Anda di halaman 1dari 11

1

CATUR PURUSA ARTHA

DOSEN:

Ni Wayan Sukanti S.Ag . M Fil. H

Nama Kelompok:

1. Ni Made Listiyani Kartika (116210352)


2. Putu Widhyadnyana Putra (116210458 )
3. Ni Made Egi Diya saraswati (116210384)
4. Ni Putu Putri Narayani (1162103460
5. I Gusti Agung Ayu Ratih Lestari (116210456)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL

TAHUN 2016
2

KATA PENGANTAR

Om swastyastu

Puja dan Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa /Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena atas Asung Kartha Wara NugrahaNya lah makalah yang berjudul “Catur Purusa
Artha“ ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Dan tidak lupa juga saya ucapkan
Terimakasih kepada Ibu Ni Wayan Sukanti S.Ag . M Fil. H selaku Dosen mata kuliah Agama
Hindu yang sudah memberikan tugas ini.

Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para pembaca.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar 9 September2016

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................4

2.1 Pengertian Catur Purusa Artha..............................................................................5


2.2 Bagian-bagian Catur Purusa Artha........................................................................5
2.3 Hubungan Catur Purusha Artha dengan Catur Asrama.........................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................9


3.2 Saran......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa Hindu kaya akan ajaran-ajaran mengenai
Ketuhanannya. Diantaranya seperti, Sraddha, Yadnya, Tri Hita Karana, Catur Asrama, Catur
Purusa Artha, dan masih banyak yang lainnya. Agama Hindu memberikan tempat yang utama
terhadap ajaran tentang dasar dan tujuan hidup manusia. Dalam ajaran Agama Hindu ada suatu
sloka yang berbunyi: "Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah", yang berarti bahwa tujuan
beragama adalah untuk mencapai kesejahteraan jasmani dan ketentraman batin (kedamaian
abadi). Dari makna tersebut, dapat kita simpulkan bahwa manusia diciptakan dan hidup di dunia
ini untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi, yaitu Moksa. Selain itu manusia juga memiliki
tiga tujuan hidup lainnya, yaitu Dharma, Artha, dan Kama.
Sebagai seseorang yang hidup di era modern ini mau tidak mau tentu kita dituntut untuk
mengikuti perkembangannya. Dewasa ini banyak sekali orang yang tidak lagi menuruti aturan-
aturan agama seperti seorang yang masih berstatus sebagai siswa atau siswi sudah terbiasa
melakukan hubungan suami istri padahal mereka belum menikah yang seharusnya pada masa itu
mereka sedang giat-giatnya menuntut ilmu pengetahuan dan belum saatnya melakukan hal-hal
yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah. Dan banyak pula orang yang memberi makan
anak dan istrinya dari hasil kejahatan seperti mencuri, merapok dan korupsi. Agama hindu telah
mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan ini melalui ajaran-
ajaranya, dan ajaran yang paling banyak membahas tentang hal-hal ini adalah ajaran catur
asrama dan catur purusartha. Dimana kedua ajaran ini sangat berkaitan dan perlu menjadi
pedoman bagi kita sekalian
5

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana pengertian catur purusa artha?


1.2.2 Apa saja bagian-bagian catur purusa artha?
1.2.3 Hubungan antara catur purusa artha dengan catur asrama

1.3 TUJUAN

1.3.1 Untuk memenuhi tugas yang dibebankan oleh guru pengajar Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pengertian catur purusa artha.
1.3.3 Untuk mengetahui bagian-bagian catur purusa artha.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana prioritas penerapan catur purusa artha untuk kebahagiaan
rohani.
6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN CATUR PURUSA ARTHA


Dalam ajaran agama Hindu tujuan hidup manusia sudah diatur dengan jelas , tujuan hidup
manusia dalam Hindu ada empat yang disebut dengan Catur Purusa Artha yang terdiri dari empat
bagian. Catur Purusa Artha terdiri dari tiga kata yaitu “Catur” artinya empat “Purusa” artinya
hidup dan “Artha” artinya tujuan atau kekayaan. Jadi Catur Purusa Artha mempunyai arti empat
tujuan hidup manusia yang akan memperkaya lahir dan bathin dengan jalan dharma untuk
mencapai moksa sebagai tujuan akhir. Catur Purusa artha ini juga disebut Catur Warga yang
artinya empat tujuan hidup manusia yang terjalin erat dengan yang lainnya .

2.2 BAGIAN-BAGIAN CATUR PURUSA ARTHA

2.2.1 Dharma.

Berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata Dhr artinya: menjinjing, memangku,
memelihara dan mengatur. Dalam arti luas dharma juga berarti hukum, kodrat, kewajiban,
agama, kebenaran. Dharma merupakan dasar dari segala tingkah laku manusia. Dharma juga
dapat diartikan sebagai memenuhi kewajiban sesuai dengan profesi atau pekerjaan dan tanggung
jawab masing-masing. Misalnya dalam sebuah rumah tangga diatur tentang kewajiban seorang
suami dan kewajiban seorang istri dalam membina rumah tangga, dimana antara lain dinyatakan
bahwa seorang suami berkewajiban mencari nafkah bagi kehidupan keluarganya,sedangkan
seorang istri berkewajiban mengatur rumah tangga seperti merawat anak, suami, menyiapkan
upacara, dll. Dalam kaitan implementasi profesi dan tanggung jawab (responsibility), sering
digunakan istilah "swadharma", sehingga swadharma setiap manusia berbeda-beda menurut
tugas pokoknya. Misalnya swadharma seorang dokter adalah merawat pasien sebaik-baiknya
agar sembuh, swadharma seorang cleaning service adalah menjaga kebersihan dan kerapian
ruangan, dll. Jadi melaksanakan dharma itulah yang utama. Setelah melaksanakan dharma
dengan baik maka Hyang Widhi akan melimpahkan berkatnya berupa Arta

Manfaat Dharma dalam kitab suci, yaitu :


a) alat untuk mencapai surga dan Moksa
b) menghilangkan segala macam penderitaan
c) sumber datangnya kebaikan bagi yang melaksanakannya
d) melebur dosa-dosa
e) harta kekayaan yang tidak bisa dicuri dan dirampas
f) landasan untuk mendapatkan Artha dan Kama
2.2.2 Artha
7

Yang artinya tujuan, harta benda (kekayaan). Harta yang didapat dan digunakan sesuai
dengan Dharma akan menimbulkan kebahagiaan. Artha juga dapat diartikan sebagai sesuatu
yang bernilai materil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara
fisik. Arta dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Arta yang diperoleh secara
langsung misalnya seseorang yang swadharmanya sebagai petani pemelihara lembu maka ia
akan menikmati susu lembu itu. Arta yang diperoleh secara tidak langsung misalnya seorang
Ayah yang tekun mendidik anaknya sejak kecil dengan baik sehingga dikemudian hari anaknya
menjadi tokoh yang kaya dan terhormat, maka anaknya dapat merawat khidupan ayahnya dimasa
tua dengan baik dan berkecukupan. Arta yang cukup dapat digunakan untuk memenuhi Kama.
Artha atau kekayaan itu hendaknya dibagi tiga:

a) Untuk mencapai Dharma (melaksanakan kegiatan keagamaan)


b) Sarana untuk memenuhi Kama (memenuhi keperluan hidup)
c) Sarana melakukan usaha / bisnis (usaha dan tabungan).

2.2.3 Kama
Yang artinya keinginan, kasih sayang, kesenangan atau kenikmatan. Keinginan dapat
member kenikmatan dan tujuan hidup. Kenikmatan ini akan memberikan kepuasan, kama juga
dapat diartikan sebagai kebutuhan hidup sandang, pangan, papan, social, spriritual, kesehatan
dan pendidikan. Makin banyak Artha yang diperoleh, maka manusia makin leluasa memenuhi
kama. Apabila Dharma Artha dan Kama sudah dicukupi dengan baik maka tercapailah kehidupan
yang bahagia lahir dan batin.

2.2.4 Moksa
Kata Moksa berasal dari bahasa Sanskerta, dari urat (akar) kata Muc, yang berarti:
membebaskan, memerdekakan, melepaskan, mengeluarkan. Dari akar kata Muc, ini. menjadi
Mukta (Mukti), Moksa. Moksa juga dapat diartikan bebas dari ikatan keduniawian, bebas dari
hukum karma phala, bebas dari samsara/ kelahiran. Moksa adalah ketenangan dan kebahagiaan
spiritual yang abadi (suka tan pawali dukha). Setiap orang wajib berusaha untuk mencapainya.
Salah satu jalan untuk mencapai tujuan adalah dengan Catur Marga.Moksa adalah tujuan hidup
manusia yang tertinggi yang dapat dicapai oleh setiap manusia bila ia :

1. Mampu membebaskan atman dari ikatan.


2. Mempunyai pengetahuan utama (paravidya) tentang brahman.
3. Melaksanakan disiplin kehidupan yang suci. Oleh karena itu moksa juga dikatakan sebagai
pahala yang tertinggi dari Hyang Widhi atas karma manusia utama, suatu anugerah yang
maha mulia.
8

2.3 HUBUNGAN CATUR PURUSA ARTHA DENGAN CATUR ASRAMA

Catur asrama adalah fase kehidupan dan catur purusartha adalah tujuannya .berikut
adalah penerapan catur purusa artha dalam catur asrama

2.3.1 Brahmacari
Pada masa Brahmacari tujuan utamanya adalah belajar untuk menuntut ilmu baik itu
disekolah maupun lingkungan masyarakat, fase ini berjalan dari umur 5 (lima) tahun dan
selambat-lambatnya umur 8 (delapan) tahun karena pada saat itu kemampuan otak seseorang
sedang tajam-tajamnya sedangkan ahir dari fase ini adalah 20 (dua puluh) tahun dan dilanjutkan
pada tahap kehidupan yang berikutnya. Tujuan yang ingin dicapai pada masa brahmacari adalah
tercapainya Dharma dan Artha. Karena seseorang belajar menuntut ilmu adalah untuk memahami
dharma dan dapat mencari nafkah di masa depan. Dharma merupakan dasar dan bekal
mengarungi kehidupan berikutnya.

2.3.2 Grhasta

Pada masa Grhastha, tujuan hidup / utama manusia adalah mendapatkan Artha dan kama
yang dilandasi oleh dharma. Mencari harta benda untuk memenuhi kebutuhan hidup (kama) yang
berdasarkan kebenaran (Dharma). Jika memperoleh artha dengan cara mencuri, menipu,
merampok, korupsi, dll. Arta yang diperoleh dengan cara ini (adharma) tidak akan kekal dan
akan menyengsarakan hidup dikemudian hari. Kesengsaraan itu bermacam-macam berbentuk
"skala" dan "niskala" Yang berbentuk skala misalnya seorang perampok yang tertangkap
akhirnya masuk penjara. Kesengsaraan niskala, misalnya seorang koruptor karena
kepandaiannya berkomplot dan berkuasa, mungkin saja ia terhindar dari hukuman duniawi,
tetapi kelak roh-nya akan mengalami penderitaan karena menerima hukuman Tuhan (Hyang
Widhi), atau paling tidak bathinnya tidak tenang, karena merasa berdosa.Seorang Grhastha
memiliki kewajiban-kewajiban : bekerja mencari harta berdasarkan dharma, menjadi pemimpin
rumah tangga, menjadi anggota masyarakat yang baik dan melaksanakan yadnya, yang
semuanya itu memerlukan biaya.

2.3.3 Wanaprasta

Pada masa Wanaprastha orang akan mulai sedikit demi sedikit melepaskan diri dari ikatan
keduniawian (Artha dan Kama hendaknya mulai dikurangi), berkonsentrasi dalam bidang
spiritual, mencari ketenangan batin dan lebih mendekatkan diri kepada tuhan untuk mencapai
Moksa. Tujuan hidup pada masa ini adalah persiapan mental dan fisik untuk dapat menyatu
dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi). Pada masa ini tujuan hidup yang diprioritaskan adalah Kama
dan Moksa.

2.3.4 Brahmacari
9

Pada masa Bhiksuka/sanyasin, manusia adalah pada situasi dimana benar-benar mampu
melepaskan diri dari ikatan duniawi dan kehidupannya sepenuhnya diabdikan kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa dengan jalan menyebarkan ajaran agama. Pada masa ini orang tidak merasa
memiliki apa-apa dan tidak terikat sama sekali oleh materi dan selalu berusaha mendekatkan diri
kepada Tuhan. Pada masa ini, yang menjadi tujuan utama adalah Moksa
10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Catur Purusa Artha mempunyai arti empat tujuan hidup manusia yang akan memperkaya
lahir dan bathin dengan jalan dharma untuk mencapai moksa sebagai tujuan akhir. Ajaran catur
asrama dan catur purusartha sangat berkaitan dan sangat baik jika digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan kegiatan di masa kehidupan ini. Ajaran catur asrama yakni brahmacari,
grahasta, wanaprastha, dan bhiksuka atau sanyasin merupakan fase kehidupan dan catur
purusartha yakni dharma, artha, kama, dan moksa merupakan tujuan dari kehidupan ini. Pada
masa brahmacari sesorang menuntut ilmu kebajikan guna memperoleh pekerjaan (dharma, dan
artha), pada masa grahasta atau berumah tangga sesorang akan mencari kekayaan untuk
memenuhi keinginanya (kama) yang berlandaskan kebenaran atau dengan cara-cara yang baik
(dharma). Pada masa wanaprastha seseorang mulai sedikit demi sedikit mengurangi keinginan
atau hawa nafsu (kama) dan mulai mencari ketenangan guna mencapai kelepasan (moksa). Pada
masa bhiksuka atau sanyasin seseorang telah dapat mencapai kelepasan (moksa) dan tidak lagi
terikat dengan hal-hal yang bersifat keduniawian.

3.2 Saran
Saran-saran yang dapat dipetik dari urain diatas hendaknya ajaran catur asrama dan catur
purusartha harus terus diajarkan kepada generasi muda agar tidak hilang dikemudian hari.
Seseorang yang masih menuntut ilmu hendaknya tidak melakukan hubungan seksual karena akan
dapat mempengaruhi dari pada ketajaman pikiran. Pelajaran mengenai ajaran ini tidak hanya
diberikan oleh sekolah akan tetapi diperlukan peran dari pada orang tuga sebagi tempat seorang
anak mulai belajar dari awal. Segala kegiatan yang dilakukan semasa hidup ini hendaknya
berlandaskan kebenaran atau dharma karena jika berlandaskan adharma maka hasil yang akan
diperoleh akan cepat habis dan akan mengganggu ketenangan batin seseorang yang berbuat jahat
atau adharma dalam mencapai tujuanya. Berjalanlah selalu dalam ajaran dharma meskipun itu
sulit tapi itu lebih menenangkan dan tidak akan ada perasaan bersalah atau berdosa.
11

DAFTAR PUSTAKA

http://www.akriko.com/2015/09/pengertian-catur-purusa-arta-dan.html

http://odeantar4.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai