Anda di halaman 1dari 2

Nama : Radhya Haykal Bahri

NIM : I1011221054
Tugas : Merekonstruksi Teks Ulasan Buku

FILATELI

Judul : Japanese occupation stamps In Southeast Asia


Penulis : Masayoshi Tsuchiya
Penerbit : Japan Philatelic Society
Tahun : 2004
Tebal : 203 halaman + 12 halaman pendahuluan dan indeks isi
Bahasa : Inggris dan Jepang
Sampul : Latar belakang warna biru

Sumber: http://www.newsindo.com/scale/seasia/

Masayoshi Tsuchiya merupakan seorang filatelis Jepang. Ia juga merupakan seorang penulis
dari buku yang berjudul “Japanese occupation stamps In Southeast Asia”. Filatelis ini lahir di
Sapporo, Jepang pada tahun 1946. Dia merupakan lulusan dari Universitas Keio, Tokyo dan
melanjutkan pendidikannya di Oxford University, Pembroke College. Ia telah mengumpulkan
prangko selama 37 tahun. Dari hasil bertahun-tahun mengumpulkan prangko itu, buku ini
dapat dikatakan hampir sempurna dan perlu dibaca oleh filatelis di Asia Tenggara.
Buku ini menceritakan sejarah prangko di waktu perang dunia antara tahun 1942 sampai
tahun 1945. Tidak seperti buku lain pada umumnya yang hanya berisi tulisan dan penjelasan
saja, buku ini juga menyajikan gambar dan koleksi benda asli. Terlebih lagi, koleksi prangko
yang disajikan tidak hanya prangko penjajahan Jepang dan Belanda di Indonesia, melainkan
ada juga prangko yang menyangkut negara Hong Kong, Burma, Malaysia, Brunei, Filipina,
dan pangkalan angkatan laut Jepang di Asia Tenggara.
Banyak sekali hal yang dapat kita pelajari dari buku. Selain sejarah dari prangko, kita juga
dapat memperoleh berbagai informasi yang disertai gambar, peta, dan daftar pustaka. Buku
ini juga dilengkapi informasi biaya perprangkoan pos Jepang di Asia Tenggara pada saat itu
dan matriks berbagai cap cetak tindih dari berbagai tempat dengan huruf Jepang, nama
perancang, dan lainnya.
Pembaca awam saat membaca buku ini akan menganggap buku ini sangat terperinci dan
menarik untuk dibaca. Dengan membaca buku ini, mata pembaca akan terbuka untuk
menemukan lebih banyak makna tentang berbagai hal yang ada di hidup ini. Misalnya,
prangko dengan model hanya cap milik petinggi pos di Burma. Satu lembarnya terdiri dari 56
prangko. Lembarannya berwarna putih polos dengan perforasi. Karena sebanyak 86 prangko
hanya bercap milik Yano-san, prangko ini dinamakan prangko Yano. Namun, prangko
tersebut dibuat dengan tergesa-gesa karena sedang berada di situasi perang dunia.
Beda halnya dengan buku yang ditulis oleh Wing Wahyu Winarno dengan judul “Filateli-
Hobi mengoleksi prangko dan benda pos lainnya”. Buku ini dikerjakan dengan rapi dan tidak
terburu-buru. Hal itu tampak dari ketelitian penulis dalam membahas berbagai benda filateli.
Dalam buku ini juga tampak bahwa penulis tekun mengajak pembaca untuk mengoleksi
prangko dan petunjuk menyimpan koleksi. Pembaca juga diajak untuk bersabar saat
mengoleksi prangko, sesuai dengan aturan dari perkumpulan filatelis di berbagai negara. Dua
buku filateli ini disusun dengan prinsip yang sama, yaitu membangun koleksi berdasarkan
tema-tema tertentu. Dengan usaha yang cukup keras, karya dari Masayoshi Tsuchiya masih
suluit untuk ditandingi sebagai buku koleksi yang berkelas dunia.
Buku karya Masayoshi Tsuchiya ini menarik untuk dipelajari karena memuat banyak
informasi tentang sejarah perang dunia di Asia Tenggara yang dapat digali lebih lanjut di
buku ini. Hasil kerja keras Masayoshi Tsuchiya patut diberi penghargaan setinggi-tingginya.
Buku ini lengkap dengan gambar koleksi penulis sendiri yang dapat menjadi bukti sejarah
bagi pembaca, tidak hanya oleh pembaca tua, tetapi juga pembaca muda.

Anda mungkin juga menyukai