Anda di halaman 1dari 12

MENGUNAKAN MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata


Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Elvitamala, M.pd.

Program studi : ekonomi syariah 1A

Disusun oleh kelompok 4 :


Silvia ananda 220261003
Anisa putri lestari 220261014
Danang aryanto 220261004

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

TULANG BAWANG LAMPUNG

TA. 2022M / 1444H


1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami
dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan
Nya mungkin Penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa
Sholawat serta Salam Senantiasa Tercurahkan Kepada junjungan kita Nabi Agung, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman Jahiliah ke zaman yang terang
benderang ini.

Laporan Makalah ini berisi materi tentang Mengunakan Makna Denotatif dan Konotatif.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah membantu Kami dalam mengerjakan Makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalahini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun, guna
terciptanya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.

Tulang Bawang, 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 4

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Makalah 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Makna ......................................................................................... 5

2.2 Makna Denotatif ........................................................................................... 6

2.3 Makna Konotatif .......................................................................................... 8

2.4 Perbedaan makna Denotatif dan Makna Konotatif ........................................ 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 11

3.2 Saran ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh
masyarakat untuk tujuan komunikasi. Dalam ilmu bahasa dibagi lagi ada beberapa ilmu.
Diantaranya: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan sebagainya. Dalam
makalah ini, akan dipelajari Analisis Semantik.Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan
sesamanya, mengungkapkan pikiran, pengalaman, dan pengetahuannya kepada orang lain
(wirjosoedarmo dalam wardani, 2010:1). Secara singkat dan populer dapatlah kita katakan
bahwa “semantik adalah telaah mengenai makna” (George,1964:1). Dari pengertian sederhana
tersebut dapat kita simpulkan bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna.
Kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, semantik juga banyak ditelaah atau dianalisis. Salah
satunya dalam karya sastra, baik puisi, prosa, drama, novel dan lain-lain. Berdasarkan ada dan
tidaknya nilai rasa, makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif.

1.2 Rumus Masalah

1. Apa Pengertian dari Makna?

2. Apa Pengertian dari Makna Denotatif?

3. Apa Pengertian dari Makna Konotatif?

4. Apa Perbedaan Makna Denotatif dan Makna Konotatif?

1.3 Tujuan Makalah

1. Mengetahui Tentang Makna

2. Mengetahui Tentang Makna Denotatif

3. Mengetahui Tentang Makna Konotatif

4. Mengetahui Tentang Perbedaan Makna Denotatif dan Makna Konotatif

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Makna

Makna memiliki arti penting untuk memaknai sebuah kalimat. Makna dapat dibedakan
berdasarkan intonasi kalimat, kontek atau situasi dan cakapan kata tersebut dalam kalimat.
Makna kata adalah maksud suatu kata atau isi suatu pembicaraan atau pikiran.

2.2 Makna Denotatif

Makna denotatif atau makna denotasi adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang
dikandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut maka konseptual,
makna denotasional atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain. Pada dasarnya
sama dengan makna referensial sebab makna denotasi ini lazim diberi penjelasan sebagai
makna yang sesuai dengan hasil menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman lainnya.

Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama pada sebuah kata yang
secara bebas memegang peranan penting di dalam ujaran (Lyons, I, 1977:208). Dalam
beberapa buku pelajaran, makna denotasi sering juga disebut makna dasar, makna asli, atau
makna pusat.

Selain itu itu Makna denotasi juga merupakan makna yang sebenarnya, sama dengan makna
lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif
tidak mengalami perubahan makna.

Contoh:

1. Mas parto membeli susu sapi.

2. Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal.

3. Andi makan roti.

4. Irma menulis surat di meja belajar.

5. Yuma minum susu.


5
Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna
dasarnya.

Contoh:

1. Merah : warna seperti warna darah.

2. Ular : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa makna denotasi adalah makna
sebenarnya yang apa adanya sesuai dengan indera manusia. Kata yang mengandung makna
denotatif mudah dipahami karena tidak mengandung makna yang rancu walaupun masih
bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya adalah makna yang telah diketahui
secara jelas oleh semua orang.

Berikut ini beberapa contoh kata lain yang mengandung makna denotatif:

1. Dia adalah wanita cantik

Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita yang berkulit putih, berhidung
mancung, mempunyai mata yang indah dan berambut hitam legam.

2. Tami sedang tidur di dalam kamarnya.

Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Tami sedang beristirahat dengan
memejamkan matanya (tidur).

Makna Denotatif atau juga sering disebut Denotasi adalah makna yang sebenarnya, yang sama
dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat
yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.

Contoh:

1. Mas parto membeli susu sapi.

2. Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal.

6
Masih banyak contoh kata-kata lain yang mengandung makna denotatif selama kata itu tidak
disertai dengan kata lain yang dapat membentuk makna yang berbeda seperti contoh kata
wanita yang makna denotasinya adalah seorang perempuan dan bukan laki-laki. Namun bila
kata wanita disertai dengan kata malam (wanita malam) maka akan menghasilkan makna lain
yaitu wanita yang dikonotasikan sebagai wanita nakal.

2.3 Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna yang bukan makna sebenarnya. Makna ini biasanya
digunakan dalam konteks sindiran. Makna konotatif sebenarnya adalah makna denotasi yang
mengalamipenambahan.

Contoh:

1. Joni adalah sampah masyarakat di kampungnya.

2. Andi menjadi kambing hitam dalam masalah tersebut.

3. Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam =
wts).

Bu Marcella sangat sedih Makna konotasi adalah makna yang juga bisa bersifat sindiran dan
merupakan makna denotasiyang mengalami penambahan.

Contoh:
1. karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir).

Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai
rasa atau gambar tertentu.

Contoh:

Makna dasar ( Denotasi ) Makna tambahan ( Konotasi )

Merah : Warna Berani/dilarang

Ular : Binatang Menakutkan/berbahaya

7
Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama,
yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa
rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi.

Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:

1. Konotasi
positif
Contohnya
- Suami istri

- Tunanetra

- Pria

2. Konotasi
negative
Contohnya:.

- Laki bini

- Buta

- Laki-laki

Zgusta (1971:38) berpendapat makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata
ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai. Menurut Harimurti
(1982:91) “aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasrkan atas perasaan atau
pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca)”.

8
Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai “nilai
rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai rasa maka dikatakan tidak
memilikikonotasi, tetapi dapat juga disebut berkonotasi netral. Positif dan negatifnya nilai
rasa sebuahkata seringkali juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen kata itu sebagai
sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif maka akan bernilai
rasa yang positif; dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang negatif maka akan bernilai
rasa negatif. Misalnya, burung garuda karena dijadikan lambang negara republik Indonesia
maka menjadi bernilai rasa positif sedangkan makna konotasi yang bernilai rasa negatif seperti
buaya yang dijadikan lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu menahu
kalau dunia manusia Indonesia menjadikan mereka lambang yang tidak baik.

Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu dengan
kelompok masyarakat yang lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma-norma penilaian
kelompok masyarakat tersebut. Misalnya kata babi, di daerah-daerah yang penduduknya
mayoritas beragama islam, memiliki konotasi negatif karena binatang tersebut menurut hukum
islam adalah haram dan najis. Sedangkan di daerah-daerah yang penduduknya mayoritas bukan
islam seperti di pulau Bali atau pedalama Irian Jaya, kata babi tidak berkonotasi negatif.

Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini
berkonotasi negatif karena berarti “cerewet” tetapi sekarang konotasinya positif. Sebaliknya
kata perempuan dulu sebelum zaman Jepang berkonotasi netral, tetapi kini berkonotasi negatif.

2.4 Perbedaan Makna Denotatif dan Makna Konotatif

Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata
yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.

Makna denotatif adalah makna asli, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem.
Makna denotatif sama dengan makna leksikal. Misal kata “babi” bermakna binatang yang biasa
diternakkan dan diambil dagingnya. Sedangkan makna konotatif adalah makna lain yang
“ditambahkan” pada makna denotatitif.

Perhatikan contoh berikut ini.

1. Anton menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut.

2. Anton membeli kambing hitam kemarin sore.

9
Kata “kambing hitam” pada kalimat (a) tidak diartikan sebagai seekor hewan (kambing) yang
warnanya hitam. Karena, jika diartikan demikian, makna keseluruhan kalimat tersebut tidak
logis atau tidak dapat dipahami. Makna kata “kambing hitam” pada kalimat (a) adalah
tersangka dalam suatu perkara yang tidak dilakukan. Makna “kambing hitam” pada kalimat (a)
inilah yang disebut dengan makna konotasi. Berbedahalnya dengan kalimat (a),”kambing
hitam” pada kalimat yang (b) memiliki makna seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam.
Makna “kambing hitam” pada kalimat
(b) inilah yang disebut dengan makna denotasi.

Secara singkat makna konotasi dapat diartikan sebagai makna tidak sebenarnya padakata atau
kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias.
Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yangdiberikan pada kata atau
kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik.

Sedangkan makna denotasi adalah makna sebenarnya yang terdapat pada kata tersebut. Atau
secara singkat makna denotasi diartikan sebagai makna sebenarnya. Makna sebenarnya yang
dimaksud adalah makna dasar kata yang terdapat dalam kamus (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).

10
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Makna Denotatif atau juga sering disebut Denotasi adalah makna yang sebenarnya, yang sama
dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual.

Makna Konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya, yang umumnya bersifat sindiran dan
merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini
lebih baik dan bermanfaat untuk kita semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka,
1991.

Ervina, Eka Yani. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Tiga


Dua Http://id.wikipedia.org/wiki/makna-denotasi-konotasi/2012/04
Soedjito, Kosakata Bahasa Indonesia, Jakarta:GramediA, 1990
Tarigan, Jago, Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Jakarta: UT, 2002.

12

Anda mungkin juga menyukai