Anda di halaman 1dari 4

APBN dan APBD Fungsi

“OPPA DISTA”
--------------------------------------------------------------

Sub topik
Otorisasi
1. Pengertian
Kata otorisasi memiliki arti kekuasaan/pemberi
2. Fungsi
kekuasaan. Nah secara logika, dalam setiap
3. Tujuan
kekuasaan itu tidak bisa semena-mena, karena
4. Sumber Penerimaan
dibatasi oleh aturan. Lalu, fungsi aturan itu untuk
5. Jenis Pengeluaran
menjadi pedoman.
6. Mekanisme Penyusunan
Jadi fungsi otorisasi ini memiliki maksud bahwa
7. Pengaruh terhadap Perekonomian
APBN/APBN yang telah disusun tersebut menjadi
Pengertian pedoman dalam realisasi pendapatan dan belanja
negara/daerah.
Kalau berbicara soal pengertian nih, perlu banget Contoh : ketika terjadi bencana di suatu daerah,
kamu ketahui apa maksud dari penyusun kata APBN berapa sih pedoman dana yang bisa dikeluarkan
dan APBD. pemerintah untuk memberikan bantuan, misal Rp 1
A Anggaran Suatu rencana keuangan secara Miliar.
periodik (1 tahun, 1 Jan-31 Des) Perencanaan
P Pendapatan Penerimaan/pemasukan Berasal dari kata dasar rencana. Jadi fungsi
B Belanja Pengeluaran/pembelanjaan perencanaan itu maksudnya bahwa dalam
penyusunan APBN/APBD itu berisi rencana
N Negara Pusat, u/ kepentingan seluruh
kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan visi-
Indonesia
misi yang telah ditetapkan.
D Daerah Daerah, u/ kepentingan setiap
Contoh : pemerintah memiliki visi pembangunan
daerah
“Fasilitas Pendidikan”, maka rencana kegiatan apa
Dapat disimpulkan bahwa APBN dan APBD
yang bisa dianggarkan pemerintah untuk
merupakan suatu rencana keuangan yang berisi
mewujudkannya, misal anggaran Rp 1 M untuk
pendapatan dan pembelanjaan pemerintah pusat dan
pembangunan sekolah di daerah 3T, Rp 800 jt untuk
pemerintah daerah dalam periode 1 tahun, yang
beasiswa.
telah mendapat persetujuan dari DPR/DPRD.
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pengawasan
mendefinisikan ap aitu APBN (Pasal 1 ayat 7) dan APBN/APBD yang telah disusun tersebut menjadi
APBD (Pasal 1 ayat 8). pedoman untuk mengawasi, menilai, dan
APBN adalah rencana keuangan tahunan mengevaluasi realisasinya selama 1 tahun
pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR. berjalan. Masyarakat juga bisa menilai apakah
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah APBN/APBD telah terpakai dengan efektif.
daerah yang disetujui oleh DPRD. Contoh : Di akhir tahun diadakan evaluasi apakah
Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 mendifinisikan APBN realisasi APBN/APBD sudah sesuai, dana apa yang
merupakan Anggaran pendapatan dan belanja negara terlalu banyak anggarannya namun dalam
sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara kenyataannya kurang efektif.
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan Alokasi
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
Jika kita tangkap dari kata lokasi = tempat. Bisa kita
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
tarik kesimpulan bahwa fungsi alokasi adalah
Landasan hukum APBN : penempatan APBN/APBD di berbagai sektor
kehidupan dan diarahkan untuk mengurangi
UUD Pasal 23 ayat (1)
pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
UU No.17 Tahun 2003
meningkatkan efisiensi dan efektivitas - Bea Materai
perekonomian. ➢ Pajak Perdagangan Internasional
Sektor-sektor yang mendapatkan dana dari alokasi - Bea Masuk (pajak impor)
APBN/APBD adalah sektor yang menguasai hajat - Bea Keluar
hidup orang banyak sepert sektor pertanian, 2. Penerimaan bukan pajak
perkebunan, transportasi, pendidikan, dan kesehatan. ➢ Penerimaan sumber daya alam (migas &
Fungsi alokasi disebut juga dengan fungsi nonmigas)
penyediaan barang publik (public good prevision). - Minyak bumi (migas)
Contoh : pengalihan dana dari subsidi ke - Gas alam (migas)
pengembangan daerah tertinggal. - Pertambangan umum (nonmigas)
Distribusi - Perikanan (nonmigas)
Salah satunya melalui ekspor sumber daya alam
Distribusi = penyaluran.
tersebut.
APBN/APBD didistribusikan untuk kepentingan
➢ Bagian laba BUMN
umum, subsdi, dan pensiun.
Imbalan sebagai pemegang saham BUMN
Kebijakan ini harus memperhatikan rasa keadilan
yang dihitung berdasarkan persentase tertentu
dan kepatutan.
dari lababersih BUMN.
Stabilisasi
➢ Penerimaan bukan pajak lainnya
Stabil = seimbang. - Pendapatan dan pengelolaan Barang Milik
APBN/APBD memiliki fungsi untuk mengupayakan Negara (BMN)
keseimbangan atau keteraturan fundamental - Pendapatan penjualan Barang Milik Negara
perekonomian sesuai yang telah ditetapkan. (BMN)

Tujuan - Pendapatan jasa


- Pendapatan bunga
Pedoman pendapatan dan pembelanjaan dalam satu - Pendapatan kejaksaan dan peradiilan
tahun demi pembangunan nasional untuk mencapai - Pendapatan pendidikan
kemakmuran rakyat. - Pendapatan gratifikasi (honor, hadiah) dan
Kemakmuran rakyat bisa dalam bentuk apa? uang sitaan hasil korupsi
- Berkurangnya pengangguran - Pendapatan iuran dan denda
- Bertambahnya kesempatan kerja - Pendapatan lain-lain
- Pendidikan dan Kesehatan yang memadai Barang milik negara seperti kendaraan
pemerintah, mesin penghitung uang,
Sumber Penerimaan perlengkapan kerja di pemerintah misal lemari
APBN – Pemerintah Pusat besi. Lebih lengkapnya bisa diaksees di
Penerimaan negara berasal dari dalam negeri, luar https://bsn.go.id/main/bsn/isi_bsn/20107/daftar-
negeri, dan hibah. barang-milik-negara-bmn
➢ Pendapatan badan Layanan Umum (BLU)
Penerimaan dalam negeri
Pendapatan yang diperoleh dari penjualan
Berasal dari minyak bumi, gas alam (migas), non barang/jasa produk instansi pemerintah
migas. Penerimaan pemerintah dari sektor nonmigas kepada masyarakat. Contoh BLU adalah
terdiri atas: Pergurruan Tinggi, Rumah Sakit.
1. Penerimaan perpajakan 3. Hibah
➢ Pajak Dalam Negeri - Sumbangan swasta dalam negeri
- PPh (Pajak Peenghasilan) Fungsi dari penerimaan dalam negeri adalah
- PPN (Pajak Pertambaan Nilai) membiayai pengeluaran rutin pemerintah.
- PBB (Pajak Bumi dan bangunan)
Penerimaan luar negeri
- PPnBM (Pajak Penjualan barang Mewah)
- BPHTB (Be Perolehan Hak atas Tanah dan ➢ Hibah
Bangunan) - Sumbangan swasta luar negeri
- Sumbangan dari negara lain
➢ Pinjaman Luar Negeri//Hutang Luar negeri - Dana alokasi khusus (DAK) sesuai prioritas
Fungsinya untuk menutup defisit anggaran. nasional yang ada di APBN. Contoh DAK

Jenis Pengeluaran
Bidang Pendidikan.
- Dana alokasi umum (DAU) dengan total
Terdiri dari: nilai minimal 26% dari Pendapatan dalam
1. Belanja Pemerintah Pusat Negeri Netto yang diigunakn untuk
➢ Pengeluaran Rutin mendukung desentralisasi. Contoh DAU
- Belanja pegawai (gaji, tunjangan, kompensasi, Desa.
honorarium, lembur) ➢ Dana otonomi khusus dan penyesuaian
- Belanja barang dalam negeri dan luar negeri Contoh pemanfaatan Dana Otonomi Khusus di
(keperluan perkantoran, pemeliharaan Gedung Papua untuk pembiayaan pendidikan dan
dan bangunan, belanja operasional). Lebih Kesehatan.
lengkapnya bisa diakses di APBD – Pemerintah Daerah
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2011/101~ Menurut UU No.25 tahun 2009, pendapatan daerah
PMK.02~2011PerLamp%20III.htm terdiri dari:
- Pembayaran bunga utang 1. Pendapatan asli daerah
- Subsidi BBm dan nonBBm (pangan, listrik) - Pajak daerah (pajak hiburan, pajak kendaraan
Pengeluaran tidak rutin bermotor (PKB), pajak reklame, Pajak bahan
- Hibah bakar kendaraan bermotor (PBBKB), Bea balik
- Belanja modal (menambah aset pemerintah nama kendaraan bermotor (BBNKB), pajak air
seperti tanah, bangunan, jalan, BLU, barang permukaan (PAP), pajak rokok)
kesenian) - Retribusi daerah (retribusi = pungutan, contoh
- Bantuan sosial retribusi parkir pasar, retribusi izin mendirikan
➢ Pengeluaran pembangunan bangunan)
- Pembangunan fisik (jalan, jembatan, - Laba BUMD
pertanian, pasar) - Penerimaan dari dinas-dinas daerah
- Peembangunan nonfisik (SDM, Kesehatan, - Lain-lain pendapatan daerah yang sah
ekonomi, budaya) (penjualan aset pemerintah daerah, penerimaan
2. Belanja untuk Pemerintah Daerah bunga deposito)
➢ Dana Perimbangan 2. Dana perimbangan (DBH, DAK, DAU)
Menurut PP 55 Tahun 2005, Dan Perimbangan 3. Pinjaman daerah dari dalam negeri ataupun luar
adalah dana yang bersumber dari pendapatan negeri
APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk 4. Lain-lain penerimaan yang sah (Hibah dari dalam
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka negeri ataupun luar negeri dan dana darurat dari
pelaksanaan Desentralisasi. Dana pemerintah pusat).

Jenis Pengeluaran
perimbangan terdiri dari:
- Dana bagi hasil (DBH)
Sumber DBH dari: 1. Belanja Rutin
a. DPH pajak (PBB, BPHTB, PPh - Belanja barang
WPOPDN dan PPh pasal 21) - Belanja pemelihraan
b. DPH SDA (kehutanan, perikanan, - Belanja perjalanan dinas
pertambangan migas) - Angsuran pinjaman dan bunga
Contoh DBH: - Subsidi kepada daerah bawaan (kabupatn,
a. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan kota, kecamatan, desa)
(IIUPH) - Pengeluaran tak terduga (bencana alam)
b. Provisi Sumber daya Hutan (PSDH) - Hibah
c. Dana Reboisasi (DR) - Subsidi
2. Belanja Pembangunan
- Proyek-proyek daerah
Pengaruh pada Perekonomian
- Biaya operasional dan pemeliharaan sarana
dan prasarana daerah
- Proyek-proyek pembangunan a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya APBN/APBd akan
memudahkan kita mengetahui besaran Gross

Mekanisme Penyusunan
National Product (GNP)/ Produk nasional
Bruto dari tiap tahunnya.
APBN b. Menjaga stabilitas peredaran uang
Pemerintah (Presiden) → DPR → Disetujui c. Menorong investasi masyarakat
(RAPBN menjadi APBN))/Tidak disetujui Karena pemerintah melakukan pembangunan
(APBN tahun lalu. di bidang ekonomi misalnya industry, maka
UUD Pasal 23 ayat (1), (2), (3) akan menarik masyarakat untuk
UUD pasal 23 menginvestasikan dananya.
- ayat (1) berisi definisi APBN d. Memperluas lapangan pekerjaan
- ayat (2) berbunyi “Rancanngan undang- Dengan banyaknya pembangunan ekonomi
undang APBN diajukan oleh Presiden untuk misalnya di bidang industry maka akan
dibahas bersama DPR) semakin memperluas penyerapan lapangan
- ayat (3) berunyi “Apabila DPR tiak kerja.
menyetujui RAPBN yang diusulkan oleh e. Memperlancar distribusi pendapatan daerah-
Presiden, Pemerintah menjalankn APBN daerah yang ada.
tahun yang lalu”

APBD
Pemda tingkat I (gubernur)/tingkat II
(bupati/walikota) → DPRD tingkat I/II →
Disetujui (RAPBD menjadi APBD)/tidak
disetujui (APBD tahun lalu)
UU No. 17 tahun 2003

SIKLUS PENYUSUNAN ANGGARAN


a. Tahap Persiapan Anggaran
Dengan menaksirkan penerimaan terlebih
dahulu kemudian dilakukan penaksiran
pengeluaran. Penaksiran penerimaan dan
pengeluaran ini disebut dengan
RAPBN/RAPBD. Pihak yang terlibat adalah
lembaga ekskutif (Presiden dan jajarannya),
(Gubernur/Bupati/Walikota dan jajarannya).
b. Tahap Ratifikasi
Tahap diskusi dari lembaga eksekutif yakni
presiden/gubernur/bupati/walikota bersama
DPR/DPRD dengan lembaga eksekutiif
memberikan aargumentasi rasional atas
RAPBN/RAPBD yang diajukannya.
c. Tahap Pelaksanaan Anggaran
Realisasi anggarn selama 1 tahun berjalan.
d. Tahap Pelaporann dan Evaluasi
Dilakukan oleh lembaga eksekutif dan
lembaga legislative (DPR/DPRD).

Anda mungkin juga menyukai