Anda di halaman 1dari 25

PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN KOGNITIF
KOGNITIF DAN
DAN BAHASA
BAHASA

KELOMPOK 2

Risma Ardianti 210002301026

Rosfida Sitoris 210002301027

Suci Nurul Harjianty AR 210002301028


Sukmawati Salihun 210002301029

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN ILMU


PENGETAHUAN SOSIAL
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
MAKASSAR
2021
1 PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN KOGNITIF
KOGNITIF DAN
DAN BAHASA
BAHASA

2
MAIN
3 MENU Risma Ardianti
KELOMPOK 2

210002301026

4
Rosfida Sitoris 210002301027

Suci Nurul Harjianty AR 210002301028


Sukmawati Salihun 210002301029
PROGRAM STUDI PEDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL

5 PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI


MAKASSAR
MAKASSAR
2021
1 BAB-1
PENDAHULUAN
2
L ATA R B E L A K A N G
3 RUMUSAN MASALAH

4 TUJUAN PENELITIAN

5 MANFAAT PENELITIAN
BAB-1
PENDAHULUAN
1
2
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah maupun dalam
lingkungan keluarga. Sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta
didik dalam pendidikan.  Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek
yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik.

3
Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga
kependidikan yang bertanggung jawab dalam pengembangan
kognitif peserta didik sehingga perlu memiliki pemahaman
Namun, sebagian yang sangat mendalam tentang perkembangan kognitif pada
pendidik dan orang anak didiknya. Orang tua juga tidak kalah penting dalam
perkembangan kognitif pada anak karena, perkembangan dan

4
tua belum terlalu
memahami tentang pertumbuhan anak dimulai di lingkungan keluarga .
perkembangan
kognitif anak, proses Perkembangan kognitif peserta didik membahas tentang
perkembangan perkembangan peserta didik dalam berfikir (proses
kognitif.

5
kognisi/proses mengetahui).
BAB-1
PENDAHULUAN
1
2
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan kognitif?
2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan Bahasa?

3
4
5
BAB-1
PENDAHULUAN
1 TUJUAN

2 1. Untuk mengetahui
perkembangan kognitif pada

3 anak
2. Untuk mengetahui
perkembangan Bahasa pada anak

4
5
BAB-1
PENDAHULUAN
1
MAN FA AT P E N E L I T I A N

Bagi penyusun makalah ini


memberikan mafaat yang sangat

2
besar, karena dengan adanya
penyusunan ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai
perkembangan kognitif dan
perkembangan Bahasa.

3 Bagi pembaca semoga dengan adanya makalah ini


dapat memberikan wawasan mengenai perkembangan
kognitif dan Bahasa. Dengan adanya makalah ini

4
berpartisipasi dan meningkatkan pengetahuan dalam
kemampuan kognitif dan Bahasa.

5
BAB-2
1 PEMBAHASAN

2 2.2
Pengertian Kognitif
2.1

3 2.4
Perkembanga
Kognitif
2.3

4 Perkembangan
Bahasa
2.5

5
BAB-2 PEMBAHASAN
2.1

1 Pengertian Kognitif

Istilah cognitive berasal dari kata

2
Apa yang di maksud dengan perkembangan kognitif cognition pandangan knowing,
berarti mengetahui. Menurut Gagne
(Jamaris), kognitif adalah proses
yang terjadi secara internal didalam
pusat susunan saraf pada waktu
Secara sederhana, dijelaskan kemampuan kognitif manusia mulai berfikir.

3 dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk


berpikir lebih kompleks serta kemampuan
melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
Kemampuan kognitif ini berkembang secara
bertahap, sejalan dengan perkembanagan fisik dan

4 syarat-syarat yang berada di pusat susunan syaraf.


Salah satu teori yang berpengaruh dalam
menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori
Piaget.Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang
anak berkembang dari bayi sampai dia dewasa.

5
BAB-2 TINJAUAN
PUSTAKA
1 Perkembanga Kognitif

Tahap Sensorimotor
Pada tahap ini, bayi membangun tahapan

2
pemahaman tentang dunia dengan
mengkordinasikan pengalaman sensorik Tahap Formal Operasional
mereka (seperti melihat dan mendengar) Pada tahap ini berlangsng sekitar usia 11
dengan tindakan motoric mereka (mencapai, tahun sampai dengan dewasa. Ditahap ini
menyentuh). remaja berfikir dengan cara yang lebih
abstrak, logis, dan lebih idealistik

3
4 Tahap Praoperasional
Pada tahap ini berlangsung dari
sekitar usia 2 tahun sampai 7
tahun, Pada tahap ini anak mulai
Tahap Operasional Konkret
Pada tahap ini berlangsung sekitar usia 7 tahun
merepresentasikan dunia dengan sampai dengan 11 tahun. Ditahap ini anak
kata-kata dari berbagai gambar. dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-

5
peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan
benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda
BAB-2 TINJAUAN
2.2PUSTAKA

1
TINJAUAN TENTANG
BUERGER ALLEN EXERCISE

Ketiga pasien berbaring selama 5


menit dengan kedua kaki

2
Pertama mengangkat kaki ke atas beristirahat di tempat tidur dalam
dengan sudut 45o disangga selimut hangat
menggunakan penyangga

3
4
Kedua pasien duduk disamping tempat
tidur dengan kaki menggantung ke bawah,

5 pasien secara sistematis melakukan


Gerakan fleksi dan ekstensi dan kemudian
pronasi dan supinasi
BAB-2 TINJAUAN
PUSTAKA 2.3

1
Senam kaki diabetik merupakan
gerakan senam yang mengutamakan
TINJAUAN TENTANG
atau menekankan pada gerakan ritmik SENAM KAKI
otot, sendi, vascular dan saraf dalam
bentuk peregangan dan relaksasi
• Memperbaiki proses sirkulasi darah.
Definisi • Memperkuat otot pada kaki.

2
• Mencegah terjadinya kelainan pada
bentuk kaki.
• Meningkatkan kekuatan otot betis dan
paha.
• Mengatasi keterbatasan gerak pada
sendi.

3
• Meningkatkan kebugaran pada pasien
• Penderita Diabetes Mellitus tipe 1. DM.
• Penderita Diabetes Mellitus dan
tipe 2.
Manfaat

Indikasi

4 • Pasien yang mengalami perubahan


fisiologis seperti dispnea atau nyeri dada.
fungsi

• Kadar gula darah < 250 mg/dl.

5
• Terdapat ulkus kaki diabetik.

Kontraindikasi
BAB-2 TINJAUAN
PUSTAKA 2.3

1
TINJAUAN TENTANG
SENAM KAKI

2
Prosedur pelaksanaan senam kaki

3
4
5
BAB-2 TINJAUAN
2.4PUSTAKA

1
TINJAUAN TENTANG
ANKLE BRACHIAL INDEX

Ankle Brachial Index (ABI)

2
merupakan metode pemeriksaan non
invasif untuk mendeteksi adanya
tanda dan gejala gangguan pembuluh
darah perifer.

Definisi

3 Tujuan

4 Digunakan untuk mendeteksi


adanya gangguan aliran darah
pada kaki

5
BAB-2 TINJAUAN
2.4PUSTAKA

1
TINJAUAN TENTANG
ANKLE BRACHIAL INDEX

2
Cara Mengukur dan
Menginterpertasikan Nilai ABI

1. Persiapan Alat

3 •

Sphygmomanometer digital
Alat tulis
2. Persiapan Pasien

4
• Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
• Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
• Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan kerjasama
yang dibutuhkan.

5
• Menjaga privasi pasien.
• Memposisikan pasien senyaman mungkin.
BAB-2 TINJAUAN
PUSTAKA 2.5

1
TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN
BUERGER ALLEN EXERCISE DAN
SENAM KAKI TERHADAP NILAI
ABI

Ankle Brachial Index (ABI)

2 Penyakit arteri perifer merupakan penyempitan pembuluh


darah arteri yang disebabkan karena arterosklerosis
sehingga aliran darah ke ekstremitas menjadi berkurang ini
menyebabkan beberapa komplikasi : ulkus, gangren,

3
gangguan perfusi perifer hingga lambatnya proses
penyembuhan luka.

Buerger Allen Exercise dan Senam

4 Kaki

5
BAB-2 TINJAUAN
PUSTAKA
1
2 Kerangka Teori

3
4
5
BAB-2 TINJAUAN
PUSTAKA
1 Variabel bebas Variabel terikat

2 Kerangka Konsep

3
Variabel Perancu

4
Terdapat perbedaan efektivitas antara buerger allen

exercise dan senam kaki terhadap nilai Ankle Brachial Index Hipotesis
(ABI) pada penderita diabetes melitus tipe 2.

5
1 BAB-3 Rancangan penelitian : penelitian analitik komparatif
dengan menggunakan desain penelitian pre test-post
test

METODE PENELITIAN Waktu penelitian : September – Oktober 2021


Tempat : Panti Werdha Theodora

2 Populasi : Pasien DM
Sampel : Pasien DM yang memenuhi kriteria inklusi
(Pasien DM tipe 2) dan eksklusi (tidak kooperatif,
Pre Post komplikasi ulkus atau gangrene,, pasien yang
memiliki penyakit komplikasi.

3
4 Keterangan :
S
R
O1
: Sampel
: Random alokasi
Rumus perhitungan sampel
(Dahlan, 2018)
: Pre test kelompok 1 Jumblah sampel = 14 orang
X1 : Perlakuan pada kelompok 1 dengan Buerger allen exercise Di tambah 2 untuk sampel dropout

5
O1ʹ : Post test kelompok 1
Sehingga menjadi 16
O2 : Pre test Kelompok 2
2 kelompok = 32
X2 : Perlakuan pada kelompok 2 dengan senam kaki
O2ʹ : Post test kelompok 2
BAB-3
1
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian Dan Populasi
2 Sampel

a. Variabel bebas : buerger allen exercise dengan senam kaki

3 b. Variabel terikat : Nilai ABI

c. Variabel Perancu : Obat Medika Mentosa , Perlakuan selain buerger allen

4 exercise dan senam kaki

5
Variabel Indepeden Definisi Indikator Alat Skala Skor

BAB-3 Operasional Ukur

1
Buerger Gerakan kaki yang dilakukan dengan dilakukan 3 SOP buerger    
Allen menggerakkan kedua kaki secara kali / minggu allen    

METODE PENELITIAN Exercise


 
bergantian atau bersamaan untuk
Meningkatkan aliran darah ke
selama ±
10 – 15 menit
exercise
  _
   
 ­­_
  Ekstremitas bawah

2 Senam Kaki gerakan senam yang mengutamakan


atau menekankan pada gerakan ritmik
otot, sendi, vascular dan saraf dalam
bentuk peregangan dan relaksasi pada
kaki
dilakukan selama
3 kali dalam
seminggu selama
10-30 menit
SOP Senam
kaki
 
 
_
 
 
_

Definisi Operasional
3
Variabel Dependen Definisi Indikator Alat Skala Skor

Dan Kriteria Objektif Nilai ABI


Operasional
Nilai yang dihitung dengan mengukur - Dugaan
Ukur
Sphygmom Rasio - Dugaan
kalsifikasi arteri
tekanan darah pada lengan dan kaki, anometer kalsifikasi
- Normal
kemudian tekanan darah sistolik kaki Stetoskop arteri = >
- Ringan
dibagi dengan tekanan darah sistolik 1.3

4
lengan - Sedang
- Normal =
- Berat
0.91 - 1.3
- Ringan =
0.81 – 0.90
- Sedang =

5
0.50 – 0.80
- Berat = <
0.50
BAB-3
1 METODE PENELITIA

2
3 Prosedur Penelitian

4
5
Pengumpulan Data dan Analisis Data BAB-3
1 METODE PENELITIA

2 Instrumen Penelitian

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data : Editing, Coding,


Scoring, Tabulating

5
BAB-3
1 METODE PENELITIA

2 Analisis Data

Data yang terkumpul akan dilakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk jika sampel
kurang atau sama dengan 30 dan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk sampel lebih dari 30.

3
Menggunakan distribusi frekuensi dan persentase untuk menggambarkan pengaruh Buerger allen
exercise dan senam kaki terhadap perubahan nilai ABI pada pasien DM tipe II. Menganalisa Buerger
allen exercise dan senam kaki terhadap perubahan nilai ABI pada pasien DM tipe II sebelum dan setelah
pemberian Buerger allen exercise dan senam kaki, jika data berdistribusi normal maka akan digunakan
uji t test berpasangan namun jika data tidak berdistribusi normal digunakan uji Mann-Whitney U test.

4
5
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai