Anda di halaman 1dari 6

Tafsiran Ayat Al-Qur’an (Surah At-talaq) Tentang Talak/Cerai

SYAILA INDAH RAMADHANI

Hukum keluarga Islam 1


IniJurusan syariah Ekonomi dan bisnis islam sekolah tinggi agama Islam negeri Majene

Email: indahsyaila17@gmail.com

ABSTRAK
Pernikahan merupakan suatu ikatan yang sangat sakral dalam agama kita, karena dengan adanya
pernikahan ini hasrat seseorang akan tersalurkan yang bernilai ibadah. Serta akan mendapatkan
keturunan yang dilegitimasi oleh agama. Namun jangan dikira bahwa hidup dalam sebuah ikatan
perkawinan penuh dengan hiasan canda dan tawa bagaikan hidup dalam surga. Tentunya Akan ada
atau bahkan bisa dikatakan banyak kendala-kendala yang mereka hadapi baik itu disebabkan oleh
faktor ekonomi, orang tua, maupun lingkungan. Memang semua jenis kendala, baik yang rumit hingga
sangat rumit yang ada di dalam keluarga harus selalu dicoba untuk sama-sama kita selesaikan dengan
baik-baik, agar kita dapat mempertahankan hubungan pernikahan kita dengan baik dan tidak terlibat
kedalam cerai (talak). Tetapi apabila sudah sangat terpaksa dan kebersamaan di dalam hubungan
semakin lama semakin terasa tidak tenang, menyiksa dan masalah yang ada semakin lama tidak
kunjung membaik, maka dengan sangat terpaksa melakukan talak/prceraian diperbolehkan meskipun
hal ini adalah sesuatu yang halal tetapi ini sangat tidak disukai oleh Allah swt.
Kata kunci:talak
Abstract

Marriage is a very sacred bond in our religion, because with this marriage, someone who has the value
of worship will be channeled. And will get descendants who are legitimized by religion. But don’t
think that living in a marriage bond full of jokes and laughter is like living in heaven. Of course, there
will be or can even be said to be many obstacles that they face, whether caused by economic factors,
parents or the environment. Indeed, all kinds of obstacles, both complicated and very complicated that
exist in the family, we must always try to solve them together, so that we can maintain our marriage
relationship well and not get involved in divorce (talak). But if it is very forced and being together in
a relationship is getting more and more uncomfortable, torturous and the existing problems are not
getting better over time, then it is very forced to do talak/divorce is permissible even though this is
something lawful but this is very disliked by Allah SWT.
Keywords: divorce
Pendahuluan
Pernikahan adalah suatu yang sangat mulia, Karena perkawinan merupakan ikatan lahir Batin antara
seorang pria dan seorang Wanita. sebagai suami isteri dengan tujuan Membentuk keluarga (rumah
tangga) yang Bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan kata lain,
pernikahan adalah aqad yang bersifat luhur dan Suci antara laki-laki dan perempuan yang Menjadi
sebab sahnya hubungan seksual Dengan tujuan mencapai keluarga yang Penuh kasih sayang,
kebajikan dan saling Menyantuni, keluarga seperti ini adalah ideal Yang diidam kan oleh semua
orang.Tujan pernikahan adalah membentuk Keluarga yang bahagia dan kekal. Oleh Karenanya rasa
saling toleransi, saling melengkapi satu sama lain haruslah senantiasa tercipta dalam rumah tangga.
Karena begitu mulainya pernikahan ini, maka tidak sepatutnya dirusak oleh hal-hal yang sepele,
setiap hal yang mengarah pada kerusakan rumah tangga adalah hal yang dibenci oleh Allah. Oleh
karenanya, perceraian menjadi suatu hal yang halal namun sangat dibenci oleh-Nya. 1
Namun terkadang banyak sekali suami istri yang terpancing emosinya, kadang kala hanya hal yang
sepele, sehingga dapat mengancam keutuhan keluarganya, pada akhirnya perceraian dijadikan sebagai
jalan keluar dari Masalah Yang muncul dalam Keluarga.
Perceraian dalam hukum Islam merupakan perbuatan atau langkah yang Dilakukan oleh pasangan
suami dan isteri apabila hubungan rumah tangga nya Tidak dapat dipersatukan kembali dan apabila
diteruskan akan menimbulkan Madharat baik bagi suami, isteri, anak, maupun lingkungan nya.
Sehingga dalam Hukum Islam perceraian ini dilakukan dilakukan dengan cara yang baik demi
Mewujudkan kemasllahatan bagi semua pihak yang memiliki kepentingan.
Dalam menjalani keutuhan keluarga tentu Adakalanya tidak terus-menerus seusai dengan Yang di
inginkan, terkadang timbul waktu dan Keadaan di mana mereka hampir tidak bisa Memegang teguh
perkawinannya. Sehingga Pengucapan talak berlaku dalam ajaran umat Islam sebagai titik terang
keluar dari berbagai Permasalahan berat di dalamberumah tangga Pada pasangan antara suami dan
istri,di mana Jika tidak dilakukan perceraian maka akan Mendapat kemudharatan atau bahaya dari
Salah satu pasangan tersebut. Dengan istilah Lain berlakunya talak apabila suami istri tidak Dapat
menjalankan kewajibannya sehingga Menimbulkan dampak yang bahaya besar Ketika dalam
membangun dan menjalankan Keluarga.2
Analisa Dan Pembahasan
A. Pengertian Talak/Cerai

perceraian adalah putusnya hubungan atau ikatan perkawinan


antara seorang pria atau wanita (suami-isteri). Sedangkan dalam syari’at Islam peceraiand
dengan talak, yang mengandung arti pelepasan atau pembebasan (pelepasan suami terhadap
isterinya).
Dalam fikih Islam, perceraian atau talak berarti “bercerail dari berkumpul”. Kemudian kata
ini dijadikan istilah oleh ahli fikih yang berarti perceraian antar suami isteri. 3
1
Wibowo T.Tunardy, pengertian perkawinan, jurnal Hukum 2012
2
Juhar. Konflik Rumah Tangga dan Solusinya Menurut Islam dan Perutran Perundangan-undangan,
https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/50269/konflik-rumah-tangga-dan-solusinya-menurut-islam-dan-
peraturan-perundang-undangan (Di akses pada tanggal 9 November 2022 pukul 20:05)
3
Linda Azizah, Analisis Perceraian Dalam kompilasi huhum Islam, media.neliti.com pertama kali diindeks oleh
Google pada January 2017
B. Ayat Al-Qur’an tentang cerai/talak
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
‫ۚ وا تَّقُوا هّٰللا َ َربَّ ُك ْم ۚ اَل تُ ْخ ِرجُوْ ه َُّن ِم ۢ ْن بُيُوْ تِ ِه َّن َواَل يَ ْخرُجْ نَ اِاَّل ۤ اَ ْن يَّْأتِ ْينَ بِفَا‬ ۤ
َ  َ‫ٰيا َ يُّهَا النَّبِ ُّي ِا َذا طَلَّ ْقتُ ُم النِّ َسٓا َء فَطَلِّقُوْ ه َُّن لِ ِع َّدتِ ِه َّن َواَ حْ صُوا ْال ِع َّدة‬
‫ك اَ ْمرًا‬ ُ ‫ك ُح ُدوْ ُد هّٰللا ِ ۗ  َو َم ْن يَّتَ َع َّد ُح ُدوْ َد هّٰللا ِ فَقَ ْد ظَلَ َم نَ ْف َسهٗ  ۗ اَل تَ ْد ِريْ لَ َع َّل هّٰللا َ يُحْ ِد‬
َ ِ‫ث بَ ْع َد ٰذل‬ َ ‫ِح َش ٍة ُّمبَيِّنَ ٍة ۗ  َوتِ ْل‬
Wahai Nabi Apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada
waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar), dan hitunglah waktu idah itu, serta
bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah
(diizinkan) keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas. Itulah hukum-hukum
Allah, dan barang siapa melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh, dia telah berbuat zalim
terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu
ketentuan yang baru."
(QS. At-Talaq 65: Ayat 1)4
C. Tafsiran Ayat At-Talaq

1. Tafsir Al-Qurtubi
َ‫َواَ ۡحصُوا ۡال ِع َّدة‬

Dan hitunglah masa iddah itu” Maksudnya, pada wanita yang sudah digauli. Sebab
wanita Yang belum digauli itu tidak mempunyai `iddah. Suami boleh merujuk
istrinya yang dicerai Bukan dengan talak tiga, sebelum waktu masa iddahnya habis.
Tapi jika waktu iddahnya itu Sudah habis, maka sang suami menjadi seperti salah
satu dari sekian banyak orang yang Melanar. Mantan istrinya tidak lagi halal baginya
jika dicerai dengan talak tiga, kecuali Mantan istrinya itu menikah lagi dengan laki-
laki (Suami) yang lain.

‫اَل تُ ۡخ ِرج ُۡوه َُّن بُي ُۡوتِ ِه َّن‬

Janganlah kamu kelurkan mereka dari rumah mereka. “maksudnya ya, suami tidak
berhak mengeluarkan istrinya yang dicerai dari dalan rumah tempat berlangsungnya
rumah tangga, sepanjang sang istri masih berada dalam maasa iddahnya .Dan sang
istri pun tidak boleh keluar deri sana, kalena hak suami masih ada kecuali karena
adanya darurat keperluan) yang jelas. Jika dia keluar dari dalam rumah, maka dia
berdosa, namun masa iddah tidak terputus.5

2. Tafsir Ibnu Katsir

َ‫لَ ْت ِدريَلَع َّل ا َّ ََّلل ُي ِْحد ُث َ ْب َعد َ ِذل َك َأ ْ ًمرا‬

4
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-65-at-talaq/ayat-1
5
Mahmud hamid, tafsir al-qurtubi, (pustaka azzam, 2008)
Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu hal yang
baru. (AthThalaq: 1)

Yaitu sesungguhnya Kami biarkan wanita yang diceraikan tetap berada di tempat
tinggal Suaminya dalam masa iddahnya, karena barangkali si suami menyesali talak
yang telah Dijatuhkannya, dan Allah menggerakkan hati suami untuk merujuknya.
Bila demikian, maka Urusannya mudah dan gampang. 6

3. Tafsir Al-Misbah

Hai Nabi Muhammad bersama umatnya, atau hai Nabi sampaikanlah kepada Umatmu
bahwa: Apabila kamu wahai umat Islam, hendak men-thalaq yakni menceraikan
Salah seorang dari wanita yang berstatus sebagai istri-istri kamu, maka hendaklah
kamu Men-thalaq yakni menceraikan mereka pada waktu mereka menghadapi iddah
mereka yakni ketika mereka sedang dalam keadaan suci yang tidak dicampuri agar
iddah itu tidak terlalu Lama mereka lalui dan hitunglah secara teliti waktu iddah itu
sehingga tidak kurang dari Waktu yang ditetapkan Allah serta bertakwalah kepada A-
llah Tuhan Pemelihara dan Pembimbing kamu dalam segala persoalan kamu
termasuk dalam hal perceraian dan iddah ini Salah satu yang sangat perlu diingat
dalam konteks takwa itu adalah tidak meenzalim istri yang diceraikan, karena itu
lanjutan ayat di atas mengingatkan suami: Janganlah kamu wahai para suami
mengeluarkan mereka yang sedang menjalani ‘iddah itu dari rumahrumah yakni
tempat tinggal mereka walaupun rumah itu milik kamu; dan janganlah juga mereka
keluar atas kehendak sendiri. Kamu tidak boleh mengeluarkan mereka kecuali kalau
mereka mengerjakan perbuatan keji secara terang-terangan misalnya, memaki-maki
kamu dan semacamnya apalagi kalau berpacaran atau berzina. Inilah sebagian
ketetapan Allah menyangkut persoalan thalaq dan ‘iddah dan itulah yang sungguh
tinggi nilainya batas-batas yakni hukum-hukum Allah. Siapa yang mengindahkannya
maka dia membentengi dirinya dan barang siapa yang dengan sengaja melanggar
batas-batas Allah itu, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya
sendiri. Engkau wahai Nabi bahkan siapa pun — termasuk yang menceraikan istrinya
— tidak mengetahui barangkali Allah yang menguasai hati manusia dan membolak
baliknya antara cinta dan benci mengadakan sesudah perceraian itu suatu hal yang
baru dan tidak diperhitungkan sebelumnya sehingga kedua pasangan ingin kembali
rukun dan saling mencintai.7

6
M, Abdul Ghoffar, Tafsir Ibnu Katsir, (Pustaka Imam Syafi’i, Bogor Th 2004, jilid 8/8.2) hlm.207
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-misbah,(Lentera Hati, Jakarta, 2001) hlm.286
PENUTUP

Talak/cerai merupakan Berakhirnya hubungan suami dan istri, talak ataupun cerai ini
biasanya dijatuhkan karena adanya ketidak cocokan lagi yang dirasakan oleh suami atau istri
dalam menjalankan bahterai Rumah tangganya, bisa juga dikatakan karna tidak adanya
kebahagiaan lagi di dalam Rumah, Lebih banyak menimbulkan kesedihan daripada
kebahagiaan, maka talak/cerai bisa saja dilakukan sebagai langkah untuk Menjalani
kehidupan yang lebih Tenang menurut masing-masing pihak.

dalam surah At thalaq ayat 1 memerintahkan bahwa jika kamu hendak menceraikan istri maka
ceraikanlah pada saat mereka dapat menghadapi iddahnya dan janganlah kamu keluarkan
mereka dari rumah kecuali mereka terbukti melakukan perbuatan keji yang jelas, itulah
hukum-
hukum Allah dan barang siapa melanggaf hukumnya maka sesungguhnya dia telah berbuat
zalim pada dirinya sendiri. dan kamu tiidak mengetahui barang kali Allah mengadakan
sesudah
itu suatu hal yang baru.
Artinya Jika Suami berkeinginan untuk menceraikan istrinya maka suami harus menceraikan
seorang istri tersebut ketika mereka dapat menghadapi masa Iddahnnya, di samping itu di
dalam surah At talaq juga menjelaskan tentang seorang suami boleh saja mengeluarkan
seorang istri yang ingin di ceraikan apabila seorang istri tersebut melakukan perbuatan yang
keji, Contoh perbuatan keji yang di maksud d sini contohnya yaitu: seorang istri telah
melakukan perselingkuhan, menjelekan-jelekkan keluarga suami atau memfitnah keluarga
suami.

Di Dalam Qs At-Talaq tentang perceraian atau talak, terdapat Beberapa tafsiran yaitu tafsiran
dari Ibnu Katsir, Al-Qurtubi, Dan Al Misbah, masing-masing dari Dari penjelasan tafsiran di
atas menerangkan dan Sangat mempertegas, nabi bahkan siapa pun termasuk yang
menceraikan istrinya tidak mengetahui barangkali Allah yang menguasai hati manusia dan
membolak baliknya antara cinta dan benci mengadakan sesudah perceraian itu suatu hal yang
baru dan tidak diperhitungkan sebelumnya sehingga kedua pasangan ingin kembali rukun dan
saling mencintai.
Daftar pustaka
Azizah Linda, Analisis Perceraian Dalam kompilasi huhum Islam, media.neliti.com pertama kali
diindeks oleh Google pada January 2017
Ghoffar Abdul M, Tafsir Ibnu Katsir, (Pustaka Imam Syafi’i, Bogor Th 2004)
Hamid Mahmud, tafsir al-qurtubi, (pustaka azzam, 2008)
Juhar. Konflik Rumah Tangga dan Solusinya Menurut Islam dan Perutran Perundangan-undangan,
https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/50269/konflik-rumah-tangga-dan-solusinya-menurut-islam-
dan-peraturan-perundang-undangan (Di akses pada tanggal 9 November 2022 pukul 20:05)
Linda Azizah, Analisis Perceraian Dalam kompilasi huhum Islam, media.neliti.com pertama kali
diindeks oleh Google pada January 2017
T.Tunardy Wibowo,pengertian perkawinan, jurnal Hukum 2012

Anda mungkin juga menyukai