Anda di halaman 1dari 3

Nama : Harmia Andawiza

Nim : 2011010049

Tokoh

Jendral : Ketua belanda


Ajudan : Anak buah Jendral
Joko : Pemuda
Ibu sri : Ibu Joko
Dadang : Bapak Joko
Petani

Ratapan ibu

Sinopsis

Warga desa yang serba kekurangan di jajah oleh seorang Jendral Belanda. Mereka di
paksa untuk bercocok tanam, bagi penduduk yang berani menentang akan di bunuh. Para
petani yang sudah tidak sanggup lagi untuk kerja paksa akhirnya menyusun rencana
untuk memberontak. Joko memberontak hingga membuat Jendral murka.

Di darek yang merupakan daerah di payakumbuh hiduplah mayarakat yang tidak makmur
Joko : “ Ibu, aku sangat merindukan ayah, sudah 5 tahun lamanya beliau tidak
pulang, Aku takut bisa melupakan wajah ayah. ”

Ibu Sri : “ Ayahmu lagi bekerja nak, jangan sampai kamu pergi menemuai ayah, Ibu
takut kehilangan kalian, ibu sanagat menyayangimu nak.

Joko : “ Sampai kapan bu kita terus bersembunyi seperti ini ?, tolong beri aku
kesempatan untuk pergi bu”

Ibu sri : ‘sabar nak, ibu tidak ingin engkau pergi..”

Malam harinya saat ibu sri tidur, Joko tetap pergi dari rumahnya dengan meninggalkan
sepucu surat
“ Ibu aku ingin merubah nasib ini, aku ingin kita mejalani hidup dengan keluarga yang
utuh, aku ingin ayah pulang bu, engkau yang setiap hari mendoakan ku, semoga takdir
baik menyertaiku, ibu.. Aku sangat mencintaimu”
Ibu sri nangis membaca surat dari joko. Tanpa berpikir panjang ibu sri berkemas dan
melakukan perjalanan untuk menyusul Joko

Pada siang hari yang mendung di rumah jendral Belanda.


Jendral : “ Bagaimana perkembangan kebun?”
Ajudan : “ Ada sedikit kendala tuan, para pekerja mulai kewalahan ....”
Jendral : “ Siapkan mobil sekarang juga, dan lengkapi semua sejata! ”
Ajudan : “ Baik tuan ”
Ajudan dan jendral pergi ke kebun dan sangat kesal
Pada saat di dalam mobil
Jendral : “ Persiapkan semua pasukan berkumpul di Hall malam ini”
Ajudan : “ Siap jendral”

Saat jendral sudah sampai di perkebunan para petani merasa ketakutan dan bergegas dan
semangat untuk bekerja

Jendral : “ Kenapa kalian sangat lamaban sekali”


Dadang : “Maaf jendral kami butuh istirahat, supaya tidak kewalahan”
Jendral memerintahkan ajudannya untuk membawa perlengkan.
Joko sudah sampai di perkebunan tetapi dia melihat ayahnya sedang berbicara dengan
jendral.
Jendral : “ Ambil semua perlengkapan saya di mobil”
Ajudan : “ Baik jendral ”
Jendral memantau semua pekerjaan, karena dadang yang mampu menjawab jendral,
jendral membawa dadang ketempat eksekusi. Joko melihat bapaknya dibawak jendral dan
bergeas ke perkebunan unt uk menanyakan tentang bapaknya.
Joko : “ Kenapa dia bisa membawa bapak saya?”
“ Kemana dia membawanya?”
“ Saya sangat merindukan bapak”(menangis sejadi jadinya)
Petani : “ karena bapakmu sudah tua jadi mereka membawanya
Saat joko nagis ibunya sampai di perkebunan.
Ibu Sri : “Ayo kita pulang nak (sambil berlari dan nangis)
Joko : “saya harus menyelamatkan bapak , Apapun yang terjadi”
joko menyusun rencana untuk melakukan pemberontakn, dia mengumpulkan para petani
yang masih kuat untuk berperang melawan jendral,
Joko dan rombongan berjalan menuju sungai tempat eksekusi pak dadang, tanpa
sepengatahuan joko ibu sri mengikutinya dari kejauhan

Saat sampai di sungai tempat eksekusi


Joko : “ Turunkan senjata kau, sambil menodongkan pistol ke arah jendral,”
Jendral : “ Kalau kau berani mendekat bapak kau akan mati ”

Terjadilah perang yang sangat besar antara pasukan jendral dan petani. HIngga
menewaskan joko, semua petani dan bapaknya yang di bantai habis habisan oleh pasukan
jendral. Ibu Joko hanya bisa meratap dari kejauahan dan menyaksikan pembantain suami
dan anak semata wayang .

END

Anda mungkin juga menyukai