A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
• Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 73 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau;
• Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.430 Tahun 2015 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015 - 2019;
• South Belt Rencana Pembangunan Lintas Penyeberangan Nasional;
• Cetak Biru Armada penyeberangan Direktorat Lalu Lintas Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan 2009 – 2025;
2. Gambaran Umum.
Arah pengembangan perhubungan darat dalam lingkup nasional adalah sebagai
tulang punggung penyelenggaraan transportasi nasional yang bertumpu pada
transportasi laut dan udara, sedangkan peranan pokok transportasi darat adalah
sebagai pengumpan (feeder). Sementara dalam lingkup regional diarahkan untuk
mewujudkan keterpaduan antara moda transportasi jalan, sungai dan danau serta
penyeberangan, sebagai upaya untuk menghubungkan seluruh wilayah tanah air
dalam rangka memantapkan perwujudan Wawasan Nusantara dan memperkokoh
ketahanan nasional.
B. Penerima Manfaat
Kegiatan pembangunan kapal penyeberangan penumpang RO-RO 200 GT lintas
Timampu - beau diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan sarana
transportasi yang aman, nyaman serta menghubungkan wilayah – wilayah yang terisolir
dan terpisah oleh sungai/danau. Pembangunan kapal sungai ini diharapkan mampu
meningkatkan perekonomian masyarakat yang berdomisili di Timampu - Beau
sebagaimana peruntukan lintas kapal tersebut. Pengoperasian kapal penyeberangan
penumpang RO-RO 200 GT lintas Timampu - Beau merupakan perwujudan dan
komitmen pemerintah dalam rangka menghubungkan sabuk penyeberangan dan simpul
– simpul konektifitas sehingga tercipta pemerataan pembangunan guna mewujudkan
wawasan nusantara dalam wilayah kesatuan NKRI yang adil dan berdaulat.
• Pekerjaan listrik yang meliputi pengadaan kabel dan Main Switch Board, panel-
panel beserta perlengkapannya, pemasangan instalasi listrik;
ASSEMBLING : ERECTION:
▪ Sub-Assembling (Section); ▪ Penyambungan Blok / Seksi;
▪ Assembling (Block); ▪ Hull Out-fitting;
▪ Machineries Out-fitting;
▪ Out-fitting.
▪ Equipment Installation;
▪ Electric Installation;
▪ Zinc Anodes Installation;
▪ Painting (Primer, Anti Corrosion,
Anti Fouling);
FINISHING:
▪ Interior Accomodation &
Insulation; PELUNCURAN
▪ Finishing Painting;
(LAUNCHING):
TEST:
▪ Pengujian Fungsi
Peralatan (Function Test); AS BUILT
DRAWING, DELIVERY
▪ Pengujian Stabilitas
(Inclining Test); CERTIFICATION &
CLASS APPROVAL
▪ Pengujian di galangan
(Dock Trial);
▪ Pengujian berlayar (Sea
Trial).
1. Spesifkasi tehnis
Spesifikasi Tehnis dan Desain Awal tersebut dapat disediakan oleh pemilik kapal
ataupun disediakan oleh Galangan Pembangun
• Perhitungan awal berat keseluruhan kapal, berat kapal kosong dan bobot mati
kapal beserta rinciannya.
• Perhitungan stabilitas awal, yaitu perkiraan perhitungan berat dan titik berat
kapal (harga VCG dan LCG), tinggi Metacentre Awal (MGo), periode oleng
(T).
7). Konstruksi Ceruk haluan dan buritan (Fore and After Peak Const.);
5) Diagram Pipa :
g. Pipa pengeringan.
Performance :
Setelah gambar-gambar ini disetujui oleh Pemilik Kapal (Owner), Class (BKI), dan
Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Ditjen Perhubungan Laut maka gambar
tersebut akan diturunkan pada lantai gambar untuk dibuat mal (Drawing Pattern)
Dari bagian Block tersebut maka dihubungkan/ dirangkai menjadi bagian yang lebih
besar di atas Building Berth untuk dilakukan perakitan atau Errection (Block
Errection).
BT02
BT01
Ø 250 BA01
15 27 39 51 63 BA06
BA02 BA03 BA04 BA05
1300 x 1300 1300 x 1300 1300 x 1300 1300 x 1300 1300 x 1300
B01
B04 B05 B06
B02 B03
A05
AP
0 5 7 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 B07 75 80 85
BLOCK SCHEDULE
BLOCK B BLOCK BC BLOCK BA BLOCK BT
A-01 (Fr 7+200 s/d 18+350) NO BLOCK / frame NO BLOCK / frame NO BLOCK / frame NO BLOCK / frame
PRINCIPAL DIMENSION
BLOCK A 1 B-01 (Transom s/d 7+200) 1 BC01 (Ap s/d 7+350) 1 BA01 (FR 4 s/d 15+200) 1 BT01 (FR 45 s/d 56+200)
NO BLOCK / frame 2 B-02 (Fr 7+200 s/d 19+350) 2 BC02 (FR 7+350 s/d 19+200) 2 BA02 (FR 15+200 s/d 27+200) 2 BT02 (FR 56+200 - 70)
1 3 B-03 (Fr 19+350 s/d 31+350) 3 BC03 (FR 19+200 s/d 31+350) 3 BA03 (FR 27+200 s/d 39+350) ~ Length Over All (Loa) = 40,00 m
5 4 B-04 (Fr 31+350 s/d 42+350) 4 BC04 (FR 31+350 s/d 43+350) 4 BA04 (FR 39+350 s/d 51+350)
2 A-02 (Fr 18+350 s/d 30+350) ~ Length Between Perpendicular (Lbp) = 34,50 m
3 A-03 (Fr 30+350 s/d 42+350) 5 B-05 (Fr 42+350 s/d 54+350) 5 BC05 (FR 43+350 s/d 56+350) 5 BA05 (FR 51+350 s/d 63+350) ~ Breadth (B) = 10,50 m
4 A-04 (Fr 42+350 s/d 54+350) 6 B-06 (Fr 54+350 s/d 66+200) 6 BC06 (FR 56+350 s/d 67+350) 6 BA06 (FR 63+350 s/d 71)
~ Depth (H) = 2,80 m
A-05 (Fr 54+350 s/d 66+200) 7 7
~ Draft (T) = 2,00 m
B-07 (Fr 66+200 s/d Fp) BC07 (FR 67+350 s/d Fp)
a.3. Perakitan
Setelah erection block tersebut, maka secara bersamaan dapat dilakukan pembuatan
seksi bidang maupun seksi blok dari bagian kapal antara lain
Setelah perakitan badan kapal selesai dikerjakan, maka dapatlah dilanjutkan dengan
pekerjaan - pekerjaan yang berhubungan dengan permesinan antara lain :
Berdasarkan pembagian beban/ Load Balances dan gambar detail instalasi, maka
dapat dibuat Panel Pembagi Utama/ MSB dan Panel -Panel distribusi lainnya.
Dari panel-penerangan dilakukan instalsi penarikan kabel ke fitting lampu atau stop
kontak/ saklar-saklar lampu sesuai dengan gambar denah lampu penerangan dan
kebutuhan kelengkapan.
Peralatan/ mesin yang harus diimport dapat dipasang sesuai dengan gambar
Rencana Umum setelah Surat-Surat dan atau Sertifikatnya diperiksa lengkap serta
mendapat persetujuan dari Klas
Pemasangan outfitting ini dapat dilaksanakan setelah bagian -bagian badan dan
interior kapal selesai dikerjakan. Tetapi apabila out fitting ini dikerjakan di galangan
maka fabrikasinya dapat dikerjakan tebih dahulu .
Peralatan navigasi juga dipasang pada saat ruangan-ruangan dan interior telah
selesai dikerjan. Yang termasuk dalam bagian outfitting dan navigasi antara lain :
a.8. Peluncuran
Setelah proses erection selesai terhadap keseluruhan bagian kapal termasuk bagian
system propulsion maka kapal dapat dikategorikan siap diluncurkan (Launching
Process).
1. Perhitungan peluncuran
2. Sounding Test
Setelah pelaksanaan peluncuran dan kapal dapat mengapung dengan baik di atas
air tetapi masih terdapat pekerjaan yang belum dilaksanakan dan memang harus
dilakukan di atas air, maka pekerjaan penyelesaian ataupun finishing dapat
dilanjutkan dan merupakan pekerjaan penyelesaian akhir.
1. Inclining Test
2. Compasseren
Dalam periode setelah trial maka dapat dilakukan kembali pekerjaan perbaikan
secukupnya dan dilakukan pengumpulan seluruh kelengkapan dokumentasi kapal
sebagai syarat untuk kapal berlayar
Seluruh bagian gambar yang disetujui Class ataupun Sertifikat Material/ Peralatan
akan dikolektif dan diserahkan kepada BKI untuk dapat diterbitkan Persetujuan Klas.
Setelah percobaan berlayar dan Test fungsi peralatan maka diterbitkan Berita Acara
Percobaan Layar dan berdasarkan pengesahan gambar konstruksi kapal dan
kelayakan kapal tersebut maka dilakukan pemeriksaan sebelum diterbitkannya
Sertifikat Pembangunan Kapal (Keterangan Lambung, Klas Kapal Daya Muat dll)
oleh Biro Klasifikasi Indonesia
- Kendaraan Maksimum
2. Batasan Kegiatan
Kegiatan ini dibatasi hanya untuk:
▪ Jasa Perijinan;
▪ Jasa Familiarisasi;
▪ Jasa Penyeberangan;
▪ Jasa asuransi.
2. Tujuan Kegiatan
E. Biaya
Untuk melaksanakan kegiatan Pembangunan Kapal Penyeberangan Penumpang Ro-Ro
200 GT lintas Timampu - Beau, bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) Tahun Anggaran 2019 dan Tahun Anggaran 2020 diperlukan biaya sebesar Rp.
33.980.138.200,- (Tiga Puluh Tiga Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Juta Seratus
Tiga Puluh Delapan Ribu Dua Ratus Rupiah,-), dengan perincian sebagai berikut :
Dibuat Oleh :
BAHAR LATIEF
Pembina (IV-a)
NIP. 19711007 199801 1 008
SUPRIYO ADI PRACOYO
Pembina Tk.I (IV/b)
NIP. 19650218 198803 1 007
Diketahui oleh,