1
Reaktor Kimia
A
P
B
P
A+B+P A+B
Reaktor Pipa Ideal Reaktor Tangki Ideal
Reaktor Partaian Reaktor Aliran Sumbat
2
Karakteristik Reaktor Ideal
Karakteristik Reaktor Partaian Reaktor Aliran Reaktor Tangki
Sumbat Ideal
Kondisi ideal Temperatur, tekanan, Uniform setiap saat Konsentrasi berubah Pencampuran
komposisi ke arah keluaran sempurna.
reaktor.
Komposisi di dalam
Tak ada gradien reaktor uniform, dan
konsentrasi dan besarnya sama dengan
temperatur ke arah keluaran reaktor.
radial.
Air,
Secondary Reformer Heat
Power
Heat,
Power Shift Conversion Heat
Methanation
Power Compression
NH3
4
Reaksi Kimia di Pabrik Urea
Unit
Pembutiran
5
Reaktor dalam Pabrik Kimia
6
Kinerja Reaktor
• Konversi
• Selektivitas
• Yield
7
Faktor-
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reaktor
8
Konversi Kimia dalam
Reaktor Kimia
• Ada beberapa cara yang digunakan untuk memberikan
kondisi optimum pada sebuah proses pereaksian:
• mengatur konsentrasi reaktan,
• mengatur temperatur dan tekanan sistem reaksi,
• memilih jenis reaktor yang cocok,
• mengintervensi reaksi dengan menambahkan katalis.
• Ada dua cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat
konversi sebuah reaksi kimia yaitu dengan menghitung:
• derajat reaksi (degree of reaction) atau koordinat
reaksi (reaction coordinate),
• derajat konversi.
9
Konversi Kimia dalam Reaktor Kimia
Derajat Reaksi
aA + bB
→ cC + dD N
− aA − bB + cC + dD = 0
υB
B yang bereaksi : ∆n B = ∆n A
υA
υC
C yang terbentuk : ∆nC = ∆n A
υA 10
Konversi Kimia dalam Reaktor Kimia
Derajat Reaksi (lanjutan)
lanjutan)
∆ni
=ε
υi
11
Konversi Kimia dalam Reaktor Kimia
Derajat Konversi
ni , 0 − ni
Derajat konversi didefinisikan sebagai: Xi =
ni , 0
Xi : derajat konversi substansi i
ni,0 : jumlah mol mula-mula substansi i
ni : jumlah mol substansi i pada keadaan akhir
Contoh reaksi:
n A,o − n A
aA + bB
→ cC + dD XA =
n A, 0
nB ,0 − nB b nA,0
XB = = XA
nB ,0 a nB ,0
12
Konversi Kimia dalam Reaktor Kimia
Contoh
13
Konversi Kimia dalam Reaktor Kimia
Contoh (lanjutan)
lanjutan)
• Derajat Reaksi
Pada akhir reaksi sisa N2 sama dengan 1 mol.
Sehingga N2 yang bereaksi adalah : 2 – 1 = 1 mol.
Dari stoikiometri reaksi diketahui bahwa setiap mol N2 yang
bereaksi memerlukan 3 mol H2, sehingga:
∆n N 2 = n N 2 − n N 2,0 = 1 − 2 = −1
∆n H 2 = n H 2 − n H 2,0 = 1 − 4 = −3
Derajat reaksi atau koordinat reaksi adalah:
∆n N 2 ∆n H 2
X = =
υN2 υH2
−1 − 3
X = = =1
−1 − 3 14
Konversi Kimia dalam Reaktor Kimia
Contoh (lanjutan)
lanjutan)
• Derajat Konversi
Derajat konversi untuk masing-masing reaktan adalah sebagai
berikut:
n N 2, 0 − n N 2 1
X N2 = =
n N 2, 0 2
n H 2, 0 − n H 2 3
X H2 = =
n H 2, 0 4
2 −1 1
X N2 = =
2 2
6−3 1
X H2 = =
6 2
15
Hubungan Derajat Konversi dengan Komposisi
nA = n A 0 − X A n A, 0
υB
nB = n B ,0 + X A n A, 0
−υ A
υC
nC = nC , 0 + X A n A, 0
−υ A
υD
nD = n D ,0 + X A n A, 0
−υ A
N
υi N X A n A, 0 N
Total = ∑ ni , 0 +
i =1 −υ A
X A n A, 0 = ∑ ni , 0 +
−υ A
∑υ i
i =1 i =1
16
TERMODINAMIKA REAKSI
17
Reaksi Ireversibel dan Reversibel
18
Reaksi Ireversibel dan Reversibel (lanjutan
lanjutan)
(lanjutan)
→ CO + 3H 2
CH 4 + H 2O ←
19
Termodinamika dan Reaksi Kimia
20
Sifat Termodinamik Reaksi dan
Pemanfaatannya dalam Praktek
21
Entalpi Reaksi (∆Hr)
22
(∆Hr) (lanjutan
Entalpi Reaksi (∆ lanjutan)
(lanjutan)
• Reaksi Eksoterm
→ CH 4 + H 2O
CO + 3H 2 ←
∆H r0,298 K = −206, 0 kJ/mol
→ 2 NH 3
N 2 + 3H 2 ←
∆H r0,700 K = −52,5 kJ/mol
• Reaksi Endoterm
→ CO + 2 H 2
CH 4 + H 2O ←
∆H r0,298 K = 206, 0 kJ/mol
→ CO + H 2
C + H 2O ←
∆H r0,298 K = 131, 2 kJ/mol
23
Entalpi Reaksi pada Keadaan Standar
( ) (
∆H r0,298 K = ∆H r0,298 K ,CO + 3∆H r0,298 K , H 2 − ∆H r0,298 K ,CH 4 + ∆H r0,298 K , H 2O )
= ( −110,5 ) + 3 ( 0 ) − ( −74,9 ) + ( −241,8 )
= 206, 2 kJ/mol CH 4
24
Entalpi Reaksi pada Keadaan Standar
(lanjutan)
lanjutan)
Entalpi reaksi standar pada temperatur T (bukan 298K) dapat
dihitung dengan hubungan berikut:
T
∆H = ∆H + ∫ ∆C dT
0 0
r ,T r ,298 K p
298
26
(∆G) dan Kesetimbangan
Energi Bebas Gibbs (∆
Reaksi
• Nilai energi bebas Gibbs suatu reaksi pada
keadaan standar (∆G0T) dapat digunakan untuk
menentukan tingkat reversibilitas dan konversi
pada kesetimbangan (konversi maksimum) reaksi
tersebut.
• Makin negatif nilai (∆G0T) suatu reaksi makin tidak
reversibel reaksi tersebut.
• Jika (∆G0T) suatu reaksi sangat negatif, dapat
dikatakan reaksi tersebut adalah reaksi ireversibel,
atau sering disebut reaksi spontan.
27
Energi Bebas Gibbs (∆G) dan Kesetimbangan
Reaksi
∆GT0 = − RT ln ( KT )
(5)
∆G 0
298 K = − R ( 298) ln ( K 298 K )
dengan R adalah konstanta gas universal = 0,008314 kJ/mol K.
−∆G298
0
(2)
K 298 K = exp K
R ( 298 )
Sedang konstanta kesetimbangan reaksi pada temperatur T
dapat dihitung menggunakan:
−∆GT0
KT = exp (6)
RT
d ( ln K ) ∆H r0
= (persamaan van’t Hoff) 28
dT RT 2
Konversi Maksimum (xmaks)
29
Konversi Maksimum (xmaks)
( yCO ) ( yH )
3
( yCO ) ( yH )
3
KP = 2
Pt 2
( y )( y ) K= Pt 2 (7)
2
CH 4 H 2O
( y )( y )
CH 4 H 2O
30
Konversi Maksimum (xmaks)
31
Latihan
→ CO2 + H 2
• Reaksi pergeseran CO: CO + H 2O ←
• Diselenggarakan pada temperatur 301 oC. Pada
temperatur tersebut, energi bebas Gibbs reaksi ini adalah
-4,1577 kkal/mol.
• Jumlah CO dan H2O yang memasuki reaktor adalah:
• CO = 15000 mol/jam
• H2O = 40000 mol/jam
• Hitung konversi maksimum.
32
Pengaruh Temperatur dan Tekanan terhadap
Konversi Maksimum
• Pengaruh Temperatur
• untuk reaksi endoterm (∆H0r,T > 0) makin tinggi
temperatur makin besar nilai K, atau konversi maksimum
reaksi endoterm makin besar pada temperatur yang
makin tinggi.
• untuk reaksi eksoterm (∆H0r,T < 0) makin tinggi
temperatur makin kecil nilai K, atau konversi maksimum
reaksi eksoterm makin kecil pada temperatur yang
makin tinggi.
33
Pengaruh Temperatur dan Tekanan terhadap
Konversi Maksimum
34
Pengaruh Temperatur dan Tekanan terhadap
Konversi Maksimum
36
Reaksi dan Laju Reaksi
37
Reaksi dan Laju Reaksi
38
Teori Reaksi Kimia
39
Teori Reaksi Kimia
α β
1. Bentuk fungsi pangkat r = kC A CB
Jenis Stoikhiometri dan Sifat
Persamaan Laju Reaksi
Reaksi Kinetik
A + B
A ,1,2
→C
k
rC = k AC ACB2 (3.6)
ireversibel
k
reversibel →
P ,1
2 P ← R rR = k P CP − k R CR (3.7)
kO ,1
k P ,1 −rA = k AC A2
k A ,2
→ Q
2 A → 2 P ← (3.8)
konsekutif kQ ,1
rP = k AC A2 − k P CP + 2kQ CQ
−rA = k A,1C A + k A,2C A2
k
A →
A ,1
P rP = k A,1C A (3.9)
Parallel A →
A ,2 k
Q rQ = k A,2C A2
40
Teori Reaksi Kimia
2. Bentuk mekanistik
Contoh persamaan Kinetik Reaksi penggeseran CO dengan
katalis Fe2O3/Cr2O3 yang diperoleh berdasarkan penelitian
mekanistik kinetika reaksi kimia:
Bentuk
Persamaan Kinetik
persamaan
Fungsi Pangkat r = kCCO
m
CHn 2O CCO
p
2
C q
H 2
(3.10)
CCO2 CH 2
Mekanisme kK CO K H 2O CCO CH 2O −
Langmuir- r= K (3.11)
(1 + K )
2
Hinshelwood CCO + K H 2O CH 2O + K CO2 CCO2 + K H 2 CH 2
CO
41
Pengaruh Temperatur
• Pada umumnya pengaruh temperatur pada laju reaksi
dapat dinyatakan dengan persamaan Arrhenius :
− Ea
k = A0 exp
RT
Intercept
= ln Ao
ln k
E 1
ln k = ln A0 − a T
R
(1/T)
43
Pengaruh Temperatur
44
Pengaruh Tekanan
→ CO2 + H 2 Pengaruh tekanan total
CO + H 2O ←
terhadap laju reaksi
ditentukan oleh orde
r = kpCO
m
pHn 2O pCO
p
2
p q
H2 total reaksi (m + n + p +
q) yang dapat bernilai
(
r = k p yCO
m
yHn 2O yCO
p
2
y q
H2 ) Pt ( m + n + p + q ) positif ataupun negatif.
45
Peran Katalis dalam Reaksi
E
r = Z exp − a p
RT Z = jumlah tumbukan per satuan waktu dan Z = F CA CB
F = frekuensi tumbukan antara molekul A dan B
E p = fraksi tumbukan dengan orientasi yang tepat.
r = FC ACB exp − a p
RT
46
Peran Katalis dalam Reaksi
47
Peran Katalis dalam Reaksi
48
Kemampuan Katalis
• Katalis dapat mempercepat laju reaksi, karena memiliki
kemampuan untuk menurunkan energi pengaktifan.
• Biasanya hal ini diperoleh akibat dari modifikasi rute
reaksi dengan melibatkan reaksi antara reaktan atau
produk antara dengan katalis. Rute reaksi baru yang
dihasilkan biasanya jauh lebih kompleks namun memiliki
energi pengaktifan yang jauh lebih kecil.
• Untuk reaksi reversibel katalis mempercepat reaksi ke
kanan maupun ke kiri.
• Katalis berpengaruh pada sifat kinetik tetapi tidak
berpengaruh pada sifat termodinamik. 49
Kemampuan Katalis
50
Unjuk Kerja Katalis
• aktifitas katalis
• volume aktif katalis
51
Reaktor Ideal
52