Anda di halaman 1dari 22

OUR

PRESENTATION
GROUP 4
FIQIH PROJECT

Rujuk Iyla’
01 Bersatunya kembali sepasang
suami dan istri
02 Sumpah suami untuk tidak
menggauli istrinya

03
Dzihar
Perbuatan suami menyamakan istrinya
dengan perempuan mahramnya
GROUP 4

Jaisyi Jaifar Jahsyi Fikri Fadhlurrahman Rasya Naufal Alfindo

Rohmat Yusuf Ibrahim Isa bin Muhammad


Firdaus
‫‪01‬‬
‫رجوع‬
PENGERTIAN
 Secara bahasa : Kembali/pulang
 Secara Istilah : Kembalinya pasangan suami-istri yang
sebelumnya bercerai atau talak
Suami yang menalak istrinya berhak untuk rujuk kepada istrinya selama
masa iddah.
HUKUM
Boleh. Berdasarkan dalil berikut,

‫َۗ و ُبع ُْولَ ُتهُنَّ اَ َح ُّق ِب َر ِّدهِنَّ ِفيْ ٰذل َِك ِانْ اَ َرا ُد ْٓوا ِاصْ اَل حً ا‬
Dan para suami mereka lebih berhak kembali kepada mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki
perbaikan.

(QS. Al – Baqarah : 228)


SYARAT RUJUK
● Perpisahan yang terjadi sebelum rujuk bukanlah karena nikah yang batal karena fasku.seperti
nikah tersebut batal karena suami murtad.
● Perpisahan yang terjadi bukan karena hasil dari membayar kompensasi, seperti khulu’ (istri
menuntut cerai di pengadilan dan diharuskan mebayar kompetensi).
● Rujuk itu jika suami telah menyetubuhi istrinya. Jika talak diucap sebelum menyetubuhi istri,
maka tidak boleh rujuk. Karena tidak ada iddah bagi yang demikian, maka tidak mungkin untuk
rujuk.
● Rujuk ada pada talak roj’i (setelah talak pertama dan talak kedua). Baik talak ini keluar dari
ucapan suami atau keputusan qodhi (hakim). Adapun talak tiga, maka tidak ada rujuk untuknya.
● Rujuk dilakukan selama masih dalam masa iddah. Jika iddah sudah habis, maka tidak ada istilah
rujuk.
● Perpisahan yang terjadi disebabkan karena ucapan talak, bukan karena laknat atau ejekan atau
olokan.
HUKUM persaksian atas rujuk

Disunnahkan adanya persaksian atas rujuk,

ٍ ‫ارقُ ْوهُ َّن بِ َم ْعر ُْو‬


ْ‫ف َّواَ ْش ِه ُد ْوا َذ َوي‬ ٍ ‫فَا ِ َذا بَلَ ْغ َن اَ َجلَه َُّن فَا َ ْم ِس ُك ْوهُ َّن ِب َم ْعر ُْو‬
ِ َ‫ف اَ ْو ف‬
‫َع ْد ٍل ِّم ْن ُك ْم‬

Sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah akan


adanya persaksian ketika rujuk dan ketika cerai dan tidak
wajib menurut jumhur ‘ulama
HAK DAN KEWAJIBAN DALAM RUJUK

Intinya, istri yang dirujuk memiliki hak sebagaimana hak istri pada umumnya, seperti nafkah, pakaian, dan
tempat tinggal.

‫اَل ُت ْخ ِرج ُْوهُنَّ ِم ۢنْ ُبي ُْو ِت ِهنَّ َواَل َي ْخرُجْ َن ِآاَّل اَنْ َّيْأ ِتي َْن ِب َفا ِح َش ٍة ُّم َب ِّي َن ۗ ٍة‬
Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah (diizinkan) keluar kecuali jika mereka
mengerjakan perbuatan keji yang jelas

(QS. At – talaq : 01)

Dan baginya KEWAJIBAN isTRi seperti berhias untuk suaminya dan tidak keluar rumah tanpa alasan syar’i.
Berakhirnya masa iddah untuk rujuk

apabila masa iddah untuk rujuk sudah berakhir sebelum sempat melakukan rujuk maka
keduanya berpisah,ini adalah perpisahan yang kecil dan diharamkan atas suami kecuali
dengan akad yang baru
‫‪02‬‬
‫ايالء‬
PENGERTIAN
Suami bersumpah dengan nama Allah untuk
tidak berhubungan dengan istri selamanya atau
lebih dari 4 bulan.
HUKUM
Haram, karena bersumpah untuk meninggalkan syariat, yaitu
berhubungan badan

‫هّٰللا‬
َ ۗ ‫ات اَ ْز َوا ِج‬
‫ك‬ َ ‫ض‬ َ ۚ َ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّن ِبيُّ لِ َم ُت َحرِّ ُم َمٓا اَ َح َّل ُ ل‬
َ ْ‫ك َت ْب َت ِغيْ َمر‬
Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Engkau ingin
menyenangkan hati istri-istrimu?

(QS. At-tahrim : 01)


kafarat
Diwajibkan bagi suami yang meng-ila’ ketika ingin membatalkan janjinya untuk membayar
kafarat. Adapun kafaratnya sama seperti kafarat sumpah, yaitu membebaskan seorang budak
atau memberi makan 10 orang miskin atau puasa 3 hari.

‫ض هّٰللا ُ لَ ُك ْم تَ ِحلَّةَ اَ ْي َمانِ ُك ۚ ْم‬


َ ‫قَ ْد فَ َر‬
Sungguh, Allah telah mewajibkan kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu

(QS. At-tahrim : 02)


‫‪03‬‬
‫ظهار‬
PENGERTIAN
Seorang lelaki menyamakan istrinya dengan mahramnya
HUKUM
Haram
ٰۤ
‫اَلَّ ِذي َْن ي ُٰظ ِهر ُْو َن ِم ْن ُك ْم مِّنْ ِّن َس ۤا ِٕى ِه ْم مَّا هُنَّ اُم َّٰه ِت ِه ۗ ْم ِانْ اُم َّٰه ُت ُه ْم ِااَّل الـِٔيْ َول ْد َن ُه ْم َو ِان ُه ْم‬
َّ ۗ َ ّ
‫لَ َيقُ ْولُ ْو َن ُم ْن َكرً ا م َِّن ْال َق ْو ِل َو ُز ْورً ۗا َواِنَّ هّٰللا َ لَ َعفُوٌّ َغفُ ْو ٌر‬
Orang-orang di antara kamu yang menzihar istrinya, (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) istri
mereka itu bukanlah ibunya. Ibu-ibu mereka hanyalah perempuan yang melahirkannya. Dan
sesungguhnya mereka benar-benar telah mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

(QS. Al-mujadalah : 02)


Hikmah dari
diharamkannya
Islam mengharamkan dzihar karena:

o Menyamakan istri dengan ibu merupakan sebuah kedustaan.


o Istri itu mubah, sedangkan ibu haram (mahram).
o Dzihar merupakan perbuatan mungkar karena mengharamkan apa yang dihalalkan
oleh Allah, yaitu istri.
Dengan apa terjadinya dzihar?

Ketika suami menyamakan istrinya dengan ibu atau


saudarinya atau yang selainnya dari yang mahrom
atasnya selamanya,atau dengan saudari istrinya atau
bibinya atau dari yang selainnya dari yang mahrom
atasnya dalam waktu tertentu
kafarat
Allah ta’ala telah mensyariatkan kafarat dalam dzihar sebagai berikut:
 Membebaskan budak mukmin
 Apabila tidak menemukan berpuasa 2 bulan berturut-turut
 Apabila tidak mampu memberi makan 60 orang miskin,setiap orang
setengah sho’
‫‪Dalil kafarat‬‬
‫َوالَّ ِذي َْن ي ُٰظ ِهر ُْو َن ِم ْن نِّ َس ۤا ِٕى ِه ْم ثُ َّم يَع ُْو ُد ْو َن لِ َما قَالُ ْوا فَتَحْ ِر ْي ُر َرقَبَ ٍة ِّم ْن قَ ْب ِل اَ ْن يَّتَ َم ۤاس َّۗا‬
‫هّٰللا‬
‫صيَا ُم َش ْه َر ْي ِن ُمتَتَابِ َع ْي ِن ِم ْن‬ ‫ٰذلِ ُك ْم تُ ْو َعظُ ْو َن بِ ٖ ۗه َو ُ بِ َما تَ ْع َملُ ْو َن َخبِ ْي ٌر۝فَ َم ْن لَّ ْم يَ ِج ْد فَ ِ‬
‫ك‬‫ك لِتُْؤ ِمنُ ْوا بِاهّٰلل ِ َو َرس ُْولِ ٖ ۗه َوتِ ْل َ‬ ‫قَب ِْل اَ ْن يَّتَ َم ۤاس َّۗا فَ َم ْن لَّ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَاِ ْ‬
‫ط َعا ُم ِستِّي َْن ِم ْس ِك ْينً ۗا ٰذلِ َ‬
‫هّٰللا‬
‫ۗ ُح ُد ْو ُد ِ‬

‫)‪(QS. Al-mujadalah : 03-04‬‬


Kapan diwajibkannya kafarat?
Ketika dzihar diucapkan secara jelas dan mutlak tanpa batas waktu tertentu dan
sedang menginginkan berhubungan, atau membatasinya dengan tempo tertentu dengan
berkata, “Kamu seperti ibuku” selama satu bulan dan ingin berhubungan sebelum selesai
satu bulan, maka wajib baginya dalam dua keadaan tersebut untuk membayar kafarat
sebelum berhubungan.
Dan, tidak wajib baginya membayar kafarat kecuali ketika berhasrat untuk
melakukan hubungan.
Dan dalam dzihar yang memiliki tempo ketika telah selesai temponya tanpa
melakukan hubungan maka tidak ada kafarat baginya.

Anda mungkin juga menyukai