Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI

“Verbal Messages”

Dosen Pengampu : Fahmi, M.Psi., Psikolog


Yunita Zahra, M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh:
Kelompok 4

No. Nama NIM

1. Prasetio Handoko 223101065

2. Sri Anisah 221301070

3. Nur Safura 221301135

4. Glades Ansada Ginting 221301137

5. Dian Paras 221301138

6. Veby Sheilani 221301139

7. Tegar Dwi Prasetya 221301239

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS PSIKOLOGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pesan Verbal”
tepat pada waktunya, guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Komunikasi kami.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yaitu yang
sudah memberikan bimbingannya, serta kontribusi para anggota kelompok,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Kami sadar bahwa makalah ini tidaklah sempurna. Namun, semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan
bagi yang membaca dan tentunya bagi kami sendiri.

Medan, 20 Februari 2023

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Principle of Verbal Messages 5
2.1.1 Message are Packaged 5
2.1.3 Message Denotative and Connotative 7
2.1.4 Message Vary in Abstraction 7
2.1.5 Message Vary in Politeness 8
2.1.5.1 Politeness and Directness 9
2.1.5.2 Politeness In Inclusion and Exclusion 9
2.1.5.3 Politeness Online 10
2.1.6 Messange Can Be Onymous or Anonymous 10
2.1.7 Message Can Be Deceive 11
2.1.8 Message Vary in Assertiveness 14
2.1.9 Message Can Confirm and Disconfirm 16
2.1.10 Message Vary in Cultural Sensitivity (Pesan Bervariasi dalam
Sensitivitas Budaya) 21
2.2 Guidelines for Using Verbal Messages Effectively 26
2.2.1 Extensionalize: Avoid Intensional Orientation 26
2.2.2 See the Individual: Avoid Allness 26
2.2.3 Distinguish between Facts and Inferences: Avoid Fact-Inference
Confusion 27
2.2.4 Discriminate Among: Avoid Indiscrimination 29
2.2.5 Talk about the Middle: Avoid Polarization 29
2.2.6 Update Messages: Avoid Static Evaluation 30
BAB III PENUTUP 31
3.1 Kesimpulan 31
3.2 Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah tindakan sederhana mentransfer suatu informasi dari satu


tempat, orang atau kelompok lain. Komunikasi setidaknya melibatkan satu
pengirim pesan dan satu penerima pesan, terdengar seperti hal yang mudah namun
komunikasi adalah hal yang cukup kompleks. Dalam mengirim pesan dari satu
orang ke orang lainnya banyak dipengaruhi oleh emosi, keadaan, dan situasi si
pengirim dan penerima pesan pada saat pesan itu ditransmisikan. Komunikasi
mempunyai berbagai kategori seperti verbal, non-verbal, written communication
sampai visualization communication. semua komunikasi ini sangat penting untuk
interaksi yang terjadi antara manusia. Komunikasi yang paling sering kita lakukan
adalah komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal adalah
penyampaian pesan yang dilakukan oleh kata kata. Pesan verbal ini juga terdiri
dari kata kata lisan maupun tulisan, sedangkan pesan non-verbal adalah suatu
pesan yang disampaikan dengan gerak tubuh, cara kita berpakaian dan cara kita
bertindak. Pesan verbal dan nonverbal sangat bergantung satu dengan yang
lainnya, karena komunikasi yang baik adalah komunikasi yang pesannya
tersampaikan maknanya kepada si penerima dengan memperhatikan bagaimana
pesan verbal maupun nonverbal tersebut. Disini fokus dari diskusi kami adalah
tentang pesan verbal atau pesan yang dikatakan dengan kata kata lisan maupun
tulisan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu komunikasi?


2. Apa itu pesan?
3. Apa saja prinsip dari pesan?
4. Jelaskan tentang pesan verbal!

3
1.3 Tujuan

1. Menjelaskan tentang apa itu komunikasi dan pesan verbal


2. Menjelaskan apa itu pesan
3. Mengetahui prinsip dari pesan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Principle of Verbal Messages

2.1.1 Message are Packaged

Biasanya kedua bahasa seperti verbal dan non verbal terjadi secara bersamaan,
maksudnya adalah perilaku antara keduanya saling mendukung satu sama lain.
Misalnya saja kamu tidak biasanya mengatakan kamu takut Ketika seluruh badan
kamu tenang. Dan kamu tidak biasanya mengekspresikan kemarahan dengan
postur tubuhmu namun kamu tersenyum. Kamu secara keseluruhan bekerja secara
Bersama secara verbal dan non verbal untuk mengekspresikan perasaan dan
pikiran kamu. Pencampuran antara sinyal verbal dan non verbal terlihat juga
membantu kita dalam berpikir dan mengingat (Iverson Goldin -Meadow, 1999).
Situs jejaring sosial memungkinkan kita untuk mengemas pesan kita dengan
klikan mouse yang sederhana, dan juga menggabungkan foto dan video dengan
postingan verbal kita. Bahkan di twitter yang hanya teks saja, kamu dapat
memposting URL ke foto, video dan situs ke tempat kita menguraikan tweet
sekitar 140 karakter kata.

Kita sering kali gagal untuk sadar akan “ pengemasan “ di pesan orang lain
karena ini terlihat sangat natural. Tapi Ketika pesan non verbal dari seseorang
berkebalikan dengan apa yang dikatakannya secara verbal, kita mengetahuinya
secara special. Contohnya saat seseorang mengatakan “ aku senang bertemu
denganmu “ tapi ia menghindari kontak mata dan melihat ke sekitar berarti orang
ini sedang melakukan pesan yang kontradiktif. Kita juga dapat menemukan pesan
yang kontradiktif atau pesan yang ambigu saat pasangan yang mengatakan
mencintai satu sama lain tapi terlihat menyakiti secara non verbal, seperti
terlambat saat datang ke kencan yang penting, menggoda orang lain, atau
menghindari sentuhan terhadap sesama.

5
Kesadaran dalam sifat komunikasi yang dikemas menghasilkan satu
peringatan untuk interpretasi yang terlalu mudah dari makna yang disampaikan
orang lain, terutama pada makna yang terungkap pada perilaku non verbal.
Sebelum kamu mengidentifikasi atau menebak makna dari setiap tingkah laku
atau kebiasaan lihatlah dari seluruh pengemasan pesan, bagaimana klaster tersebut
merespon dari konteks dan bagaimana peran dari perilaku non verbal yang
spesifik di dalam klaster itu. Seseorang yang menarik memberikan kedipan mata
ke arahmu mungkin menggambarkan “come on“ namun jangan mengeluarkan
kemungkinan bahwa ia sedang memperbaiki kontak lensanya.

2.1.2 Message Meanings are In People


Makna bukan hanya tergantung dari pengemasan pesan atau kombinasi
antara pesan verbal dan nonverbal, namun juga bagaimana interaksi pesan dari
pikiran dan perasaan dari penerima pesan. Kita tidak “mendapatkan“ makna tapi
kita menciptakan makna. Kita mengkonstruksikan makna dari pesan yang kita
terima yang dikombinasikan dengan perspektif sosial dan budaya kita masing
masing (beliefs, attitudes, and values) (Berger & Luckmann, 1980; Delia, 1977;
Delia, O’Keefe, & O’Keefe, 1982).

Seperti ketika kamu ingin mengetahui makna dari kata “love” kamu akan
mencari pada kamus, disana kamu akan menemukan, menurut Webster: “the
attraction, desire, or affection felt for a person who arouses delight or
admiration.” tapi dimana kamu harus mencari jika kamu ingin mengetahui apa
yang pedro maksud ketika ia mengatakan “aku sedang jatuh cinta “ tentu kita akan
menanyakan langsung kepada pedro apa yang ia maksud dari kata katanya. Ini
adalah contoh dari makna bukan dilihat dari kata kata namun dari orang yang
mengatakannya. Akibat dari itu ketika ingin mengetahui makna suatu hal kita
tidak melihat dari kata kata tapi kita harus melihat orang tersebut. Dan juga harus
diketahui ketika kamu berubah dan berkembang kamu juga mengubah makna
yang telah kamu buat. Walaupun pesan yang kamu beri mungkin tidak berubah,
tapi makna yang kamu buat kemarin mungkin akan sedikit berbeda. Kemarin, saat
seseorang mengatakan “aku mencintaimu”, kamu menciptakan beberapa perasaan.

6
Namun hari ini ketika kamu mengetahui jika dia juga mengatakan hal yang sama
kepada 3 orang lain lainnya, kamu akan langsung merubah makna cinta itu
dengan hal yang berbeda. Karena makna dari satu orang ke setiap orang lainnya
unik dan berbeda, tidak ada pesan atau makna yang memiliki arti yang sama pada
dua orang yang berbeda. Karena inilah sering terjadinya kesalahpahaman yang
memicu timbulnya konflik interpersonal, karena dua orang atau lebih memberikan
interpretasi yang berbeda di tiap pesan atau makna, maka diperlukan adanya
analisis seperti memberi pertanyaan dan mencari elaborasi juga klarifikasi.

2.1.3 Message Denotative and Connotative

Bayangkan kata seperti “kematian”. Bagi seorang dokter kata tersebut


menggambarkan saat jantung seseorang telah berhenti berdetak. Hal ini disebut
makna denotatif (deskripsi yang objektif terhadap suatu hal atau peristiwa).
Namun, bagi seseorang yang telah kehilangan orang tercintanya kata ini bisa
menjadi kata yang mengingatkan pada seseorang yang telah tiada tersebut, kata ini
menjadi lebih emosional daripada kata yang diinterpretasi oleh dokter tadi. Hal ini
disebut dengan makna konotatif. Makna denotasi adalah makna yang objektif
sedangkan, makna konotasi adalah subyektif atau emosionalnya. Jika kita melihat
seseorang mengangguk untuk menjawab pertanyaan “apakah kamu mengerti?“
gerakan ini dikenal luas secara denotatif dengan arti “ya”. Tapi bagaimana dengan
kedipan mata, senyum, atau terlalu cepat dalam berbicara? Ekspresi non verbal ini
biasanya adalah makna konotatif, karena biasanya lebih mengekspresikan
perasaan daripada informasi objektif. Makna denotatif lebih bersifat universal atau
menyeluruh, banyak orang akan lebih setuju dengan makna denotatif dan akan
memberikan definisi yang sama. Makna konotatif lebih kepada hal yang sangat
personal dan hanya sedikit orang yang akan setuju dengan makna yang
disampaikan orang tersebut.

2.1.4 Message Vary in Abstraction

Pesan abstrak adalah pesan yang cakupannya lebih luas, umum serta tidak
konkrit dan spesifik. Pesan abstrak sangat subjektif tergantung cara orang

7
menginterpretasikannya. Contohnya jika disebutkan satu kata yaitu hiburan,
beberapa orang mungkin akan menginterpretasikan hiburan itu berfokus pada
film, yang lainnya pada musik dan yang lainnya mungkin komedi.
Agar pesan yang Anda sampaikan terdengar jelas, penting untuk memilih
kata-kata yang tepat. Kadang-kadang kata-kata yang umum dan abstrak mungkin
cocok untuk situasi tertentu, tapi kadang-kadang istilah yang lebih spesifik dan
konkrit akan lebih efektif. Sebagai contoh, ketika Anda menggunakan kata-kata
yang spesifik, Anda dapat membantu pendengar Anda memahami topik dengan
lebih baik.
Dalam situasi tatap muka, menggunakan istilah khusus dapat membantu
Anda menarik perhatian pendengar ke topik tertentu. Hal yang sama juga berlaku
saat menggunakan mesin pencari Internet, di mana dengan menggunakan
kata-kata khusus, Anda bisa menemukan informasi yang Anda butuhkan dengan
lebih mudah.

2.1.5 Message Vary in Politeness

Dalam komunikasi antarpribadi, kesopanan dapat dilihat dari kesantunan


positif dan negatif yang responsif terhadap kebutuhan setiap orang. Kebutuhan
untuk dipandang positif (dengan mempertahankan wajah positif) dan kebutuhan
untuk menjadi otonom (dengan mempertahankan wajah negatif) harus
dipertahankan dalam perilaku kesopanan interpersonal. Hal ini biasanya disebut
sebagai face threatening act atau tindakan mengancam wajah.
Meskipun kesopanan dianggap penting dalam kebanyakan budaya, definisi
dan aturan dalam mengekspresikannya bervariasi. Kesopanan juga penting dalam
interaksi bisnis dan kurangnya kesopanan di tempat kerja dapat merusak kinerja,
kreativitas, dan meningkatkan perputaran karyawan. Selain faktor budaya,
kepribadian dan pelatihan profesional serta konteks komunikasi juga
mempengaruhi kesantunan. Situasi yang formal membutuhkan kesopanan yang
lebih besar daripada situasi informal.

8
2.1.5.1 Politeness and Directness

Ketika berkomunikasi, kita sering menghadapi situasi di mana kita


perlu mempertimbangkan kesopanan dan keterusterangan dalam
menyampaikan pesan yang mendukung. Tindakan mengancam wajah (face
threatening act) dapat diutarakan secara tidak langsung untuk
memungkinkan orang lain mempertahankan otonomi mereka dengan
memberikan opsi untuk menolak permintaan kita secara sopan. Pernyataan
tidak langsung juga memungkinkan kita untuk menyampaikan preferensi
atau keinginan tanpa menyinggung orang lain dan mematuhi aturan
interaksi yang sopan.
Namun, wanita cenderung lebih banyak menggunakan pernyataan
tidak langsung daripada pria, yang dapat memiliki implikasi positif dan
negatif tergantung pada konteks dan persepsi budaya. Pernyataan tidak
langsung dapat dianggap lebih sopan, tetapi juga dapat dilihat sebagai
manipulatif atau kurang berwibawa. Di sisi lain, pernyataan langsung
dapat dianggap lebih jujur dan terus terang, tetapi juga dapat dianggap
kurang sopan.

2.1.5.2 Politeness In Inclusion and Exclusion

Kesantunan bisa dilihat dari perspektif inklusi dan eksklusi. Pesan


inklusif dianggap sopan karena mengakui keberadaan semua orang,
sedangkan pesan eksklusif dianggap tidak sopan karena mengecualikan
orang tertentu atau kelompok budaya. Contohnya, ketika membicarakan
topik medis, seorang dokter akan mengabaikan orang yang menurutnya
tidak setara dengannya dalam pemahaman medis. Penggunaan istilah atau
referensi tertentu juga dapat mengecualikan sebagian orang dari partisipasi
penuh dalam tindakan komunikasi. Oleh karena itu, penting untuk
memperhatikan dan mengakui keberadaan semua orang dalam
berkomunikasi. (Sizemore, 2004).

9
2.1.5.3 Politeness Online

Ketika online di Internet, ada aturan khusus kesopanan yang


disebut netiket atau twittiket di Twitter. Aturan ini membantu
berkomunikasi dengan sopan secara online dan juga meningkatkan
efisiensi pribadi. Berikut beberapa panduan utama untuk berkomunikasi
online dengan sopan :
1. Komunikasi yang singkat
2. Bersikap lembut dalam menolak permintaan
3. Selalu waspada dan berhati hati
4. Jangan menyombongkan diri

2.1.6 Messange Can Be Onymous or Anonymous

Beberapa pesan bersifat onymous atau “signed”; yaitu, penulis pesan bisa
diidentifikasi dengan jelas, seperti yang ada di buku pelajaran ataupun saat
berkomunikasi secara tatap muka. Dalam pesan jenis ini, kita memiliki
kesempatan untuk menanggapi langsung pembicara/penulis dan menyuarakan
pendapat kita, misalnya, persetujuan atau ketidaksetujuan kita. Lalu ada pesan lain
yang bersifat anonim, disini penulis tidak teridentifikasi. Misalnya, pada
kuesioner evaluasi fakultas, peringkat dan komentar dipublikasikan secara
anonim.
Internet sekarang telah sangat memudahkan anonimitas, sejumlah layanan
saat ini menyediakan pilihan untuk mengirim email ke atasan, mantan pasangan,
orang yang kita sukai, ataupun tetangga yang berisik secara anonim. Lalu, kita
tidak bertanggung jawab atas hasil pesan yang ditimbulkan, baik atau buruk.
Mampu mengekspresikan pemikiran yang tidak menyenangkan sambil tetap
anonim memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah dapat mendorong
kejujuran yang lebih besar.
Orang-orang dapat mengekspresikan pikiran, kecemasan, harapan, dan
impian mereka yang terdalam dengan kedalaman perasaan yang mungkin mereka
ragu-ragu untuk melakukannya saat mereka tidak anonim. Ada banyak situs web
yang memungkinkan kita menjaga anonimitas kita tetap terjaga untuk penggunaan

10
ini. Dalam situasi ini, tidak hanya pengirim yang anonim, tetapi juga para
pembaca pesan kita, yang kemungkinan besar akan menginspirasi orang untuk
mengungkapkan lebih banyak informasi dan mengungkapkannya lebih dalam
daripada yang seharusnya.
Kelemahan yang jelas adalah bahwa anonimitas dapat mendorong orang
untuk bertindak ekstrim —untuk menyuarakan pendapat yang keterlaluan—
karena tidak ada konsekuensi terhadap pesan tersebut. Tentunya hal ini dapat
dengan mudah memicu konflik. Dengan pesan anonim, kita tidak dapat
mengevaluasi kredibilitas sumbernya. Nasihat tentang depresi, misalnya, mungkin
datang dari seseorang yang tidak tahu apa-apa tentang depresi dan mungkin
membuat rekomendasi yang tidak berguna.

2.1.7 Message Can Be Deceive

Tidak mengherankan jika beberapa pesan benar dan beberapa menipu.


Faktanya, banyak yang menganggap berbohong sebagai hal yang biasa, baik
dalam politik, bisnis, atau hubungan interpersonal (Amble, 2005; Knapp, 2008).
Berbohong juga melahirkan kebohongan; ketika satu orang berbohong,
kemungkinan orang lain berbohong meningkat (Tyler, Feldman, & Reichert,
2006). Selain itu, orang lebih menyukai orang yang mengatakan kebenaran
daripada orang yang berbohong. Jadi berbohong perlu mendapat perhatian dalam
setiap pertimbangan komunikasi interpersonal.
Berbohong mengacu pada tindakan mengirim pesan dengan maksud
memberikan informasi yang kita yakini salah kepada orang lain. Pesan harus
dikirim untuk menipu dengan sengaja. Jika kita memberikan informasi palsu
kepada seseorang tetapi kita yakin itu benar, maka kita tidak berbohong. Kita
berbohong ketika mengirimkan informasi yang kita yakini tidak benar dan kita
bermaksud menyesatkan orang lain.
Seperti topik antarpribadi lainnya, ada perbedaan budaya dengan
berbohong—dalam cara berbohong didefinisikan dan cara berbohong
diperlakukan. Misalnya, ketika anak-anak bertambah besar, orang Cina dan
Taiwan menganggap berbohong tentang perbuatan baik yang mereka lakukan

11
sebagai hal yang positif (seperti yang kita harapkan untuk budaya yang
menekankan kesopanan), tetapi memuji perbuatan baik yang sama ini dipandang
negatif. (Lee et al., 2002).
Tipe-tipe penipuan:
● Penipuan Prososial: Untuk Mencapai Suatu Kebaikan
Kebohongan ini dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan bagi orang
yang dibohongi atau membohongi. Misalnya, memuji seseorang atas
pekerjaannya untuk meningkatkan kepercayaan dirinya atau mengatakan
bahwa ia terlihat hebat untuk membuat orang tersebut merasa senang.
Orang dewasa mungkin mengajarkan anak-anak tentang Sinterklas dan
peri gigi, misalnya, dengan alasan bahwa anak akan mendapatkan
keuntungan dari mitos-mitos ini.

Tidak sopan untuk tidak berbohong, sehingga kebohongan prososial


tertentu diantisipasi. Sebagai ilustrasi, tidak sopan untuk memberitahu
orang tua bahwa anak mereka jelek (meskipun kita sangat yakin bahwa
anak tersebut memang jelek). Kebohongan adalah satu-satunya respons
yang tepat. Ketika kita berbohong kepada seseorang yang akan menyakiti
orang lain, seperti musuh atau seseorang yang memiliki niat jahat, Anda
terlibat dalam bentuk penipuan prososial lainnya. Kebohongan ini juga
diharapkan, dan mengatakan yang sebenarnya mungkin akan membuat
Anda terlihat terlibat dalam kerugian yang diakibatkannya. Kebohongan
prososial diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, dan kebohongan ini
terus menjadi kebohongan yang paling umum diucapkan oleh anak-anak
(dan mungkin juga orang dewasa) (McGinley, 2000).

● Penipuan Peningkatan Diri: Untuk Membuat Diri Terlihat Baik


Peningkatan diri tidak selalu mencakup ketidakjujuran. Misalnya, teknik
pengelolaan kesan dapat digunakan untuk menarik perhatian pada
aspek-aspek diri Anda yang mungkin tidak segera dikenali oleh orang lain
sebagai sesuatu yang benar. Agar Anda dapat membangun kepercayaan

12
diri Anda, Anda dapat mengutip prestasi Anda. Jika keberhasilan ini nyata,
maka strategi pengelolaan kesan ini tidak menyesatkan.

Jadi, setiap teknik pengelolaan kesan mungkin juga mencakup penipuan


peningkatan diri pada saat yang bersamaan. Misalnya, Anda mungkin
menyoroti pencapaian Anda sambil mengabaikan kekurangan Anda,
mengingat kembali tindakan kedermawanan Anda sambil mengabaikan
tindakan egois, melebih-lebihkan keterampilan Anda, menyembunyikan
kondisi keuangan Anda, atau menggambarkan diri Anda jauh lebih
berprestasi daripada yang sebenarnya. Tentu saja, beberapa orang
berbohong untuk memperbaiki diri mereka sendiri. Misalnya, dalam
sebuah penelitian terhadap remaja Taiwan yang berkencan secara online,
sekitar 70% mengaku berbohong (Hung & Yang, 2013).

● Penipuan Egois: Untuk Melindungi Diri Sendiri


Kebohongan ini dimaksudkan untuk membuat Anda tetap aman.
Kadang-kadang sesederhana mengatakan bahwa Anda sedang sibuk dan
tidak mau menjawab telepon. Dalam hal ini, tidak ada yang benar-benar
dirugikan. Meskipun demikian, taktik penipuan egois tertentu mungkin
melibatkan tindakan yang merugikan orang lain. Untuk melindungi diri
sendiri sekaligus merusak reputasi kolega Anda, Anda mungkin, misalnya,
menyiratkan bahwa Anda melakukan sebagian besar pekerjaan untuk
laporan tersebut. Terkadang, Anda mungkin menyembunyikan informasi
untuk melindungi diri sendiri-seperti riwayat hubungan yang gagal, latar
belakang keluarga yang dipertanyakan, atau dipecat. Mungkin contoh
ketidakjujuran yang paling terkenal adalah menyembunyikan
perselingkuhan. Misalnya, Anda mungkin berbohong tentang satu
tindakan perselingkuhan untuk melindungi diri sendiri (dan mungkin juga
pasangan Anda), tetapi juga untuk menjaga dan mempertahankan
hubungan. Ini adalah contoh kebohongan egois yang dimaksudkan untuk
melindungi kemitraan.

13
● Penipuan Antisosial: Untuk Menyakiti Seseorang
Kebohongan ini dimaksudkan untuk mencelakakan orang lain. Di antara
kebohongan-kebohongan ini adalah menyebarkan rumor yang tidak benar
tentang seseorang yang Anda benci atau menuduh kandidat
saingannya-sesuatu yang sering Anda lihat dalam perdebatan politik-akan
suatu kesalahan. Untuk memenangkan cinta dan kesetiaan anak, orang tua
yang berseteru dapat menuduh satu sama lain melakukan sejumlah
kesalahan. Mungkin contoh yang paling mencolok dari penipuan antisosial
adalah menyalahkan orang lain atas kesalahan yang Anda lakukan sendiri.

2.1.8 Message Vary in Assertiveness

Prinsip pesan lainnya adalah pesan dapat bervariasi dalam


asertif/ketegasan. Asertif adalah kemampuan mengungkapkan diri, pandangan
atau apa yang diinginkan pada orang lain secara terbuka, namun tidak dengan cara
agresif. Orang yang asertif bersikap lebih positif dan lebih berpengharapan
dibandingkan orang yang tidak asertif. Dalam asertivitas, pihak-pihak yang
berkomunikasi berupaya untuk saling terbuka satu sama lain tanpa perlu
menyakiti atau menyerang satu sama lain.

Jika Anda tidak setuju dengan orang lain dalam suatu kelompok, apakah
Anda mengutarakan pendapat Anda? Atau Anda hanya membiarkan orang lain
memanfaatkan Anda karena Anda enggan mengatakan apa yang Anda inginkan?
Apakah Anda merasa takut atau tidak nyaman ketika Anda harus menyatakan
pendapat Anda dalam kelompok? Pertanyaan seperti ini menunjukkan tingkat
asertivitas/ketegasan seseorang.
Orang yang asertif memegang prinsip "Saya menang, Anda menang";
mereka menganggap bahwa kedua belah pihak dapat memperoleh sesuatu dari
interaksi interpersonal, bahkan dari sebuah konfrontasi. Orang yang asertif lebih
positif dan mendapat skor lebih rendah pada ukuran keputusasaan daripada orang
yang tidak asertif (Velting, 1999). Orang yang asertif/tegas bersedia untuk

14
menegaskan hak-hak mereka sendiri. Tidak seperti lawan yang agresif, mereka
tidak menyakiti orang lain dalam prosesnya. Orang yang asertif mengungkapkan
pikiran mereka dan mempersilahkan orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Sama seperti aspek komunikasi lainnya, ada perbedaan budaya yang luas
dalam hal asertivitas/ketegasan. Misalnya, nilai-nilai ketegasan lebih cenderung
diagungkan dalam budaya individualis daripada budaya kolektivis. Asertif lebih
dihargai oleh budaya-budaya yang menekankan persaingan, kesuksesan individu,
dan kemandirian. Hal ini kurang dihargai oleh budaya-budaya yang menekankan
kerjasama, kesuksesan kelompok, dan saling ketergantungan semua anggota satu
sama lain. Di beberapa budaya, asertif merupakan prinsip yang efektif tetapi di
beberapa budaya lainnya dapat menimbulkan masalah.
Banyak orang yang tidak asertif pada situasi tertentu, berikut cara
meningkatkan keterampilan asertif :
● Menganalisis komunikasi asertif.
Langkah pertama dalam meningkatkan keterampilan asertif adalah
memahami sifat komunikasi asertif. Amati dan analisis pesan orang lain.
Belajar membedakan perbedaan antara pesan asertif, agresif, dan non
asertif. Berfokuslah pada apa yang membuat satu perilaku asertif dan
perilaku lainnya tidak asertif atau agresif. Setelah memperoleh beberapa
keterampilan dalam mengamati perilaku orang lain, alihkan analisis ke diri
sendiri.

● Melatih komunikasi asertif.


Salah satu cara untuk melatih ketegasan adalah dengan menggunakan
teknik desensitisasi (Dwyer, 2005; Wolpe, 1958). Pilih situasi saat dimana
biasanya tidak asertif. Bangun hierarki yang dimulai dengan pesan yang
relatif tidak mengancam dan diakhiri dengan komunikasi yang diinginkan.
Kita dapat melatih komunikasi asertif dengan latihan berulang-ulang untuk
menghilangkan rasa takut dan cemas. Misalnya dengan melatih cara
menyuarakan pendapat dengan memvisualisasikannya dengan skenario
yang dibuat sebelumnya atau melatih gerak tubuh saat menyampaikan

15
pendapat nantinya. Akan lebih baik jika ini dilakukan di depan teman atau
sekelompok teman yang dipercaya dan suportif karena akan memberikan
umpan balik yang berguna. Lakukan ini sampai akhirnya tidak memiliki
kesulitan atau ketidaknyamanan lagi.

● Berkomunikasi dengan asertif.


Langkah ini merupakan langkah yang paling penting sekaligus yang paling
sulit. Inilah pola umum yang efektif untuk diikuti dalam berkomunikasi
secara asertif.
- Jelaskan masalahnya.
Jangan mengevaluasi atau menghakiminya. Pastikan untuk
menggunakan I-message (cara untuk mengekspresikan perasaan
dan pikiran dengan pembicaraan yang fokus dengan kata “aku”)
dan hindari pesan yang menuduh atau menyalahkan orang lain.
- Nyatakan bagaimana masalah ini memengaruhi kita. Beri tahu
orang itu bagaimana perasaan kita.
- Usulkan solusi yang bisa diterapkan.
Akan lebih baik jika solusi tersebut tetap menjaga reputasi atau
nama baik mereka. Jelaskan atau visualisasikan situasi jika solusi
tersebut diterapkan.
- Konfirmasi pemahaman. Pastikan lawan bicara sudah bisa
memahami dan menerima pendapat yang disampaikan.

2.1.9 Message Can Confirm and Disconfirm

Perilaku bahasa yang dikenal sebagai konfirmasi dan diskonfirmasi berkaitan


dengan sejauh mana kita mengakui orang lain. Psikolog William James pernah
mengamati bahwa "tidak ada hukuman yang lebih kejam yang dapat dirancang,
bahkan jika hal seperti itu mungkin secara fisik, selain itu seseorang harus
dilepaskan dalam masyarakat dan sama sekali tidak diperhatikan oleh semua
anggotanya." Dalam pengamatan yang sering dikutip ini, James mengidentifikasi

16
esensi diskonfirmasi (Veenendall & Feinstein, 1995; Watzlawick, Beavin, &
Jackson, 1967).
Disconfirmation adalah pola komunikasi dimana kita mengabaikan
kehadiran seseorang dan juga komunikasi yang dilakukan orang itu. Kita
menganggap orang tersebut serta apa yang dikatakannya tidak penting. Ini
berbeda dengan rejection/penolakan yang berarti kita tidak setuju dengan pesan
yang disampaikan dan enggan untuk menerima apa yang dikatakan dan dilakukan
orang tersebut. Contoh: A berjanjian dengan B untuk bertemu, namun A datang
terlambat. Hal itu membuat B marah. Disconfirmation terjadi ketika A
mengatakan kepada B “Kamu cerewet. Saya tidak mau dengar lagi, baik saya
terlambat, lalu mengapa? Sekarang biarkan saya nonton dengan tenang.”
Kebalikan dari disconfirmation, Confirmation terjadi ketika kita
mengakui kehadiran orang lain serta menunjukkan penerimaan kita terhadap
orang tersebut, definisi diri orang dan hubungan kita sebagaimana didefinisikan
atau dilihat oleh orang lain tersebut. Mengonfirmasi tanggapan sering mengarah
pada peningkatan harga diri dan penerapannya di sekolah telah terbukti
mengurangi ketakutan siswa di kelas dan secara tidak langsung meningkatkan
motivasi dan pembelajaran (Ellis, 2004).
Dalam contoh di atas, bila yang terjadi konfirmasi A akan mengatakan “Maaf,
saya terlambat. Pasti kamu lelah menunggu saya. Tapi jalan tadi sangat macet,
saya tidak bisa berbuat apa-apa.”
Perbedaan antara Diskonfirmasi dengan konfirmasi.

17
Dalam diskonfirmasi, kita dapat mengidentifikasi beberapa pernyataan
yang mengandung unsur rasisme, heteroseksisme, ageisme, atau seksisme. Ketika
persoalan rasisme, heteroseksisme, ageisme, atau seksisme tersebut
mengambil-alih cara seseorang menyampaikan pesan verbal, maka yang terjadi
adalah komunikasi yang terjadi secara tidak setara atau bersifat dehumanizing.
● Rasisme
Menurut Andrea Rich (1974), "bahasa apa pun yang sadar atau tidak sadar
oleh pengguna, menempatkan kelompok ras atau etnis tertentu dalam
posisi yang lebih rendah adalah rasis." Bahasa rasis mengekspresikan
sikap rasis. Akan tetapi, hal ini juga memberikan kontribusi terhadap
perkembangan sikap rasis pada mereka yang menggunakan atau atau
mendengar bahasa tersebut. Bahkan ketika rasisme itu tidak kentara, tidak
disengaja, atau bahkan tidak disadari, efeknya secara sistematis merusak
(Dovidio, Gaertner, Kawakami, & Hodson, 2002).

Rasisme ada di tingkat individu dan institusi. Rasisme individu melibatkan


sikap dan keyakinan negatif yang dipegang orang tentang ras tertentu.
Asumsi bahwa ras tertentu secara intelektual lebih rendah daripada ras
lainnya atau bahwa ras tertentu lain atau bahwa ras tertentu tidak mampu
mencapai prestasi tertentu adalah contoh yang jelas dari rasisme individu.

Rasisme pada institusi atau lembaga terlihat dalam pola-pola. Seperti pada
kenyataannya, segregasi sekolah, keengganan perusahaan untuk
mempekerjakan anggota kelompok minoritas, dan keengganan bank untuk
memberikan hipotek dan pinjaman bisnis kepada anggota dari beberapa
ras atau kecenderungan untuk mengenakan suku bunga yang lebih tinggi.

Perhatikan bahasa Anda mengenai:


- Istilah-istilah yang merendahkan anggota ras tertentu.
- Mempertahankan stereotip dan berinteraksi dengan anggota ras
lain berdasarkan stereotip tersebut.

18
- Menyertakan referensi ke ras jika tidak relevan, seperti dalam
"dokter bedah [nama ras]" atau "atlet [nama ras]."
- Mengaitkan masalah ekonomi atau sosial seseorang dengan ras
orang tersebut daripada, katakanlah, rasisme yang dilembagakan
atau masalah ekonomi umum mempengaruhi semua orang.
● Heterosexism juga ada pada tingkat individu dan kelembagaan.
Heteroseksisme individu terdiri dari sikap, perilaku, dan bahasa yang
meremehkan laki-laki gay dan lesbian dan termasuk keyakinan bahwa
semua perilaku seksual yang bukan heteroseksual adalah tidak wajar dan
patut dikritik dan dikutuk. Keyakinan ini adalah inti dari kekerasan anti
gay dan "bashing gay". Heteroseksisme individu juga mencakup
keyakinan seperti anggapan bahwa laki-laki gay atau lesbian lebih
cenderung melakukan kejahatan daripada heteroseksual (sebenarnya tidak
ada perbedaan) dan untuk menganiaya anak-anak daripada heteroseksual
(sebenarnya, penganiaya anak adalah laki-laki menikah yang sangat
heteroseksual) (Abel & Harlow, 2001; Koppelman, 2005). Heteroseksisme
institusional mudah diidentifikasi. Misalnya, larangan pernikahan gay di
sebagian besar negara bagian dan fakta bahwa saat ini hanya segelintir
negara bagian yang mengizinkan pernikahan gay adalah contoh yang baik
dari heteroseksisme institusional.

Bahasa heteroseksis termasuk istilah merendahkan yang digunakan untuk


lesbian dan laki-laki gay. Orang kerap melakukan “disconfirmation”
dengan mengabaikan bahwa kaum homoseksual ada, ketika berbicara,
menganggap bahwa secara umum orang ada heteroseksual.
● Ageism adalah prasangka terhadap kelompok usia tertentu. Ini biasa
dilakukan oleh individu, misalkan ketika bertemu dengan orang seumur
ayah kita, langsung berpikir bahwa mereka pasti gaptek, atau gagap
teknologi, atau institusi, misalnya membatasi usia seseorang boleh menjadi
presiden. Contoh ageism yang lain adalah ketika orang tua berpikir bahwa
remaja cenderung carefree, tidak bertanggung jawab. Dalam konteks

19
disconfirmation, seringkali keberadaan seseorang diabaikan karena
usianya.

Salah satu cara yang berguna untuk menghindari ageism adalah mengenali
dan menghindari stereotip tidak logis yang menjadi dasar bahasa ageist
dan memeriksa bahasa kita sendiri untuk melihat apakah kita melakukan
hal-hal berikut:
- Merendahkan seseorang karena dia lebih tua. Orang yang lebih tua
tidak secara mental lambat; kebanyakan orang tetap waspada
secara mental hingga usia lanjut.
- Segarkan kembali ingatan orang yang lebih tua setiap kali kita
bertemu dengannya. Orang yang lebih tua dapat mengingat banyak
hal.
- Menyiratkan bahwa hubungan romantis tidak lagi penting. Orang
yang lebih tua terus tertarik pada hubungan.
- Berbicara dengan volume yang sangat tinggi. Menjadi lebih tua
bukan berarti menjadi sulit mendengar atau tidak dapat melihat;
kebanyakan orang lanjut usia dapat mendengar dan melihat dengan
cukup baik, beberapa kali dengan alat bantu dengar atau kacamata.
- Hindari mengajak orang yang lebih tua untuk terlibat dalam
percakapan karena kita ingin terlibat. Orang lanjut usia tertarik
dengan dunia di sekitar mereka.
● Sexism. Sexism terjadi ketika seseorang bertindak atau memiliki
keyakinan tertentu didasarkan pada peran gender yang kaku. Misalkan,
menurut Felix Siau, perempuan yang bekerja dan lebih banyak di kantor
lebih layak disebut pekerja daripada ibu. Sexism bisa terjadi pada level
individu, misalkan perempuan berpikir bahwa seorang laki-laki tidak akan
bisa bersikap sensitif, atau pada level institusi, misalkan perusahaan tidak
mau mempekerjakan perempuan karena dianggap akan banyak bolos
untuk keperluan keluarga.

20
2.1.10 Message Vary in Cultural Sensitivity (Pesan Bervariasi dalam
Sensitivitas Budaya)

Menyadari bahwa pesan bervariasi dalam kepekaan budaya merupakan


langkah besar untuk mengembangkan konfirmasi dan menghindari pesan yang
tidak mengkonfirmasi. cara terbaik untuk mengembangkan bahasa non rasis, non
heteroseksis, nonagist, dan non seksis adalah dengan memeriksa mengidentifikasi
budaya yang disukai untuk digunakan dalam berbicara dengan anggota kelompok
yang berbeda.
Perlu diingat, bagaimanapun istilah yang disukai sering berubah dari
waktu ke waktu, jadi tetap berhubungan dengan preferensi terbaru. Preferensi dan
banyak contoh spesifik yang diidentifikasi disini sebagian besar diambil dari
temuan Satuan Tugas tentang Bahasa Bebas Bias dari Asosiasi Pers Universitas
Amerika (Schwartz, 1995; Faigley, 2009)
● Ras dan Kebangsaan Umumnya, sebagian besar orang Afrika-Amerika
lebih memilih orang Afrika-Amerika daripada orang kulit hitam, meskipun
hitam sering digunakan dengan orang kulit putih, serta dalam berbagai
konteks lainnya. American Psychological Association merekomendasikan
agar kedua istilah dikapitalisasi, tetapi Chicago Manual of Style (panduan
yang digunakan oleh sebagian besar surat kabar dan penerbit)
merekomendasikan penggunaan huruf kecil.

Istilah Negro dan kulit berwarna, meskipun digunakan atas nama beberapa
organisasi (misalnya, United Negro College Fund dan National
Association for the Advancement of Colored People), tidak lagi digunakan
di luar konteks ini. Orang kulit berwarna merupakan sebuah istilah sastra
yang terdengar cocok untuk berbicara di depan umum tetapi canggung di
sebagian besar percakapan lebih disukai daripada bukan kulit putih, yang
menyiratkan bahwa keputihan adalah norma dan keputihan adalah
penyimpangan dari norma itu.

21
Putih umumnya digunakan untuk merujuk pada mereka yang berakar pada
budaya Eropa dan biasanya tidak termasuk Hispanik. Serupa dengan
Afrika-Amerika, yang didasarkan pada tradisi panjang istilah-istilah
seperti Irlandia-Amerika dan Italia-Amerika adalah ungkapan
Eropa-Amerika. Namun, hanya sedikit orang Eropa-Amerika yang
menyebut diri mereka seperti itu. sebagian besar lebih suka menekankan
asal-usul kebangsaan mereka, seperti misalnya, di Jerman-Amerika atau
Yunani-Amerika.

Secara umum, istilah Hispanik mengacu pada siapa saja yang


mengidentifikasi diri sebagai bagian dari budaya berbahasa Spanyol.
Latina (wanita) dan Latino (pria) mengacu pada orang yang berasal dari
salah satu negara Amerika Latin, seperti Haiti, Republik Dominika,
Nikaragua, atau Guatemala.

Orang Amerika Hispanik mengacu pada penduduk AS yang keturunannya


berasal dari budaya Spanyol; istilah tersebut mencakup orang-orang dari
Meksiko, Karibia, dan Amerika Tengah dan Selatan. Namun, dalam
menekankan warisan Spanyol, istilah tersebut benar-benar tidak akurat
karena mengabaikan sejumlah besar orang di Karibia dan Amerika Selatan
yang berasal dari Afrika, Amerika Asli, Perancis, atau Portugal. Chicana
(perempuan) dan Chicano (laki-laki) merujuk pada person dengan akar di
Meksiko, meskipun sering berkonotasi dengan sikap nasionalis dan
dianggap ofensif oleh banyak orang Amerika Meksiko. Umumnya
Meksiko Amerika lebih disukai.

Inuk (jamak Inuit), juga dieja dengan dua n (Innuk dan Innuit), lebih
disukai daripada Eskimo atau istilah yang digunakan Biro Sensus AS,
yang diterapkan pada masyarakat adat Alaska dan Kanada oleh orang
Eropa dan secara harfiah berarti “pemakan daging mentah.”

22
Kata India secara teknis hanya mengacu pada seseorang dari India, bukan
anggota negara Asia lainnya atau penduduk asli Amerika Utara. Indian
Amerika atau Amerika Asli lebih disukai,meskipun banyak penduduk asli
Amerika menyebut diri mereka sebagai orang india.

Kata squaw, digunakan untuk menyebut seorang wanita penduduk asli


Amerika dan masih digunakan dalam nama beberapa tempat di Amerika
Serikat dan di beberapa buku, dan merupakan istilah yang harus dihindari
penggunaannya karena hampir selalu negatif dan menghina.

Di Kanada, penduduk asli disebut orang pertama atau bangsa pertama.


Istilah penduduk asli Amerika paling sering digunakan untuk menyebut
orang yang lahir di Amerika Serikat. Meskipun secara teknis istilah
tersebut dapat merujuk pada siapa saja yang lahir di Amerika Utara atau
Selatan, orang-orang di luar Amerika Serikat pada umumnya lebih suka
sebutan yang lebih spesifik, seperti Argentina, kuba atau Kanada. istilah
penduduk asli menggambarkan penduduk asli yang tidak digunakan untuk
menunjukkan "seseorang yang memiliki budaya yang kurang
berkembang".

Muslim adalah bentuk yang lebih disukai untuk menyebut seseorang yang
menganut ajaran agama Islam. Quran adalah ejaan yang lebih disukai
untuk kitab suci Islam. orang Yahudi (jewish) sering lebih disukai
daripada orang Yahudi (jews) dan orang Yahudi (jewes) atau seorang
wanita Yahudi dianggap merendahkan. Akhirnya, istilah non Kristen harus
dihindari, karena ini mengartikan bahwa orang yang memiliki kepercayaan
lain menyimpang dari norma.

Ketika sejarah ditulis dari perspektif Eropa, Eropa diambil sebagai titik
fokus dan bagian dunia lainnya ditentukan berdasarkan lokasinya yang
relatif terhadap benua itu. jadi orang dari Asia adalah orang Asia, sama

23
seperti orang dari Afrika adalah orang Afrika dan orang dari Eropa adalah
orang Eropa.
● Afeksi Orientasi
Gay adalah istilah yang lebih disukai untuk merujuk pada seorang pria
yang memiliki orientasi afeksi terhadap laki-laki lain, dan lesbian adalah
istilah yang lebih disukai untuk seseorang wanita yang memiliki orientasi
afeksi terhadap wanita lain. homoseksual mengacu pada pria gay dan
lesbian dan menggambarkan orientasi seksual sesama jenis tetapi
umumnya dianggap menghina; karena wanita lesbian dan pria gay lebih
disukai. definisi gay dan lesbian melampaui orientasi seksual dan
merujuk pada identitas diri sebagai pria gay atau wanita lesbian.

Gay paling baik digunakan hanya sebagai kata sifat. karena sebagai
sebagian besar pemikiran ilmiah berpendapat bahwa seksualitas bukanlah
soal pilihan istilah orientasi seksual dan orientasi afeksi ini lebih disukai
daripada preferensi seksual atau status seksual yang juga tidak jelas.
Dalam kasus pernikahan sesama jenis ada dua suami dan dua istri dalam
perkawinan laki-laki setiap orang disebut sebagai suami dan dalam
perkawinan perempuan setiap orang itu disebut sebagai istri, jadi beberapa
pasangan sesama jenis terutama yang belum menikah itu lebih menyukai
istilah "pasangan" atau "kekasih".
● Usia kata orang yang lebih tua lebih disukai daripada kata tetua atau
sesepuh, lansia, lanjut usia atau warga lanjut usia yang secara teknis
mengacu pada seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun. namun biasanya
istilah yang menunjukkan usia tidak diperlukan. kadang-kadang, tentu saja
kita perlu merujuk pada kelompok usia seseorang tapi seringkali usia itu
tidak relevan sama seperti istilah orientasi rasio atau afeksi biasanya tidak
relevan.
● Jenis Kelamin dan Gender Umumnya istilah gadis harus digunakan
hanya untuk merujuk pada perempuan yang sangat mudah dan setara
dengan laki-laki. wanita dievaluasi secara negatif oleh banyak orang

24
karena berkonotasi dengan stereotip wanita yang sopan. sebutan wanita
muda lebih disukai, istilah nyonya yang awalnya merupakan sebutan
kehormatan yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat sebaiknya
dihindari karena saat ini sering digunakan sebagai teks verbal untuk
berkomentar secara tidak langsung tentang usia atau status perkawinan
dari wanita tersebut.
● Transgender, orang-orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai lawan
jenis dari jenis kelamin yang mereka miliki saat lahir dan yang mungkin
gay atau heteroseksual( laki-laki atau perempuan) disapa sesuai dengan
jenis kelamin yang mereka identifikasi sendiri. jadi jika orang tersebut
mengidentifikasi dirinya sebagai seorang wanita, makan sama feminim
dan kata ganti harus digunakan terlepas dari jenis kelamin yang mereka
identifikasi sendiri. jadi jika orang tersebut mengidentifikasi dirinya
sebagai seorang wanita, nama feminim dan kata ganti harus digunakan
terlepas dari jenis kelamin biologis orang tersebut. jika orang tersebut
mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki, maka nama maskulin dan kata
ganti harus digunakan.
● Waria orang yang kadang-kadang lebih suka menghilangkan pakaian dari
jenis kelamin selain dari yang ditugaskan pada mereka saat lahir dan
mungkin gay atau lurus mau laki-laki ataupun perempuan, mereka disapa
berdasarkan pakaian mereka. jika orang tersebut berpakaian seperti wanita
terlepas dari jenis kelamin ditentukan sejak mereka lahir ia di rujuk dan
disapa dengan kata ganti feminim dan nama feminim. jika orang tersebut
berpakaian seperti laki-laki terlepas dari jenis kelamin yang ditentukan
sejak lahir maka ia dirujuk dan disapa kata ganti maskulin dan nama
maskulin.

25
2.2 Guidelines for Using Verbal Messages Effectively

2.2.1 Extensionalize: Avoid Intensional Orientation

Kecenderungan untuk melihat orang, benda, dan peristiwa dalam hal


bagaimana mereka dideskripsikan atau dilabeli daripada dalam hal bagaimana
mereka sebenarnya dikenal sebagai orientasi intensional. Kebalikannya adalah
orientasi ekstensional, yang memiliki kecenderungan untuk dipengaruhi oleh apa
yang kita amati daripada bagaimana sesuatu atau seseorang dibicarakan atau
diberi label. Ini adalah kecenderungan untuk melihat terlebih dahulu pada orang,
objek, dan peristiwa yang sebenarnya dan kemudian pada labelnya.
Ketika kita berperilaku seolah-olah kata-kata dan label lebih penting
daripada objek yang mereka gambarkan-seolah-olah peta lebih penting daripada
wilayahnya, kita bertindak dengan orientasi intensional. Pada manifestasi yang
paling ekstrim, orientasi intensional bermanifestasi sebagai ketakutan seseorang
terhadap anjing, yang menyebabkan mereka mulai berkeringat saat melihat anjing
atau saat mendengar orang lain membicarakannya. Dalam hal ini, subjek bereaksi
terhadap sebuah label seolah-olah label tersebut adalah benda itu sendiri. Dalam
bentuk yang lebih umum, orientasi intensional terjadi ketika kita menilai orang
lain berdasarkan bayangan yang kita pegang tentang mereka, bukan berdasarkan
tindakan yang mereka lakukan. Misalnya, hal ini terjadi ketika kita memiliki opini
yang tidak berdasar tentang seorang dosen sebelum mengenal mereka secara
pribadi.
Berfokus pada benda, orang, atau peristiwa itu sendiri, dan kemudian pada
cara benda, orang, atau peristiwa itu dibicarakan, adalah koreksi terhadap orientasi
intensional. Tidak diragukan lagi label merupakan petunjuk yang berguna, tetapi
perlu diingat, apa yang ingin direpresentasikan oleh label tersebut.

2.2.2 See the Individual: Avoid Allness

Dunia ini sangatlah kompleks, oleh karena itu kita tidak akan pernah bisa
mengatakan semua yang bisa dikatakan tentang apapun—setidaknya tidak secara
logis. Terutama ketika berhadapan dengan orang lain. Kita mungkin mengira

26
kalau kita tahu semua hal yang perlu diketahui tentang individu tertentu atau
tentang mengapa mereka melakukan sesuatu, namun jelas kita tidak tahu
semuanya. Ketika kita menganggap bahwa kita dapat mengatakan semua atau
telah mengatakan semua yang dapat dikatakan, kita masuk ke dalam pola
pemikiran tidak logis yang disebut allness (kesemuaan).
Misalnya, kita pergi kencan pertama dengan seseorang yang selama satu
jam pertama ternyata kurang menarik dari yang kita inginkan. Karena kesan
pertama ini, kita mungkin menyimpulkan bahwa dia adalah seseorang yang
membosankan. Namun bisa saja dia hanya sedang merasa tidak nyaman atau
pemalu selama kencan pertama itu. Masalahnya di sini adalah kita berisiko
menilai seseorang berdasarkan kenalan yang sangat singkat. Lalu, jika kita
mendefinisikan orang ini sebagai orang yang membosankan, kemungkinan besar
kita akan memperlakukan orang tersebut sebagai orang yang membosankan dan
memenuhi ramalan kita sendiri.
Benjamin Disraeli, Perdana Menteri Inggris, pernah berkata "Sadar bahwa
Anda bodoh adalah langkah besar menuju pengetahuan." Pengamatan ini adalah
contoh yang sangat baik dari sikap non allness. Jika kita menyadari jika masih ada
lebih banyak hal lagi untuk dipelajari, untuk dilihat, dan untuk didengar, kita akan
membiarkan diri kita terbuka terhadap informasi tambahan, dan kita juga akan
lebih siap untuk mengasimilasikan.
Beberapa orang terlalu sering menggunakan kata semacam "dan lain-lain."
diakhir kalimatnya untuk mengingatkan diri sendiri secara mental bahwa masih
ada lebih banyak hal yang perlu diketahui dan untuk dikatakan.

2.2.3 Distinguish between Facts and Inferences: Avoid Fact-Inference


Confusion

Bahasa memungkinkan kita untuk membentuk pernyataan fakta dan opini


tanpa membuat perbedaan linguistik di antara keduanya. Sama seperti pada saat
mendengarkan pernyataan seperti itu, kita sering tidak membuat perbedaan yang
jelas antara pernyataan fakta dan pernyataan interferensial. Namun ada perbedaan
besar antara kedua hal tersebut. Hambatan untuk berpikir jernih dapat dibuat

27
ketika kesimpulan diperlakukan sebagai fakta bahaya yang disebut dengan
fact–inference confusion (kebingungan fakta-inferensi).
Misalnya, kita bisa membuat pernyataan tentang objek/peristiwa yang
diamati, dan kita juga dapat membuat pernyataan tentang objek/peristiwa yang
tidak diamati. Dalam bentuk atau struktur, pernyataan ini serupa atau tidak dapat
dibedakan satu sama lain dengan analisis gramatikal apa pun. Misalnya, kita
mengatakan, "Dia mengenakan jaket biru" dan juga "Dia menyimpan kebencian
yang tidak masuk akal". Jika kalimat-kalimat ini dibuat menjadi diagram, mereka
akan menghasilkan struktur yang identik, namun itu adalah jenis pernyataan yang
berbeda. Di kalimat pertama, kita bisa mengamati jaket dan warna birunya;
kalimat tersebut merupakan pernyataan faktual. Tapi bagaimana kita mengamati
"kebencian yang tidak masuk akal"? Pastinya ini bukan pernyataan deskriptif
tetapi pernyataan inferensial, pernyataan yang kita buat bukan semata-mata atas
dasar apa yang kita amati saja tetapi atas dasar apa yang kita amati dan ditambah
kesimpulan sendiri.
Tidak masalah jika kita membuat pernyataan inferensial sebab kita juga
harus membuatnya jika ingin membicarakan banyak hal yang bermakna. Namun,
masalah muncul ketika kita bertindak seolah-olah pernyataan inferensial itu
adalah pernyataan faktual.
Perbedaan pernyataan inferensial dan pernyataan faktual dapat dilihat pada
tabel berikut:

Perbedaan ini menyoroti perbedaan penting antara pernyataan faktual dan


inferensial dan didasarkan pada diskusi William Haney (1973) dan Harry
Weinberg (1959). Membedakan antara dua jenis pernyataan ini bukan berarti salah
satunya lebih baik dari yang lainnya. Kedua jenis pernyataan ini berguna dan

28
sama pentingnya. Ditekankan kembali bahwa masalah akan muncul ketika
pernyataan inferensial diperlakukan seolah-olah itu adalah fakta. Pernyataan
inferensial dapat diungkapkan sebagai tentatif. Harus diketahui bahwa pernyataan
seperti itu mungkin saja salah, maka biarkan terbuka kemungkinan alternatif lain.

2.2.4 Discriminate Among: Avoid Indiscrimination

Alam tampaknya membenci kesamaan setidaknya sebanyak ruang hampa


karena tidak ada tempat di alam semesta yang dapat Anda temukan entitas yang
identik. Semuanya unik. Akan tetapi, bahasa menyediakan kata benda yang
umum, seperti guru, siswa, teman, musuh, perang, politikus, liberal, dan
sejenisnya yang dapat membuat Anda berfokus pada kesamaan. Kata benda
seperti itu dapat mengarahkan Anda untuk mengelompokkan semua guru, semua
siswa, dan semua teman dan mungkin mengalihkan perhatian dari keunikan
masing-masing individu, objek, dan peristiwa. Discrimination adalah bentuk
stereotip yang, terjadi ketika kita berfokus pada kelas atau kelompok darimana
individu tersebut berasal dan bukan berdasarkan keunikan mereka. Contoh: A
sama saja dengan anggota kelompok lainnya: malas, bodoh dan sombong.
Penangkal yang berguna untuk diskriminasi adalah perangkat ekstensional
yang disebut indeks, subskrip mental yang mengidentifikasi setiap individu dalam
kelompok sebagai individu, meskipun semua anggota kelompok dapat dicakup
oleh label yang sama. Misalnya pada anggota kelompok budaya, bangsa, atau
agama; ketika Anda memikirkan orang Irak 1 dan orang Irak2, Anda akan
diingatkan bahwa tidak semua orang Irak itu sama. Semakin banyak Anda
melakukan diskriminasi di antara individu yang dicakup oleh label yang sama,
semakin kecil kemungkinan Anda melakukan diskriminasi terhadap grup mana
pun.

2.2.5 Talk about the Middle: Avoid Polarization

Polarization adalah kecenderungan untuk melihat lingkungan dan


mendeskripsikannya dalam kubu yang ekstrem, baik atau buruk, positif atau
negatif, sakit atau sehat, pintar atau bodoh, kaya atau miskin. Respons tengah ini

29
(dibandingkan dengan yang berlawanan) mungkin lebih sulit untuk dipikirkan dan
membutuhkan lebih banyak waktu. Tanggapannya juga harus berupa kata-kata
panjang atau frasa dari beberapa kata. Dan orang yang berbeda mungkin akan
kurang setuju pada tanggapan tengah ini daripada sebaliknya.
Anda dapat melihat contoh polarisasi pendapat tentang Timur Tengah,
dengan beberapa orang sepenuhnya dan sepenuhnya mendukung satu sisi dan
yang lain sepenuhnya dan sepenuhnya mendukung sisi lain. Tapi jelas ekstrim ini
tidak mencakup semua kemungkinan, dan pemikiran terpolarisasi benar-benar
mencegah kita untuk menerima jalan tengah yang luas yang ada pada semua
masalah tersebut.

2.2.6 Update Messages: Avoid Static Evaluation

Bahasa berubah sangat lambat, terutama jika dibandingkan dengan


kecepatan cepat perubahan orang dan benda. Ketika Anda mempertahankan
evaluasi terhadap seseorang, terlepas dari perubahan yang tak terelakkan pada
orang tersebut, Anda terlibat dalam evaluasi statis.
Alfred Korzybski (1933) menggunakan ilustrasi yang menarik sehubungan
dengan hal ini: Di dalam sebuah tangki terdapat ikan besar dan banyak ikan kecil
yang merupakan sumber makanan alaminya. Diberi kebebasan di dalam tangki,
ikan besar akan memakan ikan kecil. Setelah beberapa waktu, tangki dipartisi,
dengan ikan besar di satu sisi dan ikan kecil di sisi lain, hanya dipisahkan oleh
kaca. Untuk sementara, ikan besar akan mencoba memakan ikan kecil tetapi
gagal; setiap kali mencoba, itu akan menabrak partisi kaca. Setelah beberapa
waktu ia akan belajar bahwa mencoba memakan ikan kecil itu berarti kesulitan,
dan ia tidak akan mengejar mereka lagi. Sekarang, bagaimanapun, sekat itu
dihilangkan, dan ikan-ikan kecil berenang mengelilingi ikan-ikan besar. Tetapi
ikan besar tidak memakannya dan malah akan mati kelaparan sementara makanan
alaminya berenang ke mana-mana. Ikan besar telah mempelajari pola perilaku,
dan meskipun wilayah sebenarnya telah berubah, petanya tetap statis.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain karena ada makna yang
dimengerti bersama. Makna yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki
pengalaman yang sama. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang
disampaikan tepat, dapat dimengerti dan dapat diterima oleh komunikan. Dalam
pesan verbal, ada beberapa prinsip yang ada seperti pesan denotatif dan konotatif,
pesan bisa menipu, dan pesan yang bervariasi dalam sensitivitas budaya. Selain
itu juga ada beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam pesan atau
komunikasi verbal seperti hindari orientasi intensional, hindari polarisasi, dan
hindari tindakan komunikasi pandang bulu.

3.2 Saran

Proses komunikasi merupakan pertukaran informasi. Maka dalam


menyampaikan informasi komunikator hendaknya memperhatikan komunikan
dari beberapa segi yaitu usia, jenis kelamin, dan ras agar informasi yang
disampaikan menjadi lebih efektif dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

31
DAFTAR PUSTAKA

DeVito, J. A. (2016). DeVito: Interpersonal Communication Book Global Edition


14ed. Pearson Higher Education & Professional Group.
What is Communication? Verbal, Non-Verbal & Written | SkillsYouNeed. (n.d.).
Skills You Need. Retrieved February 22, 2023, from
https://www.skillsyouneed.com/ips/what-is-communication.html

32

Anda mungkin juga menyukai