian obat, tidak tepat dalam hal ?
Pilihan jawaban
A. Benar pasien
B. Benar Dosis
C. Benar Cara
D. Benar Waktu
E. Benar informasi
Kunci jawaban
Penulis soal O. I. Palandeng
Bagian/Departemen
Asal Institusi Fakultas Kedokteran UNSRAT
No Telp/email oraetlaborap@yahoo.com
Referensi literatur

ID ………………………….. (Patient Safety)


Tinjauan 1 Komunikasi efektif
Ketrampilan dasar klinis
Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran
keluarga
Manajemen masalah kesehatan primer
Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi
Profesionalisme, etik, dan pengembangan pribadi
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / konatif

Tinjauan 3 Recall / Reasoning


Tinjauan 4 Head and neck / Neurobehaviour / Respiratory / Cardiovascular /
Dermatomusculoskeletal / Urogenital / Hematoimmunology /
Gatrointestinal, hepatobilier, dan pankreas / Reproductive / Endokrin dan
Metabolisme / THT
Tinjauan 5 Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi / Kelainan genetik dan
kongenital / Penyakit infeksi dan imunologi / Penyakit neoplasma / Penyakit
akibat trauma atau kecelakaan /…
Tinjauan 6 Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit /
Penapisan (Diagnosis) /
Manajemen (Terapi) /
Rehabilitasi /
Tinjauan 7 Individu / Keluarga / Masyarakat /
Stem soal
Vignette Penderita laki2 40 thn, datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri menelan
dan panas 2 hari. Di diagnosa Tonsilitis Akut, di beri terapi Amoxicilin 3 x
500mg, Paracetamol 3 x 500mg. Karena kurang teliti mengambil obat,
petugas di Apotik Puskesmas ternyata memberikan Amoxicilin 3 x 250mg.
Pertanyaan Terkait 7 Benar dalam hal pemberian obat, tidak tepat dalam hal ?
Pilihan jawaban
A. Benar pasien
B. Benar Dosis
C. Benar Cara
D. Benar Waktu
E. Benar informasi
Kunci jawaban
Penulis soal O. I. Palandeng
Bagian/Departemen

Asal Institusi Fakultas Kedokteran UNSRAT


No Telp/email oraetlaborap@yahoo.com
Referensi literatur

ID ………………………….. (Patient Safety)


Tinjauan 1 Komunikasi efektif
Ketrampilan dasar klinis
Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran
keluarga
Manajemen masalah kesehatan primer
Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi
Profesionalisme, etik, dan pengembangan pribadi
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / konatif

Tinjauan 3 Recall / Reasoning


Tinjauan 4 Head and neck / Neurobehaviour / Respiratory / Cardiovascular /
Dermatomusculoskeletal / Urogenital / Hematoimmunology /
Gatrointestinal, hepatobilier, dan pankreas / Reproductive / Endokrin dan
Metabolisme / THT
Tinjauan 5 Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi / Kelainan genetik dan
kongenital / Penyakit infeksi dan imunologi / Penyakit neoplasma / Penyakit
akibat trauma atau kecelakaan /…
Tinjauan 6 Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit /
Penapisan (Diagnosis) /
Manajemen (Terapi) /
Rehabilitasi /
Tinjauan 7 Individu / Keluarga / Masyarakat /
Stem soal
Vignette Penderita laki2 40 thn, datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri menelan
dan panas 2 hari. Di diagnosa Tonsilitis Akut, di beri terapi Amoxicilin 3 x
500mg, Paracetamol 3 x 500mg. Karena kurang teliti mengambil obat,
petugas di Apotik Puskesmas ternyata memberikan Amoxicilin 3 x 250mg.
Setelah 3 hari minum obat penderita sembuh. Kemudian diketahui ternyata
Amoxicilin yg digunakan ini punya kadar 500mg oleh karena ada kesalahan
penglebelan di pabrik obat.
Pertanyaan Menurut US National Coordinating Council for Medication Error Reporting
and Prevention (NCC MERP), pada penderita ini telah terjadi Medication
Error Kategori ?
Pilihan jawaban
A. Kategori C
B. Kategori D
C. Kategori E
D. Kategori F
E. Kategori G

Kunci jawaban
Penulis soal O. I. Palandeng
Asal Institusi Fakultas Kedokteran UNSRAT
No Telp/email oraetlaborap@yahoo.com

ID ………………………….. (Patient Safety)


Tinjauan 1 Komunikasi efektif
Ketrampilan dasar klinis
Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran
keluarga
Manajemen masalah kesehatan primer
Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi
Profesionalisme, etik, dan pengembangan pribadi
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / konatif

Tinjauan 3 Recall / Reasoning


Tinjauan 4 Head and neck / Neurobehaviour / Respiratory / Cardiovascular /
Dermatomusculoskeletal / Urogenital / Hematoimmunology /
Gatrointestinal, hepatobilier, dan pankreas / Reproductive / Endokrin dan
Metabolisme / THT
Tinjauan 5 Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi / Kelainan genetik dan
kongenital / Penyakit infeksi dan imunologi / Penyakit neoplasma / Penyakit
akibat trauma atau kecelakaan /…
Tinjauan 6 Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit /
Penapisan (Diagnosis) /
Manajemen (Terapi) /
Rehabilitasi /
Tinjauan 7 Individu / Keluarga / Masyarakat /
Stem soal
Vignette Penderita laki2 40 thn, datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri menelan
dan panas 2 hari. Di diagnosa Tonsilitis Akut, di beri terapi Amoxicilin 3 x
500mg, Paracetamol 3 x 500mg. Karena kurang teliti mengambil obat,
petugas di Apotik Puskesmas ternyata memberikan Amoxicilin 3 x 250mg.
Setelah 3 hari minum obat penderita belum sembuh, dan di diagnosis Abses
peritonsil.
Pertanyaan Menurut US National Coordinating Council for Medication Error Reporting
and Prevention (NCC MERP), pada penderita ini telah terjadi Medication
Error Kategori ?
Pilihan jawaban A. Kategori C
B. Kategori D
C. Kategori E
D. Kategori F
E. Kategori G
Kunci jawaban
Penulis soal O. I. Palandeng
Asal Institusi Fakultas Kedokteran UNSRAT
No Telp/email oraetlaborap@yahoo.com

ID ………………………….. (Patient Safety)


Tinjauan 1 Komunikasi efektif
Ketrampilan dasar klinis
Aplikasi biomedis, perilaku, klinis, & epidemiologi pada kedokteran
keluarga
Manajemen masalah kesehatan primer
Penelusuran, kritisi, dan manajemen informasi
Profesionalisme, etik, dan pengembangan pribadi
Tinjauan 2 Kognitif / Procedural knowledge / konatif

Tinjauan 3 Recall / Reasoning


Tinjauan 4 Head and neck / Neurobehaviour / Respiratory / Cardiovascular /
Dermatomusculoskeletal / Urogenital / Hematoimmunology /
Gatrointestinal, hepatobilier, dan pankreas / Reproductive / Endokrin dan
Metabolisme / THT
Tinjauan 5 Pertumbuhan, perkembangan, dan degenerasi / Kelainan genetik dan
kongenital / Penyakit infeksi dan imunologi / Penyakit neoplasma / Penyakit
akibat trauma atau kecelakaan /…
Tinjauan 6 Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit /
Penapisan (Diagnosis) /
Manajemen (Terapi) /
Rehabilitasi /
Tinjauan 7 Individu / Keluarga / Masyarakat /
Stem soal
Vignette Penderita laki2 40 thn, datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri menelan
dan panas 2 hari. Di diagnosa Tonsilitis Akut, di beri terapi Amoxicilin 3 x
500mg, Paracetamol 3 x 500mg. Karena kurang teliti mengambil obat,
petugas di Apotik Puskesmas ternyata memberikan Amoxicilin 3 x 250mg.
Setelah 3 hari minum obat, penderita di bawah ke IGD dan di diagnosa
Sepsis kemudian meninggal.
Pertanyaan Menurut US National Coordinating Council for Medication Error Reporting
and Prevention (NCC MERP), pada penderita ini telah terjadi Medication
Error Kategori ?
Pilihan jawaban
A. Kategori E
B. Kategori F
C. Kategori G
D. Kategori H
E. Kategori I
Kunci jawaban
Penulis soal O. I. Palandeng
Asal Institusi Fakultas Kedokteran UNSRAT
No Telp/email oraetlaborap@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai