Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Nabila Chairunisa

NIM : SR 21216049
PRODI : S1 KEPERAWATAN
KELAS : 3B
TUGAS : PSIKOSOSIAL BUDAYA

1. Dimensi sosiokultural

Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah
perilaku yang diterima di dalam kultur. Keragaman kultural secara global menciptakan
variabilitas yang sangat luas dalam norma seksual dan menghadapi spectrum tentang
keyakinan dan nilai yang luas. Misalnya termasuk cara dan perilaku yang
diperbolehkan selama berpacaran, apa yang dianggap merangsang, tipe aktivitas
seksual, sanksi dan larangan dalam perilaku seksual, dengan siapa seseorang menikah
dan siapa yang diizinkan untuk menikah.
Setiap masyarakat memainkan peran yang sangat kuat dalam membentuk nilai dan
sikap seksual, juga dalam membentuk atau menghambat perkembangan dan ekspresi
seksual anggotanya. Setiap kelompok sosial mempunyai aturan dan norma sendiri yang
memandu perilaku anggotanya.
Peraturan ini menjadi bagian integral dari cara berpikir individu dan menggarisbawahi
perilaku seksual, termasuk, misalnya saja, bagaimana seseorang menemukan pasangan
hidupnya, seberapa sering mereka melakukan hubungan seks, dan apa yang mereka
lakukan ketika mereka melakukan hubungan seks.

2. Dimensi agama dan etik

Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik. Ide tentang
pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan seksualitas membentuk
dasar untuk pembuatan keputusan seksual. Spektrum sikap yang ditunjukan pada
seksualitas direntang dari pandangan tradisional tentang hubungan seks yang hanya
dalam perkawinan sampai sikap yang memperbolehkan individu menentukan apa yang
benar bagi dirinya. Keputusan seksual yang melewati batas kode etik individu dapat
mengakibatkan konflik internal.
3. Dimensi psikologis

Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai dan
dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orangtua.
Orangtua biasanya mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-anaknya.
Mereka sering mengajarkan tentang seksualitas melalui komunikasi yang halus dan
nonverbal. Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk seksual berhubungan
dengan apa yang telah orangtua mereka tunjukan kepada mereka tentang tubuh dan
tindakan mereka. Orangtua memperlakukan anak laki-laki dan perempuan secara
berbeda berdasarkan jender.

4. Dimensi biologis

Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang
ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang telah dibuahi
terorganisir dalam kromosom yang menjadikan perbedaan seksual. Ketika hormone
seks mulai mempengaruhi jaringan janin, genitalia membentuk karakteristik laki-laki
dan perempuan. Hormon mempengaruhi individu kembali saat pubertas, dimana anak
perempuan mengalami menstruasi dan perkembangan karakteristik seks sekunder, dan
anak laki-laki mengalami pembentukan spermatozoa (sperma) yang relatif konstan dan
perkembangan karakteristik seks sekunder.

5. Manifestasi stress

Manifestasi adalah gejala klinis yang ditemukan mengenai suatu penyakit yang di
deritaseseorang. Jadi manifestasi stres dapat diartikan sebagai gejala atau tanda-tanda
yang ditimbulkan oleh penderita stres.
Gejala dan Tanda-tanda Stres :
 Gejala Psikis (Kognitif dan Emosi)
 Ketidakmampuan atau kurang konsentrasi
 Pikiran-pikiran cemas dan tertekan
 Kekhawatiran yang meningkat dan terus menerus
 Murung dan gelisah
 Mudah marah
 Selalu merasa tegang
 Rasa kesepian dan isolasi
 Depresi dan frustrasi
 Mudah menyalahkan orang lain
 Sinis dan kasar
Gejala Fisik
 Keringat yang berlebihan dan berbau tidak sedapBanyak fakta medis
yang membuktikan keterkaitan antara keringat berlebihdengan stres.
Ahli kulit, Lauren Ploch, MD, dari pusat kanker kulit dandermatologi di
Augusta mengatakan, stres secara alami dapatmembuat keringatyang
tadinya tidak berbau berubah menjadi manis dan berbaumenyengat.
 Sakit kepalaOrang yang mengalami stres biasanya adalah orang yang
mempunyai banyak beban pikiran, hal itu menyebabkan sakit kepala
pada penderitanya.
 Nyeri dada, denyut jantung cepatKarena adanya rasa khawatir dan
cemas dalam diri seorang yang mengalamistres maka menyebabkan
denyut jantungnya semakin cepat.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi stress


1. faktor lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu Akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terpata 3 Hal
yang dapat menimbulkan stress karyawan yaitu ekonomi, politik dan tekonologi. Perubahan
yang sangat cepat karena Adanya penyesuaian terhadap 3 Hal tersebut membuat seseorang
mengalami Ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang
begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan
pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan
cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya

2. faktor organisasi
a. Faktor organisasi
Dalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role
demands, interpresonal demands, organization struktura dan organizational leader shif.
Pengertian dari masing masing Faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut
adalah:
b. Role demands
Peraturan dan tuntunan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi Akan
mempengaruhi seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai
Bersama dalam suatu organisasi tersebut.
c. interpesonal demands
Mendefinisikan tekanan uang diciptakan oleh karyawan lain dalam organisasi.
Hubungi komunikasi yang tidak jelas antara karyawan 1 dengan karyawan lain akan
dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat.sehing pemenuhan kebutuhan dalam
organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat
perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan yang
lain.
d. organizational structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut di buat
Dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka
akan dapat mempengaruhi kinerja seorang Karyawan dalam organisasi

3. faktor individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga. Masalah
ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan.hubungan peribadi antara keluarga
yang kurang baik akan menimbulkan akibat dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan dalam
masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut terhadap menghasilkan
penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan dengan
seperlunya.karakteristik pribadi dari keturunan bagi setiap individu yang dapat menimbulkan
stress terletak pada wakta dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.sehingga untuk
itu, gejala stres yang timbul pada tiap- tiap perkerjan harus di atur dengan benar dalam
kepribadian seseorang

E. Proses keperawatan stress,managemeng untuk perawat


Manejemen stress adalah kemungkinan melihat promsi kesehatan sebagai aktifitas atau
Interfasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit.
Untuk mencegah dan mengatasi stress agar tidak sampai ketahap lebih berat, maka dapat
dilakukan dengan cara
1. Pengaturan diet dan nutrisi
2.istirahat dan tidur
3. Olahraga atau latihan teratur
4. Berhenti merokok
5. Tidak mengonsumsi minuman keras
6. Pengaturan berat badan

KONSEP KEHILANGAN, KEMATIAN DAN BERDUKA


1. Kehilangan (lass)
adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialamiindividu ketika berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian ataukeseluruhan, atau terjadi perubahan
dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.Kehilangan merupakan pengalaman yang
pernah dialami oleh setiap individu selama rentangkehidupannya. Sejak lahir, individu sudah
mengalami kehilangan dan cenderung akanmengalaminya kembali walupun dalam bentuk
yang berbeda. Setiap individu akan bereaksiterhadap kehilangan.Respons terakhir terhadap
kehilangan sangat dipengaruhi oleh respons individuterhadap kehilangan sebelumnya
(potterdan perry, 1997).Kehilangan dapat memiliki beragam bentuk, sesui nilai dan prioritas
yang dipengaruhioleh lingkungan seseorang yang, meliputi keluarga, teman, masyarakat dan
budaya.Kehilangan dapat berupa kehilangan yang nyata atau kehilangan yang dirasakan.
Kehilanganyang nyata (actual loss) adalah kehilangan orang atau objek yang tidak lagi
dirasakan, dilihat,diraba, atau dialami seseorang, misalnya anggota tubuh, anak, hubungan,
dan peran ditempatkerja.Kehilangan yang dirasakan (perceived loss) merupakan kehilangan
yang sifatnya unikmenurut orang yang mengalami kedukaan, misalnya kehilangan hrga diri
atau percaya diri.
2.Berduka (grieving)
merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal inidiwujudkan dalam berbagai cara
yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pada pengalaman pribadi, ekspektasi
budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya. Sedangkanistilah kehilangan
(bereavement)mencakup berduka dan berkabung (morning), yaitu perasaandidalam dan reaksi
keluar orang yang ditinggalkan. Berkabung adalah periode penerimaanterhadap kehilangan
dan berduka. Hal ini terjadi dalam masa kehilangan dan seringdipengaruhi oleh kebudayaan
atau kebiasaan.
3.Kematian (dying)
merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yangmemiliki berbagai hal dan
harapan tertentu untuk meninggal, kematian (death) merupakankondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respons terhadapstimulus eksternal,
ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik otak, atau dapat jugadikatakan terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otaksecara menetap. Dying dan death
memiliki proses atau tahapan yang sama seperti padakehilangan dan berduka sesuai dengan
tahapan Kubler Ross, yaitu diawali dengan penolakan,kemarahan,bergaining,deprisi,dan
penerimaan.

KEBUDAYAAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT DAN KEBUDAYAAN


a. Budaya adalah norma, tidakan yg dipelajari yg memberi petunjuk berfikir, bertindak
dalam mengambil keputusan
b. Nilai budaya adalah keinginan yg dipertahankan pada waktu tertentu ygmela ndasi
keputusan
c. Perbedaan budaya dalam asuhan mengacu yg dibutuhkan berupamenghargai nilai
individu, kepercayaan, tindakan, kepekaan lingkungand)
d. Etnosentris adalah persepsi yg dimiliki individu menganggap budayanyayg terbaike)
e. Etnis adalah berkaitan ras, klompok budaya, digolongkan menurut ciri,kebiasaan,
kelaziman.f)
f. Ras adalah perbedaan macam nanusia didasarkan karakteristik fisik, piqmen, bentuk
tubuh, wajah, bulu, ukuran tertentu.
g. Care adalah fenomena yg berhubungan bantuan, bimbingan perilaku padaindividu,
klompok untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitaskehidupan
h. Caring adalah tindakan langsung dalam asuhan perawatan ygmembimbing, membantu,
mengantisipasi kebutuhan
i. Cultural care : kemampuan kognitif, afektif, dalam menilai kepercayaan,ekpresi yg
digunakan dalam membantu pasien
j. Cultural imposition adalah Kecendrungan tenaga kesehatan memaksakan praktik, nilai
diatas budaya dan kepercayaan pada orang lain

Globalisasi dan perspektif transkultural diversity dalam masyarakat


Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan KesehatanKebudayaan
merupakan fenomena yang universal, yang memiliki gambaranyang khas tiap kelompok
tertentu, mencakup pengetahuan, kepercayaan, adatdan ketrampilan yang dimiliki anggota
kelompok tersebut. Pada eraglobalisasi kemajuan teknologi, transportasi, telekomunikasi dan
informasitelah semakin menghubungan dunia dalam berbagai aspek kehidupan, dandengan
sangat cepat dan kuat masuk ke seluruh bangsa-bangsa di dunia.Dengan berbagai kemajuan
tersebut,mobilitas penduduk dunia semakin meningkat, dan informasi tentang berbagai hal di
dunia dengan cepat mengglobal. Perubahan tersebutmembawa dampak terjadinya perubahan
budaya pada penduduk dunia.Penduduk dari kelompok sosiokultural yang berbeda akan
mempunyai perbedaan budaya, kepercayaan, tata nilai dan gaya hidup. Beberapa
faktortersebut secara bermakna akan mempengaruhi cara individu beresponterhadap masalah
keperawatan, terhadap pemberi pelayanan keperawatan danterhadap keperawatan itu
sendiri.Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan professional harus dapatmengetahui,
memahami dan bertindak dengan perspektif global bagaimanamerawat pasien dengan berbagai
macam budaya yang berbeda dari berbagaitempat di dunia saat ini. Jika faktor tersebut tidak
dipahami dan dihargai oleh pemberi pelayanan kesehatan, maka pelayanan keperawatan yang
diberikanmungkin menjadi tidak efektif.Adanya keragaman budaya akan menjadi jelas, bahwa
perbedaan budayaharus dipertimbangkan, dipahami dan dihargai dan pelayanan
keperawatanyang diberikan harus sesuai dengan budaya yang dimiliki Leininger (2002),
beranggapan bahwa sangat penting memperhatikan keragaman budaya,kepercayaan, nilai-nilai
dan gaya hidup dalam penerapan asuhan keperawatan
Pengertian Keberagaman Menurut Para AhliKeberagaman atau diversity semula dipergunakan
dalam pengertiansecara umum sebagai pernyataan bervariasi (Chris Speechley dan
RuthWeatley, 2001: 4). Namun, keberagaman kemudain berkembang dan dipergunakan
untukmenjelaskan terdapatnya variasi di tempat pekerjaan, karena dalam suatuorganisasi
terdapat orang dengan berbagai latar belakang dan budaya.Frederick A. Miller dan Judith H.
Katz (2002: 198) berpendapat bahwakeberagaman merupakan tentang identitas sosial
kelompok yang meliputisuatu organisasi. Mereka menyatakan pula bahwa
terminologikeberagaman atau diversity sering salah dipergunakan, dengan
salingmempertukarkan dengan pengertian affirmative action, equalemployment opportunity,
dan inclusion, karena masing-masingmempunyai makna sendiri yang unik.James L. Gibson,
Jhon M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr.(2000: 43) berpandangan bahwa keberagaman
adalah pebedaan fisik dan budaya yang sangat luas yang menunjukkan aneka macam
perbedaanmanusia. Sama halnya dengan Miller dan Katz, Gibson, Ivancevich, danDonnelly
menilai bahwa banyak pendapat orang tentang keberagamanyang sangat membingungkan.
Keberagaman bukanlah sinonim untukequal employment opprtunity atau bukan pula sebagai
assirmative action.Pendapat-pendapat tersebut sejalan dengan analisis Roosevelt Thomas
bahwa istilah keberagaman sering dipergunakan untuk kepentingan politik untuk menjelaskan
tentang humas right dan affirmative action.R. Roosevelt Thomas, Jr. (2006: 93) sendiri
mengakui bahwa pandangannya sendiri tentang definisi keberagaman mengalami evolusi.Pada
1970-an, dia memandang keberagaman sebagai perbedaanfungsional. Pada 1984-1985
keberagaman diartikan sebagai semua

PENGKAJIAN BUDAYA
Adalah suatu yang luas terdiri dari berbagai negara tentu saja memiliki beraneka ragamcorak
budaya. Indonesia termasuk di dalamnya yang memberikan corak budya tersendiri.Faktor
geografis merupakan salah satu faktor mengapa Indonesia memiliki beranekaragam budaya.
Luas Indonesia yang sebagian besar adalah luas lautan menjadikan wilayahIndonesia secara
topografi terpisah menjadikan ciri khas atau perbedaan budaya dari masing-masing daerah.
Budaya antar wilayah Indonesia berbeda melainkan tetap dalam satuanwilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Beragam budaya yang dimiliki adalahtantangan tersendiri untuk
bangsa Indonesia. Tetap utuh terjaga dan menghargai perbedaan diera globalisasi. Globalisasi
membawa dampak tersendiri bagi kebudayaan Indonesia.Kemajuan IPTEK dan transportasi
membuat seseorang ingin tahu mengenai kebudayaan dinegri sendiri dan negeri seberang. Kita
dapat melihat dari arus pariwisata. Turis asing yang begitu antusias mendatangi tempat
pariwisata di Indonesia yang di dalamnya terdapat wisata budaya. Kota yang mewakili seperti
Bali dan Yogyakarta. Tidak tanggung- tanggung adayang tinggal dalam beberapa waktu yang
lama agar mereka mampu mempelajari kebudayaanwilayah setempat. Hal ini akan menjadi
ironis mengingat bangsa Indonesia yang justruenggan mempelajari bahkan mempertahankan
kebudayaannya sendiri dan telahterjadi westernisasi.
Saat ini yang menjadi pertanyaan mampukah bangsa Indonesia menjagakekayaan budaya yang
ada?Pentingnya mempelajari budaya yang ada dalam rangka melestarikan dan
memahamikebudayaan Indonesia agar tetap terjaga, dari Sabang sampai Merauke. Sosialisasi
tentang budaya sampai tahap internalisasi seharusnya diikuti dengan adanya kajian
budaya.Kajian budaya merupakan suatu konsep budaya yang dapat dipahami seiring dengan
perubahan perilaku dan struktur masyarakat. Berbicara tentang cultural studies atau yang
kitakenal sebagai studi kajian budaya, di wilayah barat perhatian kita tidak dapat dilepaskan
daridasar suatu pengetahuan yang disesuaikan dengan konteks keadaan dan kondisi
etnografiserta kebudayaan mereka dan untuk wilayah timur kajian budaya digunakan untuk
untuk meneliti dan menelaah konteks sosial di tempat-tempat yang jarang disentuh para
praktisi.Kajian budaya tidak hanya berpusat dalam satu titik saja namun kajian
budayamengkomposisikan berbagai kajian teoritis disiplin ilmu lain yang dikembangkan
secaralebih longgar sehingga mencakup potongan-potongan model dari teori yang sudah ada.
APLIKASI TRANSKULTURAL NURSING
DALAM BERBAGAI MASALAH KESEHATAN PASIEN
Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang
difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku
sehat sesuai dengan latar belakang budaya. Hal ini dipelajari mulai dari kehidupan biologis
sebelumnya, kehidupan psikologis, kehidupan sosial dan spiritualnya. Perencanaan dan
pelaksaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada klien
sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan
dapat sesuai dengan budaya klien. Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam aplikasi
keperawatan transkultural. Banyak hal dalam budaya Indonesia termasuk dalam cara mereka
mempercayai dan mengobati diri mereka untuk membuat hidup mereka mampu menangani
sakit yang mereka alami. Sebagi contoh budaya jawa, budaya jawa sering diketahui cara dan
adat yang mereka percayai untuk mengobati diri saat sakit adalah kerokan. Kerokan bukanlah
hal yang asing bagi budaya jawa, lebih dari banyak orang jawa masih menggunakan kerokan
untuk mengobati sakit mereka sampai saat ini. Mereka mempercayai adat dan budaya secara
turun temurun. Mereka meyakini bahwa dengan kerokan dapat megeluarkan angin yang ada di
dalam tubuh serta dapat menghilangkan nyeri atau sakit badan yang dialami dan dengan hal
tersebut dapat membantu penyembuhan yang mungkin telah dirasakan sebelumnya hal
tersebut oleh suku jawa. Hal tersebut menutup kemungkinan akan muncul dan berada di dalam
rumah sakit, meski mereka telah mendapatkan penanganan dari tim kesehatan ada saja yang
melakukan tradisi tersebut. Telah diketahui akibat dari kerokan yaitu menyebabkan pori-pori
kulit semakin melebar, lalu warna kulit memerah menunjukkan adanya pembuluh darah
dibawah permukaan kulit pecah sehingga menambah arus darah ke permukaan kulit. Ketika
melakukan komunikasi untuk memberikan informasi tentang akibat yang terjadi dari kerokan
tidak membuat para klien atau pasien tidak berhenti melakukan tradisi seperti hal tersebut
karena itu telah menjadi kebiasaan yang secara terus-menerus dilakukan. Sehingga asuhan
keperawatan yang mungkin akan diberikan kepada klien tidak dapat dilakukan karena adanya
penolakan yang terjadi terhadap anggapan akan hal tersebut. Disini kita tidak dapat mengkritik
keyakinan dan praktik budaya kesehatan tradisional yang dilakukan. Budaya merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan harus terus dilakuakn
bagaimana caranya menangani klien tanpa menyinggung perasaan klien dan mengkritik tradisi
yang telah ada yang mungkin sulit untuk kita tentang dan ubah. Karena tujuan kita bukanlah
untuk mengubah atau mengkritik tradisi tersebut, namun bagaimana perawat mampu
melakukan semua tugasnya dalam memenuhi kebutuhan pasien. Menurut Leininger tujuan
penggunaan keperawatan transkultural adalah dalam pengembangan sains dan ilmu yang
humanis sehingga tercipta praktek keperawatan pada kebudayaan yang spesifik. Kebudayaan
yang spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak dimiliki
oleh kelompok lain contohnya suku Osing, Tengger dan Dayak. Sedangkan kebudayaan yang
universal adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang diyakini dan dilakukan oleh hampir
semua kebudayaan seperti budaya olahraga untuk mempertahankan kesehatan.
Dengan adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien beradaptasi terhadap budaya
tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien agar
dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status
kesehatan. Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai pantangan untuk makan-
makanan yang berbau amis seperti ikan, maka klien tersebut dapat mengganti ikan dengan
sumber protein nabati yang lainnya. Seluruh perencanaan dan implementasi keperawatan
dirancang sesuai latar belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup
yang lebih baik setiap saat. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

Anda mungkin juga menyukai