Anda di halaman 1dari 8

NAMA : UTRI WULANDARI

NIM : SR21216009
KELAS : 3A
TUGAS : PSIKOSOSIAL BUDAYA

1. Dimensi biologis

Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang
ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang telah dibuahi
terorganisir dalam kromosom yang menjadikan perbedaan seksual. Ketika hormone seks
mulai mempengaruhi jaringan janin, genitalia membentuk karakteristik laki-laki dan
perempuan. Hormon mempengaruhi individu kembali saat pubertas, dimana anak
perempuan mengalami menstruasi dan perkembangan karakteristik seks sekunder, dan
anak laki-laki mengalami pembentukan spermatozoa (sperma) yang relatif konstan dan
perkembangan karakteristik seks sekunder.

2. Manifestasi stress

Manifestasi adalah gejala klinis yang ditemukan mengenai suatu penyakit yang di. Jadi manifestasi
stres dapat diartikan sebagai gejala atau tanda-tanda yang ditimbulkan oleh penderita stres.

Gejala dan Tanda-tanda Stres :


● Gejala Psikis (Kognitif dan Emosi)
● Ketidakmampuan atau kurang konsentrasi
● Pikiran-pikiran cemas dan tertekan
● Kekhawatiran yang meningkat dan terus menerus
● Murung dan gelisah
● Mudah marah
● Selalu merasa tegang
● Rasa kesepian dan isolasi
● Depresi dan frustrasi
● Mudah menyalahkan orang lain
● Sinis dan kasar
Gejala Fisik

● Keringat yang berlebihan dan berbau tidak sedapBanyak fakta medis yang
membuktikan keterkaitan antara keringat berlebihdengan stres. Ahli kulit, Lauren
Ploch, MD, dari pusat kanker kulit dandermatologi di Augusta mengatakan, stres
secara alami dapatmembuat keringatyang tadinya tidak berbau berubah menjadi
manis dan berbaumenyengat.
● Sakit kepalaOrang yang mengalami stres biasanya adalah orang yang mempunyai
banyak beban pikiran, hal itu menyebabkan sakit kepala pada penderitanya.
● Nyeri dada, denyut jantung cepatKarena adanya rasa khawatir dan cemas dalam
diri seorang yang mengalamistres maka menyebabkan denyut jantungnya semakin
cepat.

3 Dimensi agama dan etik

Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik. Ide tentang
pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan seksualitas membentuk
dasar untuk pembuatan keputusan seksual. Spektrum sikap yang ditunjukan pada
seksualitas direntang dari pandangan tradisional tentang hubungan seks yang hanya dalam
perkawinan sampai sikap yang memperbolehkan individu menentukan apa yang benar bagi
dirinya. Keputusan seksual yang melewati batas kode etik individu dapat mengakibatkan
konflik internal.

4 Dimensi psikologis

Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai dan dihargai
dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orangtua. Orangtua biasanya
mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-anaknya.

Mereka sering mengajarkan tentang seksualitas melalui komunikasi yang halus dan
nonverbal. Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk seksual berhubungan
dengan apa yang telah orangtua mereka tunjukan kepada mereka tentang tubuh dan
tindakan mereka. Orangtua memperlakukan anak laki-laki dan perempuan secara berbeda
berdasarkan jender.

5 Dimensi sosiokultural

Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang
diterima di dalam kultur. Keragaman kultural secara global menciptakan variabilitas yang sangat luas
dalam norma seksual dan menghadapi spectrum tentang keyakinan dan nilai yang luas. Misalnya
termasuk cara dan perilaku yang diperbolehkan selama berpacaran, apa yang dianggap merangsang,
tipe aktivitas seksual, sanksi dan larangan dalam perilaku seksual, dengan siapa seseorang menikah
dan siapa yang diizinkan untuk menikah.

Setiap masyarakat memainkan peran yang sangat kuat dalam membentuk nilai dan sikap seksual, juga
dalam membentuk atau menghambat perkembangan dan ekspresi seksual anggotanya. Setiap
kelompok sosial mempunyai aturan dan norma sendiri yang memandu perilaku anggotanya.

Peraturan ini menjadi bagian integral dari cara berpikir individu dan menggarisbawahi perilaku seksual,
termasuk, misalnya saja, bagaimana seseorang menemukan pasangan hidupnya, seberapa sering
mereka melakukan hubungan seks, dan apa yang mereka lakukan ketika mereka melakukan hubungan
seks.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi stress

1. faktor individu

Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga. Masalah ekonomi pribadi
dan karakteristik pribadi dari keturunan.hubungan peribadi antara keluarga yang kurang baik akan
menimbulkan akibat dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan dalam masalah ekonomi tergantung dari
bagaimana seseorang tersebut terhadap menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga
serta dapat menjalankan keuangan dengan seperlunya.karakteristik pribadi dari keturunan bagi setiap
individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada wakta dasar alami yang dimiliki oleh seseorang
tersebut.sehingga untuk itu, gejala stres yang timbul pada tiap- tiap perkerjan harus di atur dengan benar
dalam kepribadian seseorang

2. faktor organisasi

a. Faktor organisasi
Dalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role
demands, interpresonal demands, organization struktura dan organizational leader shif.
Pengertian dari masing masing Faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut adalah:
b. Role demands
Peraturan dan tuntunan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi Akan
mempengaruhi seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai
Bersama dalam suatu organisasi tersebut.
c. interpesonal demands
Mendefinisikan tekanan uang diciptakan oleh karyawan lain dalam organisasi. Hubungi
komunikasi yang tidak jelas antara karyawan 1 dengan karyawan lain akan dapat
menyebabkan komunikasi yang tidak sehat.sehing pemenuhan kebutuhan dalam organisasi
terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap
dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.
d. organizational structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut di buat Dan
jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan
dapat mempengaruhi kinerja seorang Karyawan dalam organisasi

3. faktor lingkungan

Keadaan lingkungan yang tidak menentu Akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur
organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terpata 3 Hal yang dapat
menimbulkan stress karyawan yaitu ekonomi, politik dan tekonologi. Perubahan yang sangat cepat
karena Adanya penyesuaian terhadap 3 Hal tersebut membuat seseorang mengalami Ancaman terkena
stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru
terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir
semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya
teknologi yang digunakannya

D. Proses keperawatan stress,managemeng untuk perawat

Manejemen stress adalah kemungkinan melihat promsi kesehatan sebagai aktifitas atau

Interfasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit.

Untuk mencegah dan mengatasi stress agar tidak sampai ketahap lebih berat, maka dapat dilakukan
dengan cara

1. Pengaturan diet dan nutrisi

2.istirahat dan tidur

3. Olahraga atau latihan teratur

4. Berhenti merokok

5. Tidak mengonsumsi minuman keras

6. Pengaturan berat badan

KONSEP KEHILANGAN, KEMATIAN DAN BERDUKA

1. Kehilangan (lass)

adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialamiindividu ketika berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada, baik sebagian ataukeseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga
terjadi perasaan kehilangan.Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu selama rentangkehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung
akanmengalaminya kembali walupun dalam bentuk yang berbeda. Setiap individu akan
bereaksiterhadap kehilangan.Respons terakhir terhadap kehilangan sangat dipengaruhi oleh respons
individuterhadap kehilangan sebelumnya (potterdan perry, 1997).Kehilangan dapat memiliki beragam
bentuk, sesui nilai dan prioritas yang dipengaruhioleh lingkungan seseorang yang, meliputi keluarga,
teman, masyarakat dan budaya.Kehilangan dapat berupa kehilangan yang nyata atau kehilangan yang
dirasakan. Kehilanganyang nyata (actual loss) adalah kehilangan orang atau objek yang tidak lagi
dirasakan, dilihat,diraba, atau dialami seseorang, misalnya anggota tubuh, anak, hubungan, dan peran
ditempatkerja.Kehilangan yang dirasakan (perceived loss) merupakan kehilangan yang sifatnya
unikmenurut orang yang mengalami kedukaan, misalnya kehilangan hrga diri atau percaya diri.

2.Berduka (grieving)

merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal inidiwujudkan dalam berbagai cara yang unik
pada masing-masing orang dan didasarkan pada pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan
keyakinan spiritual yang dianutnya. Sedangkanistilah kehilangan (bereavement)mencakup berduka
dan berkabung (morning), yaitu perasaandidalam dan reaksi keluar orang yang ditinggalkan.
Berkabung adalah periode penerimaanterhadap kehilangan dan berduka. Hal ini terjadi dalam masa
kehilangan dan seringdipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan.

3.Kematian (dying)

merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yangmemiliki berbagai hal dan harapan
tertentu untuk meninggal, kematian (death) merupakankondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan
tekanan darah, serta hilangnya respons terhadapstimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya
aktivitas listrik otak, atau dapat jugadikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap
atau terhentinya kerja otaksecara menetap. Dying dan death memiliki proses atau tahapan yang sama
seperti padakehilangan dan berduka sesuai dengan tahapan Kubler Ross, yaitu diawali dengan
penolakan,kemarahan,bergaining,deprisi,dan penerimaan.

PENGKAJIAN BUDAYA

Adalah suatu yang luas terdiri dari berbagai negara tentu saja memiliki beraneka ragamcorak budaya.
Indonesia termasuk di dalamnya yang memberikan corak budya tersendiri.Faktor geografis merupakan
salah satu faktor mengapa Indonesia memiliki beranekaragam budaya. Luas Indonesia yang sebagian
besar adalah luas lautan menjadikan wilayahIndonesia secara topografi terpisah menjadikan ciri khas
atau perbedaan budaya dari masing-masing daerah. Budaya antar wilayah Indonesia berbeda
melainkan tetap dalam satuanwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beragam budaya yang
dimiliki adalahtantangan tersendiri untuk bangsa Indonesia. Tetap utuh terjaga dan menghargai
perbedaan diera globalisasi. Globalisasi membawa dampak tersendiri bagi kebudayaan
Indonesia.Kemajuan IPTEK dan transportasi membuat seseorang ingin tahu mengenai kebudayaan
dinegri sendiri dan negeri seberang. Kita dapat melihat dari arus pariwisata. Turis asing yang begitu
antusias mendatangi tempat pariwisata di Indonesia yang di dalamnya terdapat wisata budaya. Kota
yang mewakili seperti Bali dan Yogyakarta. Tidak tanggung- tanggung adayang tinggal dalam beberapa
waktu yang lama agar mereka mampu mempelajari kebudayaanwilayah setempat. Hal ini akan
menjadi ironis mengingat bangsa Indonesia yang justruenggan mempelajari bahkan mempertahankan
kebudayaannya sendiri dan telahterjadi westernisasi.

Saat ini yang menjadi pertanyaan mampukah bangsa Indonesia menjagakekayaan budaya yang ada?
Pentingnya mempelajari budaya yang ada dalam rangka melestarikan dan memahamikebudayaan
Indonesia agar tetap terjaga, dari Sabang sampai Merauke. Sosialisasi tentang budaya sampai tahap
internalisasi seharusnya diikuti dengan adanya kajian budaya.Kajian budaya merupakan suatu konsep
budaya yang dapat dipahami seiring dengan perubahan perilaku dan struktur masyarakat. Berbicara
tentang cultural studies atau yang kitakenal sebagai studi kajian budaya, di wilayah barat perhatian
kita tidak dapat dilepaskan daridasar suatu pengetahuan yang disesuaikan dengan konteks keadaan
dan kondisi etnografiserta kebudayaan mereka dan untuk wilayah timur kajian budaya digunakan
untuk untuk meneliti dan menelaah konteks sosial di tempat-tempat yang jarang disentuh para
praktisi.Kajian budaya tidak hanya berpusat dalam satu titik saja namun kajian
budayamengkomposisikan berbagai kajian teoritis disiplin ilmu lain yang dikembangkan secaralebih
longgar sehingga mencakup potongan-potongan model dari teori yang sudah ada.

Globalisasi dan perspektif transkultural diversity dalam masyarakat


Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan KesehatanKebudayaan merupakan
fenomena yang universal, yang memiliki gambaranyang khas tiap kelompok tertentu, mencakup
pengetahuan, kepercayaan, adatdan ketrampilan yang dimiliki anggota kelompok tersebut. Pada
eraglobalisasi kemajuan teknologi, transportasi, telekomunikasi dan informasitelah semakin
menghubungan dunia dalam berbagai aspek kehidupan, dandengan sangat cepat dan kuat masuk ke
seluruh bangsa-bangsa di dunia.Dengan berbagai kemajuan tersebut,mobilitas penduduk dunia semakin
meningkat, dan informasi tentang berbagai hal di dunia dengan cepat mengglobal. Perubahan
tersebutmembawa dampak terjadinya perubahan budaya pada penduduk dunia.Penduduk dari kelompok
sosiokultural yang berbeda akan mempunyai perbedaan budaya, kepercayaan, tata nilai dan gaya hidup.
Beberapa faktortersebut secara bermakna akan mempengaruhi cara individu beresponterhadap masalah
keperawatan, terhadap pemberi pelayanan keperawatan danterhadap keperawatan itu sendiri.Perawat
sebagai bagian dari tenaga kesehatan professional harus dapatmengetahui, memahami dan bertindak
dengan perspektif global bagaimanamerawat pasien dengan berbagai macam budaya yang berbeda dari
berbagaitempat di dunia saat ini. Jika faktor tersebut tidak dipahami dan dihargai oleh pemberi
pelayanan kesehatan, maka pelayanan keperawatan yang diberikanmungkin menjadi tidak
efektif.Adanya keragaman budaya akan menjadi jelas, bahwa perbedaan budayaharus dipertimbangkan,
dipahami dan dihargai dan pelayanan keperawatanyang diberikan harus sesuai dengan budaya yang
dimiliki Leininger (2002), beranggapan bahwa sangat penting memperhatikan keragaman
budaya,kepercayaan, nilai-nilai dan gaya hidup dalam penerapan asuhan keperawatan

Pengertian Keberagaman Menurut Para AhliKeberagaman atau diversity semula dipergunakan dalam
pengertiansecara umum sebagai pernyataan bervariasi (Chris Speechley dan RuthWeatley, 2001: 4).
Namun, keberagaman kemudain berkembang dan dipergunakan untukmenjelaskan terdapatnya
variasi di tempat pekerjaan, karena dalam suatuorganisasi terdapat orang dengan berbagai latar
belakang dan budaya.Frederick A. Miller dan Judith H. Katz (2002: 198) berpendapat
bahwakeberagaman merupakan tentang identitas sosial kelompok yang meliputisuatu organisasi.
Mereka menyatakan pula bahwa terminologikeberagaman atau diversity sering salah dipergunakan,
dengan salingmempertukarkan dengan pengertian affirmative action, equalemployment opportunity,
dan inclusion, karena masing-masingmempunyai makna sendiri yang unik.James L. Gibson, Jhon M.
Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr.(2000: 43) berpandangan bahwa keberagaman adalah pebedaan
fisik dan budaya yang sangat luas yang menunjukkan aneka macam perbedaanmanusia. Sama halnya
dengan Miller dan Katz, Gibson, Ivancevich, danDonnelly menilai bahwa banyak pendapat orang
tentang keberagamanyang sangat membingungkan. Keberagaman bukanlah sinonim untukequal
employment opprtunity atau bukan pula sebagai assirmative action.Pendapat-pendapat tersebut
sejalan dengan analisis Roosevelt Thomas bahwa istilah keberagaman sering dipergunakan untuk
kepentingan politik untuk menjelaskan tentang humas right dan affirmative action.R. Roosevelt
Thomas, Jr. (2006: 93) sendiri mengakui bahwa pandangannya sendiri tentang definisi keberagaman
mengalami evolusi.Pada 1970-an, dia memandang keberagaman sebagai perbedaanfungsional. Pada
1984-1985 keberagaman diartikan sebagai semua

KEBUDAYAAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT DAN KEBUDAYAAN

a. Budaya adalah norma, tidakan yg dipelajari yg memberi petunjuk berfikir,


bertindak dalam mengambil keputusan
b. Nilai budaya adalah keinginan yg dipertahankan pada waktu tertentu ygmela ndasi
keputusan
c. Perbedaan budaya dalam asuhan mengacu yg dibutuhkan berupamenghargai nilai
individu, kepercayaan, tindakan, kepekaan lingkungand)
d. Etnosentris adalah persepsi yg dimiliki individu menganggap budayanyayg
terbaike)
e. Etnis adalah berkaitan ras, klompok budaya, digolongkan menurut ciri,kebiasaan,
kelaziman.f)
f. Ras adalah perbedaan macam nanusia didasarkan karakteristik fisik, piqmen,
bentuk tubuh, wajah, bulu, ukuran tertentu.
g. Care adalah fenomena yg berhubungan bantuan, bimbingan perilaku padaindividu,
klompok untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitaskehidupan
h. Caring adalah tindakan langsung dalam asuhan perawatan ygmembimbing,
membantu, mengantisipasi kebutuhan
i. Cultural care : kemampuan kognitif, afektif, dalam menilai kepercayaan,ekpresi yg
digunakan dalam membantu pasien
j. Cultural imposition adalah Kecendrungan tenaga kesehatan memaksakan praktik,
nilai diatas budaya dan kepercayaan pada orang lain

APLIKASI TRANSKULTURAL NURSING

DALAM BERBAGAI MASALAH KESEHATAN PASIEN

Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan
kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan
latar belakang budaya. Hal ini dipelajari mulai dari kehidupan biologis sebelumnya, kehidupan
psikologis, kehidupan sosial dan spiritualnya. Perencanaan dan pelaksaan proses keperawatan
transkultural tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar
belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.
Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam aplikasi keperawatan transkultural. Banyak hal dalam
budaya Indonesia termasuk dalam cara mereka mempercayai dan mengobati diri mereka untuk
membuat hidup mereka mampu menangani sakit yang mereka alami. Sebagi contoh budaya jawa,
budaya jawa sering diketahui cara dan adat yang mereka percayai untuk mengobati diri saat sakit
adalah kerokan. Kerokan bukanlah hal yang asing bagi budaya jawa, lebih dari banyak orang jawa
masih menggunakan kerokan untuk mengobati sakit mereka sampai saat ini. Mereka mempercayai
adat dan budaya secara turun temurun. Mereka meyakini bahwa dengan kerokan dapat megeluarkan
angin yang ada di dalam tubuh serta dapat menghilangkan nyeri atau sakit badan yang dialami dan
dengan hal tersebut dapat membantu penyembuhan yang mungkin telah dirasakan sebelumnya hal
tersebut oleh suku jawa. Hal tersebut menutup kemungkinan akan muncul dan berada di dalam rumah
sakit, meski mereka telah mendapatkan penanganan dari tim kesehatan ada saja yang melakukan
tradisi tersebut. Telah diketahui akibat dari kerokan yaitu menyebabkan pori-pori kulit semakin
melebar, lalu warna kulit memerah menunjukkan adanya pembuluh darah dibawah permukaan kulit
pecah sehingga menambah arus darah ke permukaan kulit. Ketika melakukan komunikasi untuk
memberikan informasi tentang akibat yang terjadi dari kerokan tidak membuat para klien atau pasien
tidak berhenti melakukan tradisi seperti hal tersebut karena itu telah menjadi kebiasaan yang secara
terus-menerus dilakukan. Sehingga asuhan keperawatan yang mungkin akan diberikan kepada klien
tidak dapat dilakukan karena adanya penolakan yang terjadi terhadap anggapan akan hal tersebut.
Disini kita tidak dapat mengkritik keyakinan dan praktik budaya kesehatan tradisional yang dilakukan.
Budaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan
harus terus dilakuakn bagaimana caranya menangani klien tanpa menyinggung perasaan klien dan
mengkritik tradisi yang telah ada yang mungkin sulit untuk kita tentang dan ubah. Karena tujuan kita
bukanlah untuk mengubah atau mengkritik tradisi tersebut, namun bagaimana perawat mampu
melakukan semua tugasnya dalam memenuhi kebutuhan pasien. Menurut Leininger tujuan
penggunaan keperawatan transkultural adalah dalam pengembangan sains dan ilmu yang humanis
sehingga tercipta praktek keperawatan pada kebudayaan yang spesifik. Kebudayaan yang spesifik
adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain
contohnya suku Osing, Tengger dan Dayak. Sedangkan kebudayaan yang universal adalah kebudayaan
dengan nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir semua kebudayaan seperti budaya
olahraga untuk mempertahankan kesehatan.

Dengan adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien beradaptasi terhadap budaya
tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status kesehatan. Misalnya,
jika klien yang sedang hamil mempunyai pantangan untuk makan-makanan yang berbau amis seperti
ikan, maka klien tersebut dapat mengganti ikan dengan sumber protein nabati yang lainnya. Seluruh
perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang sesuai latar belakang budaya sehingga budaya
dipandang sebagai rencana hidup yang lebih baik setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya
yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

Anda mungkin juga menyukai