Anda di halaman 1dari 4

Cinta Terlarang

Monstadt daerah yang sangat istimewa bagi Liyue, karena menjadi tempat utama
perekomonian negara Sumeru. Hiduplah Fatimah yang merupakan anak seorang bangsawan
terkaya di daerah itu. Fatimah merupakan orang yang sangat baik, dia rajin dan berbakti kepada
orang tuanya.
Suatu hari, saat Fatimah sedang berjalan menuju ladang padi, mobil tentara Liyue lewat.
Secara tidak sengaja Ia bertatap-tatapan dengan salah seorang tantara Liyue. Seorang yang
gagah, memiliki rambut pirang, dengan mata yang biru. Tatapan yang tidak sengaja itu
mendebarkan hati Fatimah. “Kamu lihat tidak mobil tadi?” Tanya Fatimah ke temannya. “Ia,
kenapa?” tanya temannya balik. “Ada orang yang ganteng banget loh!!” Kata Fatimah. Mereka
berdua berjalan dengan tertawa-tawa.
Suatu hari tentara Liyue mengadakan parade kemiliteran di Liyue. Penduduk Monstadt
cukup bersemangat dengan diadakan parade kemiliteran ini. Fatimah menonton parade
tersebut. Fatimah lagi dan lagi tidak sengaja bertemu lagi dengan pria yang dilihatnya tempo
hari. Pria itu melihat Fatimah dan mendekat. “Halo siapa namamu?” Tanya pria tinggi gagah
tersebut kepada Fatimah. “Fatimah” jawab Fatimah. “Aku Jack. Salam kenal” Jawab Jack. “Ia
salam kenal” Jawab Fatimah. “Apakah kita bisa bertemu lagi?” Tanya pria itu. “Jika kita memang
jodoh maka kita akan bertemu kembali, aku percaya itu,” jawab Fatimah. “Baiklah aku akan
menunggumu,” kata Jack.
Sejak saat itu mereka mulai berkenalan dan menjadi sangat dekat. Setiap sore mereka
bersepeda sama-sama, pergi ke festival sama-sama, pergi ke pasar sama-sama. Namun banyak
yang tidak setuju dengan kebersamaan mereka, karena mereka berbeda agama. Fatimah
memeluk agama Islam, sedang Jack memeluk agama Katolik. Kabar tersebut sampai ke ayah
dan ibu Fatimah.
“Dari mana saja kamu semalaman ini?” tanya ayah Fatimah. “Saya dari festival.” Kata
Fatimah. “Ayah dengar kamu lagi dekat sama laki-laki dari Liyue itu?” tanya ayah Fatimah. “Oh
maksud ayah Jack, kenapa ayah?” tanya Fatimah. “Karena kalian berbeda agama.” Kata ayah
Fatimah. Kata tersebut tertanam dalam hati Fatimah. Ia menyadari bahwa cinta beda agama itu
salah
Suatu hari, Jack dan Fatimah bertemu di ladang. “Ada apa Fatimah? Kamu terlihat
sedang memikirkan sesuatu.” tanya Jack. “Tidak apa-apa.” Kata Fatimah. “Aku hanya bertanya-
tanya, apakah kita bisa bersama?” Tanya Fatimah. “Apa maksudmu, tentulah kita bisa.” Kata
Jack. “Tapi kau tahu kan kalau kita--.”
“Kita apa?” tanya Jack. “Kita berbeda agama.”
Pada 11 Januari 1942, pecahlah perang antara Inazuma dan Liyue di Fontaine. Perang
untuk merebutkan tambang minyak yang ada. Jack dikirim sebagai bala bantuan untuk pergi
mempertahankan kekuasaan Liyue di Fontaine. Pada sore hari sebelum berangkat ia
berpamitan kepada Fatimah.
“Fatimah!” Jack berteriak sambil berlari menuju Fatimah. “Ada apa Jack?”
“Fatimah aku—”
“Aku apa?”
“Aku harus pergi.”
“Kemana?”
“Inazuma mulai memasuki wilayah Sumeru. Aku tidak yakin aku bisa kembali, aku hanya
ingin berpamitan dengan mu.”
Jack pun pergi meninggalkan Fatimah
Dalam pertempuran di Fontaine.
“SEMUANYA SERANG!!!”
“Situasi sudah tidak baik-baik saja Komandan kita harus mundur.” Kata Jack. “Ia kita
harus mundur. SEMUA MUNDUR!!”.
Tiba-tiba datanglah seorang pasukan Inazuma membawa bom bunuh diri. “BANZAIII!!”
“Awas Jack!!” kata komandannya sambil mendorong Jack.
“BOOOM!!” Bom meledak mengakibatkan pasukan Komanda Liyue tersebut mati dan
Jack hampir matiPasukan Liyue pun mundur ke Monstadt.
Saat sampai di Monstadt, Jack dan Fatimah hanya bertemu sekilas. “Apa yang terjadi
Jack?”
“Tidak apa-apa Fatimah, maaf tapi aku harus pergi.” Kemudian mobil yang dikendarai
Jack langsung melaju pergi
Selang beberapa bulan, pada 5 Maret 1942, pecahlah pertempuran di Monstadt.
Inazuma mulai memasuki Monstadt. Saat itu Inazuma dipimpin oleh Jendral Matsuhide. Liyue
kalah, dan Jack beserta beberapa pasukannya ditawan.
Di penjara Jack terus memikirkan Fatimah dan kata yang diucapkan Fatimah.
Kebingugan ini membuat dia sakit hati, ditambah lagi selang beberapa hari ia mendengar kabar
yang tidak mengenakkan.
Selang beberapa hari ada keramaian di luar. Terdapat iring-iringan yang lewat di depan
penjara Jack. Ia melihat Jendral Matsuhide dan Fatimah memakai jas dan gaun pernikahan. Saat
itu Jack merasa hatinya seperti tertusuk pisau. Tidak disangka Fatimah akan menikah dengan
Jendral Matsuhide.
Pada 8 Maret 1942 pihak Inazuma dan pihak Liyue berunding, dan akhirnya terciptalah
perjanjian Liyowo 1942.
Jack dan kawan-kawan pun dipulangkan ke Liyue. Tetapi tiba-tiba seorang pasukan
Inazuma mendekat dan berkata. “Apakah kamu Jack?”
“Ya itu saya kenapa?” Jack kelihatan kebingungan. “Ayo ikuti kami! CEPAT!!”
“Baiklah.” Kata Jack sambil gugup.
Kedua prajurit itu membawa Jack ke sebuah tempat terpencil, dimana di tempat
terpencil tersebut ada Fatimah yang menunggu
“Ini nyonya, kami sudah bawakan orangnya.” Kata salah seorang prajurit. “Baiklah.”
“DOORRR!! DOOORRR!!”
Kedua prajurit tersebut mati ditangan Fatimah. “Ayo Jack kita pergi dari sini. Cepat pakai
pakaian ini, kita akan mengikuti kapal kargo yang akan pergi ke Liyue.”
“Tapi Fatimah apakah ini akan baik-baik saja.” Kata Jack ragu-ragu.
“Tenang saja, kau tau kan kalau aku tidak sudi, hatiku hanya ada padamu.”
“Hanya saja, kita akan lari dari Jendral Matsuhide, bagaimana ini.”
“Aku tidak ingin bersamanya Jack, hatiku, cintaku hanya ada padamu.”
“Baiklah ayo kita pergi, aku juga tidak akan membiarkan kau jatuh ditangan orang itu.”
Fatimah dan Jack pergi bersama kapal kargo yang menuju ke Liyue. Kabar Fatimah
menghilang terdengar sampai ke telinga Jendral Matsuhide. Hal ini membuat Jendral Matsuhide
marah besar dan menyuruh mengejar kapal para tentara Liyue yang baru berangkat.
“Ku tanya sama kalian, dimana Fatimah?” tanya Jendral Matsuhide
“Apa maksudmu?” Para tantara Liyue kebingungan.
“Ya, sekali lagi ku tanya sama kalian, dimana Fatimah?” Jendral Matsuhide sudah mulai
marah
“Tidak ada Fatimah disini. Kami juga—”
“JANGAN BOHONG!! Apakah kalian mau merusak perjanjian?” Kata Jendral Matsuhide
marah. “JENDRAL, JENDRAL!! Ada telepon dari kaisar.”
“Halo, ada apa Tuan?”
“Kamu jangan gegabah.” Kata kaisar. “Cepat tarik mundur pasukannmu, jangan
menambah masalah.”
“Baiklah, tuan.” Jendral Matsuhide menarik napas dalam dan mengatakan. “Semuanya
mundur!!”
“BAIKK!!”
Jendral Matsuhide dan pasukannya kemudian mundur. Di lain waktu, tibalah Jack dan
Fatimah di Liyue, mereka berhasil sampai melalui kapal kargo. Kemudian disinilah semua
selesai, kisah percintaan mereka.
“Akhirnya kita sampai Fatimah.”
“Iya--, jadi bagaimana sekarang?”
“Kita--, harus berpisah.”
“Tapi, mengapa?”
“Aku sudah memikirkannya, tapi tasbihmu dan Rosarioku tidak mungkin bersatu. Kini
kau bebas di Liyue, silahkan jalani hidupmu dan aku dengan hidupku.”
“Baiklah Jack, jika itu memang yang terbaik, aku akan menerimanya. Terima kasih atas
semuanya.
Kisah cinta mereka memang telah berakhir, tetapi kisah cinta mereka akan abadi
selamanya.

Anda mungkin juga menyukai